“PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL” Muchlis
APA ITU PEMBANGUNAN ??? Pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial
Pembangunan Meliputi Beberapa dimensi : Kependudukan Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang kependudukan diantaranya, masalah kepadatan pendudukan, tingkat pertambahan pendudukan yang tinggi, jumlah penduduk yan tinggi, kesenjangan penduduk dalam rasio jenis kelamin dan usia Kependidikan Dalam bidang kependidikan, pembangunan pendidikan yang tadinya diharapkan sebagai sarana reproduksi sosial , ternyata membawa masalah, sistem pendidikan tetap menjadi sarana dalam mempertahankan kesenjangan sosial yang ada Ketenagakerjaan Begitu juga dalam bidang ketenakerjaan, masalah-masalah seperti pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan tetap menjadi masalah dominant dalam ketenagakerjaan di Negara kita
Konsep pembangunan dalam beberapa hal seringkali saling bersamaan dengan suatu konsep modernisasi, Pembangunan/Modernisasi dalam masyarakat adalah suatu proses transformasi yang dapat merubah beberapa aspek, antara lain : Dibidang ekonomi, berarti merupakan tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal. Dibidang politik, yaitu bahwa ekonomi yang modern memerlukan adanya masyarakat nasional dengan integrasi yang baik. Serta suatu perubahan/Modernisasi dapay menimbulkan perubahan dalam kehidupan. Oleh karena itu, modernisasi sangat diharapkan berlangsungnya oleh masyarakat.
Ciri-ciri Pembangunan/Modernisasi Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi Modern banyak memberikan kemudahan bagi manusia Ajang persaingan kebutuhan manusia Melahirkan teori baru. Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi Perubahan cara berpikir masyarakat menjadi cara berpikir yang ilmiah Ciri-ciri Pembangunan/Modernisasi
Faktor – Faktor Budaya yang Menghambat Pembangunan Beberapa contoh : Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru, hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lam
PERUBAHAN SOSIAL Gilin dan Gilin mengarakan bahwa perubahan-perubahan sosial untuk suatu variasi cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, kompetensi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi atau pun perubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut. Selo Soemardjan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap-sikap dan pola prilaku diantara kelompok dalam masyarakat menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
INTINYA : Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan
Menurut Prof. Dr. Soerjono bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti: Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan secara cepat disebut revolusi, dalam revolusi perubahan yang terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencna. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti dalam masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diingini.
Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu : perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi semakin rasional; perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial; perubahan tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien, dan lain-lainnya.
Teori Perubahan Sosial Teori Klasik Perubahan Sosial Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan social pola linear, perubahan social pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola. - Pola Linear Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terletakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju arah kemajuan.
- Pola Siklus Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan - Gabungan Beberapa Pola Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam masyarakat bias berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx, Menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk masyarakat komunis
Teori-Teori Modern Perubahan Sosial - Teori Modernisasi Teori ini berpandangan bahwa Negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan oleh Negara-negara industri maju. Dengan meniru Negara-negara maju mereka akan menjadi Negara berkembang melalui proses modernisasi. - Teori Ketergantungan (Dependencia) Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada Negara-negara Amerika Latin telah terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Di satu pihak Negara-negara maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan Negara-negara dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi semakin terbelakang, dunia ketiga tidak mengalami tahap “tinggal landas”.
- Teori Sistem Dunia Teori ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstein, bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: Negara-negara inti, Negara-negara semi periferi dan Negara-negara periferi.
Penyebab Perubahan Sosial Prof.Dr.Soerjono menyebutkan, ada dua faktor yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu : 1. Faktor Intern a. Bertambah dan berkurangnya penduduk b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di bawah ini : - Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru - Invention, pengembangan dari discovery - Inovasi, proses pembaharuan c. Konflik dalam masyarakat Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah konflik antara individu dalam masyarakatnya, antara kelompok dan lain-lain. d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan colonial menjadi pemerintah nasional dan berbagai perubahan struktur yang mengikutinya.
2. Faktor Ekstern a. Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah, seperti bencana alam b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Akulturasi dan asimilasi kebudayaan berperan dalam perubahan ini.
Aspek-aspek perubahan sosial Aspek-aspek perubahan sosial dapat dibahas dalam dua dimensi: Pertama, aspek yang dikaitkan dengan lapisan-lapisan kebudayaan yang terdiri dari aspek material, aspek norma-norma (norms) dan aspek nilai-nilai (values). Kedua, aspek yang dikaitkan dengan bidang-bidang kehidupan sosial masyarakat seperti bidang ekonomi, bidang kehidupan keluarga dll.
Aspek kebudayaan material (artifacts) adalah aspek-aspek yang sifatnya material dan dapat diraba atau dilihat secara nyata, seperti pakaian, alat-alat kerja, dan sebagainya. Karena sifatnya material, maka aspek kebudayaan ini relatif cepat berubah Aspek norma (norms), menyangkut kaidah-kaidah atau norma-norma sosial yang mengatur interaksi antara semua warga masyarakat. Aspek ini relatif lebih lambat berubah dibandingkan dengan aspek kebudayaan material.
Aspek nilai-nilai budaya (values), yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan atau falsafah hidup masyarakat. Nilai-nilai inilah yang mendasari norma-norma sosial yang menjadi kaidah interaksi antar warga masyarakat. Aspek nilai inilah paling lambat berubah dibandingkan dengan kedua aspek kebudayaan yang disebut terdahulu.
Perubahan sosial dalam bidang ekonomi pada dasarnya menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat dalam upaya mereka untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, baik perubahan dalam nilai-nilai ekonomi, sikap, hubungan ekonomi dengan warga lainnya, maupun dalam cara atau alat-alat yang dipergunakan. Salah satu kunci dalam perubahan bidang ekonomi ini adalah proses “diferensiasi” dan spesialisasi”.
Aspek kehidupan keluarga, yang menjadi fokus perhatian adalah perubahan fungsi dan peranan keluarga dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Perubahan dalam struktur dan jumlah anggota keluarga mendorong terjadinya perubahan fungsi dan peranan keluarga. Salah satu aspek kehidupan keluarga yang paling jelas perubahannya adalah peranan kaum ibu.
Aspek lembaga-lembaga masyarakat, perubahan sosial pada dasarnya berkembang, dari suasana kehidupan masyarakat tradisional dengan lembaga-lembaga masyarakat yang jumlah dan sifatnya masih sedikit dan terbatas, serta umumnya berdasarkan kegotong royongan dan kekeluargaan. Berkembang menuju masyarakat modern dengan lembaga-lembaga masyarakat yang lebih bervariasi yang pada umumnya dibentuk atas dasar kepentingan warganya, baik dalam bidang ekonomi, kebudayaan, pendidikan, serta dalam bidang hukum, politik dan pemerintahan.
Beberapa Dampak Negatif Perubahan sosial, Modernisasi, dan Pembangunan Westernisasi (meniru gaya hidup orang barat tanpa reserve). Konsumerisme (pandangan hidup bahwa lebih baik membeli produk barang dan jasa daripada membuatnya sendiri) Hedonisme (cara hidup bermewah-mewah untuk mengejar prestise atau gengsi tertentu) Separatisme/pemberontakan/pergolakan daerah Kesenjangan sosial dan ekonomi, yang terjadi karena ketidak adilan dalam proses pembangunan, misalnya karena menekankan atau memprioritaskan daerah atau golongan sosial tertentu Munculnya berbagai tindak kejahatan Munculnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kenakan remaja, prostitusi, dan sebagainya yang disebabkan oleh adanya keinginan untuk menyesuaikan dengan taraf hidup, tetapi tidak didukung oleh kemampuan dan ketrampilan yang memadai (demonstration effect)
Petenis tahun 1930-an
Kesimpulan Pembangunan mengandung makna sebuah perubahan sosial secara positifnyang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Perubahan sosial ditandai dengan adanya perubahan pola perilaku masyarakatnya, perubahan sosial tidak dapat dihindari karena merupakan suatu proses yang sudah ada sejak lama. Perubahan sosial dapat dianalogikan sebagai proses adaptasi terhadap dinamika sosial yang ada di lingkungan karena proses adaptasi merupakan proses penyesuaian diri ke arah yang lebih baik. Selama arah perubahan sosial belum menunjukkan proses yang lebih baik maka perubahan akan selalu mencari jalan dan celah untuk menuju ke arah yang lebih baik.