Strategi Apropriasi dan Hibridasi dalam Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur
Modernisme Wacana modernisme, kreatifitas harus ditunjukkan dengan penciptaan bentuk-bentuk baru yang inovatif, orisinal dan unik. Orisinalitas sebagai prinsip utama dalam penciptaan karya seni rupa dalam wacana modernis kini tidak lagi diikuti oleh para perupa kontemporer
Posmodernisme Wacana posmodernisme yang menjunjung semangat pluralisme, kemudian aliran bebas dari budaya visual membawa prinsip kolektif dalam produksi seni telah berpengaruh dalam proses kreatif perupa. Para perupa kontemporer menantang prinsip orisinalitas dalam penciptaan karya seni rupa melalui penggunaan strategi apropriasi yaitu meminjam bentuk visual dari budaya dan karya yang sudah ada.
Seni Rupa Kontemporer Caroline Turner menyatakan, seni rupa kontemporer adalah produk dari tradisi, perjumpaan kultural-historis, konfrontasi dengan Barat yang terjadi dalam zaman modern dan perubahan ekonomi, teknologi dan informasi pada saat ini, yang telah menekan dunia menuju sebuah kebudayaan ‘global’ dan sangat diakselerasi oleh interaksi dari masing-masing kondisi di atas
Seni Rupa Kontemporer seni rupa kontemporer adalah seni rupa alternatif rupa kontemporer adalah penolakan terhadap seni rupa modern membatasi hanya pada seni rupa alternatif seperti instalasi, happenings, performance art
Ciri-ciri seni rupa kontemporer Indonesia Meningkatnya tema sosial-politik, adanya kecenderungan anti formalisme (diasosiasikan dengan gerakan Pascamodernisme). Penonjolan pluralisme disertai kemunculan unsur-unsur lokal, dan tumbuh kembali tradisi realisme dan kecenderungan representasional (Soedarso)
Posmodernisme dan Apropriasi Berbeda dengan seni rupa modernisme yang mengutamakan estetika bentuk, seni rupa posmodern lebih mengutamakan pesan atau tema. Strategi visual yang digunakan oleh para perupa kontemporer lebih dimudahkan dengan adanya teknologi. Appropriasi menjadi salah satu strategi visual yang paling banyak digunakan oleh para perupa kontemporer
Appropriasi Penerapan kata appropriasi pada seni rupa dan sejarah seni rupa pada masa sekarang ini berhubungan dengan adopsi karya seni rupa dari unsur-unsur yang ada lebih dulu. Appropriasi juga dapat bermakna ‘peminjaman’ atau ‘pengaruh’, dari produksi dan resepsi sebuah karya seni rupa. (Nelson)
Appropriasi menjadi standar dalam produksi karya seni rupa kontemporer pada saat ini. Terdapat berbagai macam teknik appropriasi dalam produksi karya seni rupa kontemporer seperti misalnya: remix, copy-paste, collage, montage, dan kutipan. Strategi appropriasi dalam seni rupa kontemporer merupakan bentuk kritik terhadap mitos orisinalitas, kepengarangan dan aura dalam seni modernis.
Estetika Hibrida Estetika hibrida adalah gaya atau konvensi seni rupa yang menggabungkan dua atau tiga budaya seni rupa, gaya, atau teknik untuk menciptakan seni rupa unik yang eksis dalam batas antara dua budaya dan pada saat yang sama meninggikan bentuk-bentuk visual duniawi atau seni rupa pada status kontemporer yang kreatif (Akpang)
Estetika hibrida dapat dilihat sebagai sebuah titik di mana gaya-gaya dan teknik-teknik seni rupa kontemporer bersilangan, sebagai percampuran antara yang tradisional dan yang modern (Odibo) Seni rupa hibrida merupakan fenomena yang terjadi secara meluas di era posmodern. Seni rupa posmodern ditandai oleh keliyanannya, terdiri atas unsur-unsur yang “hibrid daripada yang ‘murni’, kompromi daripada ‘bersih’, ‘ambigu’ daripada ‘artikulasi’, menyimpang dan juga menarik. (Danto)
Seni Rupa Jawa Timur Posisi Jatim di peta seni rupa Indonesia berada antara dua pusat seni dan pariwisata Bali dan Yogyakarta. Beberapa kota di Jatim yg aktivitas seninya hidup : Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan, Blitar, Banyuwangi dll. Pendidikan Seni : UM, UB, Unesa, STKW. Galeri seni : Surabaya, Malang, Batu dll
Perupa kontemporer Jatim Surabaya : Ivan Hariyanto, Asri Nugroho, dan Hening Purnamawati (senior) Rilantono, Agus Koecink, Adi Kaniko, Supar Pakis, Kukuh Nuswantoro, Joko Pramono (Jopram) dan lain-lain
Pondok Seni Batu Koeboe S., Badrie, Djuari S., Slamet Henkus, Gusbandi Harioto, Agus Riyanto, Andri Suhelmi, M. Watoni Suid, Anwar, Bambang BP., Isa Ansori, Herry Poer, Sugiono, dan Fadjar Djunaedi.
Perupa kota Malang Ojite Budi Sutarno, Gatot Pujiarto, Antoe Budiono, Keo Hariyanto, Bambang AW., Yoga Mahendra, Ponimin, dan lain-lain. Ex. Sanggar Arti : Yon Wahyuono, M. Sattar, Imam Muhajir, Eksan, Sunari, Andy Harisman dll. Choirul Sabarudin
Perupa Jatim lainnya Pasuruan : Wahyu Nugroho, Achmad Rosidi, dll. Jember: Sutjipto Adi, Syaiful Jatim dll. Kediri : Muljo Gunarso dll Banyuwangi : Faizin dll.
Ekspresi Sang Primadona, 2000 Interuption of Yue Mingjun 2 (2007)
Hening Purnamawati Hieronimus Bosch The Garden of Earthly Delights Hieronymus Bosch (1490–1510) Anak Kunci Surga 2009
Rilantono Retorika Guarni Calengka , 2005 Guernica Picasso
Asri Nugroho Kartoloan, 2015
Koeboe Sarawan Loro Blonyo 2
Choirul Sabarudin
Kukuh Nuswantoro Kukuh N. : Van Gogh (2007)
Toni Jafar Jumaldi Alfi Toni Jafar: Hammer and Stone (2008) Memory Series Number 10069, 2006
Sutjipto Adi: Reincarnation A Long Walk to Freedom (2008)
Mulyo Gunarso : Catatan-alam (2011)