KEPUASAN KERJA Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec
Pengertian Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Hal ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati di dalam maupun diluar pekerjaan (Malayu Hasibuan).
Pengaruh Kepuasan Kerja Produktivitas Perputaran karyawan (turn over) Keadaan organisasi
Teori-teori Kepuasan Kerja Discrepancy theory (teori ketidaksesuaian) Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang akan dicapai.
2. Equity theory (teori keadilan) Teori ini menyatakan bahwa puas atau tidaknya orang dalam bekerja, tergantung pada adil atau tidaknya situasi kerja. Input vs Output. Input : pendidikan, pengalaman, kecakapan, tugas, dll. Output : gaji, bonus, status, penghargaan, dll.
3. Two factor theory ( teori dua faktor) Teori ini menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja adalah hal yang berbeda. Hal tersebut bukan hal yang kontinyu. Teori ini membagi karakteristik pekerjaan menjadi dua, yaitu: satisfies dan disastifies.
Satisfies adalah faktor atau situasi yang dibutuhkan sbg sumber kepuasan kerja, contohnya, pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, kesempatan berprestasi dan memperoleh penghargaan, dll. Sedangkan disastifies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan seperti gaji, hubungan antar personal, kondisi kerja, dll.
4. Motivator-Hygine theory (teori M-H) Teori ini pada dasarnya menyanggah penelitian yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi yang tinggi dapat meningkatkan kepuasan kerja. Teori yang dikembangkan oleh Frederic Hezberg ini menyatakan bahwa kompensasi tinggi hanya mampu menghilangkan ketidakpuasaan kerja dan tidak mampu mendatangkan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja dapat didatangkan dari job enrichment, yaitu upaya untuk menciptakan pekerjaan dengan tantangan, tanggung jawab dan otonomi yang lebih besar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pekerjaan itu sendiri, Hubungan dengan atasan, Teman sekerja, Promosi, Lingkungan atau lokasi, Gaji atau upah, dan lainnya.
Korelasi Kepuasan Kerja Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Motivasi Pelibatan kerja Organizational commitment Ketidakhadiran
5. Perputaran (Turnover) 6. Perasaan stres 7. Prestasi kerja
Respon terhadap Ketidakpuasan Kerja Keluar (Exit) : meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain. Menyuarakan saran perbaikan dan mendiskusikan masalah dengan atasan untuk memperbaiki kondisi. Mengabaikan (Neglect) : sikap dengan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk seperti sering absen atau semakin sering membuat kesalahan. Kesetiaan (loyality) : menunggu secara pasif sampai kondisi menjadi lebih baik termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar.
Meningkatkan Kepuasan Kerja Melakukan perubahan struktur kerja, misalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job rotation). Melakukan perubahan struktur pembayaran, perubahan sistem pembayaran ini dilakukan dengan berdasarkan pada keahliannya (skill-based pay).
3. Pemberian jadwal kerja yang fleksibel. Compressed work week : dimana jumlah pekerjaan per harinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan per hari ditingkatkan. Flextime : Sistem penjadwalan dimana seorang pekerja menjalankan sejumlah jam khusus per minggu, tetapi tetap mempunyai fleksibilitas kapan mulai dan mengakhiri pekerjaannya.
4. Mengadakan program yang mendukung, perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti: health center, profit sharing, dan employee sponsored child care.
Aspek-aspek Penilaian Kepuasan Kerja Gaji Lingkungan kerja Pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan Bonus dan tunjangan Hubungan dengan rekan dan atasan Saran (optional)
THE END