Pedagogi Kritis dalam Pendidikan di Indonesia Novi Widiastuti, M. Pd. 2016
Bagaimana dengan pendidikan di indonesia ???
Mengacu pada UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan : Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yg beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yg demokratis serta bertanggung jawab.
KURIKULUM DI INDONESIA (2004 – 2013) KURIKULUM BERBASIS MATERI (KBM) KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KURIKULUM 2013
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) KBK berorientasi pada dua hal penting, yaitu : 1) Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pembelajaran yang bermuara pada pengalaman belajar yang bermakna, 2) Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/2011/08/kurikulum-berbasis-kompetensi
Ciri-ciri kbk secara subtansial sbb : Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
KRITIK TERHADAP KBK KBK sifatnya sangat individualis, menekankan pada outcomes (apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan) (Harris, dkk.,1995) Secara teoretis, KBK meniadakan perbedaan antara ‘tangan dan pikiran’, teori dan praktek, umum dan spesifik dalam pendidikan (Harris, dkk.,1995) KBK sebagai sesuatu yang sangat reduksionistik,sempit,kaku, teoretis, empiris dan pedagogis yang sangat tidak memadai (Chappell,1996;Hyland,1994).
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1. KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA) 2. Pengembangan KTSP memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki. 3. Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-6_KTSP_.pdf
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 4 tahun terakhir tingkat pengangguran hingga Agustus 2004 mencapai 9,9%, meningkat menjadi 10,3% pada Februari 2005. Kemudian Oktober 2005 membengkak menjadi 10,84% atau sekitar 11,6 juta. 40 juta orang pengangguran terselubung!!
KRITIK TERHADAP KTSP Empat tahun terakhir tingkat pengangguran di Indonesia semakin terbuka yaitu hingga bulan Agustus 2004 mencapai 9,9%, meningkat menjadi 10,3% pada Februari 2005. Kemudian bulan Oktober 2005 membengkak menjadi 10,84% atau sekitar 11,6 juta. Jika jumlah ini ditambahkan dengan orang setengah menganggur dan pengangguran terselubung ada 40 juta lebih orang dalam kategori pengangguran dan bila diakumulasikan lagi dengan jumlah penduduk miskin angkanya bertambah besar. http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/
KURIKULUM 2013 BISA APA ? TAHU APA ?
Penjelasan MENDIKBUD tentang kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbud-kurikulum2013
SO WHAT... ???
PARADOKS pendidikan di indonesia ? Kurikulum hanya menekankan Aspek Kognitif sementara aspek afeksi & psikomotorik terabaikan Penanaman karakter untuk menganalisis & berkreativitas melemah Kurikulum yang diterapkan seragam baik di Kabupaten, Kota & Kecamatan se-Indonesia telah mematikan potensi daerah masing-masing kondisi ini diperparah oleh kurikulum sekolah yg tidak mengajarkan ilmu praktis untuk hidup di masyarakat Lulusan yg dihasilkan oleh sekolah hanya teoritis belaka tapi tidak bisa diterapkan secara langsung The last but not least…..lulusan sekolah menambah jumlah pengangguran di Indonesia
KRITIK wapres thd KURIKULUM Dalam artikel di Kompas, 27 Agustus 2012, Wapres Boediono dengan tegas menyebutkan, sampai saat ini kita belum punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan. Karena tak ada konsepsi yang jelas, timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik. Bahan yang diajarkan terasa ”berat”, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari pendidikannya.
Knowledge is power….
PENUTUP (1) Persoalan kemiskinan dan penggangguran memiliki korelasi dengan masalah pendidikan karena merupakan sarana menuju kehidupan yang lebih baik. Bangsa yang maju pendidikannya, kualitas manusianya juga baik sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran dapat teratasi. http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/
PENUTUP (2) Paulo Freire (Cruz dan Pradipto, 2002:5) menyatakan bahwa pendidikan dapat membebaskan suatu bangsa dari masalah pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan yang benar dan sejati bukanlah pemberian atau pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) saja tetapi juga pengalihan dan penanaman nilai (transfer of value) yang berguna untuk kehidupan dan penghidupannya. http://hipkin.or.id/evaluasi-ktsp-berbasis-kinerja/