KERJA SAMA KAWASAN DALAM BUKU ISU-ISU GLOBAL KONTEMPORER Prof.Drs. BUDI WINARNO,MA,PhD
KERJASAMA KAWASAN Diperlukan pemahaman awal tentang kerjasama kawasan. hal ini penting karena definisi kawasan (region) dan regionalism acapkali menimbulkan perdebatan dan pertikaian, sekaligus jarang menimbulkan konsensus. problem membatasi region dan regionalism telah menjadi perhatian kaum akademisi pada akhir tahun 1960an dan tahun 1970an namun tidak memperoleh kesimpulan yang jelas
Regionalis seringkali dianalisis dalam pengertian tingkat kohesivitas sosial (etnisitas, ras, bahasa, agama, budaya, sejarah, kesadaran terhadap warisan bersama); kohesivitas ekonomi (pola-pola perdagangan, komplementaritas ekonomi; kohesivitas politik (tipe rezim, ideologi); kohesivitas organisasi (eksistensi lembaga-lembaga regional) secara khusus, perhatian difokuskan kepada gagasan saling ketergantungan kawasan (region independence).
Pengertian regionalism bisa dipilah dalam lima kategori yang berbeda sebagai berikut: Regionalization menunjuk kepada pertumbuhan integrasi masyarakat dalam sebuah wilayah dan pada proses interaksi sosial dan ekonomi yang acapkali tidak terarah. Regional awareness, regional identity dan regional consciouness merupakan pemikiran yang secara inheren kurang tepat.
Regional interstate co-operation memberikan arti bahwa banyak kegiataan kawasan yang mlibatkan negosiasi dan konstuksi persetujuan antar negara atayu pemerintah, atau antar rezim. State-promoted region integration, sub kategori kerjasama kawasan yang penting berkaitan dengan integrasi ekonomi kawasan. Region cohesion merujuk pada kemungkinan pada suatu titik tertentu bahwa kombinasi empat kategori di atas mendorong munculnya unit kawasan yang kohesif dan terkonsolidasi.
Globalisasi sebagai faktor pendorong Sejak Perang Dunia Kedua, kita telah menyaksikan munculnya fenomena politik baru dalam politik global:kerjasama dan integrasi negara dalam suatu kawasan-dalam skala kontinental. Uni Eropa barangkali bisa menjadi contoh kasus yang cukup baik dalam mendefinisikan dan menjelaskan kerjasama dan integrtasi kawasan,
Kerjasama kawasan memberikan batas-batas bagi negara bangsa untuk melakukan tindakan atas nama kedaulatan. Para ahli telah berusaha menjelaskan dan mendefinisikan sifat esensial dan karakteristik kawasan dan kerjasawa kawasan politik, seperti dikemukakan oleh Adam Smith pada tahun 19601n dan 1970an, dunia melihat suatu analisis gelombang pertama yang memfokuskan secara khusus pada dampak-dampakk regional atas Perang Dingin dan munculnya institusi regional baik di eropa maupun di negara-negara Dunia Ketiga.
Stubba dan Underhill (2000), mengidentifikasi tiga elemen penting regionalisme : Adanya pengalaman historis yang sama dan perasaan akan persoalan-persoalan bersama di antara kelompok-kelompok negara atau masyarakat dalam suatu batas geografi. Ini akan memberikan definisi kawasan secara efektif. Adanya interaksi yang lebih intense di antara anggota-anggota dibandingkan dengan dengan interaksi dengan dunia luar. Munculnya suatu organisasi yang memberikan kawasan tersebut kerangka institusi dan hukum dan menyediakan “ruler the game”.
Perspektif Teoretik Dalam menjelaskan trend dunia tersebut, ada dua perspektif teoretik dominan yang dewasa ini sangat berpengaruh pada analisis hubungan antar negara dan politik international. perpektif teoretik yang dimaksud adalah neorealisme dan neoliberalisme atau neoinstitusionalisme.
Perbedaan pendekatan yang ada pada dasarnya lebih disebabkan perbedaan-perbedaann asumsi yang mendasari tatanan dunia atau situasi politik internasional. Asumsi ini kemudian berpengaruh terhadap bagaimana politik dunia seharusnya dianalisis dan dipahami. Karena masing-masing pendekatan mempunyai asumsi tersendiri sehingga cenderung berbeda dalam melihat relistik politik internasional termasuk dalam menjelaskan kerjasama kawasan.
Kita harus mempunyai perspektif teoretik yang memadai sehingga bisa lebih jernih dalam menjelaskan makna dibalik semakin kuatnya kecenderungann ke arah kerjasama kawasan. Jauh lebih baik jika masing-masing perspektif teoretik ditempatkan pada porsi masing-masing agar kita dapat mengambil keunggulan dari masing-masing pendekatan guna menjelaskan suatu kasus yang relevan.
Neorealisme dalam Politik Internasional Salah satu varian utama pendekatan neorealis adalah neorealisme struktural yang dikemukakan oleh Kenneth Waltz.
Dibandingkan dengan pendekatan realisme, neorealisme struktural ini mempunyai beberapa perbedaan, antara lain :
Realisme menyandarkan pada penjelasan yang bersifat induktif (induktive theory). Perbedaan kedua neorealis struktural dibanding realis adalah cara pandang mereka terhadap kekuasaan. Meskipun kaum realis memahami elemen-elemen kekuasaan yang berbeda, tetapi mereka menganggap bahwa kekuatan militer yang paling utama. Sebaliknya kaum neorelis strutural seperti Waltz, beranggapan bahwa kekuatan milter bukan satu-satunya yang esensial.
Perbedaan ketiga terletak pada bagaimana negara bereaksi dalam sistem dunia yang bersifat anarkis. Bagi kaum realis, anarki adalah kondisi sistem internasional dan negara bereaksi berdasarkan atas ukuran, lokasi, politik dalam negeri dan kualitas pemimpin. Sebaliknya Neorealis Struktural melihat bahwa anarki menentukan sistem
Neoliberalisme Neoliberalisme yang akan dibahas di sini dalam pengertian bagaimana perspektif teoretik ini berusaha menjelaskan sistem internasional dan kerjasama yang muncul dalam sistem tersebut.
Neoliberalisme dalam perspektif ini mempunyai beberapa varian yaitu : Liberalisme komersial yang berusaha secar terus menerus melakukan pembelaan atas perdagangan bebas dan sebuah pasar atau ekonomi kapitalis sebagi suatu cara untuk meraih kemakmuran dan perdamaian. Liberalisme Republikan yang mengatakan bahwa negara demokrasi akan cenderung menghormati hak-hak asasi warga negara dan cenderung tidak suka berperang dengan negara dem0krasi lainnya.
Institusionalisme liberal atau institusionalisme neoliberal telah banyak dipertimbangkan secara intensif oleh para sarjana sebagai suatu perspektif teoretik yang menentang realis dan neorealis. Studi bagi pengembangan perspektif ini menyarankan bahwa cara untuk meraih kemakmuran dan perdamaian adalah bagaimana negara-negara merdeka mengumpulkan sumber daya yang mereka miliki bahkan mengurangi beberapa kedaulatan mereka untuk menciptakanj komunitas yang terintegrasi untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan merespon persoalan-persoalan regional.
Para pemikir yang berada dalam perspektif neoinstitusionalisme mengidentifikasikan 4 asumsi pokok : Negara merupakan aktor kunci dalam hubungan internasional tetapi bukanlah satu-satunya aktor yang signifikan.
Lanjutan.... Dalam lingkungan yang kompetetif, negara berusaha memaksimalkan keuntungan melalui kerjasama. Kendala terbesar kerjasama yang berhasil adalah ketidakrelaan atau kecurangan yang dilakukan oleh suatu negara. Kerjasama tidak pernah tanpa masalah, tetapi negara akan menggeser sumber daya dan kesetiaannya jika mereka melihat keuntungan bersama, dan jika kerjasama tersebut menyediakan suatu peningkatan kesempatan untuk mengamankan kepentingan nasional mereka.
Dari kedua perspektif teoterik terbesar ini, tampak bahwa masing-masing perspektif mempunyai ciri khasnya yang lebih saling melengkapi meskipun dalam beberapa dimensi tidak ada titik temu antara mereka. Namun sebagai sebuah perspektif teoretik, adalah lebih baik jika keduanya bisa digunakan secara bersamaan dalam melihat trend globalisasi dan regionalisasi dewasa ini.
Globalisai VS Regionalisme Keuntungan yang diraih atas perdagangan bebas neoliberal itu ternyata dalam banyak hal mengalir ke negara-negara maju. Di sisi lain meskipun motif kerjasama multilateral ditujukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, tetapi faktanya kepentingan nasional tetap menjadi faktor penting
Lanjutan.... Bahkan jika perlu meminggirkan kepentingan negara lain dalam perjanjian perdagangan yang ada. Meskipun begitu, globalisasi neoliberal tetap menjadi dan sepertinya akan tetap menjadi ideologi dominan yang membentuk basis globalisasi sekarang ini.
Ada empat cara bagaimana globalisasi mendorong regionalisme : Integrasi yang semakin mendalam menciptakan persoalan-persoalan yang membutuhkan manajemen kolektif dan lebih spesisfik, bentuk-bentuk manajemen dan regulasi yang melibatkan hak prerogatif negara. Karakteristik global dalam banyak isu sering dilebih-lebihkan dan meskipun memang terdapat isu-isu yang bersifat global, tetapi dampaknya lebih terasa pada suatu kawasan
Lanjutan.... Merepresentasikan suatu gairah untuk melakukan rekonsiliasi menuju integritas pasar secara global dan tekanan-tekanan teknologi ke arah globalisasi dan integrasi pada suatu sisi dan pada sisi lain kecenderungan ke arah fragmentasi dalam waktu bersamaan. Integrasi ekonomi global barangkali merupakan stimulus yang paling kuat dalam mendorong regionalisme ekonomi melalui pengintensifan pola-pola kompetisi ekonomi merkantilis.
Kontribusi regionalisme terhadap globalisasi dan integrasi pasar-pasar global dapat dilihat dari dua cara pandang. Jika Regionalisme mendorong ke arah kawasan guna mempersiapkan suatu kondisi ke arah integrasi yang lebih luas, yakni integrasi pasar-pasar global, maka regionalisme akan menguntungkan bagi proses globalisasi ekonomi. Sebaliknya, jika regionalisme cenderung ke arah pemberian hak-hak istimewa terhadap negara-negara anggota melalui proteksi dan diskriminasi terhadap negara-negara lain bukan anggota sehingga melanggar apa myang disebut sebagai MFN (Most Favoured Nations) maka regionalisme akan merugikan globalisasi.
Beberapa relevansi ditemukan pada tataran empiris :
Dominasi kebijakan pasar neoliberal akan menyeragamkan semua tipe, kebijakan. Dengan kata lain semua negara dalam satu atau lebih kawasan akan merespons dengan cara yang kurang lebih sama. Hal ini akan mendorong ke arah integrasi global. Berkaitan dengan yang pertama kecuali ada peristiwa-peristiwa besar yang membalikan keadaan maka integrasi pasar global hanya menunggu waktu. Dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh masing-masing, pasar bebas neoliberal pada akhirnya akan tercipta dan kita tinggal menunggu apakah janji kemakmuran itu benar-benar terwujud atau justru menciptakan reaksi yang sebaliknya. Proteksionalisme yang jauh lebih radikal.
Beberapa Bentuk Kerjasama Kawasan Uni Eropa dan APEC ( Asia Pacific Economic Cooperation ) ASEAN (Association of Southeast Asian Nations ) North America Free Trade Aggreement (NAFTA )
Anggota Kelompok : Dely S. Ndoen Maria M. Ratnasari Romana Diki Kiki E. D. Tulle Herlyn F. Lusi