BAB II : POTENSI SUMBER DAYA AIR (Air Permukaan & Air Tanah) DR. IR. H. DARWIS PANGURISENG, M.Sc. Pertemuan Ke-2
DISTRIBUSI AIR DI BUMI Menurut Nace (1960) dan Feth (1973) dalam Bouwer (1978), bahwa 1,360,000.000 km3 air di bumi sebanyak 75.400.000 km3 (5,54%) adalah merupakan air tanah (Jenuh/Tak Jenuh ; dangkal & dalam) Uraian Vol (x 1000 km3) % dr total Air di atmosfir 13 0,001 Air Permukaan a. Air laut 1.320.104 97,208 b. Tawar dalam danau 125 0,009 c. Air tawar dlm sungai dan saluran 1,25 0,0001 d. Air tawar gleser 29.50 2,154 Air Tanah a. Air vados (air tanah tdk jenuh) 67 0,005 b. Air tanah hingga kedalaman 0,8 km 4.200 0,31 c. Air tanah di kedalaman 0,8 – 4 km Total dibualatkan 1.360.000 100
DISTRIBUSI AIR DI BUMI Lanjutan Menurut Shiklomanov dan Sokolov (1983) dalam Davie (2008), bahwa 1,385,984.000 km3 air di bumi sebanyak 23.400.000 km3 (1.69%) adalah merupakan air tanah. Lebih terinci dalam Tabel berikut : Komponen Air Volume (x103 km3) % dari Total Air Laut 1.338.000,00 96,54 Glester 24.064,00 1,74 Air Tanah 23.400,00 1,69 Lapis Es (Permafrost) 300,00 0.022 Air Danau 176,00 0.013 Lengas Tanah 16,50 0.001 Air Angkasa 12,90 0,0009 Air Rawa (wetlands) 11,50 0,0008 Air Sungai 2,12 0,00015 Biota/Makhluk Hidup 1,12 0,00008 Total 1.385.984,00 100
POTENSI SDA PERMUKAAN (DAS) DI INDONESIA Menurut Hartoyo (2010), bahwa Sumber Daya Air (Air Permukaan & Air Tanah) di Indonesia mencapai 694 milyar meter kubik per tahun. Hanya 23 % dari potensi yang tersedia, yang dapat dimanfaatkan ; 77 % potensi tersebut, terbuang percuma ke laut tanpa dimanfaatkan (tingkat konservasi SDA di Indonesia rendah) ; Bahkan sebelum ke laut potensi air tersebut memberi bencana kepada penduduk dalam bentuk banjir. Dari 23 % yang termanfaatkan, 80 % digunakan sebagai air irigasi, dan hanya 20 % yang digunakan untuk air baku rumah tangga & kota serta air industri. Indonesia memiliki lebih dari 5.590 sungai yang sebagian besar di antaranya memiliki kapasitas tampung/resapan yang kurang memadai sehingga tidak bisa terhindar dari bencana alam banjir. Bahkan sungai-sungai di Kalimantan dan Papua, yang selama ini memiliki kapasitas tampung/resapan yang cukup memadai, sejak awal tahun 2000-an sudah mulai mengalami banjir yang cenderung tak terkendali.
POTENSI SDA PERMUKAAN (DAS) DI INDONESIA Lanjutan Secara umum sungai-sungai yang berasal dari gunung berapi (vulcanic) mempunyai perbedaan kemiringan (slope) dasar sungai yang besar antara daerah hulu (upstream), tengah (middlestream) dan hilir (downstream), sehingga curah hujan yang tinggi dan erosi di bagian hulu akan menyebabkan jumlah sedimen yang masuk ke sungai sangat tinggi. Tingginya sedimen yang masuk akhirnya menimbulkan masalah pendangkalan sungai terutama di daerah hilir yang relatif lebih landai dan rata, sehingga sering terjadi banjir di dataran rendah (Kementerian PPN/Bappenas, Infrastruktur Indonesia, 2008). Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air Permukaan, berdasarkan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS).
POTENSI DAS DI INDONESIA
POTENSI DAS DI INDONESIA
POTENSI DAS DI INDONESIA
POTENSI SUMBER DAYA AIR TANAH DI INDONESIA Sebagaimana telah dijelaskan pada kuliah sebelumnya bahwa : Air tanah (groundwater) adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Permen ESDM No.15/2012, ttg Penghematan Penggunaan Air Tanah) Air tanah (groundwater) adalah air yang terdapat pada ruang antara partikel tanah dan rekahan batuan, yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada zona jenuh (Darwis, 2016) Dalam hal ini air tanah yang dapat menjadi Sumber Daya Air Tanah adalah Groundwater, bukan Soil Water. Groundwater, ada yang berada dalam groundwater basin = Cekungan Air Tanah (CAT). Groundwater, ada yang tidak berada dalam basin = Non CAT. Keduanya Sumber Daya Air (SDA) yang dapat dimanfaatkan.
POTENSI SDA TANAH DI INDONESIA Untuk membedakan groundwater yang berada dalam daerah CAT, dan yang berada dalam daerah Non-CAT, secara garis besarnya dapat digunakan kriteria sbb : Kriteria Daerah CAT da Non-CAT No Kriteria Daerah CAT Kriteria Daerah Non-CAT A Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau kondisi hidrolik air tanah. Tidak memiliki batasan hidrogeologis. B Mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu sistem pembentukan air tanah. Tidak mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah. C Memiliki satu kesatuan sistem akuifer, yaitu kesatuan susunan akuifer, termasuk lapisan batuan kedap air yang berada di dalamnya. Tidak memiliki satu kesatuan sistem akuifer.
POTENSI SDA TANAH DI INDONESIA Batas Hidrogeologis ; batas fisik wilayah pengelolaan air tanah, dapat berupa batas antara batuan lulus dan tidak lulus air, batas pemisah air tanah, dan batas yang terbentuk oleh struktur geologi yang meliputi, antara lain, kemiringan lapisan batuan, patahan dan lipatan. Sistem Akuifer ; suatu kesatuan akuifer, yang terdiri atas susunan lapisan kedap air dan lapisan tanah porous yang mengandung dan mengalirkan air tanah. Materi yang terinci tentang CAT & NON-CAT akan dibahas pada kuliah-kuliah selanjutnya.