Sistem Koordinasi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Advertisements

SELAMAT DATANG DI DUNIA BIOLOGI
Regensi Melati Mas Blok B 14 Serpong Utara - Tangsel
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN.
BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA
Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia
STRUKTUR HEWAN (SISTEM SARAF &PEREDARAN DARAH PADA MAMALIA)
SISTEM SARAF PADA MANUSIA Omega Tahun, SKM, M.Kes
Unit 3 Sistem Koordinasi Learning More Biology 3.
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
SISTEM KOORDINASI dan REGULASI pada MANUSIA
IPA BIOLOGI.
BAB 9 SISTEM KOORDINASI.
SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
SISTEM KOORDINASI Standar Kompetensi:
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat.
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
SISTEM SARAF.
SISTEM KOORDINASI BAB IX SISTEM ENDOKRIN SISTEM SYARAF
TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM
Oleh Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
MINGGU II By: Natalia Konradus
IPA TERPADU ZAT ADIKTIF - PSIKOTROPIKA
SISTEM SARAF.
SISTEM KOORDINASI SISTEM SARAF DWI RINI AMBARWATI.
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi
NEUROTRANSMITER.
SEL SARAF (NEURON) Kelompok 1 Nurfirsta Idrus Nining Wahyuni
Sistem Saraf Alat Indera Sistem Hormon
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA

DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus.
Kelainan pada sistem saraf
Kompetensi Dasar Ke 9 SUSUNAN SISTEM SYARAF.
SISTEM SARAF TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
Biopsikologi: Anatomi sistem saraf (Bagian 2)
Sistem Koordinasi Sistem saraf pusat
MAS BAYU SYAMSUNARNO MATA KULIAH IKHTIOLOGI 4 MEI 2015
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
Fungsi sistem saraf pada manusia
Susunan Sistem Syaraf Pada Manusia
BIOLOGI 3 “ SISTEM KOORDINASI “.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
NEUROLOGI BY : VIOLITA MAGDALENA NANGOY.
SARAF & HORMON.
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
IPA TERPADU ZAT ADIKTIF - PSIKOTROPIKA
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
BAB 9 Sistem Koordinasi.
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
BIMBINGAN BELAJAR HARAPAN BANGSA
Kompetensi Dasar Ke 9 SISTEM SYARAF.
ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
LISTRIK PADA MAKHLUK HIDUP
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Sistem Koordinasi (Sistem Saraf). Suatu pengaturan kerja sama atau urutan kerja organ dan sistem organ. Sistem Koordinasi Sistem Koordinasi.
Jl.Jend. Gatot Subroto Tanjungpandan
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

Sistem Koordinasi

Penggolongan Sistem Saraf Saraf pusat Saraf tepi Otak Sumsum tulang belakang Otak besar Otak tengah Otak depan Otak kecil Sumsum lanjutan Saraf somatik Saraf otonom 12 pasang saraf otak (saraf kranial) 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) Saraf simpatetik Saraf parasimpatetik Saraf tak sadar Saraf sadar

SISTEM SARAF, SISTEM HORMON DAN ALAT INDERA SISTEM KOORDINASI SISTEM SARAF, SISTEM HORMON DAN ALAT INDERA By Drs. GUNARTA PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 4 MALANG

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar: 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan).

SISTEM HORMON SISTEM KOORDINASI/ REGULASI SISTEM SARAF ALAT INDERA

Pengenalan informasi oleh sistem syaraf

Persamaan: Sistem saraf Sistem endokrin 1. Membantu mengatur dan memelihara homeostatis - Membantu mengatur dan memelihara homeostatis 2. Mesekresikan messenger kimia neurohumor - Mensekresikan messenger kimia hormon

SISTEM SARAF, HORMON DAN ALAT INDERA Sistem koordinasi, terutama pada hewan tingkat tinggi, dilakukan oleh sistem saraf dan sistem hormon. Sistem koordinasi diperlukan untuk pengaturan fungsi alat-alat tubuh, pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh serta pengaturan segala proses di dalam tubuh. Alat indera dengan reseptornya berperan untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam lingkungannya sehingga dapat memberi respon adaptif yang tepat untuk mengatasi perubahan tersebut.

Area aktivitas otak selama proses belajar bahasa

Penyusun Sistem Syaraf Sistem syaraf manusia disusun oleh 2 jenis sel. a. Sel Syaraf / Neuron b. Sel pendukung / Glia Gambar 3 : Otak Manusia

Gb. SEL SARAF/ NEURON

GAMBAR SEL SARAF

Lanjutan… Nodus Ranvier Selubung myelin Akson Sel Schwan Nodus Ranvier Nucleus Sel Schwann Akson Selubung myelin Nodus Ranvier 0.1 µm

A. Struktur neuron pada manusia (vertebrata) Dendrit Badan Sel Nukleus Akson Arah Jalannya impuls Sinapsis Selubung Myelin Terminal sinapsis Neuron Pra Sinaps Neuron Pasca Sinaps Gambar 4 : Neuron Manusia

B. Sel Pendukung / Sel Glia adalah sel pendukung sistem syaraf. Berfungsi : Mendukung neuron Regulasi konsentrasi ekstraseluler ion dan neurotransmiter Memberi nutrisi 50 µm

Perbedaan: Sistem saraf Sistem hormon Alat penyampaian Sel/serabut saraf Darah dan Informasi pembuluhnya Waktu untuk Sangat cepat Umumnya lambat menanggapi rangsang Persamaan sistem saraf dan sistem hormon. a. Sama-sama mempunyai reseptor/bekerja atas dasar adanya rangsang. b. Berperan dalam mengatur/memelihara homeostasis. c. Transmiternya berupa senyawa kimia. Sistem saraf : Rangsang-reseptor-saraf sensorik/aferen-SSP-saraf motorik/eferen-efektor. Sistem hormon: Rangsang-reseptor pada kelenjar endokrin- sekresi hormon lewat darah-organ yang dituju.

MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS Mekanisme penghantaran impuls lewat saraf: Pada saat sel saraf dalam keadaan istirahat, membran bagian luarnya bermuatan listrik positif (bagian dalamnya bermuatan negatif). Saat ada impuls, membran yang semula bermuatan positif menjadi negative (yang semula negative menjadi positif). Dengan demikian, proses konduksi impuls saraf terus berlangsung. Jika sudah tidak ada impuls, begian luar membran kembali bermuatan listrik positif (bagian dalam kembali negative). Demikian seterusnya, dari keadaan terpolarisasi depolarisasi  repolarisasi selama impuls berjalan.

Proses Jalannya Impuls Melalui Sel Syaraf Dalam keadaan tidak ada rangsang, neuron dalam keadaan istirahat. Saat neuron istirahat, muatan listrik diluar neuron bermuatan positif. Sedangkan muatan listrik di dalam neuron bermuatan negatif (Polarisasi)

3. Apabila ada rangsangan maka bagian tubuh akan mengenalinya (reseptor) dan kemudian menimbulkan impuls syaraf. 4. Impuls syaraf terjadi karena terjadinya perubahan dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi (muatan listrik di luar neuron bermuatan negatif dan muatan listrik di dalam neuron bermuatan positif). *

5. Proses depolarisasi ini berlangsung cepat dan berjalan sepanjang neuron. Inilah yang dimaksud dengan impuls syaraf.(Impuls bisa mencapai kecepatan 1/1000 detik). 6. Setelah impuls berlalu, neuron akan kembali ke keadaan semula (polarisasi). 7. Saat impuls berjalan sampai di teminal sinapsis, impuls akan dibawa oleh neurotransmiter menuju neuron lainnya. Begitu seterusnya sampai impuls berjalan menuju otak. 8. Di otak, impuls akan diterjemahkan dan ditanggapi dalam bentuk yang disesuaikan dengan bentuk rangsangannya

* Impuls berjalan melalui sinapsis Vesikel sinapsis mengandung neurotransmitter Membran paska sinaps Celah sinaps Ligan (pintu gerbang ion) Ligan neuron Neuro- transmitter Sinapsis meneruskan impuls dari satu neuron ke neuron yang lain

C. Gerak Refleks Neuron penghubung Neuron mendeteksi rangsangan pada dengkul. 2 Neuron sensorik membawa impuls menuju sumsum tulang belakang. 3 Di sumsum tulang belakang impuls diteruskan ke neuron motorik atau melalui neuron penghubung untuk ditanggapi 4 Neuron penghubung Gerak refleks adalah gerak cepat yang tidak disadari. 1 Neuron motorik lalu merangsang otot paha untuk berkontraksi meng- Angkat kaki. 5 Sumsum Tulang Belakang Neuron Sensorik Neuron Motorik Neuron Penghubung

Mekanisme Penyeberangan Impuls

Transmisi Lewat Sinapsis

- Mekanisme penyeberangan impuls lewat sinapsis (berlangsung dalam satu arah): Jika ada impuls, neuron prasinapsis membentuk vesikel/gelembung/glandula yang mengandung neurotransmitter, kemudian dilepas pada bagian sinapsis. Neuron pascasinapsis akan merespons neuro transmitter tersebut dan mengubah menjadi impuls dalam neuron pascasinapsis. Demikian seterusnya.

GERAK REFLEKS Gerak refleks? Gerak yang tidak disadari.terjadi bila ada rangsang tang membahayakan tubuh Lintasan yang dilalui oleh gerak refleks /lengkung/busur refleks! Rangsang-reseptor-saraf sensorik/aferen-interneuron-saraf motorik/eferen- efektor. Contoh gerak refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang! - Refleks otak : refleks pupil mata dan refleks kedip mata. - Refleks sumsum tulang belakang: refleks patella/lutut dan refleks achiles/tumit.

Neuron penghubung Neuron mendeteksi rangsangan pada dengkul. 2 Neuron sensorik membawa impuls menuju sumsum tulang belakang. 3 Di sumsum tulang belakang impuls diteruskan ke neuron motorik atau melalui neuron penghubung untuk ditanggapi 4 Neuron penghubung Gerak refleks adalah gerak cepat yang tidak disadari. 1 Neuron motorik lalu merangsang otot paha untuk berkontraksi meng- Angkat kaki. 5 Sumsum Tulang Belakang Neuron Sensorik Neuron Motorik Neuron Penghubung

Sistem saraf Sebagai sistem koordinasi : fungsi mengatur dan mengendalikan segala proses di dalam tubuh, Sistem saraf dibedakan menjadi 2 1.Sistem saraf sadar terdiri dari : sistem saraf pusat sebagai pusat pengatur terdiri otak dan sumsum sistem saraf tepi/perifer : menyampaikan informasi ke pusat pengaturan atau dari pusat Pengaturan terdiri serabut saraf otak dan serabut saraf spinal(sumsum tulang belakang) 2. Sistem saraf tidak sadar : saraf simpatik saraf para simpatik

Gambar Otak

Bagian otak dan sumsum Letak Fungsi Otak, terdiri : - Cerebrum/ Otak besar Di bagian atas Pusat kecerdasan,ingatan,dll. - Cerebellum/ Otak kecil Di bagian bawah Pusat keseimbangan. - Mecencephalon/Midbrain/ Di depan-atas cerebellum Bagian atasmerupakan lobus opticus Otak tengah sebagai pusat refleks pupil mata. - Diencephalon/Otak depan, Di bawah otak besar terdiri: - Thalamus Pusat pengatur segala sensoris. - Hipothalamus Pusat pengatur suhu tubuh,selera makan dan keseimbangan cairan tubuh. - Pons/Jembatan Varol Di depan otak kecil Penghantar impulsdari otot bagian kiri ke otak bagian kanan(atau sebaliknya) Sumsum, terdiri: - Sumsum lanjutan/ Di bawah/lanjutan Pusat pengatur refleks fisiologis medulla oblongata Cerebrum (denyut jantung, pernapasan, pelebaran & penyempitan pembuluh darah. - Sumsum tulang/ Dibawah/lanjutan Penghubung impuls ke otak dan Medulla spinalis medulla oblongata memberi jalan refleks terpendek.

Lobus pada Otak Nama lobus Peranan - Lobus frontalis/depan Pusat pengendalian kerja otot - Lobus parietalis/tengah Pusat pengatur kerja otot dan kulit terhadap suhu & tekanan - Lobus temporalis/samping Pusat pendengaran - Lobus osipitalis/belakang Pusat penglihatan - Antara tengah dan samping Pusat kecerdasan, ingatan, kemauan, dan sikap

Sistem saraf tepi pada dasarnya adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Dari segi arah impuls, system saraf tepi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : System aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke system saraf pusat. System eferen, yang membawa impuls saraf dari system saraf pusat ke efektor. Dari segi asal atau kaitannya, system saraf tepi dibedakan menjadi : Saraf otak atau cranial jumlahnya 12 pasang Saraf tulang belakang yang jumlahnya 31 pasang .

Berdasarkankarakteristik sifatnya saraf kranial / otak dikelompokan menjadi 3 yaitu : Saraf sensorik: I, II, VII Saraf motorik: III, IV, VI, XI, XII Saraf sensorik-motorik: V, VII ,IX, X Saraf tulang belakang berasal dari arah dorsal sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya saraf sumsum tulang belakang dibedakan menjadi ; 8 pasang saraf leher 12 pasang saraf punggung 5 pasang saraf pinggang 5 pasang saraf pinggul 1 pasang saraf ekor Dari beberapa pasang saraf ada yang menjadi 1 ikatan atau gabungan ( plaksus ) membentuk jaringan urat saraf yaitu ada 3 macam : Pleksus cervicalis : yang mempengaruhi leher, bahu dan diafragma Pleksus branchialis : lengan atas mempengaruhi bag. tangan Pleksus lumbo sakralis : punggung dan pinggang mempengaruhi bag. Pinggul dan kaki

Serabut Saraf Otak No. Nama saraf Jenis saraf Tempat pengiriman Peranan impuls (sensori/ respon) saraf I. Olfaktori Sensorik Epitel dalam rongga hidung Indera pencium/pembau II. Optik Sensorik Mata Indera penglihatan III. Okulomotor Motorik 4 otot dari 6 otot bola mata Gerakan bola mata IV. Troklear Motorik 1 otot dari 6 otot bola mata Gerakan bola mata V. Trigeminal Sensorik & Otot kepala dan wajah, Gerakan otot mata yang motorik gigi-gigi di rahang menyebabkan ekspresi sensasi bawah, dan otot rahang pada gigi, bagian kulit rahang bawah dan gerakan rahang VI. Abdusen Motorik 1 otot dari 6 otot bola mata Gerakan bola mata VII. Fasial Sensorik & Wajah dan kelenjar ludah Sensasi dan gerakan otot wajah motorik VIII. Auditori Sensorik Telinga dalam Indera pendengaran IX. Glosofaring Sensorik & Lidah dan faring Sensasi dan gerakan pada lidah motorik dan faring X. Vagus Sensorik & Viceral/jeroan (jantung, Gerakan dan sensasi pada jantung motorik paru-paru, lambung,usus,) dan organ-organ dalam. XI. Spinal Motorik Sama seperti vagus Sama seperti vagus aksesori XII. Hipoglosal Motorik Otot lidah Pergerakan lidah

Serabut Saraf Spinal

Beda Sumsum Tulang Belakang dan Otak Sumsum tulang belakang Otak Warna: Luar Dalam Luar Dalam putih kelabu kelabu Putih Penyebab: Banyak neurit Banyak badan Banyak badan banyak neurit dan dendrit sel saraf sel saraf dan dendrit

SUMSUM TULANG BEKALANG Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) yang dimulai dari bagian medulla oblongata (sumsum lanjutan) sampai vertebrae lumbalis kedua. Fungsi utama medulla spinalis adalah: - sebagai penghubung impuls dari dan ke otak. - memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian dalam berwarna kelabu dan bagian luar berwarna putih. Pada bagian dalam berbentuk seperti sayap kupu-kupu, bagian tonjolan depan disebut akar ventral mengandung badan sel saraf motorik dan tonjolan belakang disebut akar dorsal mengandung badan sel saraf sensorik .

Gambar Ø Sumsum Tulang Belakang Sebutkan serabut-serabut saraf yang melintasi akar dorsal dan akar ventral! - Pada akar dorsal melintas serabut saraf aferen. - Pada akar ventral melintas serabut saraf eferen

SARAF OTONOM Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang mengendalikan gerak organ-organ tubuh yang bekerja secara otomatik. Sistem saraf otonom termasuk jenis saraf motorik. Sistem saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dan saraf para simpatik. Kedua saraf tersebut bekerja secara antagonis (saling berlawanan). Neorotransmiter saraf simpatik adalah noradrenalin sedangkan parasimpatik asetilkolin

Gambar Sistem saraf Otonom

Gambar Sistem saraf Otonom

Beda Saraf Parasimpatik dan Saraf Simpatik Saraf Parasimpatik Saraf Simpatik - Pupil berkontraksi Pupil berdilatasi - Merangsang sekresi Menghambat sekresi saliva/air liur saliva/air liur - Bronkus berkontraksi Bronkus berdilatasi - Memperlambat frekwensi Mempercepat frekwensi jantung jantung - Merangsang aktivitas Menghambat aktivitas lambung dan pancreas lambung dan pancreas - Merangsang sekresi empedu Menghambat sekresi empedu - Kandung kemih berkontraksi Kandung kemih berrelaksasi -Merangsang kerja organ kelamin Menghambat kerja organ kelamin Merangsang pelepasan glukosa dari hati Merangsang sekresi kelenjar adrenal

Fungsi saraf otonom Bagian yang dipengaruhi Saraf simpatik Saraf parasimpatik Denyut Jantung Mempercepat Memperlambat Pupil Memperlebar Memperkecil Pencernaan Bronkus Memperbesar Arteri Memperkecil diameter Memperbesar diameter Kandung kemih Mengembangkan kantung kemih Mengerutkan kantung kemih

Pusat Saraf Simpatik dan Parasimpatik Dimanakah pusat dari saraf simpatik? Sumsum tulang belakang bagian thoraco-lumbalis (bagian dada-pinggang). Dimanakah pusat saraf para simpatik? Sumsum lanjutan/medulla oblongata dan sumsum tulang belakang bagian sacrum.

HUBUNGAN PENGARUH OBAT-OBAT TERLARANG DAN NARKOTIKA DENGAN SISTEM SARAF. Penyalahgunaan obat-obat terlarang dan narkotika tanpa resep dokter sangat merugikan bagi tubuh kita. Zat-zat tersebut dapat mengganggu proses fisiologis tubuh serta dapat menyebabkan ketagihan (adiksi fisiologik). Obat-obat terlarang berdasarkan cara kerjanya dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: depresansia, stimulansia dan halusinansia.

Sifat-Sifat bahan/obat terlarang/narkotika: 1. Depresansia: Obat-abatan yang dapat meredakan kegiatan saraf dan fungsi tubuh. Contoh: Barbitura, Valium/Diazepam/obat tidur, Opiat (Opium, Morfin, Heroin, Kodein, Metadon) dll. 2. Stimulansia: Obat-obatan yang kerjanya merangsang saraf simpatik sehingga mengurangi rasa kantuk dan lapar sehingga menyebabkan perasaan gembira yang berlebihan. Contoh: Amfetamin(co:XTC/ectasy), Alkaloid (Tein, Nikotin, Kokain, Theobromin, Kafein, Cola, dll.) 3. Halusinansia: Obat-obatan yang dapat menimbulkan perubahan perasaan, pemikiran, kesadaran diri, emosi sehingga tidak dapat membedakan realita dan fantasi. Contoh: Marihuana, Candu, Ganja, LSD (Lysergic Acid Dietilamide) dll. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan adiksi fisiologik/ketagihan.

NARKOBA YANG PALING SERING DIPAKAI GANJA (Cimeng/gelek/grash/rumput/mariyuana) Bentuk seperti bunga kering. Dipakai dengan dihisap setelah dicampur dengan rokok. Bahaya: Menimbulkan efek cemas, ketakutan yang berlebihan, halusinasi pendengaran, nggak realistis dan curigaan. PUTAW (HEROIN) Berasal dari kata “putih” dan warnanya memang putih seperti bubuk garam halus. Dipakai dengan cara bubuk itu digerus dengan kartu telepon, ditaruh di alumunium foil, kemudian bagian bawahnya dibakar. Asapnya dihisap lewat gulungan uang (disebut ngedrug). Cara lain disuntikkan lewat pembuluh darah. Bahaya: Kalau nagih, badan bisa sakit semua (sakaw), badan merinding/menggigil, mata merah meleleh, pilek dan semua tulang terasa sakit, makanya sering teriak-teriak.

SHABU (Amfetamin) Bentuknya kasar/kristal seperti gula batu/tawas. Cara pakainya: dibakar di atas aluminium foil, asapnya disalurkan lewat sedotan ke botol kecil berisi air mineral. Air dalam botol kecil akan bergelok dengan mengeluarkan uap/asap. Asap itulah yang dihirup dengan sedotan. Bahayanya: Selama pakai badan kelihatan stamina terjaga terus, tetapi lama-lama bisa merusak otak dan jadi paranoid (suka bengong, gampang tersinggung dan curigaan). EXCTASY/XTC (Amfetamin). Berbentuk tablet berwarna (sesuai dosis campuran). Dipakai dengan cara diminum seperti obat. Bahayanya: Selama dipakai, stamina terasa fit banget tetapi setelahnya akan menimbulkan depresi, gelisah, pikiran tidak tenang dan seperti dikejar-kejar sesuatu.

NARKOBA Sebenarnya singkatan dari “Narkotika dan Obat Berbahaya”. Segala macam zat/obat-obatan yang sifatnya adiktif (menimbulkan ketergantungan). Narkoba disebut juga NAZA (Narkotika dan Zat Aditif). NARKOTIKA Yang termasuk narkotika adalah Opiad (Opium, heroin, codein, pethidin), Canabis, dan Kokain. PSIKOTROPIKA Yang tergolong psikotropika adalah obat penenang, obat tidur (dumolid, loxotan, magadon, rehipnol, dll), zat halusigunetik (LSD), dan zat psikostimulansia atau amfetamin (exctasy/inex dan shabu). INGAT: UU No. 22 TAHUN 1997 Tentang NARKOTIKA.

BAHAYA UMUM NARKOBA KETAGIHAN: Pemakaian narkoba secara teratur dan berkala akan merusak dan menimbulkan ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah. Ketergantungan: Penyalahgunaan zat aditif akan menimbulkan kecenderungan untuk menambah dosis/takaran sesuai dengan kebutuhan tubuh, karena efek takaran yang lama sudah tidak mempan lagi dan akan menjadi tergantung untuk terus menggunakannya.