KONSEP DAN PENGERTIAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI NASIONAL
Advertisements

Penyusunan PDB Indonesia Berwawasan Lingkungan (SEEA)
NERACA SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM (ESDA)
TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.
SUBDIT. STATISTIK PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BBM
KONSERVASI, DEPLISI DAN PERSEDIAAN
Pengantar Umum : Industri dan Lingkungan, Baku Mutu Air/Air Limbah
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
TERMINOLOGI Apa yang dimaksud dengan 1. MANAGEMENT ENERGY :
MASA DEPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERBARUKAN DI INDONESIA
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
APA ENERGI ITU ? ENERGI MERUPAKAN SALAH SATU KEBUTHAN POKOK MANUSIA
Pembangunan Berkelanjutan
SUMBERDAYA PERTANIAN Ir. Gustami Hrp., MP.
Perdagangan Internasional
Struktur Pasar.
PENGELOLAAN SD ALAM PULIH
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
KELANGKAAN SDA (FISIK & EKONOMI SERTA PENANGANANNYA)
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
INFLASI.
Pengantar Ekonomi 2 Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERUBAHAN DAN PERTUMBUHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
AUDITA NUVRIASARI, SE, MM
MANAJEMEN ENERGI *). Manajemen energi adalah suatu proses ilmu dibidang energi untuk meningkatkan efektivitas pemakaian energi pada suatu perusahaan.
BAB 2 KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN DAN PRODUSEN
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PEMILU DAN KELEMBAGAAN EKONOMI
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
APA ENERGI ITU ? ENERGI MERUPAKAN SALAH SATU KEBUTHAN POKOK MANUSIA
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Sumber Daya Alam & Energi
PEREKONOMIAN TERBUKA Rowland B.F.P
EKSTERNALITAS.
ENERGI BIOMASSA.
Pengantar Teknologi Mineral
Lingkungan Pemasaran Global
Dibuat Oleh : Fitria Nurshabilla
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
GEOGRAFI KELAS XI IPS SMT 1
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
TERMINOLOGI adalah suatu proses ilmu dibidang energi untuk
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
Ruang lingkup dan pengertian ekonomi sumber daya alam
Pengelolaan dan Isu2 Ekonomi Sumber Daya (Alam)
PEREKONOMIAN INDONESIA
KELANGKAAN SDA (SCARCITY)
Optimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT)
T.Henny febriana Harumy S.Kom.,M.Kom.,M.Si
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
KONVERSI ENERGI UNTUK KESEJAHTERAAN MASA DEPAN NEGERI
ANALISIS MAKRO DAN ANALISIS INDUSTRI
Konsep dan Pengertian Ekonomi Sumber Daya Alam
Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ( Batu Bara)
POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
EKSTERNALITAS.
Optimasi Energi Terbarukan (Energi Biomassa dan Energi Biogas)
EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Transcript presentasi:

KONSEP DAN PENGERTIAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

Definisi Ilmu Ekonomi Sumber Daya Alam Ilmu yang mempelajari pengalokasian sumber daya alam seperti air, lahan, ikan, hutan dst. Ciri Sumber Daya (resource) Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya. Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut. Catatan ; jika kedua kriteria tersebut tidak dipenuhi maka termasuk barang netral.

Pengertian Sumber Daya Alam Segala sumber daya hayati dan non-hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan enerji. atau Faktor produksi dari alam yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.

Dua Pandangan terhadap Sumber Daya Alam ; Pandangan konservatif atau pandangan pesimis atau perspektif Malthusian Pandangan ekspoitatif atau perspektif Ricardian.

A. Pandangan Konservatif / Pandangan Pesimis / Perspektif Malthusian Sumber daya alam yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan penduduk yang cenderung tumbuh secara eksponensial. Sedangkan produksi dari sumber daya alam akan mengalami apa yang disebut sebagai diminishing return dimana output per kapita akan mengalami kecenderungan yang menurun sepanjang waktu. Lebih jauh lagi, persepektif Malthus melihat bahwa ketika proses diminishing return ini terjadi, standar hidup juga akan menurunkan sampai ke tingkat subsisten yang pada gilirannya akan mempengaruhi reproduksi manusia. Kombinasi kedua kekuatan ini dalam jangka panjang akan menyebabkan ekonomi berada dalam kondisi keseimbangan (stedy state).

Pandangan ekspoitatif atau perspektif Ricardian. Sumber daya alam dianggap sebagai “mesin pertumbuhan” (engine of growth) yang mentransformasikan sumber daya ke dalam “manmade capital” yang pada gilirannya akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi di masa mendatang. Keterbatasan suplai dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat disubstitusikan dengan cara intensifikasi (ekspoitasi sumber daya secara intensif) atau dengan cara ekstensifikasi (memanfaatkan sumber daya yang belum diekspoitasi) Jika sumber daya menjadi langka, hal ini akan tercermin dalam dua indikator ekonomi, yakni meningkatnya baik harga output maupun biaya ekstraksi per satuan output. Meningkatnya harga output akibat meningkatnya biaya per satuan output akan menurunkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam.

PERSPEKTIF SDA PERSPEPEKTIF “MALTHUSIAN” ROBERT MALTHUS DALAM BUKUNYA PRINCIPLE OF POPULATION DIMANA SDA YANG TERBATAS TIDAK AKAN MAMPU MENDUKUNG PERTUMBUHAN PENDUDUK SECARA EKPONENSIAL

MALTHUSIAN PRODUKSI DARI SDA MENGALAMI “DIMINISHING RETURN DIMANA OUTPUT PER KAPITA AKAN MENGALAMI KECENDERUNGAN MENURUN SEPANJANG WAKTU STANDART HIDUP JUGA AKAN MENURUN YANG PADA GILIRANNYA AKAN MEMPENGARUHI REPRODUKSI MANUSIA, SHG MENYEBABKAN KONDISI EKONOMI DLM KEADAAN KESEIMBANGAN ATAU “STEADY STATE”

PERSPEKTIF “RECADIAN” SDA DIANGAP SBG “ENGINE OF GROWTH” SHG MENJADI “ MAN MADE CAPITAL” MENGHASILKAN PRODUKSI YG LEBIH TINGGI KETERBATASAN SDA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN EKONOMI DAPAT DISUBSTITUSI DENGAN CARA INTENSIFIKASI DAN ATAU EKTENSIFIKASI JIKA SDA JADI LANGKA, AKAN TERCERMIN DLM HARGA OUTPUT DAN BIAYA FAKTOR PRODUKSI

PERANAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN

Peranan Ekonomi Lingkungan dalam Analisis Fungsi Lingkungan Ekonomika lingkungan merupakan studi tentang dampak yang tidak diinginkan dan studi tentang pilihan penggunaan sumber daya alam. Peranan utama lingkungan adalah sebagai sumber bahan mentah, asimilator dan sumber kesenangan

Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berlangsung terus menerus namun tidak menyebabkan kesejahteraan generasi penerus menjadi menurun. Pengertian tekanan ekologi adalah menurunnya kualitas sumber daya alam terhadap prospek ekonomi. Kondisi ini dapat diatasi hanya dengan merubah kebijakan ekonomi. Syarat-syarat tercapainya pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari terpeliharanya lingkungan alami, masih besarnya peranan sumber daya alam sebagai sumber bahan mentah dan besarnya peranan lingkungan untuk menampung limbah dan mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah secara alami. Perlu adanya hak penguasaan yang jelas bagi swasta yang melindungi lingkungan. Perlu adanya penyusunan neraca sumber daya alam untuk mengetahui cadangan sumber daya alam dan terjadinya degradasi lingkungan. Perlu penetapan ekolabeling bagi produk yang dihasilkan oleh produsen untuk menjaga kualitas lingkungan.

KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN SUMBER DAYA ALAM

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Skala Waktu Pertumbuhan 1. Tidak dapat diperbaharui Habis dikonsumsi (minyak, gas, batubara, dst. Dapat didaur ulang (besi, tembaga, alumunium, dst.) 2. Dapat diperbaharui Memiliki titik kritis (ikan, hutan, tanah, dst) Tidak memiliki titik kritis (udara, pasang surut, angin, dst.)

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Kegunaan Akhir 1. Sumber Daya Material Material Metalik (emas, besi, alumunium, dst.) Material Non-Metalik (tanah, pasir, air, dst.) Sumber Daya Energi (energi surya, angin, minyak, dst.)

Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam

PENGUKURAN KETERSEDIAAN SDA SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) SD HIPOTETICAL SD SPEKULATIF CADANGAN KONDISIONAL (CONDITIONAL RESERVE) CADANGAN TERBUKTI (PROVEN RESOURCE) FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) POTENSI MAKSIMUM SUMBER DAYA KAPASITAS LESTARI KAPASITAS PENYERAPAN KAPASITAS DAYA DUKUNG

SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 1 Sumber daya hipotetikal Adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui namun diharapkan ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan saat ini. Pengukuran sumber daya ini biasanya dilakukan dengan mengekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti (proven reserve) pada periode sebelumnya.

SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 2 Sumber daya spekulatif Konsep pengukuran ini digunakan untuk mengukur deposit yang mungkin ditemukan pada daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi, dimana kondisi geologi memungkinkan ditemukan deposit.

SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 3 Cadangan kondisional (conditional reserves) Adalah deposit yang sudah diketahui atau ditemukan namun dengan kondisi harga output dan teknologi yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan secara ekonomis.

SDA STOK ( TIDAK TERBARUKAN) 4 Cadangan terbukti (proven resource) Adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis dapat dimanfaatkan dengan teknologi, harga, dan permintaan yang ada saat ini.

FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 1 Potensi Maksimum Sumber Daya KIonsep ini didasarkan pada pemahaman untuk mengetahui potensi atau kapasitas sumberdaya guna menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran ini biasanya didasarkan pada perkiraan-perkiraan ilmiah atau teoretis. Misalnya diperkirakan bahwa bumi mempunyai kapasitas untuk memproduksi sekitar 40 ton pangan per orang per tahun (Rees, 1990). Pengukuran potensial maksimum lebih didasarkan pada kemampuan biofisik alam tanpa mempertimbangkan kendala sosial ekonomi yang ada.

FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 2 Kapasitas Lestari (Sustainable capasity / Sustainable yield) Adalah konsep pengukuran berkelanjutan dimana ketersediaan sumberdaya diukur berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga generasi mendatang. Berkaitan dengan sumber daya ikan misalmnya, karena konsep ini sering dikenal sebagai sustainable yield, dimana secara teoritis, alokasi produksi dapat dilakukan sepanjang waktu jika tingkat ekspoitasi dikendalikan. Demikian juga pada sumber daya air, produksi lestari secara teoritis bisa dicapai jika laju pengambilan tidak melebihi rata-rata penurunan debit air tahunan.

FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 3 Kapasitas Penyerapan Adalah kemampuan sumber daya alam dapat pulih (misalnya air, udara) untuk menyerap limbah akibat aktivitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca dan intervensi manusia.

FLOW RESOURCE (YANG DAPAT DIPERBAHARUI) 4 Kapasitas Daya Dukung Pengukuran kapasitas yang didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Misalnya, ikan di kolam tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungan masih lebih besar. Namun, pertumbuhan yang terus menerus akan menimbulkan kompetisi terhadap ruang dan makanan sampai daya dukung lingkungan tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan.

PEMETAAN SEKTOR / KOMODITAS ESDM MINYAK DAN GAS MINYAK MENTAH MINYAK OLAHAN (BBM) LIQUID PETROLEUM GAS (LPG) LIQUID NATURAL GAS (LNG) MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI MINERAL BATUBARA PANAS BUMI

MINYAK MENTAH Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001) Tabel 1 : Pasokan Energi dan Transformasi Energi Tahun 2005 - 2009 No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer 390.787,00 348.321,13 330.487,00 313.164,00 a. Produksi 386.483,00 367.049,20 348.348,00 357.501,00 b. Impor 164.007,00 116.232,18 115.812,00 83.982,00 c. Ekspor -159.703,00 -134.960,26 -135.267,00 -134.872,00 d. Perubahan Stok 0,00 1.594,00 6.553,00 2 Transformasi Energi -357.656,00 -333.136,00 -330.027,00 -307.023,00 a. Kilang Minyak 3 Penggunaan Sendiri & Rugi-Rugi -7.153,00 -6.663,00 -460,00 -6.140,00 a. Transmisi dan Distribusi 4 Pasokan Energi Final 25.978,00 8.522,00 5 Perbedaan Statistik -3.179,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam ribu satuan barel minyak

MINYAK MENTAH Tabel 2 : Permintaan dan Penawaran Minyak Mentah Tahun 2005 - 2009 Produksi minyak bumi cenderung mengalami penurunan dari tahun 2000 s.d 2009 Konsumsi minyak relatif menurun dari tahun 2000 s.d 2009 Ekspor minyak bumi cenderung mengalami penurunan Impor minyak bumi sangat fluktuatif dan cenderung mengalami peningkatan Satuan dalam barrel Tahun Produksi Konsumsi Ekspor Impor 2009 337,260,837.00 297,602,721.00 117,212,847.00 118,638,275.50 2008 356,436,786.00 273,505,549.00 128,058,149.00 92,175,358.25 2007 348,314,945.00 321,302,814.00 127,134,792.00 111,067,245.00 2006 359,289,337.00 349,845,435.00 114,147,764.31 113,545,934.13 2005 385,708,779.00 357,493,997.00 156,766,006.00 120,159,324.81 2004 400,486,234.00 375,494,636.00 180,234,938.00 148,489,589.13 2003 415,814,157.00 373,190,759.00 211,195,794.52 129,761,738.00 2002 455,738,915.00 358,806,832.00 216,901,729.00 121,269,175.75 2001 489,849,297.00 375,668,315.00 239,947,960.00 118,361,896.69 2000 517,415,696.00 383,955,955.00 225,840,000.00 79,206,903.00 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010

MINYAK OLAHAN (BBM) Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi (UU 22/2001). Tabel 3 : Pasokan Energi dan Konsumsi Energi Tahun 2005 - 2009 No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer 155.842,00 127.176,00 146.039,00 141.142,00 2 Transformasi Energi 195.788,00 187.483,00 168.799,00 171.642,00 a. Kilang Minyak 265.760,00 254.190,00 240.873,00 248.243,00 b. Pembangkit Listrik -69.972,00 -66.707,00 -72.074,00 -76.601,00 - PLN -65.378,00 -65.996,00 -70.670,00 -74.941,00 - Non PLN -4.594,00 -711,00 -1.404,00 -1.660,00 4 Pasokan Energi Final 351.631,00 314.046,00 314.240,00 312.190,00 5 Perbedaan Statistik -19.294,00 0,00 6 Konsumsi Energi Final 345.175,00 314.047,00 314.310,00 a. Industri 77.824,00 57.765,00 52.418,00 48.856,00 b. Transportasi 175.469,00 171.458,00 179.035,00 191.083,00 c. Rumah Tangga 58.138,00 50.873,00 50.299,00 40.096,00 d. Komersial 5.539,00 7.824,00 7.646,00 7.312,00 e. Sektor Lain-Lain 28.205,00 26.127,00 24.912,00 24.843,00 7 Penggunaan Non-Energi Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM

GAS BUMI Tabel 4 : Perkembangan Penawaran dan Permintaan Gas Bumi Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001 ttg Minyak dan Gas Bumi) Tabel 4 : Perkembangan Penawaran dan Permintaan Gas Bumi Satuan dalam MSCF Tahun Produksi Konsumsi 2009 3,024,841,099.00 2,832,586,863.00 2008 2,891,929,375.00 2,790,988,091.24 2007 2,805,999,464.00 2,708,982,556.00 2006 2,947,048,632.00 2,825,760,987.00 2005 2,984,150,215.00 2,766,062,673.00 2004 3,029,904,958.00 2,888,863,199.00 2003 3,136,000,115.00 2,973,792,996.00 2002 2,993,121,530.00 2,823,492,031.00 2001 2,803,231,545.00 2,636,278,069.00 2000 2,895,578,543.00 2,722,779,865.00 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010 Produksi dan konsumsi gas bumi dari tahun 2000 s.d tahun 2009 reltif seimbang dan cenderung stabil

LIQUID PETROLEUM GAS (LPG) Liquified Petroleum Gas (LPG), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam (wikipedia) Tabel 5 : Perkembangan Pasokan LPG Tahun 2005 - 2008 No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer -8.467,00 -1.494,00 -1.090,00 1.307,00 a. Produksi 0,00 b. Impor 189,00 588,00 3.564,00 c. Ekspor -8.656,00 -2.470,00 d. Perubahan Stok 388,00 792,00 -2.257,00 2 Transformasi Energi 16.118,00 10.907,00 12.015,00 14.411,00 a. Kilang Minyak 7.099,00 3.258,00 7.354,00 6.650,00 b. Kilang LPG 9.019,00 7.649,00 4.661,00 7.761,00 3 Pasokan Energi Final 7.651,00 9.414,00 10.925,00 15.719,00 4 Perbedaan Statistik -509,00 5 Konsumsi Energi Final 8.995,00 9.413,00 10.924,00 a. Industri 2.542,00 1.453,00 1.242,00 1.919,00 b. Transportasi 1,00 c. Rumah Tangga 4.462,00 6.719,00 8.345,00 13.799,00 d. Komersial 1.991,00 1.241,00 1.337,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM

LIQUID NATURAL GAS (LNG) Liquid Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° celcius (wikipedia) Tabel 6 : Perkembangan Pasokan LNG Tahun 2005 - 2008 No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer -218.722,00 -211.261,00 -194.251,00 -191.717,00 a. Produksi 0,00 b. Impor c. Ekspor d. Perubahan Stok 2 Transformasi Energi 219.676,00 208.676,00 194.251,00 191.717,00 a. Kilang LNG 3 Pasokan Energi Final 954,00 -2.585,00 4 Perbedaan Statistik -3.322,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM

Tabel 7 : Perkembangan Produksi dan Penjualan Mineral Tahun 2006 - 2008 No Komoditi 2006 2007 2008 Produksi Ekspor Domestik 1 Konsentrat Tembaga (ton) 2.938.009 - 2.814,952 2.397.899 ‑ 2 Tembaga (ton) 817.796 823.178 159.783 797.60S 497.704 287.127 655.058 541.097 42.884 3 Emas (kg) 85.411 85.942 16.693 117.727 83.240 36.774 64.376 62.669 9.160 4 Perak (kg) 261.398 254.136 45.125 269.376 188.665 80.248 226.051 195.168 123.061 5 Ni+Co in matte (ton) 72.780 72.879 77.923 77.838 73.356 74.030 6 Intan (crt) 46.856 72.495 22.981 15.632 27.688 32.748 7 Logam Timah (ton) 65.357 61.422 91.284 90.556 1.862 72.017 67.948 1.044 8 Bijih Nikel (ton) 4.353.832 4.309.134 6.623.024 5.989.105 56.775 10.634.452 8.622.480 9 Niin Feronikel (mt) 14.474 13.389 18,532 17.548 17.566 17.025 10 Bauksit (mt) 1.500.339 1.536.542 15.406.045 17.031.809 25.762 9.885.547 9.360.357 102.326 11 Bijih Besi (mt) 240.344 1.894.758 1.651.334 5.327 4.503.142 3.182.224 7.324 12 Granit (m3) 5.217.807 5.160.623 455.758 1.875.526 684.948 127.982 1.950.494 1.690.816 Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009

MINERAL Tabel 8 : Rasio Cadangan Mineral Tahun 2009 MINERAL UNIT SUMBER DAYA CADANGAN RASIO CAD/SD PRODUKSI CAD/PROD (iHN) TEMBAGA Ton 66.206.300 41.473.200 63% 65S.100 63 EMAS Kg 5.297.000 3.156.000 60% 64.400 49 PERAK 36.013.000 11.417.000 32% 226.100 50 NIKEL 1.338.182.200 627.810.000 47% 10.72S.400 59 TIMAH 622.400 462.400 74% 72.100 6 BESI 47.169.400 9.557.800 20% 4.503.200 2 BAUKSIT 207.931.900 23.999.900 12% 9.885.600 GRANIT M3 57.509.400 13.320.400 23% 1.950.500 7 Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009

BATUBARA Tabel 9 : Perkembangan Neraca Batubara Tahun 2005 - 2008 Batubara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan (wikipedia) Tabel 9 : Perkembangan Neraca Batubara Tahun 2005 - 2008 No 2005 2006 2007 2008 1 Pasokan Energi Primer 193.603,00 209.326,00 258.175,00 322.934,00 a. Produksi 639.259,00 813.798,00 913.121,00 961.800,00 b. Impor 412,00 473,00 284,00 449,00 c. Ekspor -446.068,00 -603.258,00 -674.034,00 -672.000,00 d. Perubahan Stok 0,00 -1.687,00 18.804,00 32.685,00 2 Transformasi Energi -107.811,00 -118.871,00 -345,20 -153.796,00 a. Pabrik Pengolahan Batubara -203,00 -210,00 -181,00 b. Pembangkit Listrik -118.668,00 -135,20 -153.615,00 - PLN -70.984,00 -80.155,00 -90,20 -88.198,00 - Non PLN -36.827,00 -38.513,00 -45,01 -65.417,00 3 Pasokan Energi Final 85.792,00 90.454,00 121.800,00 169.138,00 4 Perbedaan Statistik 13.135,00 5 Konsumsi Energi Final 72.658,00 89.194,00 a. Industri 72.551,00 89.043,00 b. Rumah Tangga 107,00 151,00 6 Penggunaan Non-Energi 1.260,00 Sumber : Handbook Kementrian ESDM Tahun 2005 – 2009 Satuan : dalam Ribu SBM Tabel 10 : Rasio Cadangan batubara Tahun 2009 SUMBER DAYA CADANGAN RASIO CAD/SD (%) PRODUKSI RASIO CAD/PROD 104,76 Miliar Ton 20,99 Miliar Ton 20% 0,23 Miliar Ton 91 Tahun Sumber : Laporan Tahunan Kementerian ESDM, 2009

BATUBARA Produksi batubara dari tahun 2003 s.d tahun 2009 cenderung mengalami peningkatan Dari produksi batubara yang ada, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor dan kegiatan ekspor cenderung meningkat dari tahun 2003 s.d tahun 2009 Sementara penjualan dalam negeri relatif stabil Tabel 11 : Perkembangan Produksi dan Penjualan Batubara Satuan dalam Ton Tahun Produksi Penjualan Domestik Ekspor 2009 208,006,261.24 49,555,567.96 161,344,843.25 2008 188,663,068.44 49,026,072.21 140,518,549.69 2007 178,790,755.68 46,190,247.21 140,048,706.98 2006 179,535,722.73 39,267,789.80 129,123,676.61 2005 151,840,294.71 42,477,277.07 105,818,439.51 2004 129,156,475.79 32,882,669.00 93,292,374.71 2003 112,667,588.24 28,696,489.91 84,017,493.63 Sumber : Situs Kementerian ESDM, 2010

TINJAUAN EKSISTING

MINYAK BUMI Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan minyak bumi yang tinggi, menyebabkan banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri Dengan menjamurnya perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia menyebabkan produksi minyak dapat lebih ditingkatkan karena tingkat teknologi yang semakin berkembang yang merupakan hasil kerjasama dengan investor asing Kemampuan luar negeri untuk mengolah minyak bumi menjadi minyak olahan belum bisa di adopsi oleh Indonesia karena keterbatasan dana dengan demikian Indonesia hanya mampu memproduksi minyak bumi dan mengimpor minyak hasil olahan import Indonesia terhadap minyak bumi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 cukup fluktuatif dan cenderung meningkat dari tahun 2008 sampai 2009 harga minyak olahan hasil produksi luar negeri relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga minyak bumi yang berasal dari Indonesia, dengan demikian Indonesia cenderung mengalami defisit. biaya produksi minyak dan gas (cost recovery) meningkat tajam. Kenaikan biaya produksi tersebut akibat kenaikan harga minyak dunia. kenaikan harga minyak membuat harga sewa peralatan pengeboran menjadi lebih mahal.

LIQUID PETROLEUM GAS LPG merupakan produk yang sangat dibutuhkan konsumen dalam negeri dan luar negeri sehingga Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor LPG yang diproduksi oleh kilang Bontang LPG Indonesia memiliki keunggulan kompetitif, sehingga Indonesia harus mengatur kebijakan agar tetap bisa mengekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Konsumen produksi elpiji (liquefied petroleum gas/ LPG) asal Indonesia di luar negeri selama ini justru menikmati subsidi yang relatif besar dibandingkan dengan konsumen di dalam negeri yang membeli elpiji dengan harga yang jauh lebih mahal. karena harga ekspor untuk elpiji Indonesia sebesar 297,8 dollar AS per ton, sementara harga elpiji yang diimpor untuk dijual ke konsumen adalah 402 dollar AS per ton. Total impor LPG pada 2010 direncanakan mencapai 2,4 juta metrik ton, hal tersebut mengakibatkan Indonesia mengalami defisit upaya penambahan pasokan domestik sepertinya belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat lapangan gas bumi potensial di Indonesia (selain Tanjung Jabung) yaitu Natuna masih juga terikat kontrak jual beli jangka panjang ekspor dengan Jepang dan Korea.

LIQUID NATURAL GAS Taiwan berminat membeli 68 kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang belum terjual pada 2011 Dalam membeli gas, perusahaan itu selalu membeli dari pasar ekspor dan tidak pernah melakukan kontrak jangka panjang dengan satu perusahaan. saat ini ada beberapa kontrak ekspor LNG yang segera berakhir dari Kilang LNG Bontang dan Badak, Arun Adapun kontrak ekspor yang segera berakhir antara lain, kontrak ekspor LNG Bontang sebanyak 0,17MTPA ke pembeli Jepang (Medium City Gas Coorporations) yang akan berakhir 2015. Kontrak ekspor LNG Bontang ke pembeli Korea, Kogas sebanyak 1,1 MTPA berakhir 2015 mendatang. kontrak ekspor LNG Badak, Arun kepada dua pembeli. Badak 5 dengan pembeli asal Jepang, volume kontrak 1 MTPA dan berakhir 2017. Kontrak ekspor LNG dari Badak 6 sebanyak 1,89 MTPA dengan pembeli asal Taiwan dan berakhir 2017 mendatang. Selain Indonesia, Australia sedang mempersiapkan fasilitas untuk membentuk CBM ke LNG

MINERAL Di tengah ancaman melambatnya perekonomian AS, pasar China menjadi salah satu alternatif tujuan ekspor Indonesia yang harus diperhitungkan Pasar China dianggap sebagai salah satu pasar potensial yang dapat dieksploitasi lebih dalam. Pasar China merupakan pasar ”gemuk” bagi ekspor Indonesia Aktivitas perdagangan dengan China juga membuat Indonesia menikmati surplus perdagangan yang besar prospek pertumbuhan ekspor Indonesia dikhawatirkan melambat akibat prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan Jepang. Jepang dan AS merupakan pangsa terbesar ekspor Indonesia, masing-masing 20,7 persen dan 10,2 persen. Potensi tambang mineral Indonesia sangat tinggi namun daya tarik Indonesia di mata investor menempati ranking ke 62 dari 68 negara

BATUBARA PLTU batubara adalah sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batubara, hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik dengan harga yang murah. kebijakan Pemerintah China yang membatasi ekspor batubaranya dan memprioritaskan memenuhi kebutuhan domestik, peluang Indonesia melakukan penetrasi pasar ekspor sangat terbuka. Jepang sendiri, saat ini mengaku khawatir atas suplai batubara negerinya, sehingga menjajaki kemungkinan impor dari Indonesia permintaan dari Jepang, Korea Selatan, India ataupun Eropa juga meningkat sehingga prospek pemasaran batubara Indonesia ke mancanegara sangat menjanjikan. saat ini harga batu bara jenis kokas mencapai US$100 per ton, sementara harga batubara jenis termal US$60 per ton. Namun, pasar batu bara kokas masih terbatas, karena hanya menjadi konsumsi pabrik peleburan baja Tingginya harga batubara dunia saat ini telah menyebabkan produsen batubara lebih memilih mengekspornya daripada memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya stok batubara dalam negeri berkurang. Kondisi tersebut semakin memburuk karena adanya faktor alam yang menghambat pengiriman batubara ke pembangkit listrik PLN.