Hubungan Ekonomi, Kesehatan, & Pembangunan Oleh : Faik Agiwahyuanto
Hubungan Ekonomi dgn Kesehatan Pembangunan Ekonomi berhasil Pendapatan negara & masyarakat meningkat Daya beli barang/jasa kes & gizi layak meningkat Kes, gizi, & sanitasi lingkungan lbh baik Status kesh, status gizi lbh baik Produktivitas meningkat, har absen sekolah, kerja turun
Hubungan Kesehatan trhdp pembangunan Kondisi kesehatan baik Produktivitas meningkat (kerja, efektif, efisien) Nilai tambah dlm pembangunan ekonomi
Mengapa ekonomi-kesehatan-pembangunan harus berurutan ? Adanya suatu hubungan yang saling berkaitan antara masyarakat yang ekonomi rendah dengan tingkat kesehatan yg buruk, sehingga pembangunan bagi daerah tersebut terhambat. Alasan pembangunan di daerah terhambat karena anggaran daerah atau negara akan tersedot ke arah kesehatan bagi warganya yang tidak mamu. Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik keadaan kesehatan dan pendidikannya. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi
Dampak Pembangunan terhadap Kesehatan Dampak Positif Meningkatnya fasilitas penyediaan makanan bergizi Perubahan & lingkungan baik Yankes yg baik Dampak Negatif Jurang perbedaan masyarakat kota & desa dgn fasilitas berbeda Urbanisasi penduduk Kurang perhatian terhadap ekosistem, lingkungan (pencemaran, penggundulan hutan)
Kesehatan sbg Masukan untuk Pembangunan Eko
Masalah Pembangunan Ekonomi & Kesehatan Kemiskinan = Berbagai indikator kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah jika dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan tinggi, memperlihatkan bahwa angka kesakitan dan kematian secara kuat berkorelasi terbalik dengan pendapatan.
Alasan Meningkatnya beban penyakit pada penduduk miskin Penduduk miskin lebih rentan thdp penyakit karena keterbatasan akses terhadap air bersih & sanitasi serta kecukupan Penduduk miskin cenderung enggan mencari pengobatan walaupun sangat membutuhkan krn terdapatnya kesenjangan yg besar dgn petugas kesehatan Terbatasnya sumber daya untuk penuhi kebutuhan dasar Terbatasnya pengetahuan untuk menghadapi serangan penyakit
Pendekatan Aspek Demografi Miskin Banyak anak. Asumsinya bahwa ketika anak sakit atau anggota keluarga meninggal, maka akan diganti dengan anak yg lainnya. Ketika si Miskin banyak anak beban hidup dan kehidupan akan meningkat kemiskinan akan membengkak beban negara dalam memberikan perlindungan dan penghidupan layak juga meningkat pertumbuhan pada daerah tersebut akan turun atau stagnan. Bukti empiris tentang adanya hubungan antara tingkat fertilitas dengan tingkat kematian anak adalah sangat kuat. Pola ini menuntun pengertian kita bahwa negara-negara yang mempunyai tingkat kematian bayi yang tinggi mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk tercepat di dunia dengan segala konsekwensinya.
Pertumbuhan di Indonesia Indonesia faced the challenge of increasing health expenditures at the national level by 222% over the last eight years. However, the proportion of health spending to GDP remains below average among the low-to-middle-income countries, accounted for 2.8% of GDP in 2014 according to WHO database (WHO, 2017) or 3.6% based on the 2014 NHA Indonesia country report (MoH et al., 2015). This is primarily the result of a low government contribution to health financing, with a public share of only 37.8% of total health expenditure, whereas private, primarily OOP payments, contribute 62.2%.
Sekian