METODA PENGOMPOSAN SAMPAH PENGOMPOSAN AEROBIK
Jenis-Jenis Sampah yang dapat Dikomposkan
PENGOMPOSAN AEROBIK Pengomposan aerob adalah proses dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses penguraian sampah organik. Proses pengomposan terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan.
PENGOMPOSAN AEROBIK proses pengomposan aerob : 1. Proses pembusukan sampah dimulai oleh bakteri mesofilik pada suhu lingkungan(30ºC) 2. Dari proses ini sampah dioksidasi menjadi CO2 yang menghasilkan panas 3. Dalam periode dua hari kemudian, suhu di dalam tumpukan sampah akan mencapai 45ºC yang merupakan batas suhu bakteri mesophilik dapat hidup
PENGOMPOSAN AEROBIK 4. Kegiatan pembusukan digantikan oleh jenis bakteri thermophilik selama lebih kurang dua minggu mendatang 5. Suhu tumpukan sampah terus naik sampai mencapi 65o C-70oC , kegiatan mikroorganisme akan turun akibat panas yang tinggi kemudian turun kembali ke suhu normal 6. Proses , kegiatan mikroorganisme akan turun akibat panas yang tinggi kemudian turun kembali ke suhu normal
kondisi lingkungan Diperlukan udara dan kelembaban yang sesuai tambahan bahan makanan Pengomposan aerob banyak diterapkan karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing.
KERANJANG TAKAKURA
KERANJANG TAKAKURA
Proses pembuatan kompos menggunakan komposter Menyiapkan tong komposter yang diberi lubang untuk sirkulasi udara Kompos matang dimasukkan pada dasar tong dengan ketebalan sekitar 5cm. Kompos matang ini berfungsi untuk membantu penyerapan air yang masih terbawa sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik Sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik Sisa sayur mayur dikumpulkan dan dicacah hingga berukuran lebih dari 4 cm kemudian dimasukkan ke dalam tong komposter Untuk mengurangi bau yang mungkin timbul selama masa penguraian, setiap memasukkan sampah baru dapat dimasukkan juga kompos matang dengan perbandingan 1:1 Demikian seterusnya secara kontinyu sampai tong komposter penuh Kompos yang sudah matang dan berbau humus dapat segera diaplikasikan pada tanaman
KOMPOSTER RUMAH TANGGA (DITANAM) Lahan yang dibutuhkan : 1. lahan untuk komposter 2 m2 2. diameter galian bawah 800 mm 3. diameter galian atas 1.400 mm 4. kedalaman galian 900 mm 5. dasar komposter diletakkan minimum 30 cm di atas muka air tanah dan tutup 6. komposter di atas muka tanah setinggi 5 cm
KOMPOSTER RUMAH TANGGA (DITANAM) Bahan terdiri dari : 1. Tong plastik berukuran 50 cm x 80 cm x 110 cm, berfungsi untuk menampung dan mengolah sampah dapur 2. Pipa gas berfungsi menyalurkan gas hasil proses penguraian zat organik. 3. Dop pipa 4. Kasa sebagai penghalang serangga agar tidak bersarang dalam kompos 5. Tutup tong sebagai penutup agar proses pengomposan berjalan sempurna 6. Kerikil sebagai media pengering
Cara Pengoperasian Komposter : 1. Penyiapan sampah dapur Simpan kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan air yang terkandung pada sampah 2. Pemasukan sampah a. Masukkan sampah yang sudah ditiriskan ke dalam komposter pertama (tanpa kantong plastik) dan ratakan b. Lakukan pemasukkan sampah secara rutin setiap hari sampai komposter penuh c. Hentikan pemasukkan sampah dapur pada komposter pertama yang telah penuh, ganti pemasukkan sampah ke komposter kedua
Cara Pengoperasian Komposter : 3. Pematangan kompos a. Biarkan sampah selama 4-6 bulan agar terjadi proses pengomposan setelah komposter pertama terisi penuh oleh sampah b. Bila sampah telah berubah menjadi kompos yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam seperti tanah, keluarkan kompos tersebut dengan menggunakan garu, sisakan kompos setebal 2 cm yang akan berfungsi sebagai starter untuk mempercepat pengomposan selanjutnya c. Kompos dianginkan selama 1 minggu untuk pendinginan di lokasi yang terhindar daricurah hujan. Kompos tersebut dapat digunakan sebagai penggembur tanah d. Selanjutnya komposter pertama dapat menampung kembali sampah dapur
Cara Pengoperasian Komposter 4. Gambaran pemasangan komposter a. Tanam dua buah komposter pada lokasi yang memungkinkan, hindari dari curahan air hujan secara langsung masuk ke dalam komposter b. Simpan kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujung bagian bawah c. Sampah dapur harian termasuk sisa hasil cucian piring ditampung pada ember yang telah dilapisi plastik berlubang bagian bawahnya untuk mengalirkan air d. Setelah sampah 1 hari tertampung, buang hasil tampungan ke komposter, air yang tertampung tidak dimasukkan ke dalam komposter, lakukan secara rutin setiap hari hingga komposter penuh
Cara Pengoperasian Komposter e. Biarkan komposter pertama yang telah penuh ditutup dan biarkan terjadi proses pengomposan selama 4 – 6 bulan, operasional sampah pindah pada komposter ke 2 f. Keluarkan isi komposter jika telah berumur 4 - 6 bulan (kompos berwarna hitam & gembur) g. Kompos yang dihasilkan dianjurkan untuk kemudian dibuat pupuk h. Komposter berkapasitas 100 L dapat menampung sampah dapur selama kurang lebih 7 bulan untuk 1 KK yang beranggotakan 5 orang, sedangkan 450 L untuk 10 KK