AKUNTANSI PENUH Disusun Oleh : Siti Nurjanah (2015017060) Yunita Cahyani (2015017062) Rinda Eva Susila (2015017071)
Definisi Informasi Akuntansi Penuh Informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan obyek informasi. Obyek informasi dapat berupa produk, Kegiatan, departemen, divisi / perusahaan sebagai keseluruhan. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan seluruh sumber yang dikorbankan suatu obyek informasi. Kesimpulan sbb: Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan total biaya. informasi akuntansi penuh dapat berupa aktiva penuh, pendapatan penuh dan biaya penuh informasi akuntansi penuh adalah informasi langsung yang terjadi dalam obyek informasi tertentu ditambah dengan bagian adil informasi tidak langsung yang dibebankan pada obyek informasi.
2. Full Accounting Information, Full cost dan full costing Full Accounting Information terdiri dari unsur aktive penuh, pendapatn penuh dan atau biaya penuh Full cost adalah total biaya yang bersangkutan dengan obyek informasi. Bila berupa produk, full cost adalah total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut. Full costing adalah suatu metode penetuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi baik biaya yang berperilaku variabel maupun tetap. Pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produknya, Full Cost adalah total biaya produksi ( BBB + BTK langsung + BOP Variabel + BOP tetap) ditambah total biaya nonproduksi (biaya administrasi dan umum + biaya pemasaran Full Cost dihitung dengan pendekatan variabel costing dalam perhitungan harga pokok produk. Variabel costing membebankan biaya produk yang berperilaku variabel saja. Perusahaan menggunakan pendekatan variabel costing dalam penentuan harga pokok produk full cost adalah total biaya variabel ( BBB+BTK langsung + BOP Variabel + Biaya administrasi dan umum variabel + Biaya pemasaran variabel) ditambah total biaya tetap (BOP Tetap + Biaya administrasi dan umum tetap + Biaya pemasaran tetap)
Full Costing dan Variabel Costing adalah metode penentuan harga pokok persediaan karna kedua metode tersebut ditujukan terutama untuk keperluan penilaian persediaan perusahaan. Full Costing dan Variabel Costing memfokuskan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk terbatas pada biaya-biaya yang terjadi dalam fase produksi. Activity based Costing adalah metode penetuan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat bagi kepentingan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk Full Costing dan Variabel Costing adalah metode penentuan harga pokok produk konvensional yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi manufaktur masa lalu. Perbedaan antara penentuan harga pokok produk konvensional dengan activity based costing disajikan pada gambar : Full Costing Variabel Costing Activity Based Costing Biaya Produksi Biaya Administrasi & umum Biaya Pemasaran Biaya Variabel Biaya tetap Unit Level Activity Cost Batch Related Activity Cost Product Sustaining Activity Cost Facility Sustaining
Conventional Costing Method Activity Based Costing Method Beda Unsur Biaya produk dalam pendekatan full Costing, variabel costing dan Activity Based Costing Rincian biaya setiap jenis aktiva desai, produksi dan distribusi produk dan lingkungan manufaktur maju adalah sbb : Unit level Activity Cost : biaya yang dipengaruhi besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan contoh : BBB, BTK langsung, Biaya angkutan Batch Related Activity Cost : berhubbungan dengan batch produk yang diproduksi. Setup cost adalah biaya yang dikeluarkan menyimpan mesin dan ekuipmen sebelum order produksi diproses, contoh : biaya angkutan bahan baku dalm pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelia. Besar kecil biaya tergantung frekuensi produksi yang diolah dalam proses produksi. Produk Sustaining Activity Cost : Biaya berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk ttt dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan. Facility Sustaining Activity costs : biaya berhubungan dengan kegiatan mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan . Contoh : Biaya depresiasi, amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji. Conventional Costing Method Activity Based Costing Method Tujuan Lingkup Fokus Periode Teknologi informasi yang digunakan Inventory Valuation Tahap Produksi Biaya Bahan Baku Biaya tenaga kerja langsung Periode Akuntansi Metode manual Product costing Tahap desain, tahap produksi, tahap dukungan logistik Biaya Overhead pabrik Daur hidup produk Komputer Telekomunikasi
MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI PENUH Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen untuk : Pelaporan Keuangan Analisis kemampuan menghasilkan laba Berapa biaya yang telah dikeluarkan Penentuan harga jual dalam cost type contrak Penentuan harga jual normal Penentuan harga jual yang sesuai peraturan pemerintah Penyusunan program
1. Pelaporan Keuangan Pendapatan Penjualan kepada pihak luar Pelaporan keuangan dibagi menjadi pelaporankeuangan kepada pihak luar dan pelaporan keuangan kepada manajemen puncak. Kewjiban manajemen puncak tiap tahun membuat laporan keuangan. Informasi penuh ditujukan pelaporan keuangan kepada pemakai pihak luar agar dapat dibandingkan. Informasi akuntansi penuh disusun dan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang lazim. Gambar : Pendapatan penuh dan biaya penuh yang disajikan dalam lap laba rugi untuk pihak lura perusahaan. Pendapatan Penjualan kepada pihak luar Rp 10.000.000 Harga pokok penjualan Rp5.500.000 Laba Bruti Biaya Usaha Rp4.500.000 Rp2.500.000 Laba bersih usaha Pendapatan dan biaya diluar usaha Rp1.500.000 Rp500.000 Laba bersih sebelum pajak Rp1.000.000
Pendpatan penjualan kepada pihak luar Rp 10.000.000 Dalam Lap Laba rugi manajemen meyajikan informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa lalu, terdiri dari pendpatan penuh dan biaya penuh. Laporan keuangan ditunjukan untuk pemakai internal, prinsip akuntansi yang lazim tidak selalu digunakan untuk penyusunan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki divisi yang merupakan pusat investasi, laporan L/R divisi disajikan kepda manajemen puncak akan berisi pendapatan penuh dan biaya penuh. Gambar: Pendapatan penuh dan biaya penuh divisi dalam laporan L/R untuk manajemen puncak dengan pendekatan full costing Pendpatan penjualan kepada pihak luar Rp 10.000.000 Pendpatan penjualan antar divisi Rp 2.500.000 Pendapatan penuh Biaya langsung divisi : Biaya Produksi Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Biaya langsung divisi Rp 5.000.000 Rp 1.000.000 Rp 8.500.000 Rp 12.500.000 Alokasi biaya kantor pusat Biaya penuh Rp 9.500.000 Laba bersih divisi Rp 3.000.000
Gambar : pendapatan penuh dan biaya penuh dengan pendekatan variabel costing dalam laporan L/R untuk manajemen puncak Pendapatan penjualan kepada pihak luar Pendapatan penjualan antar divisi 10.000.000 2.500.000 Pendapatan penuh 12.500.000 Biaya Variabel : Biaya produksi variabel Biaya administrasi dan umum variabel Biaya pemasaran variabel 4.000.000 500.000 1.500.000 Total biaya variabel 6.000.000 Laba kontribusi Biaya tetap : Biaya produksi tetap Biaya administrasi & umum tetap Biaya pemasaran tetap Alokasi biaya kantor pusat 1.000.000 6.500.000 Total biaya tetap 3.500.000 Laba bersih divisi 3.000.000
2. Analisis Menghasilkan Laba Diterapkan dalam berbagai obyek informasi, produk, keluarga produk, kegiatan/ unit organisasi. Analisis untuk menghasilkan laba untuk mendeteksi penyebab L atau R dari suatu proyek informasi dalam periode akuntansi. Perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk manajemen memerlukan informasi akuntansi penuh untuk melakukan analisis kemampuan tiap produk dalam menghasilkan laba. Analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan pada produk atau keluarga produk diperlukan informasi akuntansi penuh berupa pendaptan penuh yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya penuh yang dikorbankan untuk memproduksi dan memasarkan produk selama periode sama dan aktiva penuh untuk memproduksi produk tersebut. Contoh 1 Manajer pemasaran PT SEISYA memrlukan informasi untuk memahami kemampuan 3 macam produknya untuk menghasilkan laba. Dari analisis diharapkan manajer mampu memahami sumber yang menyebabkan timbulnya laba / rugi yang dihasilkan 3 produk yang diproduksi dan dipasarkan perusahaan .
Laporan laba/ rugi PT SEISYA untuk tengah tahun pertama 1999 sbb: Keterangan Produk A Produk B Produk C Total Pendapatan Penjualan 10.000 20.000 30.000 60.000 Biaya penuh untuk : √ Kegiatan mempertahankan kapasitas √ Kegiatan mempertahankan produk √ Kegiatan bersangkutan batch produk √ Kegiatan bersangkutan produk yg dihasilkan 2.000 1.000 600 5.000 3.000 6.000 8.000 9.000 7.000 11.000 16.000 8.600 24.000 Jumlah biaya kegiatan 22.000 29.000 59.600 Laba (rugi) perproduk 1.400 (2.000 400 Dari analisis menghasilkan laba menurut produk. Manajemen dapat memperoleh informasi sumber-sumber penyebab tibulnya laba rugi dari masing-masing produk yang diproduksi perusahaan. Analisis kemampuan menghasilkan laba diterpakan unit organisasi tertentu, (misal pusat laba) dalam perusahaan dan dilakukan oleh pemakai luar, informasi akuntansi penuh disajikan melakukan analisis disusun menurut prinsip akuntansi yang lazim. Namun jika analisis kemampuan menghasilkan laba dilakukan manajemen puncak perusahaan, informasi akuntansi penuh disajikan tidak terikat prinsip akuntansi yang lazim
Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu peusahaan menggunakan alat pengukur : kembalian investasi (return on investment / ROI) dihitug sbb : Kembalian investasi : pendpatan penuh - biaya penuh Aktiva penuh Penghasilan sisa hitung dengan mengurangi laba bersih dengan beban modal seperti berikut : Pendpatan penuh XXX Biaya penuh XXX Laba bersih XXX Beban modal = y% x aktiva penuh XXX Penghasilan sisa (residual incom) XXX
Contoh 2 Divisi produk konsumen merupakan salah satu divisi dari 3 divisi yang dimiliki oleh PT SEISYA. Total aktiva divisi tersebut pada tanggal 31 Desember 1999 adalah 4.000.000 beban modal atas investasi dalam aktiva tersebut sebesar 20%. Pendapatan penuh yang diperoleh divisi tersebut dalam tahun 1999 adalah 3.600.000, sedangkan biaya penuh yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut adalah 2.400.000. kemampuan divisi produk konsumen diukur dengan cara menghitung tarif kembalian investasi sbb : Tarif kembalian investasi : 3.600.000 – 2.400.000 = 30% 4.000.000 Penghasilan sisa : Pendpatan penuh 3.600.000 Biaya penuh 2.200.000 Laba bersih 1.400.000 Beban modal = y% x aktiva penuh 800.000 Penghasilan sisa (residual incom) 600.000
Penggunaan kembalian investasi atau penghasilan sisa sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dipengaruhi oleh 4 faktor ini : Konsep dana yang digunakan Komponen untuk menghitung laba Komposisi aktiva yang diperhitungkan dalam investment base Penilaian aktiva Manajemen puncak akan mengadakan analisis kemapuan menghasilkan laba divisi yang dimiliki perusahaan, maka memerlukan alat pengukur kembalian investasi. Dalam perhitungan ukuran kemampuan menghasilkan laba tersebut timbul masalah unsur-unsur apa yang diperhitungkan untuk menentukan laba dan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba divisi, terdapat 4 pengertian laba untuk mengukur laba divisi berikut ini : Laba kontribusi divisi Laba terkendali divisi Laba langsung divisi Laba bersih divisi
2. Aktiva tersebut di bawah pengendalian manajer divisi. Dua Kriteria yang dapat digunakan dalam perhitungan kembalian investasi sebagai pengukur kemampuan menghasilkan laba divisi : Aktiva tersebut digunakan secara langsung untuk memperoleh pendapatan divisi. 2. Aktiva tersebut di bawah pengendalian manajer divisi. Sehingga atas kriteria tersebut manajer dapat mengambil keputusan mengenai aktiva-aktiva yang dimasukkan sebagai suatu divisi sebagai berikut : Kas, piutang dagang, persediaan, dan aktiva yang digunakan langsung oleh divisi. Dalam divisi yang berasal dari sumber yang tidak memerlukan biaya tidak diperhitungkan dalam investment base.
Lanjutan 3. Divisi tidak dapat dibebani dengan sebagian aktiva kantor pusat kecuali jika aktiva kantor pusat tersebut dapat diidentifikasikan secara langung dg kegiatan divisi tersebut. 4. Aktiva divisi yang tidak digunakan secara langsung untuk memperoleh pendapat divisi harus dikeluarkan dari perhitungan investasi divisi. 5. Aktiva yang menganggur dalam suatu divisi namun masih dapat dimanfaatkan untuk kepentingan usaha divisi lain dapat dikeluarkan dari perhitungan investment base.
3. BIAYA YANG TELAH DIKELUARKAN Biaya Penuh yang telh dikeluarkan untuk sesuatu dibutuhkan oleh manajemen untuk : Inventory costing Evaluasi konsumsi sumer daya yang dikorbankan untuk sesuatu Manajemen melongok struktur biaya perusahaan pesaing Pengambilan keputusan membeli atau membut sendiri Penentuan harga jual produk atau jasa Memberikan kemudahan dalam penghilangan pemborosan Memperbaiki tingkat kemampuan produk atatu jasa dalam menghasilkan laba Cost reimbursement.
Evaluasi konsumsi submer daya Dapat berupa produk, jasa/ aktivitas. Misal manajemen merencanakan pembuatan produk, penyerahan jasa, pelaksanaan suatu aktivitas setelah pekerjaan tersebut terlaksana, ia memerlukan informasi berapa sumber daya yang yang telah dikorbankan untuk pelaksanaan tersebut. Contoh : produk X adalah objek informasi. Untuk menjawab pertanyaan” berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk produk X”? Informasi biaya penuh dihitung dengan pendekatan full costing. Contoh halaman 68 gambar 2.13 Contoh : produk Y adalah objek informasi. Full cost yang bersangkutan dengan produk Y, di hitung dengan pendekatan variabel costing. Contoh halaman 69 gambar 2.14
GAMBAR 2.13 (Angka Rupiah dalam Ribuan) Biaya Produksi Biaya Produksi Langsung Rp1.000.000 Bagian yg adil biaya produksi tdk langsung yg menjadi beban Produk X Rp 600.000 Total Biaya Produksi Produk X Rp1.600.000 Biaya Nonproduksi Biaya nonproduksi langsung : Biaya adm. & umum langsung Rp 50.000 Biaya pemasaran langsung Rp 75.000 Biaya nonproduksi langsung Rp125.000 Biaya nonproduksi tidak langsung : Bagian yg adil niaya adm. & umum yg menjadi beban Produk X Rp100.000 Bagian yg adil biaya pemasaran yg menjadi beban produk X Rp175.000 Rp275.000 Total biaya nonproduksi Produk X Rp 450.000 Biaya penuh Produk X Rp2.050.000
( Angka Rupiah dalam ribuan) Biaya Variabel : Biaya produksi non variabel Rp 1.000.000 Biaya nonproduksi: Biaya Adm. Dan Umum Rp 200.000 Biaya pemasaran variabel Rp 300.000 Total B. Non produksi variabel Rp. 500.000 Total B. Produk y Rp1.500.000 Biaya Tetap Langsung : Biaya produksi tetap B. Nonproduksi tetap langsung Rp120.000 B. Administrasi dan umum tetap langsung Rp75.000 B. Tetap Langsung Produk y Rp 195.000 Biaya Tetap Tidak Langsung: Bag. Yg adil B. Administrasi dan umum tetap Rp 150.000 Bag. Yang adil biaya pemasaran tetap Rp 100.000 B. Tetap Tdk Langsung yg mjd beban Produk Y Rp 250.000 Total Biaya tetap yg mjd beban Produk Y Rp 345.000 Biaya Penuh Produk Y Rp1.845.000
Contoh 6: Misalkan produk Y merupakan objek informasi. Full cost yang bersangkutan denagan produk Y , yang dihitung dengan pendekatan activity – based costing disajikan dalam Gambar 2.15 Jika Informasi berupa divisi suatu perusahaan , untuk menawab pertanyaan berapa biaya suatu divisi yang di keluarkan pada masa yg lalu, informasi biaya penuh yang perlu disajikan meliputi unsur biaya seperti tampak pada Gambar 2.16
Struktur Biaya Perusahaan Pesaing Informasi biaya penuh yang telah di keluarkan untuk untuk sesuatu di perlukan oleh manajemen untuk membandingkan efisiensi produksi sesuatu tersebut dengan efisiensi produksi yg dilaksanakan oleh produsen lain Gambar 2.15 (Angka Rupiah Dalam Jutaan ) Biaya Desain dan pengembangan Biaya Desain Rp 400 Biaya Pengujian Produk Rp1.100 Rp1.500 Biaya Produksi: Unit – level activity costs Rp4.200 Batch – Related activity costs 600 Product-sustaining activity cost 500 Facility-sustaining activity costs 1.000 Total Biaya Produksi Rp6.300 Biaya Pendukung Logistik: Biaya Iklan Rp 100 Biaya Distribusi 200 Biaya Garansi Produk 150 Biaya Administrasi dan Umum 350 Total Biaya Pendukung Logistik Rp 800 Biaya Penuh Produk Y Rp8.600 Unsur Biaya Penuh Produk Y yang dihitung dg pendekatan Activity- Based Costing
Gambar 2.16 Biaya Penuh Divisi X Biaya Langsung Divisi X Rp xx Bagian yg adil biaya tdk langsung yg dibebankan oleh divisi lain kepada Divisi X Rp xx Bagian yg adil biaya tdk langsung yg dibebankan oleh kantor pusat kepada Divisi X Rp xx Biaya Penuh Divisi X Rp xx Dengan informasi biaya penuh yg secara cermat menggambarkan segala aktivitas yg dilakukan untuk melayani konsumen , manajemen akan dalam posisi dapat mengendalikan seluruh aktivitas tersebut berdasarkan informasi biaya yang dimilikinya. Di lain pihak, berdasarkan informasi biaya penuh yg secara cermat menggambarkan seluruh aktivitas perusahaannya, manajemen akan memiliki dasar untuk memproyeksikan tindakan – tindakan yang di ambil oleh pesaing di pasar.
Pengambil Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Keputusan membeli atau membuat sendiri yg dilakukan oleh manajemen di picu oleh penghematan biaya dengan membuat sendiri ( jika sebelumnya perusahaan membeli dari pemasok luar ) atau penghematan biaya dengan membeli dari pemasok luar ( jika semula perusahaan membuat sendiri ) Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa Kepuasan konsumen merupakan prioritas pertama dalam mengarahkan kegiatan bisnis perusahaan . Perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang pertama dengan harga yang rendah untuk dapat tetap bertahan di pasar. Dengan demikian dalam persaingan yg senakin tajam, manajemen memerlukan informasi biaya yangteliti , yang memperhiyungkan secara cermat sumber daya yg di korbankan untuk aktivitas penambah nilai bagi konsumen . Dalam situasi seperti ini, harga jual harus di tentukan berdasarkan informasi biaya penuh produk atau jasa yg dihitung secara cermat
Biaya Aktivitas – Bukan – Penambah Nilai Untuk memungkikan manajemen melakukan penyempurnaan secara bersinambung terhadap aktivitas pembuatan produk atau penyerahan jasa, mereka perlu mengidentifikasi aktivitas-penambah dan bukan penambah nilai sebagai dasar mereka untuk melakukanaktivitas . Pengelolaan aktivitas memerlukan perencanaan penghilangan dan pengurangan aktivitas –bukan penambah nilai dan pemilihan srta pembagian aktivitas penambah nilai. Untuk memproduksi produk diperlukan biaya riset dan pengembangan, biaya tes produksi dan pemasaran, biaya perancangan kembali bila pasar menghendaki perubahan desai dan biaya biaya lain untuk mempertahankan suatu produk agar tetap di perlukan oleh konsumen. Biaya biaya tersebut di golongkan ke dalam kelompok product- sustaining costs. Yang tidak bersangkutan dengan aktivitas produksi dalam periode akuntansi tertentu. Biaya biaya tersebut dipengaruhi oleh taksiran jumlah produk yang akan di hasilkan selama daur hidup produk. Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu yang berhubungan dengan produk tertentu selama jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan kesempatan kepada manajemen untuk memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba selama periode tersebut. Biaya Daur Hidup Produk atau Jasa
Untuk memantau pelaksanaan anggaran biaya produk selama daur hidupnya manajemen memerlukan umpan balik berupa laporan kinerja produk selama daur hidupnya, seperti di sajikan pada gambar 2.19 (Angka Rupiah Dalam Ribuan) Biaya Biaya yg Tahun Keterangan Sesungguhnya Dianggarkan Selisih 19X1 Desain dan Pengembangan Rp240.000 Rp250.000 Rp10.000 L 19X2 Produksi Rp250.000 Rp200.000 Rp50.000 R Dukungan Logistik Rp125.000 Rp140.000 Rp15.000 L 19X3 Produksi Rp155.000 Rp150.000 Rp 5.000 R Dukungan Logistik Rp250.000 Rp290.000 Rp40.000 L Catatan : biaya produksi sesungguhnya lebih tinggi dari yang dianggarkan dari desain produk memerlukan mutu bahan baku yg lebih tinggi sehingga harga per unit bahan yang di beli sedikit lebih tinggi dari yang dianggarkan semula. Desain produk dimasa yang akan datang perlu memperhatikan hal ini. Biaya dukungan logistik lebih rendah dari yang di anggarkan karena munculnya jasa baru yang di jual oleh perusahaan angkutan umum( yang menawarkan jasa angkutan melalui container) , sehingga mengakibatkan biaya angkut per unit lebih rendah dari yang di perkirakan sebelumnya.
BIAYA MUTU Mutu adalah ukuran relatif kebaikan suatu produk . Produk bermutu adalah suatu produk yang memenuhi harapan konsumen , umumnya konsep mutu di bagi menjadi 2 golongan : mutu desain dan mutu kesesuaian. Mutu desain merupakan fungsi spesifikasi produk. Mutu kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi mutu yang telah di tetapkan. Biaya mutu di bagi menjadi 4 kelompok : Biaya pencegahan => biaya yang di keluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Biaya Penilaian => biaya yang di keluarkan untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan persyaratan mutu yang telah di tetapkan. Biaya Kegagalan=> di bagi menjadi 2 * Biaya kegagalan intern adalah biaya yg di keluarkan karena terjadinya ketidaksesuain produk dg spesifikasi mutu yg telah di tetapkan namun sudah dapat di deteksi sebelum produk dikirim kepada konsumen. *Biaya kegagalan ekstern adalah biaya yg di keluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah di tetapkan , namun baru di deteksi setelah produk sampai di tangan konsumen.
Contoh Laporan biaya mutu disajikan pada gamabr 2. 24 Contoh Laporan biaya mutu disajikan pada gamabr 2.24. dari laporan tst dapat di peroleh informasi megenai signifikan atau tidaknya setiap kategori biaya mutu di bandingkan dengan pendapatan penjualan. Biaya mutu d PT X tersebut menyerap 8,38 % dari pendapatan penjualan. Jika rata rata biaya mutu dalam industri yang bersangkutan dengan usaha PT X hanya sebesar 2,5 % dari pendapatan penjualan.
Gambar 2.25 => contoh Laporan biaya mutu sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran
4. PENENTUAN HARGA JUAL DALAM COST-TYPE CONTRACT Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan lab yang dihitung sebesar resentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Harga jual produk berdasarkan cost-type contract ditentukan dengan prhitungan sebagai berikut : Biaya penuh sesungguhnya Rp 1.000.000,00 Laba 10% x Rp 1.000.000,00 Rp 100.000,00 Harga yg harus dibayar oleh pembeli Rp 1.100.000,00
5. PENYUSUNAN PROGRAM Program adalah proses pengembalian keputusan mengenai program-program yang akan dilaksankan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber yang dialokasikan kepada tiap program tersebut. Penyusunan program adalah kegiatan pokokyang diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka panjang guna pelaksanaan strateginya. Keputusan berbagai program yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Program
6. PENENTUAN HARGA JUAL NORMAL Harga jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang Diharapkan Biaya tidak menentukan harga jual produk atau jasa.Harga jual suatu produk terbentuk di pasar sebagai interaksi antar jumlah permintaan dan penawaran. Namun manajemen puncak memerlukan informasibiaya penuh untuk mempertimbangkan konsekuensi laba dari setiap alternatif harga jual yang terbentuk di pasar. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk atau jasa yang dijual dapat menutup biaya penuh untuk menghasilkan produk jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar.
Harga jual = Biaya Produksi + Markup Hasil Penjualan : Harga jual per unit x volume xx Harga pokok penjualan: Biiaya produksi per unit xx dasar harga Laba Bruto xx Biaya Non produksi xx markup Laba bersih yang diinginkan xx *markup = yg besarnya sama dengan biaya nonproduksi ditambah dengan laba yg diharapkan Dengan pendekatan full costing, harga jual dihitung dengan rumus : Harga jual = Biaya Produksi + Markup Markup = Biaya Non produksi + Laba yg diharapkan Biaya Produksi
Contoh 3 Untuk menetapkan harga jual produkna dalam tahun anggaran 19x2, PT X mengumpulkan informasi akuntansi penuh berikut ini Taksiran biaya produksi untuk kapasitas produksi per tahun 5.000 unt disajikan pada gambar 2.8 Biaya Produksi Per Unit Total Biaya Bahan Baku Rp 300,- Rp 1.500.000,- Biaya tenaga kerja langsung Rp 150,- Rp 750.000,- Biaya overhead pabrik variabel Rp 200,- Rp 1.000.000,- Biaya overhead pabrik tetap Rp 250,- Rp 1.250.000,- Total Biaya Produksi Rp 900,- Rp 4.500.000,- Biaya nonproduksi Biaya administras & umum variabel Rp 75,- Rp 375.000,- Biaya pemasaran variabel Rp 80,- Rp 400.000,- Biaya administrasi & umum tetap Rp 25,- Rp 125.000,- Biaya pemasaran tetap Rp 30,- Rp 150.000,- Rp 210,- Rp 1.050.000,- Biaya penuh Rp 1.110,- Rp 5.550.000,-
Total Aktiva menurut neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4. 800 Total Aktiva menurut neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4.800.000 dan laba yang di harapkan dari investasi dalam aktiva tersebut adalah 25 %. Harga jual produk untuk tahun anggaran 19x2 di hitung sebagai berikut Biaya non produksi + laba yang di harapkan Markup= Biaya Produksi Rp1.050.000,- + (25%x Rp4.800.000,-) Rp 2.250.000 = = = 50% Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Harga jual = Biaya produksi per unit + markup = Rp 900,- + (50% x Rp 900,-) = Rp 1.350,- / unit Bukti bahwa dengan harga jual sebesar Rp 1.350,- per unit tersebut perusahaan dapat memperoleh kembalian investasi yang diharapkan dapat diikuti dari perhitungan yang disajikan pada gambar 2.9
Harga jual = biaya variabel + biaya tetap + laba yg diinginkan Gambar 2.9 Hasil penjualan Rp 1.350,- x 5.000 Rp 6.750.000,- Harga pokok penjualan Rp 900,- x 5.000,- Rp 4.500.000,- Laba bruto Rp 2.250.000,- Biya nonproduksi Rp 210,- x 5.000 Rp 1.050.000,- Laba bersih Rp 1.200.000,- Kembalian investasi Rp 1.200.000,- : Rp 4.800.000,- 25% Jika pendekatan variabel costing di gunakan dalam penentuan harga pokok produk, pada prinsipnya rumus penentuan harga jual adalah sebagai berikut: Harga jual = biaya variabel + biaya tetap + laba yg diinginkan
Pada gambar 2.10 di sajikan laporan rugi – laba suatu perusahaan manufaktur yang menggunakan pendekatan variabel costing dalam penentuan harga pokok produk. Hasil penjualan : Harga jual per unit x volume xx Biaya variabel : Biaya variabel per unit x volume xx dasar harga Laba kontribusi xx Biaya tetap xx Laba bersih yang diinginkan xx markup Dengan endekatan variabel costing, harga jual di hitung dengan rumus : Harga jual = Biaya Variabel + Markup Biaya Tetap + Laba yang di harapkan Markup = Biaya Variabel Biaya Tetap + (y% x Aktiva penuh)
PENENTUAN HARGA TRANSFER Didalam perusahaan yang telah membentuk pusat pusat laba untuk menghadapi berbagai ragam pasar produk dan jasa yang dihasilkan , transfer barang atau jasa antar pusat laba menimbulkan masalah penentuan harga transfer. Ada dua macam pendekatan yang di gunakan untk menentukan harga transfer : penentuan harga transfer atas dasar biaya ( cost based transfer pricing ) dan penentuan harga transfer atas dasar harga pasar ( market based transfer pricing ). Jika penentuan harga transfer didasarkan dengan biaya, maka biaya penuh mas ayang akan datang di pakai sebagai dasar untuk memnentukan harga produk atau jasa yang d transfer oleh pusat laba penjual ke pusat laba pembeli.
Menguraikan secara mendalam penggunaan informasi akuntansi penuh dalam pembuatan harga transfer : Hasil Penjualan 1.350 x 5.000 6.750.000 Biaya variabel 805 x 5.000 4.025.000 Laba kontribusi 2.725.000 Biaya tetap 1.525.000 Laba bersih 1.200.000 Kembali investasi : 1.200.000/4.800.000 : 25% Bukti perhitungan harga jual yang menghasilkan kembalian investasi seperti yang diharapkan
A. Penentuan Harga jual yang di atur dengan Peraturan Pemerintah Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas seperti listrik, air, telepon dan telegraf, dan pos di atur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan kasa tersebut di tentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang di tambah dengan laba yang di harapkan. Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penentuan harga jual produk atau jasa yang di atur dengan peraturan pemerintah yang terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang yang akan di keluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva penuh yang akan di gunakan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Harga jual di hitung sebagai berikut CONTOH 4 Misalnya untuk menghasilkan air diperlukan investasi terbesar Rp 2.000.000.000, untuk pembelian mesin ekuipmen serta modal kerja. Taksiran biaya produksi air adalah Rp 300 per liter pada volume pada volume produksi Rp 50.000.000 liter air per tahun biaya non produksi ( biaya pemasaran dan administrasi dan umum) di perkirakan sebesar Rp 1.100.000.000. di putuskan laba wajar untuk perusahaan air tersebut adalah 20 % dari investasinya Harga jual di hitung sebagai berikut Target kembalian – b. Adm & umum investasi dan B. Pemasaran Persentase markup = B.produksi penuh per unit x volume produksi dalam unit = (20% x Rp 2.000.000.000) + 1.100.000 50.000.000 x Rp 300 = 10 %
Biaya produksi air per liter Rp 300 Harga jual air per liter di hitung sbg berikut Biaya produksi air per liter Rp 300 Markup 10 % x Rp 300 Rp 30 Target harga jual air per liter Rp 330 Pada target harga jual tersebut perusahaan air bersih akan memperoleh laba sebesar Rp 400.000.000 per tahun (20 % x 2.000.000.000) seperti di buktikan dengan perhitugan laba pada gambar 2.11
Perusahaan Air Bersih X Laporan Rugi Laba yang diproyeksikan tahun 19x1 Target Hasil Penjualan Rp 50.000.000,- x Rp 330 Rp 16.500.000 Taksiran Biaya Produksi Rp 15.000.000,- Laba Bruto Rp 1.500.000,- Biaya Administrasi dan Umum Rp 1.100.000,- Laba Bersih Rp 400.000,- Aktiva Penuh Rp 2.000.000,- Kembalian aktiva yang di gunakan (return on assets employed) 20 % Dalam penentuan Harga jual tersebut di perlukan informasi akuntansi penuh masa yang akan datang, yang terdiri dari taksiran biaya biaya penuh (biaya produksi penuh di tambah dengan taksiran biaya nonproduksi berturut turut sebesar Rp 15.000.000.000,- dan Rp 1.100.000.000,-) dan taksiran aktiva penuh yang yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menjual produk air ( Rp 2.000.000.000,-)
C. REKAYASA INFORMASI AKUNTANSI PENUH Informasi akuntansi penuh di manfaatkan oleh manajemen untuk pelaporan keuangan, pengukuran tingkat kemampuan produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba, penentuan harga jual produk atau jasa harga jual normal, maupun harga jual produk dalam peusahaan yang di atur oleh peraturan pemerintah dan untuk penyesuaian program. Untuk memenuhiberbagai kebutuhan manajemen tersebut , perekayasaan informasi akuntansi penuh memerlukan identifikasi aktiva, pendapatan, biaya langsung yang bersangkutan dengan obyek informasi tertentu dan pembenanan secara adil , aktiva, pendapatan, dan biaya tdk langsung kpd berbagai obyek informasi yang bersangkutan Metode pembebanan biaya yang di gunakan untuk perekayasaan informasi akuntansi penuh dapat di bagi menurut tujuan pemanfaatan informasi akuntansi penuh berikut ini Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen. Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan
1. Biaya Tidak Langsung untuk informasi bagi Pengambilan Keputusan Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dialokasikan kepada obyek informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam: Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual Pengukuran prestasi manajer Pembebanan biaya tidak langsung untuk perhitungan kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penetapan harga jual . Dalam kemampuan analisis produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual , manajemen memerlukan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa. Dalam hubungannya dengan produk , biaya penuh terdiri dari dua golongan biaya : biaya langsung yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan bagian yang adil biaya tidak langsung yang di bebankan kepada produk atau jasa tersebut. Pembebanan biaya tidak langsung utnuk merekayasa biaya penuh dilakukan dengan mencari dasar yang adil untuk membebankan biaya tidak langsung tersebut kepada produk atau jasa. Biaya tidak langsung dalam hubungannya produk di bagi menjadi dua golongan : biaya produksi tidak langsung ( biaya overhead pabrik ) dan biaya non produksi tidak langsung (biaya pemasaran, biaya admnistrasi, dan umum)
2. Biaya Tidak Langsung Untuk Pengukuran Prestasi Manajer Jika perekayasaan informasi biaya ditujuakan untuk pengukuran prestasi manajer , informasi biaya harus dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer yang bersangkutan. Biaya yang mempunyai hubungan eratdengan wewenang manajer tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manjer tersebut, karena dengan wewenangnya manajer tersebut dapat mempengaruhi secara signifikan besarnya biaa tersebut . Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan wewenang manajer merupaan biaya yang berada di bawah weenang pengendalian lebih dari seorang manajer. Untuk kepentingan pengukuran prestasi manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu di bebankan kepada manajer yang bertanggungjawab untuk pengendaliannya
Biaya Tidak Langsung dan Pelaporan Keuangan Pihak Luar Perusahaan Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yang bersifat sembarang. Istilah alokasi baiay lebih tepat di gunakan untuk menggambarkan biaya tidak langsung kepada berbagai produk untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar. Alokasi biaya tidak langsung untuk pelaporan kepada pihak luar ditujukan terutama untuk menghasilkan informasi harga pokok persediaan yang di pakai sebagai dasar untuk penilaian persediaan . Menurut prinsip akuntansi yang lazim,persediaan harus disajikan dalam neraca berdasarkan prinsip lower of cost or market. Menurut prinsip akuntansi yang lazim harga pokok persediann adalah merupakan hasil kali kualitas persediaan dengan biaya produksi per unit , maka untuk menghasilkan biaya produksi penuh yang bersangkutan dengan persediaan harus di perhitungkan unsur biaya produksi berikut ini: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsng Biaya Overhead Pabrik.