NEW MEDIA LITERACY Subtitle
SEJARAH LITERASI MEDIA 1933 inggris. Bagaimana melek media untuk menghadapi budaya pop pada media cetak. 1950. Usa. Meningkatnya dampak media massa seperti radio dan televisi pada kehidupan dan pendidikan Pentingnya literasi media kembali kepada isu pendidikan karena teknologi new media menyebabkan adanya kecemasan kolektif di masyarakat.
Popular culture or pop culture is the entirety of attitudes, ideas, images, perspectives, and other phenomena within the mainstream of a given culture, especially Western culture of the early to mid- 20th century and the emerging global mainstream of the late 20th and early 21st century. Popular culture is often viewed as being trivial and "dumbed down" in order to find consensual acceptance throughout the mainstream. As a result, it comes under heavy criticism from various non- mainstream sources (most notably religious groups and countercultural groups) which deem it superficial, consumerist, sensationalist, or corrupt.[3][4][5][6][7]
Media tidak hanya membentuk budaya namun sudah menjadi budaya Media tidak hanya membentuk budaya namun sudah menjadi budaya. Tidak bisa dipisahkan kembali. Literasi media saat ini. Diskriminasi dan proteksi, pemberdayaan dan pengenalan media sebagai aspek sosial.
TUJUAN MEDIA LITERASI Demokrasi, partisipasi dan active citizenship Knowledge economy, competitiveness dan choice Lifelong learning, cultural expression dan personal fulfillment
SEJARAH CLASSIC LITERACY – READING AND WRITING AUDIOVISUAL LITERACY (DIGITAL MEDIA) NEW MEDIA LITERASI (INTERNET AND WEB 2.0)
CONSUMING SKILL Serangkaian kemampuan teknis yang dibutuhkan individu ketika ia mengkonsumsi isi media. Contohnya, bagaimana menggunakan komputer, mencari informasi, menggunakan internet dll
MEMAHAMI Kemampuan individu untuk memahami makna isi media pada tingkat literasi. Contohnya kemampuan individu untuk menangkap ide yang muncul pada berbagai platform (buku, video, blog, facebook) dan kemampuan menginterpretasi makna dalam bentuk sederhana atau emoticons. Individu dapat melakukan ujicoba terhadap lingkungan mereka untuk memecahkan masalah (bermain) Untuk menafsirkan dan membangun model dinamis (simulasi) Melakukan scan lingkungan dan bergerak cair menuju informasi penting (multi tasking) Menangani arus infromasi pada berbagai bentuk (transmedia navigation)
ANALISIS Kemampuan individu untuk mengurai pesan media. Analisis teks pada bahasa, genres, kode dari berbagai platform. Siapakah pengarangnya (semua pesan media dibangun) Bagaimanakah bentuk media (bahasa kreatif media) Audiens (penafsiran pesan oleh audiens) ketika mengurasi pesan media secara individu dan sosial.
SINTESIS Kemampuan individu untuk menggabungkan isi media dengan sudut pandang mereka dan membangun ulang isi media. Contohnya individu mampu membandingkan berita yang sama dari berbagai sumber. Menghasilkan kemampuan membedakan pesan.
EVALUASI Kemampuan untuk mempertanyakan, mengkritisi, dan menantang kredibilitas isi media. Mengetahui bahwa isi media adalah representasi manusia yang dibentuk. Bagaimana media menampilkan kelompok, komunitas, pengalaman, ide atau topik dari ideologi dan perspektif tertentu. Memahami identitas, hubungan kekuasaan dan ideologi. Evaluasi juga berhubungan dengan proses pengambilan keputusan di mana sintesis dan analisis bersifat implisit.
INDIKATOR LAINYA Kemampuan prosuming Kemampuan teknis untuk menghasilkan/menciptakan isi media Misalnya: memiliki akun online (skype, blog, fb) menggunakan software untuk menghasilkan digital artifak (gambar, video) sampai programming (komputer, telepon genggam)
CREATE = CREATE + EDIT + DISSEMINATE
DISTRIBUSI Kemampuan menyebarkan informasi. Proses berbagi melalui jaringan sosial. Biasanya perasaan (like or dislike) Membagi pesan media Menilai produk dan jasa
PRODUKSI KEMAMPUAN UNTUK MENDUPLIKASI ATAU MENGGABUNGKAN ISI PESAN MEDIA SCANNING, TYPING, VIDEO CLIP MIXING PADA BERBAGAI FLATFORM.
PARTISIPASI Kemampuan untuk melakukan partisipasi interaktif dan secara kritis pada new media. Memberikan dukungan pada multi platform. Adanya collective intelligence. Pengumpulan pengetahuan dan perbandingan catatan untuk mencapai tujuan tertentu.
KRITIS Kritis adalah fokus pada nilai sosial budaya, ideologi, hubungan kekuasaan yang melekat pada partisipasi media. Menghargai perbedaan ide pada komunitas dan lintas komunitas. Jolls dan thomas (2008) partisipasi membutuhkan engagement dan interaksi untuk konstruksi media. Partisipasi adanya koneksi sosial yang menghargai kontribusi individu.
kreasi Kemampuan untuk menghasilkan isi media yang memiliki pemahaman kritis dari nilai sosial budaya dan isu ideologi. Kreasi membutuhkan inisiatif individu untuk memulai interaksi. Misalnya membuat w.A. Grup. Menghasilkan blog yang akan membangkitkan diskusi dan komen dari konsumennya.
tugas presentasi perkelompok temukan permasalahan kritis di sosial media lakukanlah analisis terhadap konten sosial media tersebut menggunakan konsep consuming dan presuming buatlah paper, kertas A4, 12 pt, dijilid, perkelompok (WORD). presentasi minggu depan menggunakan PPT
terima kasih