Penyediaan Air Bersih di RS Suhartono
Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan mendasar di RS RS, tempat tindakan dan merawat orang sakit kualitas dan kuantitas air perlu dipertahankan setiap saat, utk mencegah infeksi baru Kelas RS dan jenis pelayanan yg diberikan ikut menentukan kebutuhan air bersih di RS
AIR MINUM dan AIR BERSIH Pengertian: Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Sumber penyediaan air minum untuk keperluan RS berasal dari Perusahaan Air Minum, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan harus memenuhi syarat kualitas air minum Kualitas air minum: harus memenuhi kualitas minimal sebagaimana Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002 Pengaruh air thd kesehatan: water borne disease
AIR MINUM dan AIR BERSIH (lanjutan) Kebutuhan: Tergantung kelas dan jenis pelayanan yg diberikan Perkiraan : 500 lt/tt/hr Standard kualitas: Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002 Sumber: PAM Pengolahan sendiri (air tanah) perlu dipertimbangkan segi ekonomi, kemudahan pengolahan, tenaga, biaya operasional, dll.
AIR MINUM dan AIR BERSIH (lanjutan) Pengolahan: bervariasi tergantung karakteristik asal air dan kualitas produk yh diharapkan Chlorinasi Pengolahan scr kimiawi dan chlorinasi Filtrasi pasir lambat dan chlorinasi Koagulasi flokulasi sedimentasi filtrasi chlorinasi Dll.
PENGAWASAN KUALITAS AIR DI RS Tujuan: mencegah terjadinya penurunan kualitas air dan penggunaan air yg dapat mengganggu / membahayakan kesehatan Kegiatan: Inspeksi sanitasi Pengambilan sampel Pemeriksaan sampel
Inspeksi Sanitasi Suatu kegiatan utk menilai keadaan suatu sarana penyediaan air bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana tsb dipengaruhi oleh lingkungannya yg bisa mengakibatkan kesehatan masyarakat menurun Memberikan informasi dini adanya pencemaran sumber air Langkah-langkah: Membuat peta (maping) Melakukan pengamatan dan menenukan titik-titik rawan pd jaringan distribusi Menentukan frekuensi inspeksi Menentukan kran-kran terpilih dari setiap unit bangunan yg ada di RS utk pengambilan sampel (berdasar point b)
Pengambilan sampel Sampel harus bisa mewakili air dari sistem secara keseluruhan Frekuensi pengambilan sampel utk pemeriksaan bakterologik: 1 bulan sekali Unit-unit yg rawan (IGD, ICU, dapur) seminggu sekali Pemeriksaan kimiawi: 6 bulan sekali
Pemeriksaan Sampel Sampel air dikirim ke laboratorium: BLK, BTKL atau Lab. RS sendiri (bila tersedia) Parameter: bau, rasa, warna, kekeruhan, suhu, pH, sisa Chlor
Jumlah Sampel Air Perbulan Tabel: Jumlah Sampel Air untuk Pem. Mikrobiologis menurut Jumlah Tempat Tidur Juml. TT Jumlah Sampel Air Perbulan Air Minum Air Bersih 25 - 100 4 101 – 400 6 401 – 1000 8 > 1000 10
Sistem Distribusi Air di RS Sambungan langsung dari sumber Bisa melayani sampai lt. 2 atau 3 Bila tekanan tdk memadai, perlu booster Sambungan langsung dan Booster Dapat dikombinasikan antara pompa dan booster Sistem Reservoir Air dipompa ke reservoir dan didisribusikan scr gravitasi Sistem Tangki Bertekanan Terdiri dari pompa air kompresor udara tangki tertutup
Sistem Air Panas Kebutuhan sekitar 300-400 lt/tt/hr Suhu maksimal 40o C Utk dapur dan laundry: Kebutuhan sekitar 40 lt/kg cucian 5 lt air panas/org/sekali makan
Beberapa hal yg harus diperhatikan dlm membuat sistem perpipaan: Ukuran pipa: perlu diketahui puncak pemakaian Bahan pipa: Perlu diperhatikan ttg kekuatan, kemungkinan terjadinya kontaminasi dari bahan pipa, terjadinya korosi, dll. Tembaga: bisa menimbulkan gangguan warna hijau atau biru pd bak pencuci dan bathtubs, menimbulkan efek racun (di lab), meningkatkan kadar tembaga darah pd pasien hemodialisa
Pertumbuhan mikroba dlm saluran air Pertumbuhan mikroba dlm air mengurangi kapasitas saluran, menimbulkan rasa dan bau, merubah warna air, dan menyebabkan korosi Bakteri besi: sering dijumpai pd saluran air; menimbulkan endapan dan warna pd air Actinomycetes: stadium antara bakteri dan filament jamur, menimbulkan bau Pencegahan: residu chlorin bebas 0,5 mg/l
Desinfeksi Sistem Saluran Air Bersih Metode terbaik utk sistem perpipaan: penambahan larutan chlorin terus menerus hingga mencapai konsentrasi minimum 50 mg/l Air chlorin ditahan dlm pipa selama 2 jam dicek utk melihat bhw masih ada sisa chlorin 25 mg/l sistem digelontor sehingga residu chlorin bebas tinggal 1 mg/l Jenis chlorin: hipochlorit, kalsium hipochlorit
Pengendalian sambungan silang Sambungan silang: terjadi krn dua sistem perpipaan bersambungan, antara lain melalui slang yg memanjang masuk ke dalam bak yg penuh dg larutan kontaminan, misal: pencuci bedpan di unit perawatan, slang yg terendam di bagian rumahtangga, aspirator pd meja autopsi di kamar mayat, dsb. Upaya pengendalian: Pemasangan air gap atau non-pressure vacuum breaker Membuat sistem blok (break tank, reducepressure backflow preventer, dan baromatric loop) yg berfungsi memisahkan sistem yg masuk ke dalam blok dari sistem keseluruhan
Tenaga Pengelola Tenaga pelaksana yg mengawasi plambing dan mutu air lulusan STM/D1 dg latihan khusus Pengawas D3 dan latihan khusu
Evaluasi Kualitas: Permenkes No. 416 tahun 1990 dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002 Kuantitas: sesuai dg kebutuhan Frekuensi pemeriksaan plambing