PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA Disusun Oleh : Rina Dwi Anggraini C1C013001 Novi Wulandari C1C013061 Eka Sari Fitriani C1C013064 Nadya Nabella C1C013081
Piutang Piutang Usaha ( Sukrisno Agoes : 2014 ) Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan (validity and ownership) Semua tagihan perusahaan telah di catat dengan lengkap dan tepat dalam pisah bata (completeness and cut off) Cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang telah di nilai dengan cukup memadai (valuation) Piutang yang dijadikan jaminan atau di hipotekan telah di ungkapkan dalam laporan keuangan secara memadai (presentation and disclosure) Piutang yang telah di klasifikasikan dengan tepat (classification) Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau satu siklus kegiatan perusahaan.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Piutang Usaha di Neraca 1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. 2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya dineraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih (netto). 3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca. 4. Piutang usaha yang bersaldo kredt (terdapat dalm kartu piutang) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar. 5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
Tujuan Pengujian Substantif terhadap Piutang Usaha 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha. 2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca. 4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
Contoh transaksi yang mempengaruhi piutang usaha: 1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customers. Feb 1 Menjual barang secara kredit kepada PT.anya sebesar Rp.8000.0000 harga penjualan sebesar Rp.4500.000 Feb 1 Piutang usaha- PT.Anya Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan 8000.000 4.500.000 8.000.000
Okt. 1 Return penjualan Piutang Usaha Rp 500.000 2. Transaksi return penjualan. Okt.1 CV Mulia melakukan transaksi penerimaan kembali dari Toko Alona sebesar Rp. 500.000,- dikarenakan barang yang diterima dalam keadaan rusak. Jurnal untuk transaksi ini adalah: Okt. 1 Return penjualan Piutang Usaha Rp 500.000
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Okt.16 Diterima pelunasan piutang dari Toko Melati sebesar Rp 25.000.000,- Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Okt. 16 Kas Piutang Usaha Rp 25.000.000
4. Transaksi penghapusan piutang. Okt.20 Dihapuskan piutang sebesar Rp 16.500.000,- Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Okt. 20 Cadangan kerugian piutang Piutang usaha Rp 16.500.000
PROSEDUR AUDIT Prosedur audit awal Prosedur analitik Pengujian terhadap transaksi rinci Pengujian terhadap saldo akun rinci Verifikasi terhadap pengujian dan pengungkapan
1. Prosedur Audit Awal Usut saldo piutang yang tercantum di neraca saldo ke akun saldo piutang yang bersangkutan ke dalam buku besar. Hitung kembali saldo akun piutang dalam buku besar Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha. Usut saldo awal akun piutang dan akun cadangan kerugian piutang-piutang usaha. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan. Lakukan rekonsiliasi akun control piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
2. Prosedur Analitik a. Hitung rasio berikut: Tingkat perputaran piutang usaha Rasio piutang usaha dengan aktiva lancar Rate on return on net sales Rasio kerugian piutang usaha dengan penjualan kredit Rasio kerugian piutang usaha dengan jumlah piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih. b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan hasil perbandingan sebagai berikut: Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa Perubahan akuntansi Perubahan usaha Fluktuasi acak Salah saji
3. Prosedur Audit terhadap Transaksi Rinci Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang mendukung timbul nya transaksi tersebut. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung : Faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung : bukti kan masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang. Lakukan verifikasi pisah batas ( cut off) transaski penjualan dan retur penjualan
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci A . Lakukan konfirmasi piutang Ada tiga tahap yang harus di tempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat komunikasi kepada debitur : Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan di laksanakan Pilih debitur yang akan di kirimi surat konfirmasi , dan Kirimkan surat konfirmasi
B. Lakukan Evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang di buat oleh klien Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang di buat oleh klien. Periksa penentuan umur piutang usaha yang di buat oleh klien, langkah pertama dalam verifikasi kewajaran penilaian piutang usaha adalah meminta dari klien daftar umur piutang usaha pertanggal neraca.
5. Penyajian dan pengungkapan akun dalam laporan keuangan Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah : Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam piutang usaha dan piutang non usaha, Menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah di anjakan (factorell account receivable) ke perusahaan anjak piutang
TERIMA KASIH