Teori Hildegard E Peplau Interpesonal Relationship
KELOMPOK 4 Layli Nurwahida Ferra Dwi N Farida
BIOGRAFI Hildegard E Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvina. Pada tahun 1931 Peplau menamatkan pendidikannya di Hospital School of Nursing. Ia mendapatkan gelar B.A dalam bidang psikologi interpersonal dari Bennigton University, Vermont. Pada tahun 1943, Peplau meraih gelar M.A dalam bidang keperawatan psikiatri (keperawatan jiwa) dan gelar Ed.D dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953 dari Fakultas keguruan, Columbia, New York (Martha Raile, 2014). Paplau menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan Presiden dari ANA (American Nurse Association). Karna pengaruhnya yang sangat besar untuk keperawatan jiwa ,Peplau digambarkan sebagai sebagai “Ibu dari Keperawatan Jiwa” , bukan hanya karna pengaruhnya sebagai seorang ahli keperawatan , namun juga sebagai seorang pendidik,penulis, dan seorang teoris (Martha Raile, 2014)
LATAR BELAKANG TEORI Pada mulanya Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk kekecewaannya sekaligus keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “ Custodial Care”. Melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dalam teorinya ia melihat bahwa keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat terapeutik.
DEFINISI DAN KONSEP Teori yang dikembangkan oleh Hildegard E Peplau adalah teori keperawatan psikodinamik yang dipengaruhi oleh hubungan interpersonal, ia melihat bahwa keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat terapeutik,yang memiliki seni dalam membantu orang lain yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan Teori Peplau berfokus pada kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan interpersonal.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik pasien dan keluarganya agar dapat mencapai kematangan perkembangan personal.
Manusia Organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil. Manusia untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh desakan kebutuhan dengan caranya masing-masing. Lingkungan Peplau mendefinisikan lingkungan sebagai bentuk diluar organisme dalam konteks kebudayaan. Dalam hal ini lingkungan merupakan faktor yang penting bagi indivuidu dalam menghdapi individu lain.
Keperawatan Merupakan alat pendidikan yang kekuatannya digunakan dalam proses interpersonal. Pengetahuan diri dalam lingkup komunikasi interpersonal merupakan hal yang penting agar dapat memhami dan menyelesaikan masalah pasien. Kesehatan Sebagai bentuk perkembangan pribadi setiap individu dan sebuah proses yang secara terus menerus berkesinambungan mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif dan produktif .
FASE TEORI INTERPERSONAL Fase Orientasi Fase menentukan atau menemukan masalah , pada fase ini perawat dan pasien melakukan komunikasi awal dan membangun kepercayaan pasien pada perawat.Dalam fase ini bagaimana sikap perawat dalam member pertolongan dan bagaimana sikap atau respon pasien dalam menerima perawatan akan sangat berpengaruh.
Fase Identifikasi Fase ini lebih berfokus pada pemilihan bantuan professional yang sesuai.Pada fase ini diharapkan pasien dapat mengatasi rasa ketidak berdayaan dan keputus asaan. Fase Ekspolitasi Pada fase ini memberikan gambaran tentang kondisi pasien . Pada fase ini keterampilan perawat yang mampu berkomunikasi secara terapeutik sangat diperlukan. Fase Resolusi Pada fase ini pasien dan perawat perlu mengakhiri hubungan terapeutik mereka. Perawat dengan bertahap menghilangkan ketergantungan pasien pada tenaga kesehatan.
BAGAN
APLIKASI Pendidikan Ketika mendapat tugas makalah mahasiswa mengkonsultasikan makalahnya pada dosen agar ia dapat mengetahui letak kekurangan tugas tersebut . Diharapkan setelah itu, mahasiswa dapat menyusun makalah dengan baik dan benar. Penelitian Teori Peplau dapat digunakan sebagai dasar penelitian tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.
Pelayanan Pada saat pasien memerlukan bantuan, perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan perawatan yang dapat dilakukan. Dengan berkembangnya hubungan, perawat dan pasien dapat menentukan permasalahan dan mencari pemecahan/ tindakan yang dapat dilakukan.
JURNAL Judul:Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji, Makassar. Lisensi: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Tahun: 2013 Hasil wawancara peneliti pada tanggal 15 Februar 2013 dengan Kepala Keperawatan RSUD Labung Baji, dapat diketahui bahwa ,masalah yang paling sering dikeluhkan oleh pasien salah satunya yaitu ketidakjelasan infoemasi dari perawat dan keluhan pasien yang kadang tidak ditanggapi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Labung Baji Makassar tahun 2013.
Kepuasan pasien berdasarkan pelaksanaan komunikasi terapeutik fase orientasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2013 masih kurang, yaitu dua responden puas (23,2%) dan 73 responden tidak puas (76,8%). Kepuasan pasien berdasarkan pelaksanaan Komunikasi terapeutik fase kerja di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2013 sudah cukup baik.Yaitu 93 responden puas (97,9%) dan 2 responden tidak puas (2,1%). Kepuasan pasien berdasarkan pelaksanaan komunikasi terapeutik fase terminasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2013 masih kurang. Yaitu 11 responden puas (11,6%) dan 84 responden tidak puas (88,4%).
TERIMA KASIH