MANAJEMEN LIKUIDITAS BANK BAYU DESMANTO & ELYASAF ALFREDO
LIKUIDITAS BANK
LIKUIDITAS BANK Secara umum, likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk bank, likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan penarikan simpanan dan kewajiban lainnya dan/atau memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit dan penempatan dana lainnya.
LIKUIDITAS BANK Bank akan memenuhi sebagai bank yang likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut : Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah kebutuhan likuidats yang diperlukan. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebgaimana disebutkan pada point 1 di atas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun pada waktu setelah jatuh tempo. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan utang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat- surat berharga dengan repurchase agreement.
LIKUIDITAS BANK Fungsi likuiditas : Untuk menunjukkan dirinya atau bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang. Memungkinkan bank untuk memenuhi komitmen kreditnya. Untuk menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan. Untuk menghindari diri dari penyalahgunaan kemudahan atau kesan negative dari otoritas pengawas atau pengawas moneter karena meminjam dana likuiditas dari bank sentral. Memperkecil penilaian resiko ketidakmampuan membayar kewajiban penarikan dananya.
TEORI LIKUIDITAS BANK
TEORI LIKUIDITAS BANK Ada 4 teori likuiditas bank, yaitu : Commercial Loan Theory Doctrine Of Asset Shiftability Theory Of Shiftability To The Market Anticipated Income Theory
Commercial Loan Theory Teori menyatakan secara spesifik bahwa bank-bank hanya akan memberi kredit jangka pendek yang sangat mudah dicairkan atau likuid melalui pembayaran kembali (angsuran) atas kredit tersebut sebagai sumber likuiditas.
Doctrine Of Asset Shiftability Menurut teori likuiditas ini, bank-bank dapat menamakan “shiftable loan” yaitu kredit yang harus dibayar dengan pemberitahuan satu atau beberapa hari sebelumnya dengan jaminan surat berharga pasar modal (stock exchange collateral).
Theory Of Shiftability To The Market Dalam teori ini diasumsikan bahwa likuiditas suatu bank dapat dijamin apabila bank memiliki portofolio surat-surat berharga yang dapat segera dialihkan menjadi dana likuid untuk memenuhi likuiditas bank.
Anticipated Income Theory Teori ini secara prinsip bahwa bank memungkinkan lebih cocok untuk memberikan kredit jangka panjang dengan skedul pembayaran kembali (angsuran dan bunga) yang telah ditentukan.
PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN LIKUIDITAS
PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN LIKUIDITAS Pendekatan manajemen likuiditas ada dua macam, yaitu : Pendekatan Likuiditas Aktiva (Assets Liquidity) Pendekatan Likuiditas Passiva (Liability Liquidity)
PENDEKATAN LIKUIDITAS AKTIVA Ada dua hal yang mendasari pendekatan ini dalam dunia perbankan modern. Pertama adalah aktiva likuid merupakan alternatif sumber dana bank. Kedua adalah sebagai reserve. Dalam situasi pasar uang kurang percaya pada keamanan bank, bank akan menyandarkan diri pada aktiva likuidnya untuk memelihara operasi bisnisnya.
PENDEKATAN LIKUIDITAS PASSIVA Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa aktiva dapat digeser dari instrumen pasar uang yang memberikan keuntungan yang rendah menjadi kredit yang memberikan keuntungan lebih tinggi dan surat berharga jangka panjang. Kelemahan pendekatan ini adalah sulitnya estimasi penyediaan dana eksternal. Jumlah dana deposit dan non deposit tergantung beberapa faktor, antara lain kebijakan moneter, kondisi ekonomi, dan kekuatan finansial yang dimiliki bank.
PENGUKURAN LIKUIDITAS BANK
PENGUKURAN LIKUIDITAS BANK Pemenuhan likuiditas bank sesuai ketentuan bank sentral dapat dilakukan dengan memenuhi : Giro Wajib Minimum (GWM) Current Ratio Loan To Deposit Ratio Pemenuhan likuiditas dalam konteks kepentingan internal manajemen dapat menggunakan : Cashflow Method Basic Surplus Rasio Likuiditas Proyeksi Indeks Likuiditas
GIRO WAJIB MINIMUM GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga. GWM terdiri dari : GWM rupiah GWM valuta asing Mengukur GWM dapat menggunakan Lagged Reserve Requirement
GIRO WAJIB MINIMUM VALUTA RUPIAH Bank wajib memenuhi GWM valuta rupiah yang ditetapkan sebesar 7,5% dari DPK. GWM valuta rupiah dipenuhi dari GWM utama sebesar 5% dari DPK dan GWM sekunder 2,5% dari DPK
GIRO WAJIB MINIMUM VALUTA RUPIAH Giro Wajib Minimum Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Giro Wajib Sekunder dalam Rupiah adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara dan Excess Reserve yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari DPK.
GIRO WAJIB MINIMUM VALUTA RUPIAH Rumus perhitungan persentase dalam GWM Utama : Rumus perhitungan GWM sekunder rupiah : X 100% X 100%
GIRO WAJIB MINIMUM VALUTA ASING Rumus perhitungan persentase GWM utama dalam valuta asing : X 100%
PELANGGARAN TERHADAP GWM & SANKSINYA Bank yang melanggar kewajiban pemenuhan GWM valuta rupiah dapat dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 125% dari rata-rata suku bunga jangka waktu 1 hari overweight dari JIBOR pada hari terjadinya pelanggaran, terhadap kekurangan GWM dalam rupiah, untuk setiap hari pelanggaran. Sedangkan bank yang melanggar kewajiban pemenuhan GWM valuta asing dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 0,04% per hari kerja yang dihitung dari selisih antara saldo harian rekening giro valas bank pada BI yang wajib dipenuhi dengan saldo harian rekening giro valas bank yang tercatat pada sisitem akunting BI.
PELANGGARAN TERHADAP GWM & SANKSINYA Rumus menghitung sanksi kewajiban bagi bank yang melanggar GWM :
CURRENT RATIO Current ratio dalam hal ini adalah perbandingan alat likuid terhadap utang lancar. Rumus Current Ratio : X 100%
CURRENT RATIO Kriteria Current Ratio Bank Rasio CR Predikat likuiditas (CR) 4,05 atau lebih Sehat 3,30 < 4,05 Cukup Sehat 2,55 < 3,30 Kurang Sehat Lebih kecil dari 2,55 Tidak Sehat
LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) Rasio ini mengukur likuiditas dari perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima. Rumus LDR : X 100%
LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) Kriteria LDR Bank Rasio LDR Predikat Likuiditas (LDR) Kurang dari 93,75 Sehat 93,75 sampai dengan 97,50 Cukup Sehat 97,50 sampai dengan 101,25 Kurang Sehat 101,25 atau lebih Tidak Sehat
CASH FLOW METHOD Dalam metode ini bank memprediksi kebutuhan kas harian. Bank dapat memprediksi cash inflow dan cash outflow pada setiap hari. Atas dasar cash flow tersebut maka bank dapat mengetahui kebutuhan likuiditas harian.
CASH FLOW METHOD Formula untuk Menghitung Cash Flow No Keterangan Jumlah Total I Kenaikan kas dan Giro BI a. Setiap kenaikan passiva bank Rp b. Setiap penurunan aktiva bank selain kas & giro BI Cash In Flow +Rp II Penurunan Kas dan Giro BI a. Setiap penurunan passiva bank b. Setiap kenaikan aktiva bank selain kas dan giro BI Cash Out Flow -Rp Net Cash Flow
BASIC SURPLUS METHOD Basic Surplus merupakan selisih aktiva lancar dengan passiva lancar. Metode ini digunakan untuk memprediksi dan mengukur keadaan likuiditas bank di saat tertentu. Rumus perhitungan Bsic Surplus : Aktiva Lancar – Passiva Lancar
BASIC SURPLUS METHOD Kriteria Basic Surplus : Basic Surplus (+) berarti menunjukkan bahwa penempatan pada aktiva jangka pendek dibiayai oleh sumber dana jangka panjang, sehingga bank memiliki likuiditas ekstra. Basic Surplus (-) berarti menunjukkan bahwa aktiva kurang lancar dibiayai oleh sumber dana jangka pendek sehingga bank memiliki likuiditas yang ketat. Basic Surplus (0) berarti dapat dikatakan terjadi matched funding dalam arti penempatan aktiva jangka pendek dibiayai juga dengan sumber dana jangka pendek sehingga likuiditas dalam keadaan optimal.
RASIO LIKUIDITAS PROYEKSI Metode ini digunakan untuk mengukur likuiditas yang berjangka waktu lebih panjang. Rasio likuiditas ini merupakan proyeksi kebutuhan likuiditas setelah memperhitungkan perkembangan usaha yang diinginkan dalam periode tertentu. Rumus rasio likuiditas :
LIQUIDITY INDEX Metode ini digunakan untuk mengukur likuiditas berjangka waktu panjang pada suatu saat tertentu. Rumus Liquidity Index :
LIQUIDITY INDEX Kriteria Liquidity Index : Indeks < 1 maka menunjukkan bank secara keseluruhan membiayai aktivanya dengan sumber dan berjangka waktu lebih pendek (struktur likuiditas agresif). Indeks > 1 maka secara keseluruhan aktiva dibiayai dengan sumber dana berjangka waktu lebih panjang (struktur likuiditasnya konservatif). Likuiditas dikatakan optimal bila indeks = 1 atau disebut Roughtly Matched Book
KRISIS LIKUIDITAS & INDIKASINYA
KRISIS LIKUIDITAS & INDIKASINYA Indikasi-indikasi terjadinya krisis likuiditas adalah sebagai berikut : LDR yang melebihi 115% Patuh secara kaku terhadap ketentuan RR valuta rupiah sebesar 7,5% dari DPK ketika valuta rupiah dan RR untuk valuta asing sebesar 1% dari DPK valuta asing Money Center Bank Evergreen Loan Ekspansi kredit yang berlebihan Lemahnya manajemen cadangan sekunder
STRATEGI MENGHADAPI KRISIS LIKUIDITAS
STRATEGI MENGHADAPI KRISIS LIKUIDITAS Ada 2 strategi dalam menghadapi krisis likuiditas, yaitu : Strategi Preventif Strategi Represif
STRATEGI PREVENTIF Dalam strategi ini bank menghindari diri dari aspek spekulatif dalam mengelola likuiditas. Dalam hal menghindari aspek spekulatif ini maka likuiditas harus dikendalikan melalui ketajaman prediksi pengelola likuiditas yang bisa dilihat dari dimensi waktu
STRATEGI REPRESIF Strategi represif yang dapat dilakukan : Meminjam dana dari pasar uang Mengkonversikan sumber dana asing yang dimiliki Meminjam valuta asing dari Pasar Uang Internasional Memanfaatkan fasilitas discount window I Memanfaatkan fasilitas discount window II
TERIMA KASIH