Mengenal dan Mengembangkan Potensi dan Bakat anak
“Bu, anak saya bakatnya apa, ya “Bu, anak saya bakatnya apa, ya? Saya bingung sekali, anak saya ini enggak seperti anak teman-teman saya yang sudah kelihatan jelas bakatnya. “Mereka ada yang pintar matematika, ada yang jago main musik, ada juga yang bagus banget melukisnya. Kalau anak saya, biasa aja. Tes apa, ya, yang bisa diberikan untuk melihat bakat anak saya?”
Dalam pemeriksaan psikologis, memang terdapat beberapa tes untuk mengenali potensi anak. Namun, tes-tes tersebut hanya bersifat preferensi (pilihan). Bukan yang utama. Mengenali bakat anak adalah salah satu tanggung jawab orangtua. Apabila orangtua dapat mengetahui dan mengenali bakat anak sejak dini, maka orangtua dapat mengisi hari-hari anak dengan suatu kegiatan yang mengasah bakat dan tentunya yang juga disukai oleh anak.
BAKAT adalah kemampuan ataupun kompetensi sang anak dalam suatu hal atau lebih. Bakat ini bersifat bawaan dan genetis dari keluarga. Dengan demikian, kita tahu bahwa setiap anak telah diciptakan Tuhan dengan bakat tertentu yang menjadi kekhususan, keunikan bagi anak itu sendiri yang harus digali dan ditemukan sepanjang hidupnya.
Mengenali potensi anak dapat kita analogikan seperti mencari harta karun terpendam. Saat seseorang menjadi pencari harta karun (treasure hunter), maka ia berusaha menjadi yang pertama dalam menemukan harta tersembunyi tersebut dengan menggunakan petunjuk-petunjuk (clues) yang ada. Catatan penting bagi kita sebagai orangtua: pengenalan dan pengembangan bakat anak ini bukanlah hal yang instan. Sebab itu, makin sering anak menerima stimulasi dan melakukan latihan, maka bakatnya akan terasah dan semakin terlihat jelas.
Bakat Anak – Apa langkah pertama yang harus orangtua lakukan dalam mengenal bakat anak? Saat kita mendapati bahwa anak belum menemukan bakatnya, justru ini bukan saatnya untuk gegabah. Anda tak perlu langsung mengeleskan anak. Kali ini, kita akan belajar langkah pertama untuk mengenal bakat anak, yakni melakukan pengamatan dan eksplorasi yang memadai!
Berkenalan dengan kecerdasan majemuk Tiap anak terlahir secara unik dan istimewa, sehingga anak bukanlah kertas kosong. Mereka punya konfigurasi kecerdasan yang berbeda yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan, menerjemahkan fenomena ini sebagai kecerdasan majemuk.
Mengenal bakat anak dapat dimulai dengan mengenali apa saja kecerdasan majemuk anak yang menonjol. Karena ada delapan kecerdasan majemuk, berarti anak harus merasakan berbagai jenis aktivitas agar keluarga bisa mengamati bagaimana respon anak terhadap aktivitas tersebut – inilah yang disebut eksplorasi yang memadai buat anak.
a
Kecerdasan imaji/gambar 1. Menggambar bebas Kecerdasan imaji/gambar 1. Menggambar bebas. Ajak anak untuk menyaksikan sebuah benda atau pemandangan, lalu minta anak menggambarkannya sesuai versi mereka. Atau, coba tantang anak menggambarkan konsep yang lebih abstrak (jika anak sudah mengenalnya) seperti kasih sayang, persahabatan, kerja sama, dan sebagainya.
2. Memahami rute. Coba ajak anak mengenal arah dengan memahami rute yang sederhana, seperti dari kamar tidurnya menuju kamar mandi – lima langkah ke depan, belok kiri, lalu belok kanan. Jika anak sudah paham, coba yang sedikit lebih jauh, semisal dari rumah ke warung terdekat.
Kecerdasan diri 3. Membuat jadwal harian Kecerdasan diri 3. Membuat jadwal harian. Ajak anak untuk mengatur jadwal dan rencana kegiatannya selama sehari penuh. Tantang anak untuk memikirkan mana kegiatan yang penting dan kurang penting, maupun yang disukai dan kurang disukai. Ingat, anak yang membuat jadwalnya, bukan Anda, jadi alih-alih mendikte, ajukan saja pertanyaan.
4. Merefleksikan pengalaman 4. Merefleksikan pengalaman. Ajak anak merefleksikan keberhasilan maupun kegagalan yang dialami. Tidak harus muluk-muluk, melainkan Anda bisa mulai dari yang paling sederhana, misalnya ketika anak belajar bersepeda. Tanyakan apa yang dirasakan anak, bagaimana kejadiannya, dan bagaimana jika anak melakukan kegiatan serupa di lain hari. Mudah, bukan, cara mengenal bakat anak Anda?
Kecerdasan relasi 5. Berkenalan dengan teman baru Kecerdasan relasi 5. Berkenalan dengan teman baru. Ini bisa dilakukan secara insidental atau terencana. Misal, pada hari pertama sekolah, Anda dapat meminta anak bercerita tentang teman baru yang duduk satu bangku bersama anak. Atau, saat main di taman, Anda dapat meminta anak untuk mendatangi anak yang tidak dikenal untuk mengobrol. Lalu minta anak menceritakan kenalan barunya tersebut.
6. Memperagakan/meniru. Anda dapat meminta anak untuk memperagakan/meniru perilaku atau sikap seseorang yang dia kenal. Atau anda dapat menunjuk sebuah gambar dan meminta anak menebak emosi yang dirasakan tokoh dalam gambar tersebut.
Kecerdasan musik 7. Menggunakan sebuah benda sebagai alat musik Kecerdasan musik 7. Menggunakan sebuah benda sebagai alat musik. Ajak anak untuk memainkan sebuah benda sebagai instrumen musik, seperti ember, gelas, sendok, dan sebagainya. Cara ini bisa melatih anak membuat komposisi musik yang sederhana, dengan bunyi-bunyian yang ia buat. Bermusik dengan cara sederhana sembari mengenal bakat anak, mengapa tidak?
8. Membiasakan bernyanyi 8. Membiasakan bernyanyi. Jadikan bernyanyi sebagai kegiatan yang biasa dilakukan di rumah, baik orangtua maupun anak. Anda dapat mencontohkan, seperti bersenandung sembari memasak, atau bernyanyi sembari menyapu rumah. Ini bisa melatih kepekaan anak terhadap nada dan irama.
Kecerdasan alam 9. Memelihara hewan peliharaan Kecerdasan alam 9. Memelihara hewan peliharaan. Ajak anak untuk mencoba memelihara hewan peliharaan yang disukai dan mudah dipelihara, seperti ikan, anjing, kucing.
10. Berkebun. Jika Anda memiliki kebun sendiri di rumah, Anda dapat mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan berkebun, seperti menyiram tanaman, membersihkan gulma, dan sebagainya. Jika tidak, Anda bisa mengajak anak menanam sebuah tanaman dalam pot kecil untuk dirawat anak. Minta anak menceritakan perkembangan tanamannya tersebut.
Kecerdasan tubuh 11. Berolahraga Kecerdasan tubuh 11. Berolahraga. Beri teladan dan ajak anak untuk berolahraga bersama, entah setiap pagi atau setiap akhir pekan. Tantang anak untuk meniru gerakan tubuh Anda. Anda juga dapat melakukan permainan bersama anak di rumah, seperti lempar-tangkap bola, atau bulu tangkis.
12. Memperbaiki. Anda bisa mengajak anak memperbaiki barang yang rusak di rumah dengan menggunakan perkakas. Kegiatan menggunakan perkakas menjadikan gerak tubuh anak menjadi lebih bermanfaat, sehingga selain menstimulasi kecerdasan tubuh, anak bisa mengerti cara memperbaiki barang. Kegiatan mengenal bakat anak ternyata bisa punya beragam manfaat, ya?
Kecerdasan logika 13. Menyusun puzzle Kecerdasan logika 13. Menyusun puzzle. Puzzle dan permainan sejenis dapat digunakan untuk menstimulasi kecerdasan logika anak, selain beberapa kecerdasan lainnya. Tantang anak untuk menyusun puzzle jigsaw dari yang kepingannya sedikit sampai banyak, atau jika anak ingin tantangan yang lebih wah, bermain rubik.
14. Permainan menyusun balok 14. Permainan menyusun balok. Anda bisa mencontohkan, lalu meminta anak untuk bermain menyusun balok. Melalui permainan ini bisa merangsang dan melihat perkembangan logika dari anak kita.
15. Belajar berhitung bagi anak-anak sejak dini seperti mencongak (belajar berhitung cepat), sempoa dsb.
Kecerdasan aksara 15. Bercerita secara rutin Kecerdasan aksara 15. Bercerita secara rutin. Ambil waktu bersama untuk bercerita kepada anak, baik dari dongeng, karangan, maupun pengalaman Anda sendiri. Minta anak menyebutkan kata atau kalimat yang tidak ia mengerti. Jelaskan kata atau kalimat tersebut pada anak. Kegiatan mengenal bakat anak bisa dilakukan selagi mempererat hubungan dengan anak kita, lho.
16. Bermain ABC. Permainan sederhana ini bisa menstimulasi kecerdasan aksara anak. Anda bisa bermain tebak-tebakan bersama anak dengan menggunakan suatu abjad yang ditentukan dalam permainan ABC. Gunakan kategori yang sederhana, semisal menebak benda-benda yang ada di rumah berdasarkan abjad awalnya. Misal P untuk pensil, penggaris, dan seterusnya.
Perilaku seru mempunyai 4 ciri yaitu: 1. Cepat belajar Perilaku seru mempunyai 4 ciri yaitu: 1. Cepat belajar. Anak relatif cepat belajar cara melakukan suatu aktivitas. Cepat belajar bukan sebatas cepat menguasai, melainkan bisa juga cepat mencari tahu dan mencoba melakukannya. Apabila tidak langsung melakukan, anak cenderung banyak bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Setelah beberapa kali mencoba, anak relatif bisa belajar sendiri sehingga semakin mahir melakukan aktivitas tersebut. 2. Asyik. Anak asyik melakukan aktivitas; semua perhatiannya tertuju pada aktivitas tersebut, sehingga seringkali mengabaikan hal-hal yang lain. Asyik tidak hanya sebatas merasakan kesenangan. Keasyikan juga bicara tentang merasakan pengalaman seru, yakni kesesuaian antara kemampuan dengan tantangan yang dihadapi anak.
3. Puas. Anak merasa puas setelah melakukan aktivitas 3. Puas. Anak merasa puas setelah melakukan aktivitas. Anak menunjukkan respon positif yang terlihat dari ekspresi wajahnya. Bahkan, beberapa anak menceritakan dengan penuh semangat mengenai pengalamannya dalam melakukan aktivitas tersebut. 4. Ingin mengulang. Anak ingin mengulang aktivitas tersebut. Beberapa anak ingin mengulang karena tertantang untuk mencoba aktivitas dengan tingkat kesulitan yang lebih. Anak lain tertantang karena ingin mencoba kembali, mungkin sebelumnya ia merasa belum menguasai dengan baik. Referensi : Anak Bukan Kertas Kosong, bukik setiawan