LAPORAN JAGA MALAM DOKTER MUDA 15 April 2016
DAFTAR PASIEN MASUK
No Identitas Diagnosis Plan/Terapi 1 Ny. ES G3P1A1, 36 th 00909410 UK: 38+2 mg KPD 15 jam pada multigravida h. aterm dp kala I fase laten Outcome: Mondok bangsal / vk Lanjut persalinan pervaginam Obs 10 Evaluasi 4 jam lagi Inj. Vicillin 1 gr/8 jam Inform consent 2 Ny Y G1P0A0, 15 th 01336488 UK: 38 mg KPD 1 hari pada primigravida h aterm dp kala 1 fase aktif Outcome:Lk, 2800gr, 7-8-9 Evaluasi 2 jam Inj vicilin -> skin test
Identitas Pasien Nama : Ny. ES Tanggal Lahir : 03/03/1980 Alamat : Jebres Pekerjaan : IRT Tanggal Masuk : 15 April 2016 Tanggal Diperiksa : 15 April2016 No. RM : 00909410
Keluhan utama Pasien datang sendiri dengan keluhan keluar air dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang Seorang G3P1A1, 36 th, UK 38+2 minggu , datang sendiri dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Pasien merasa hamil 9 bulan. Gerakan janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur belum dirasakan. Air kawah sudah dirasakan keluar sejak 15 jam yang lalu, lendir darah +
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat DM : Disangkal Riwayat Asma : Disangkal Riwayat Alergi : Disangkal Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat DM : Disangkal Riwayat Asma : Disangkal Riwayat Alergi : Disangkal Riwayat Jantung : Disangkal
Riwayat Obstetri Menikah 1x, 8 tahun, KB suntik (-) Ab incomp -> kuret di RSDM Laki – laki, 5 tahun, 3400 gr, spontan Hamil sekarang
Pemeriksaan Fisik KU : Baik, Compos Mentis Vital Sign : TD : 120/80 mmHg HR : 82 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik Mata: CA (-/-), SI (-/-) Thorax: c/p dbn Abdomen: Supel, NT (-), teraba janin tunggal, Intra uterin, memanjang, puka, preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian, his (+) 2x/10”/ 40’ , DJJ (+) 148x reguler Genital: VT: v/u tenang, dinding vagina dbn, portio lunak Ø 2 cm eff 40%, preskep, kepala di H II, KK dan penunjuk belum dapat dinilai, AK (+) , STLD (+) Inspeksi: v/u tenang, dinding vagina dbn, portio livid, OUE kesan terbuka, darah (+), Nitrazine test (+)
Pemeriksaan Penunjang USG: Tampak janin tunggal IU, memanjang, puka, preskep, DJJ (+) FB BPD 9,4 cm, AC 34,41 cm, FL 6,78 cm, EFBW 3248 gr; Placenta insersi di corpus grade 3, air ketuban kesan cukup; Tak tampak kelainan kongenital mayor, kesan janin saat ini dalam keadaan baik.
Pemeriksaan Lab Gol. Darah : B Hemoglobin : 11,8 g/dl GDS : 102mg/dl HbsAg : non reaktiv Hemoglobin : 11,8 g/dl Hct : 36% AL : 13,4 ribu/ul AT : 218 ribu/ul AE : 4,37jt/ul
Kesimpulan Seorang G3P1A1 36 tahun UK 38+2 minggu, riwayat obstetri jelek dan fertilitas baik, teraba janin tunggal, intrauteri, memanjang, puka, preskep, portio lunak Ø 2 cm eff 40%, preskep, kepala di H II, KK dan penunjuk belum dapat dinilai, AK (+) , STLD (+)
KPD 15 jam pada multigravida hamil aterm dp kala 1 fase laten Diagnosis KPD 15 jam pada multigravida hamil aterm dp kala 1 fase laten
Terapi Mondok bangsal / vk Lanjut persalinan pervaginam Obs 10 Evaluasi 4 jam lagi Inj. Vicillin 1 gr/8 jam Inform consent
Outcome Lahir bayi perempuan pervaginam, hidup, BBL 2700 gr, AS 7-8-9, anus (+) Lahir placenta, lengkap, bentuk cakram, ukuran 20x20x1,5 cm, PTP=49 cm
Tinjauan Pustaka
KETUBAN PECAH DINI
Pengertian Ketuban pecah dini atau yang sering disebut dengan KPD adalah ketuban pecah spontan tanpa diikuti tanda-tanda persalinan, ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm (primigravida) atau sebelum 5 cm (multigravida) (Hilal Ahmar, 2010). Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008). Menurut Manuaba (2008) Ketuban pecah dini atau premature rupture of the membranes (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tandatanda persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Etiologi Idiopatik Infeksi (bakterial vaginosis) Polihidramnion Cervical Incompeten Uterin abnormal Following cervical cerclage atau amniosintesis Trauma
Patofisiologi ascending infection Infeksi FAKTOR LAIN infeksi intraamnion Pembesaran uterus aktifitas iL-1 dan prostaglandin infeksi sistemik kontraksi uterus dan peregangan berulang kolagenase jaringan gerakan janin ketuban tipis, Lemah(rapuh) mudah pecah spontan. depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, MMP tidak seimbang
Gejala Klinis keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes Janin mudah diraba. tidak adanya his dalam satu jam nyeri uterus, denyut jantung janin yang semakin cepat serta perdarahan pervaginam sedikit (jrg terjadi)
DIAGNOSIS Tentukan pecahnya selaput ketuban,dg adax cairan ktuban di vagina Tentukan UK Tentukan ada tidaknya infeksi Tentukan tanda2 persalinan
PENANGANAN KHUSUS Konfirmasi I • Bau cairan ketuban yang khas. • Jika keluarnya sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian. • Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
Konfirmasi II Jika mungkin lakukan: Tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas lakmus merah berubah jadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu. Tes pakis. Dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Permeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
Penatalaksanaan Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu: # Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin: • Ampisilin 4 x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari. # Berikan kotikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin: • Betametason 12mg I.M. dalam 2 dosis setiap 12 jam, • Atau deksmetason 6mg I.M. dalam 4 dosis setiap 6 jam. (catatan: Jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi) # Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu. # Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm.
Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu: # Jika ketuban telah pecah > 18jam, berikan antibiotika profilaksis untuk mengurangi risiko infeksi streptokokus grub B: • Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam, • Atau penisilin G 2 juta unit I.V. setiap 6jam sampai persalinan, ( Jika tidak ada infeksi paskapersalinan, hentikan antibiotika) # Nilai serviks: • Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitoksin, • Jika serviks belum matang, matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau lahirkan dengan seksio sesarea.
KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI-TERM # Fetal/neonatal infeksi # Maternal infeksi # Kompresi tali pusat/ prolaps # Failed induction resulting in cesarean section
KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI-PRETERM # Preterm labor and delivery # Fetal/neonatal infeksi # Maternal infeksi # Kompresi tali pusat/ prolaps # Failed induction resulting in cesarean section # Pulmonary hypoplasia (early, severe oligohydramnions) # Fetal deformation
DAFTAR PUSTAKA Bagus, Ida : Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi: EGC, 2004. Sarwono : Ilmu Kebidanan: PT Bina Pustaka, 2009 Bullard I, Vermillion S, Soper D: Clinical intraamniotic infection and the outcome for very low birth weight neonates [abstract] Am J Obstet Gynecol 187;S73, 2002 Cunningham FG et al : Preterm Labor in “ Williams Obstetrics” , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005 DeCherney AH. Nathan L : Late Pregnancy Complication in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003