Metode Data Mining “ Self-Organizing Map [SOM] ” Taskum Setiadi ADVANCE MACHINE LEARNING STMIK Nusa Mandiri Jakarta2016 ADVANCE MACHINE LEARNING.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kohonen Self Organizing Feature Map
Advertisements

Self Organizing Map.
Self Organizing Maps Tim Asprak Metkuan
Yanu Perwira Adi Putra Bagus Prabandaru
DATA MINING 1.
Dr. Benyamin Kusumoputro
TOWARDS MULTIPLE IDENTITY DETECTION IN SOCIAL NETWORKS & RESEARCH METODOLOGY 3KS2 ERMA FITRIANA RANITA RIZKI APRILLIA.
Aplikasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dengan Radial Basis Function untuk Mendeteksi Kelainan Otak (Stroke Infark) Yohanes Tanjung S.
Chapter 9 ALGORITME Cluster dan WEKA
JST BACK PROPAGATION.
Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan Syaraf Tiruan
Konsep dasar Algoritma Contoh Problem
Clustering. Definition Clustering is “the process of organizing objects into groups whose members are similar in some way”. A cluster is therefore a collection.
Fuzzy Clustering Logika Fuzzy Materi Kuliah Prodi Teknik Informatika
Clustering (Season 2) Self-Organizing Map
Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY
Artificial Neural Network (Back-Propagation Neural Network)
JARINGAN SARAF TIRUAN LANJUTAN
MODEL JARINGAN PERCEPTRON
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) stiki. ac
1 Pertemuan 26 NEURO FUZZY SYSTEM Matakuliah: H0434/Jaringan Syaraf Tiruan Tahun: 2005 Versi: 1.
JST BACK PROPAGATION.
Pengenalan Supervised dan Unsupervised Learning
Jarringan Syaraf Tiruan
1 Pertemuan 8 JARINGAN COMPETITIVE Matakuliah: H0434/Jaringan Syaraf Tiruan Tahun: 2005 Versi: 1.
Pertemuan 3 JARINGAN PERCEPTRON
Konsep Neural Network Learning Pertemuan 3
SISTEM CERDAS Jaringan Syaraf Tiruan
Artificial Intelligence Oleh Melania SM
BACK PROPAGATION.
Pertemuan 12 ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS (ANN) - JARINGAN SYARAF TIRUAN - Betha Nurina Sari, M.Kom.
Perceptron Algoritma Pelatihan Perceptron:
Klasifikasi.
JST (Jaringan Syaraf Tiruan)
Jaringan Syaraf Tiruan
JST PERCEPTRON.
Konsep Data Mining Ana Kurniawati.
Clustering Best Practice
Aplikasi Kecerdasan Komputasional
Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Networks (ANN)
Jaringan Syaraf Tiruan
SOM – KOHONEN Unsupervised Learning
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Artificial Intelligence (AI)
Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Networks (ANN)
Struktur Jaringan Syaraf Tiruan
Strategi pembelajaran dasar
D. Backpropagation Pembelajaran terawasi dan biasa digunakan perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron.
Jaringan Syaraf Tiruan
Artificial Neural Network
Neural Network.
JARINGAN SYARAF TIRUAN
Clustering (Season 2) Self-Organizing Map
PRODI MIK | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Pertemuan 12 ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS (ANN) - JARINGAN SYARAF TIRUAN - Betha Nurina Sari, M.Kom.
Self-Organizing Network Model (SOM) Pertemuan 10
Pengenalan Pola secara Neural (PPNeur)
Single-Layer Perceptron
KLASIFIKASI.
JARINGAN SYARAF TIRUAN
Jaringan Syaraf Tiruan
JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS KOMPETISI
Asosiasi Pola Kuliah 8.
Konsep Data Mining Ana Kurniawati.
IMPLEMENTASI ALGORITMA k-NN
Implementasi clustering K-MEANS (dengan IRIS dataset)
Universitas Gunadarma
Teori Bahasa Otomata (1)
Simple Networks Jaringan Sederhana Machine Learning Team PENS - ITS 2006 Modification By Agus SBN.
Transcript presentasi:

Metode Data Mining “ Self-Organizing Map [SOM] ” Taskum Setiadi ADVANCE MACHINE LEARNING STMIK Nusa Mandiri Jakarta2016 ADVANCE MACHINE LEARNING STMIK Nusa Mandiri Jakarta2016

History Teuvo Kohonen For Self-Organizing Maps Teuvo Kohonen Dr. Eng., Emeritus Professor of the Academy of Finland; Academician His research areas are the theory of self-organization, associative memories, neural networks, and pattern recognition, in which he has published over 300 research papers and four monography books. His fifth book is on digital computers. His more recent work is expounded in the third, extended edition (2001) of his book Self-Organizing Maps.

Metode Data Mining “Self-Organizing Map (SOM)” 1. Definisi 2.TahapanAlgoritma 3.Implementasi P.9

(Simon Haykin, 2009) “The self-organizing map due to Kohonen (1982) is a simple, yet powerful, algorithm that is typically built around a one or two dimensional lattice of neurons for capturing the important features contained in an input (data) space of interest”. (Luttrell, 1989) “The self-organizing map may also be viewed as a vector quantizer, thereby providing an analytic approach for deriving the update rule used to adjust the weight vectors”. ( Gorricha dan Lobo, 2012 ) Penelitian yang dilakukan adalah dengan menganalisis sejauh mana metode Self-Organizing Map (SOM) efektif dalam mengimplementasikan suatu aplikasi visualisasi sebaran data dengan klasterisasi. SOM adalah sistem Jaringan Syaraf Tiruan (JST) secara bersamaan melakukan kuantisasi vektor dan proyeksi vektor. Karena karakteristik ini, SOM dapat divisualisasikan melalui ruang keluaran dengan mempertimbangkan perspektif proyeksi vektor, dan melalui ruang masukan data dengan menekankan proses kuantisasi vektor.

Algoritma SOM Termasuk Dalam Metode Data Mining “Clustering” Clustering Clustering adalah pengelompokan dari record, observasi-observasi atau kasus-kasus ke kelas yang memiliki kemiripan objek-objeknya. Clustering berbeda dengan klasifikasi, dalam hal tidak ada variabel target untuk clustering. Clustering tidak mengklasifikasikan, meramalkan, atau memprediksi nilai dari sebuah variabel target. Algoritme- algoritme clustering digunakan untuk menentukan segmen keseluruhan himpunan data menjadi subgroup yang relatif sama atau cluster, dengan kesamaan record dalam cluster dimaksimumkan dan kesamaan record di luar cluster diminimumkan. ( Larose, 2004 )

2. Tahapan Algoritma Langkah 0.> Inisialisasi bobot Wij. > Set parameter topological neighbourhod > Set parameter laju pembelajaran . Langkah 1: Jika syarat berhenti tidak dipenuhi (Salah), Kerjakan langkah 2 – 8. Langkah 2: Untuk setiap input vektor x, kerjakan langkah 3 – 5. Langkah 3: Untuk setiap indeks j, hitung nilai: Langkah 4: Cari unit pemenang (indeks J), yaitu unit yang memiliki D(j) minimum. Langkah 5: Hitung semua nilai w ij (baru) dengan nilai j dari langkah 4. Langkah 6: Ubah ( update ) nilai laju pembelajaran. Langkah 0.> Inisialisasi bobot Wij. > Set parameter topological neighbourhod > Set parameter laju pembelajaran . Langkah 1: Jika syarat berhenti tidak dipenuhi (Salah), Kerjakan langkah 2 – 8. Langkah 2: Untuk setiap input vektor x, kerjakan langkah 3 – 5. Langkah 3: Untuk setiap indeks j, hitung nilai: Langkah 4: Cari unit pemenang (indeks J), yaitu unit yang memiliki D(j) minimum. Langkah 5: Hitung semua nilai w ij (baru) dengan nilai j dari langkah 4. Langkah 6: Ubah ( update ) nilai laju pembelajaran. Keterangan: X: Vektor Input pembelajaran X = (x1, x2,…, xj,…..,xn)  : Learning rate R: Radius neighborhood X1: Neuron/node input Wij: Bias pada neuron output ke-j Yj: Neuron/node output ke-j C: Konstanta Anis, 2014

2. Tahapan Algoritma Langkah 7: Kurangi jarak tetangga (R). Langkah 8: Periksa syarat berhenti. Langkah 7: Kurangi jarak tetangga (R). Langkah 8: Periksa syarat berhenti. Keterangan: X: Vektor Input pembelajaran X = (x1, x2,…, xj,…..,xn)  : Learning rate R: Radius neighborhood X1: Neuron/node input Wij: Bias pada neuron output ke-j Yj: Neuron/node output ke-j C: Konstanta Tahap Algoritma Anis, 2014

3. Implementasi Dataset Dataset Iris IDA1A2A3A4Label id_15,13,51,40,2Iris-setosa id_24,931,40,2Iris-setosa id_34,73,21,30,2Iris-setosa id_44,63,11,50,2Iris-setosa id_553,61,40,2Iris-setosa ……………… ……………… id_1496,23,45,42,3Iris-virginica id_1505,935,11,8Iris-virginica