ASEAN & GOOD NEIGHBOR POLICY Oleh : Drs. Sugeng Widodo, MM. 1
Pada 8 Agustus 2017 yang lalu ASOSIATION OF SOUTH EAST ASIAN NATION (ASEAN) genap berusia 50 tahun. Berusia setengah abad, telah banyak yang dilalui oleh perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi jika kita cermati ada empat tantangan besar yang akan dihadapi oleh ASEAN. 2
Pertama adalah bagaimana ASEAN dapat mengatasi lawan geopolitik di kawasan. Ketegangan-ketegangan di Laut Cina Selatan telah memanas beberapa tahun belakangan ini tanpa menguntungkan siapapun, baik itu Cina, ASEAN, atau komunitas Internasional. Laut Cina Selatan akan menjadi “konflik di masa depan”,bahwa 1. Situasi saat ini telah “menemui jalan buntu” yang mungkin mengarah pada “konflik bersenjata,” 2. Konflik Laut Cina Selatan “memerlukan perhatian yang mendesak dari penyusun strategi dan pembuat kebijakan.” 3
Pertama adalah bagaimana ASEAN dapat mengatasi lawan geopolitik di kawasan. 3. Jika pihak-pihak yang terlibat sengketa tidak dapat menyelesaikan , membiarkan konflik meledak dan menyebabkan ketidak stabilan di kawasan, akan menghapus tahun-tahun yang telah diwarnai dengan perdamaian yang berkesinambungan, stabilitas dan perkembangan ekonomi. Sebagai pemangku-kepentingan atas Laut Cina Selatan, ASEAN dan Cina seharusnya melaksanakan tiga tindakan berikut untuk memelihara perdamaian dan stabilitas. 4
Pertama, ASEAN dan Cina harus memperkuat rasa saling percaya satu sama lain. Cina mencurigai beberapa negara anggota ASEAN telah membiarkan atau bahkan memfasilitasi kebijakan Amerika yang bersumbu di Asia dan melibatkan Amerika dalam konflik Laut Cina Selatan. Cina mengingatkan ASEAN untuk “tidak mengambil posisi” dalam permainan kekuasaan regional. 5
ASEAN, pada sisi yang lain, dengan halus menyatakan kekhawatiran niat hegemoni Cina di Laut Cina Selatan yang ditandai dengan penggunakan kekuatan militer dan para-militer untuk mengubah status quo Laut Cina Selatan yang sudah rentan. Deklarasi Air Defense Identification Zone (Zona Identifikasi Pertahanan Udara, ADIZ) atas Laut Cina Timur yang dilakukan Cina secara sepihak . Dan kebijakan penangkapan ikan dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Hainan mengharuskan kapal-kapal ikan asing yang beroperasi di dua pertiga wilayah Laut Cina Selatan untuk meminta izin dari pejabat pemerintahan Cina telah menimbulkan keraguan atas kemampuan Cina untuk menyelaraskan ucapan dan tindakannya 6
Penegasan pemerintah Cina yang baru untuk meneruskan kebijakan sebagai tetangga ASEAN yang baik. Rasa saling tidak percaya seperti ini dapat menyebabkan timbulnya siklus aksi dan reaksi. Misalnya, penguatan angkatan bersenjata atau militerisasi di regional yang mungkin memperburuk lebih jauh kondisi keamanan dan merusak keseimbangan kekuasaan di Laut Cina Selatan dengan berbagai akibat yang akan menimbulkan ketidakstabilan. 7
ASEAN dan Cina perlu segera menghentikan rasa saling tidak percaya seperti ini. Cina perlu meyakinkan kembali ASEAN bahwa Cina akan meneruskan kemajuannya yang damai dengan tegas menjalankan apa yang telah diumumkan oleh para pemimpin Cina, dan mengendalikan diri lebih keras. Yang terpenting, Cina perlu membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan peningkatan militer Cina merupakan sebuah alasan bagi ASEAN untuk bergembira, dan bukannya malah merasa takut. Cina telah dengan jelas menunjukkan bagaimana ledakan ekonominya telah memberi keuntungan bagi kemakmuran di kawasan. 8
Cina dapat melakukan hal tersebut dengan memanfaatkan kapabilitas armada lautnya dengan mengirimkan kapal-kapal modern yang dimilikinya bukan ke wilayah maritim yang dipersengketakan, tetapi untuk membantu memerangi bajak laut dan perampokan bersenjata, atau untuk menolong orang dan kapal yang menemui kesulitan dan membutuhkan bantuan di Laut Cina Selatan, misalnya dalam berbagai operasi penyelamatan saat bencana besar seperti pada saat taifun Haiyan menerjang Filipina di tahun 2013. 9
Cina harusnya menunjukkan bahwa penyelesaian sengketa teritorial akan ditempuh terus-menerus secara damai, tanpa menggunakan Kenyatta militer atau para-militer, ataupun ekonomi. Cina seharusnya menepis setiap keraguan yang dimiliki ASEAN; bahwa Cina secara tulus mengutamakan dialog di dalam menyelesaikan konflik dengan bersikap lebih terbuka dan berusaha untuk lebih terlibat di dalam diskusi- diskusi dengan ASEAN mengenai Laut Cina Selatan, misalnya di dalam negosiasi tentang Code of Conduct yang mengikat secara regional. 10
ASEAN, pada sisi yang lain, harus meyakinkan Cina bahwa ASEAN tidak mencari bantuan dari kekuatan-kekuatan politik eksternal untuk menghadapi Cina. ASEAN perlu untuk menunjukkan bahwa tindakan ASEAN melibatkan kekuatan-kekuatan politik utama bertujuan untuk menciptakan keseimbangan yang dinamis 6 dan kerangka kerjasama yang menguntungkan bagi setiap pihak. ASEAN juga perlu menunjukkan pada Cina bahwa Asia Tenggara tidak berminat dan tidak memiliki kapasitas untuk campur tangan di dalam permainan kekuatan politik dunia, dan bahwa ASEAN masih sangat menjunjung tinggi ideologi ASEAN untuk mewujudkan wilayah Asia Tenggara yang damai, bebas, dan otonom bahkan hingga pada saat ini. Seperti yang disampaikan oleh Hugh White, seorang sarjana asal Australia, secara blak-blakan namun tepat bahwa “ASEAN tidak akan membantu Amerika dalam mengatur Cina untuk kepentingan Amerika.” 7 11
Kedua, masalah kejahatan transnational organized crime Bagaimana ASEAN dapat mengatasi masalah kejahatan transnational terorganisasi di mana di dalamnya terdapat isu terkait narkoba dan counterrorism. 12
Ketiga, bagaimana ASEAN dapat menjamin kesejahteraan seluruh rakyat. Menghadapi tantangan soal jaminan kesejahteraan, para menteri luar negeri menggarisbawahi tentang kesenjangan pembangunan atau development gap. Mempersempit kesenjangan di dalam negara maupun antar negara anggota pun menjadi pekerjaan rumah penting bagi ASEAN. 13
Keempat adalah issue soal persatuan dan kesatuan ASEAN. 14
Terima Kasih