Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah"— Transcript presentasi:

1 Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
9/18/2018 Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah Yoga Permana Wijaya

2 9/18/2018 UUD 1945 Pembukaan (alinea ke-4): Salah satu tujuan kemerdekaan adalah “ ..mencerdaskan kehidupan bangsa” Psl 28B (ayat 2) – Amandemen UUD 1945: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 28 C (ayat 2) - Amandemen UUD 1945: “Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia

3 UU NO.23 TH 2002 (TTG PERLINDUNGAN ANAK)
9/18/2018 UU NO.23 TH (TTG PERLINDUNGAN ANAK) Pasal 1 (ayat 2): “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 4: “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” Pasal 9 (ayat 1): ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya

4 Karakteristik Anak Usia Prasekolah (<6 Tahun)
9/18/2018 Karakteristik Anak Usia Prasekolah (<6 Tahun) setiap anak unik dunia anak adalah dunia bermain setiap karya anak berharga setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya secara bebas setiap anak berhak memilih media ekspresi yang diinginkannya setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan anak memasuki tahap Praoperasional menurut Piaget. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Dan cenderung egosentris.

5 9/18/2018 Hakikat Anak Usia Dini, oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough Anak bersifat unik. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan. Anak bersifat aktif dan enerjik. Anak itu egosentris. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak masih mudah frustrasi. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. Anak memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

6 Orientasi Psikologis Pembelajaran Anak Usia Pra Sekolah
9/18/2018 Orientasi Psikologis Pembelajaran Anak Usia Pra Sekolah Memperhatikan kebutuhan anak secara holistik dan kebutuhan spesifik anak. Memperhatikan budaya dan lingkungan di mana anak hidup/dibesarkan Mendasarkan pada tahap-tahap tumbuhkembang anak. Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak. Memahami karakteristik anak dan mengimplementasikannya di dalam proses pedidikan mereka. Tujuan: Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan: “ Fisik, intelektual, emosional, moral & agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis & kompetitif. Pembelajaran: Belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan. Menumbuh kembangakan Emosi pada anak: a. Bersikap empati pada anak, b. Mendengarkan ungkapan emosi pada anak, c. Mengungkapkan emosi lewat kata-kata, d. Mendengarkan musik indah dan teratur.

7 Karakteristik Anak Sekolah Dasar (6-12 thn)
9/18/2018 Karakteristik Anak Sekolah Dasar (6-12 thn) Anak sudah bisa bekomunikasi, tetapi masih belum dapat mengungkapkan secara sempurna apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. Masalah emosional yang biasa timbul : 1). Malas belajar sebenarnya karena perasaan / emosi yang tidak tenang / takut. 2). Lebih senang bermain daripada belajar karena suasana rumah yang tidak nyaman atau hubungan dengan anggota keluarga yang tidak menyenangkan. Anak senang mencoba hal-hal baru. Orang tua jangan salah mengembangkan bakat yang dimiliki dan bidang minat yang perlu diarahkan. Anak memasuki tahapan operasional konkrit (usia 7–11 tahun) menurut Jean Piaget. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret Anak mulai belajar  bagaimana caranya  belajar dan mulai menerima beban pengetahuan. 

8 Proses Tahap Operasional Konkrit
9/18/2018 Proses Tahap Operasional Konkrit Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

9 Pembelajaran Anak Usia SD
9/18/2018 Pembelajaran Anak Usia SD Anak usia SD Senang bermain Anak usia SD Senang bergerak Anak usia SD Senang bekerja dalam kelompok Anak usia SD Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung Anak usia SD Anak cengeng Anak usia SD Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain Anak usia SD Senang diperhatikan Anak usia SD Senang meniru

10 Karakteristik Anak Sekolah Menengah (SMP dan SMA) (11 thn – Dewasa)
9/18/2018 Karakteristik Anak Sekolah Menengah (SMP dan SMA) (11 thn – Dewasa) Anak memasuki tahap Operasional Formal, memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Anak mulai belajar  bagaimana caranya  memahami apa yang mereka pelajari, bukan sekedar mengetahui. Fungsi otak berpikir harus mulai diseimbangkan dengan otak emosional. artinya, kesiapan mental untuk memahami pengetahuan  harus seimbang dengan kesiapan mental  untuk menerima pengetahuan yang harus dipahami. Anak memasuki masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja yang sangat mengguncang emosional: semua hal. disukai, semua hal pun di benci, semua hal diingini, semua hal pun tak dipedulikan. Anak senang mencoba hal–hal baru. Pada masa SMP anak mulai mencari jati dirinya, siapa dia?, dari mana dia berasal?, ke mana dia akan menuju? (cita-cita). Pada masa SMA anak mulai menyadari eksistensinya, dan mulai membentuk diri dan karakternya.  Anak-anak mulai mantap cita-citanya dan sudah melatih diri untuk menjadi sesuai yang dicita-citakan. 

11 9/18/2018 Pertanyaan


Download ppt "Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google