KENDALI KETINGGIAN BANGUNAN DAN PEMUNDURAN BANGUNAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Titik yang terletak di tengah-tengah alas dan tutup tabung disebut titik….alas dan titik….tutup tabung.
Advertisements

MODEL PENUGASAN Bentuk khusus transportasi
GEOMETRI RUANG DIMENSI TIGA
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
MODEL PENUGASAN (ASSIGNMENT PROBLEM)
Pemakaian Perbandingan Trigonometri
BENTUK TAK TENTU. QUESTION 1. Suatu bola ditembakkan vertikal dengan persamaan s(t) = 100t – 16t2 dengan t dalam detik dan s dalam meter (a) Tentukan.
Riset Operasional - dewiyani
BAB VI UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Dispersi) (Pertemuan ke-8) Oleh: Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I. Program Studi Sistem Informasi Sekolah.
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
DEFINISI DASAR GEOMETRI SALURAN TERBUKA
BAB IV DISTRIBUSI FREKUENSI.
Macam-Macam Bangun Ruang
Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
1. Hasil dari (- 12) : x (- 5) adalah ....
Aplikasi Optimisasi Fungsi Pertemuan 19
Pertemuan ke 8 Learning outcome
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
PERTEMUAN PERSOALAN PENUGASAN OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS.
Skoring Pauli.
RENCANA PONDASI msantosa©2008.
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
Teknologi Dan Rekayasa
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
Matematika.
PREDIKSI TINGKAT BISING
RENCANA PONDASI msantosa©2008.
LINEAR PROGRAMMING METODE GRAFIK
Skoring Pauli.
SOAL-SOAL FLUIDA UNTUK TUGAS
PERTEMUAN 7 TEORI PRODUKSI Pengantar Ekonomi 2010 M.Said.
Penugasan (Assigment) - Minimalisasi Sapta Candra Miarsa,ST.,MT.
BAB II DIFERENSIAL PADA ILMU EKONOMI
Program Linier (Linier Programming)
Menyelesaikan Masalah Program Linear
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan.
MELAKSANAKAN PENGUKURAN KONSTRUKSI
Saluran Terbuka dan Sifat-sifatnya
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA
1.4 SISTEM KOORDINAT EMPAT BIDANG
BAB 4 : ENERGI DAN POTENSIAL
Fungsi produksi.
BAB 2 PROGRAM LINEAR Next Home.
BAB IV DISTRIBUSI FREKUENSI.
Gerak Dalam Sistem Koordinat
TRANSPORTASI Menentukan Solusi Optimum dengan Metode Alokasi MODI
Contoh soal Jangkauan (data belum dikelompokkan):
STATISTIKA DISTRIBUSI FREKUENSI aderismanto01.wordpress.com.
Menyelesaikan Masalah Program Linear
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
Menyelesaikan Masalah Program Linear
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Varians)
BANGUN RUANG 3D KONPETENSI INDIKATOR
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
E. Melukis Grafik Fungsi dan Aplikasi Turunan Fungsi
D. Aplikasi Turunan Fungsi
TINGKATAN 1 SKALA DAN JARAK.
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
PERTEMUAN 7 TEORI PRODUKSI Pengantar Ekonomi 2010 M.Said.
Widita Kurniasari Universitas Trunojoyo
DASAR – DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
Operations Research Linear Programming (LP)
PRINSIP UMUM Perancangan Bangunan Rumah Tinggal Sederhana
Contoh soal Jangkauan (data belum dikelompokkan):
Transcript presentasi:

KENDALI KETINGGIAN BANGUNAN DAN PEMUNDURAN BANGUNAN

KENDALI KETINGGIAN BANGUNAN LINTASAN TERBANG PESAWAT Daerah Pendekatan 1 : posisi pada jalur runway - Panjang 7.575 m ; lebar minimum 152 m dan maksimum 318 m - Kemiringan 50 : 1 ; ketinggian 0 – 151,5 m Daerah Pendekatan 2 : posisi pada jalur runway - Panjang 7.575 m ; lebar minimum 318 m dan maksimum 1.834 m; ketinggian 151,5 m Daerah Keliling 1 : - Jari-jari dengan jangkauan 2.272,5 m ; tinggi 45,5 m ; permukaan rata Daerah Kerucut : - Jarak 2.121 m ; ketinggian terendah 45,5 m tertinggi 151,5 m - Kemiringan 20 : 1 Daerah Keliling 2 : - Jari-jari 9.090 m ; ketinggian 151,5 m ; permukaan rata Daerah Transisi : - Kemiringan 7 : 1

KETINGGIAN MAKSIMUM YANG DIIJINKAN Ketinggian maksimum bangunan yang diijinkan : Tm = Tm1 ± St dimana : Tm : tinggi maksimum bangunan yang diijinkan, dalam meter Tm1 : tinggi maksimum bangunan yang diijinkan berdasarkan teori St : selisih ketinggian (peil) antara lokasi studi dengan bandara

LINTASAN TERBANG PESAWAT

OPTIMASI HARGA Menurut Brandt, ternyata membangun ke arah vertikal juga ada batas optimumnya, dan tidak selamanya membangu ke arah vertikal lebih menguntungkan dibandingkan membeli lahan baru. Menurut Brandt (dalam Suwandono; 1988) ukuran tersebut dapat dirumuskan dalam model sebagai berikut : dC ---------- < LP dL dimana : dC : selisih total biaya konstruksi per unit luas (dalam rupiah). dL : selisih keuntungan luas lahan dengan dibuat bertingkatnya bangunan (dalam rupiah). LP : harga lahan (rupiah per m2).

CONTOH : Sebuah kapling yang terletak di Jl. “X” harga tanahnya Rp. 1.250.000,- per m2. Jika harga per m2 bangunan mengikuti Standar Bappenas; luas lahan 1.200 m2; BCR 60%, berapakah jumlah lantai optimal di lokasi tersebut ? Untuk menghitung jumlah lantai optimum, terlebih dahulu perlu membuat lembar kerja berupa tabel terdiri dari 9 kolom yang memuat : Jumlah lantai bangunan Luas tiap lantai bangunan Luas lahan Tabungan luas lahan Biaya konstruksi per m2 Total biaya konstruksi Selisih biaya konstruksi (dC) Tabungan lahan (dL) Harga lahan berdasarkan perhitungan

TABEL KERJA JUMLAH LANTAI (1) LUAS TIAP LANTAI (m2) (2) LUAS LAHAN (3) TABUNG AN LUAS LAHAN (4) BIAYA KONSTR. PER M2 (per juta) (5) TOTAL BIAYA KONSTR (6) SELISIH BIAYA KONSTR dC (7) TABUNGAN LAHAN/ per juta dL (8) dC/dL (9) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 720 360 240 180 144 120 102,85 90 80 72 1200 600 400 300 200 171,42 150 133,33 100 60 40 28,57 21,42 16,66 13,33 0,57 0,621 0,638 0,646 0,662 0,682 0,704 0,732 0,857 1,004 410,4 447,12 459,36 465,12 476,64 491,04 506,88 527,04 617,04 722,88 36,72 12,24 5,76 11,52 14,4 15,84 20,16 105,84 750 250 125 75 50 35,713 26,785 20,833 16,666 0,0489 0,0460 0,1536 0,288 0,4435 0,7526 4,32 6,3504 dC/dL yang < Rp. 1.250.000,- terletak pada Rp. 762.600 yaitu pada ketinggian 8 lantai

PENJELASAN KOLOM 1 : jumlah lantai : 1 -- n KOLOM 2 : luas tiap lantai : BCR x (3) = 60% x (3) KOLOM 3 : luas lahan : 1.200 m2 (diketahui) Baris 1 : luas total Baris 2 : baris 1 dibagi 2 Baris 3 : baris 1 dibagi 3 Baris 4 : baris 1 dibagi 4 dan seterusnya KOLOM 4 : tabungan luas lahan Baris 1 : 0 Baris 2 : kolom (3) baris 1 – baris 2 Baris 3 : kolom (3) baris 2 – baris 3 Baris 4 : kolom (3) baris 3 – baris 4 KOLOM 5 : biaya konstruksi (tergantung kualitas bangunan) Baris 1 : 570.000 (standar Bappenas) Baris 2 : 1,090 x standar Baris 3 : 1,120 x standar Baris 4 : 1,135 x standar Baris 5 : 1,162 x standar Baris 6 : 1,197 x standar Baris 7 : 1,236 x standar Baris 8 : 1,265 x standar Bagaimana jika > 8 lantai ? KOLOM 6 : Total biaya konstruksi : kolom (2) x (kolom (5) KOLOM 7 : dC Selisih biaya konstruksi : kolom (6) baris (n + 1) – n Baris 2 : kolom (6) baris 2 – baris 1 Baris 3 : kolom (6) baris 3 – baris 2 Baris 4 : kolom (6) baris 4 – baris 3 KOLOM 8 : dL Tabungan lahan : kolom (4) x Rp. 1.250.000,- KOLOM 9 : dC/dL Bila dC/dL lebih kecil dari harga tanah per m2, maka jumlah lantai bangunan fisibel/layak ditinjau dari optimum harga (dalam hal ini ketinggian 8 lantai, dimana dC/dL = Rp. 752.640,).

KENDALI PEMUNDURAN BANGUNAN Garis Sempadan Bangunan (GSB) merupakan jarak bebas minimum dinding terluar bangunan dengan batas persil yang dikuasai. Garis Sempadan Bangunan terdiri dari : - Garis Sempadan Muka Bangunan (GS Muka Bangunan) : Adalah jarak bebas minimum dinding terluar bangunan dengan batas persil bagian depan. Diartikan juga sebagai jarak bebas minimum antara titik tengah ROW dengan dinding terluar bangunan. - Garis Sempadan Samping Bangunan (GS Samping Bangunan) : Adalah jarak bebas minimum dinding terluar bangunan dengan batas persil bagian samping. - Garis Sempadan Belakang Bangunan (GS Belakang Bangunan) : Adalah jarak bebas minimum dinding terluar bangunan dengan batas persil bagian belakang.

GARIS SEMPADAN BANGUNAN

GARIS SEMPADAN BANGUNAN

PENERAPAN JARAK BANGUNAN DI DALAM BATAS SELUBUNG

PENERAPAN JARAK BANGUNAN DI DALAM BATAS SELUBUNG