1. KOMPETISI GULMA –TANAMAN 2. ALELOPATI Ratna Rosanty Lahay
Amensalism (Allelopathy) Allelopathy is the production of chemical(s) or exudates by living and decaying plant species which interfere with the germination, growth or development of another plant species or microorganism sharing the same habitat. There are two types of allelopathy:(True and Functional ) True allelopathy involves the release into the environment compounds that are toxic in the form they are produced. Functional allelpathy involves the release into the environment substances that are toxic as a result of transformation by microorganism.
Alelopati Alelopati adalah zat kimia beracun yang dihasilkan tanaman tertentu yang bersifat interspesifik. Tumbuh-tumbuhan dapat mempertahankan daerah-daerah tertentu melebihi daerah mereka yang sebenarnya dengan memproduksi zat-zat kimia yang dapat menghalangi pertumbuhan individu-individu lain di daerah sekitarnya (Muller,1966) McNaughton (1968a), mencatat bahwa zat-zat kimia dapat merusak individu-individu dari spesies yang sama (autotoksis) maupun individu-individu dari spesies lain (allelopathy).
Ahli Ekologi (Blum dan Rice, 1969; Whittaker dan Feeny,1971): Mencatat bahwa produksi senyawa-senyawa kimia penghambat yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan, mengurangi kesempatan saingan-saingan yang kuat untuk mendapatkan sumber pada daerah yang dihambat. Alleolopathy menghasilkan bahan kimia beracun secara interspesifik yang mempunyai pengaruh negatif terhadap penerima-penerima, tetapi bahan-bahan kimia tersebut kadang-kadang merugikan penghasil-penghasilnya sendiri yang merupakan bentuk interaksi kompetisi.
ALELOPATI Alelopati: proses pengeluaran senyawa beracun (alelopat) oleh gulma tertentu ke lingkungannya yang dapat menghambat dan menurunkan hasil tanaman pokok. Tidak semua gulma mengeluarkam senyawa beracun. Contoh gulma yang mengeluarkan alelopat adalah Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cynodon dactylon. Jika gulma mengeluarkan alelopat, maka : TCV = CVL + CVN + CVW + AV ( AV = ALELLOPHATIC VALUE)
Allelopati Allelopati merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan dilepaskan gulma ke dalam tanah dan menghambat pertumbuhan jagung. Senyawa tersebut masuk ke dalam lingkungan tumbuh tanaman sebagai sekresi dan hasil pencucian dari akar dan daun gulma yang hidup dan mati dan pembusukan vegetasi. Senyawa allelopati menghambat perkecambahan benih tanaman, dan menghambat perpanjangan akar sehingga menyebabkan kekacauan sellular dalam akar (Anderson 1977 dalam Violic 2000). Beberapa spesies gulma menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman karena adanya bahan toksik yang dilepaskan dan menekan pertumbuhan jagung. Spesies gulma yang dilaporkan menghasilkan bahan allelopati dapat dilihat pada Tabel 1.
ALELOPAT PADA GULMA Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alelopat Pelepasan alelopat Beberapa cara untuk membuktikan bahwa suatu jenis tumbuhan menghasilkan alelopat Pengaruh alelopat
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alelopat Cahaya matahari Fase pertumbuhan Kandungan hara dalam tanah Kekeringan Suhu Perlakuan hormon 2,4-D atau hidrasid maleat maka alelopat meningkat
Pelepasan alelopat Penguapan lewat daun Exudat akar Pencucian oleh hujan Pembusukan/dekomposisi organ tumbuhan
Beberapa cara untuk membuktikan bahwa suatu jenis tumbuhan menghasilkan alelopat Bioassay Eksudat akar Menguji pada pot bertingkat antara jenis gulma (donor) dengan tanaman (penerima) Dengan cara mengeliminir (menghilangkan) pengaruh kompetisi.
SUPPLY RESERVOIR UV AND FLUORESCENT ILLUMINATION GRAVITATIONAL FLOW NUTRIEN SOLUTION FLOW CULTURE POTS COLLECTION RESERVOIR FLOAT SWITCH PUMP Gambar Metode pada pot bertingkat antara jenis gulma (donor) dengan tanaman (penerima)
Pengaruh alelopat Menghambat penyerapan hara oleh akar tanaman Menghambat pembelahan sel Menghambat pertumbuhan tanaman Menghambat aktivitas fotosintesis Memacu atau menghambat respirasi Mempengaruhi sintesis protein Menurunkan permeabilitas membran Menghambat aktivitas enzim Menghambat fiksasi N dan nitrifikasi
Alelopat dapat dikeluarkan oleh gulma yang masih hidup maupun yang sudah mati. Gulma yang masih hidup mengeluarkan alelopat lewat bagian di bawah tanah (akar). Contoh: alang-alang. Gulma yang sudah mati mengeluarkan alelopat lewat bagian di atas dan bawah tanah (daun dan akar). Contoh: alang-alang.
FAKTOR ALELOPATIK YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KERAPATAN GULMA : Semakin rapat gulmanya – alelopat yang dikeluarkan semakin banyak – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun. MACAM GULMA : Masing-masing gulma mempunyai alelopat yang berbeda – hambatan terhadap pertumbuhan tanaman berbeda – penurunan hasil berbeda. SAAT KEMUNCULAN GULMA : Semakin awal saat kemunculan gulma – alelopat yang dikeluarkan semakin banyak – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun.
4.KECEPATAN TUMBUH GULMA : Semakin cepat gulma tumbuh – alelopat yang dikeluarkan semakin banyak – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin turun. 5. LAMA KEBERADAAN GULMA : Semakin lama gulma berada – semakin banyak alelopat yang dikeluarkan – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun. 6. HABITUS GULMA : Semakin tinggi dan rimbun daun gulma, dan semakin luas dan dalam sistem perakarannya – alelopat yang dikeluarkan semakin banyak – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun
http://www.extension.umn.edu/garden/landscaping/implement/trees_turf.html alelopati
END
Allelopathy: Allelopathy is the production of chemical(s) or exudates by living and decaying plant species which interfere with the germination, growth or development of another plant species or microorganism sharing the same habitat. Examples of allelopathic plants: 1. Black walnut (Juglans nigra) 2. Gmelina arborea 3. Soghum 4. Casuarina 5. Lantana 6. Imperata cylindrica is allelopathic on tomato, cucumber, maize rice, glnut, olera, cowpea, pepper. 7. Cyperus esculentus– is allelopathic a rice, maize 8. C. rotundus – is allelopathic on barley
http://www.fao.org/docrep/006/y5031e/y5031e0f.htm
Allelopathy: chemical (interference) competition. This plant distribution is caused by: H1: Allelopathy H2: Seed predation by small mammals No resolution: need experiment considering both simultaneously.
Niche: Ecological role of species in community Ranges of conditions and resource qualities within which the species persists Often conceived as a multi-dimensional space (hypervolume)
ALLELOPATHIC EFFECTS OF WEEDS The phenomenon of one plant having detrimental effect on another through the production of certain chemical compounds is called “allelopathy”. The allelopathic effect depends upon excretion of toxic substances from their roots which affect their neighbors. The liberation of such endogenous substances like lactones by plant roots cause inhibitory influences on cultivated plants. The weeds like quack grass is able to inhibit growth of crop seedlings, wild oat has inhibitory influence on other plants, nut sedge causes stunting in growth of cotton.
Allelopathy Rice (1984) defined allelopathy as the effect(s) of one plant on other plants through the release of chemical compounds in the environment, and this definition is largely accepted and includes both positive (growth promoting) and negative (growth inhibiting) effects. Muller (1969) and Olofsdotter et al. (2002) considered allelopathy as the effect of chemical interactions between plants and described competition as the removal of shared resources. Studies with the aim to find crop cultivars containing allelopathic compounds for improving weed suppressing ability have been performed and are ongoing (Olofsdotter et al., 2002; Bertholdsson, 2011) but thus far, the uptake of allelopathic traits in breeding programs has been slow and no typical allelopathic crop cultivars are available on the market at the moment (Kruse et al., 2000).