SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI PENGANTAR A. SOSIOLOGI Adanya pemikiran tentang masyarakat yang lambat laun mendapat bentuk sebagai ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi. Faktor Pendorong: -Meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat. -Perubahan yang terjadi pada masyarakat. -Timbul persoalan kejahatan, pelanggaran, pelacuran, pengangguran kemiskinan, konflik dll. Auguste Comte (abad ke-19), Prancis. “Semua penelitian terhadap permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat melalui tahap terakhir, yaitu tahap ilmiah”. Memberi nama Sosiologi (1839) socius berarti kawan, masyarakat. logos berarti kata, studi “berbicara mengenai masyarakat” atau studi tentang masyarakat.
SOSIOLOGI Auguste Comte : -Sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan, tidak berspekulasi perihal keadaan masyarakat. -Hasil Observasi harus disusun secara metodis dan metodologis. -Buku karyanya Positive-Philosophy (1842) Herbert Spencer dari Inggris Mengembangkan suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Membuat Sosiologi berkembang pesat dalam abad ke-20 terurama di Jerman, Prancis dan Amerika Serikat. Sejarah Sosiologi berasal dari ilmu filsafat yang lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat. Sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat, bukan merupakan spekulasi.
Ilmu Pengetahuan Manusia sbg makhluk yang sadar, mampu berpikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan (ilmu) pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika, yang menunjukkan bagaimana manusia berpikir secara tepat dengan berpedoman pada ide kebenaran. Apakah Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan? Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuainya. Unsur-unsur: Knowledge Sistematis Menggunakan pemikiran Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif)
Pengetahuan Adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (supersitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). Pengetahuan berbeda dengan buah pikiran (ideas), karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis Sistematika berarti urutan-urutan tertentu, unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan sehingga dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar garis ilmu pengetahuan. Setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan dengan yang lainnya. Dapat diperiksa dan ditelaah secara kritis.
Pokok Bahasan Sosiologi Pokok bahasan sosiologi ada empat: Fakta Sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). 2. Tindakan Sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
Pokok Bahasan Sosiologi 3. Khayalan Sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. 4. Realitas Sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
B. Antropologi Antropologi, khususnya Antropologi Sosial, agak sulit dibedakan dengan Sosiologi, sehingga di beberapa perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ilmiah, Antropologi dan Sosiologi merupakan dua spesialisai yang seringkali digabungkan dalam satu bagian. Antropologi pada dasarnya mempunya lima lapangan penyelidikan, yaitu : 1. Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis. 2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna bahasa yang di ucapkan oleh manusia di seluruh dunia 3. Masalah perkembangan dan pesebaran terjadinya aneka warna dan kebudayaan manusia di seluruh dunia. 4. Masalah dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku-suku bangsa. Bila melihat yang ke-4 dan ke-5, sukar sekali untuk mengadakan pembatasan yang tegas dengan sosiologi. Ada yang berpendapat, bahwa Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat yang yang masih sederhana taraf kebudayaanya, sedangkan Sosiologi menyelidiki masyarakat- masyarakat modern yang sudah kompleks. Namun sebenarnya bisa saja terjadi “tumpang tindih”. Sebab kini Antroplogi juga mempelajari dan memperhatikan perkembangan masyarakat modern.
Pengertian Antropologi Antropologi berasal dari kata Yunani. Antropos yang berarti manusia atau orang, dan Logos yang berarti studi (ilmu). Jadi, Antropolgi merupakan disiplin yang mempelajari manusia berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti-hentinya. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat. Juga mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Ilmu ini lahir atau muncul dari keterkaitan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat dan budaya yang berada di Eropa. Antropologi mirip Sosiologi. Apabila Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat yang tunggal, dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, sosiologi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Pengertian Antropologi Antropologi mempelajari : Proses Evolusi Manusia, dari manusia primitif menjadi manusia modern, melalui proses mutasi, seleksi dan adaptasi, menghilangnya gen secara kebetulan. Namun pandangan ini terbantahkan, karena sejak awal Tuhan menciptakan manusia pertama (Adam AS), tidak melalui proses evolusi dari makhluk primata, hal ini tertuang dalam Al Qur’an. Qs Al Hijr, ayat 28 : “Dan ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentu (berupa). Qs Ali Imran, ayat 59: “Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya ‘jadilah engkau’, lalu berbentuk manusia”. Keragaman manusia secara fisik: ras Negroid, ras Mongoloid, ras Kaukasoid, ras Melanesia. Sesuai Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami memciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku suapay kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Pengertian Antroplogi 3. Antropologi mempelajari benda-benda fisik (kebudayaan material) yang pernah dibuat dan di pergunakan oleh masyarakat terdahulu (primitif). Berusaha menggali, merekonstruksi dan memaknai kembali benda-benda fisik tersebut. Dari informasi tersebut dapat diketahui, kapan benda itu dibuat, pada masa apa, untuk kepentingan apa, bagaimana perubahan budaya yang terjadi saat itu, dsb. 4. Antropologi tidak semata-mata mempelajari masyarakat primitif, masyarakat yang sudah punah, tetapi juga mempelajari masyarakat masyarakat sekarang dan mempelajari peristiwa-peristiwa sosial, perilaku budaya, sistem religi, sistem organisasi sosial (keluarga, klan, kekerabatan, perkumpulan, asosiasi) serta sistem budaya yang sudah berlangsung. 5. Antropologi mempelajari bahasa-bahasa, yang disebut Etnolingustik. 6. Antropologi mempelajari semua aspek diatas : keanekaragaman fisik manusia, tahapan kebudayaan dan peradaban, serta sistem sosial budaya masyarakat, baik masyarakat primitif, tradisional, modern bahkan post modern.
Antropologi sebagai ilmu Antroplogogi sebagai ilmu mempelajari, menganalisa dan mendeskripsikan manusia secara holistic (menyeluruh). Claude Levi-Strauss: Antroplogi itu menempatkan manusia sebagai bahan penelitiannya, tetapi berbeda dengan ilmu sosial lainnya, dimana mencoba menangani bahan penelitiannya melalui aspek yang sangat luas : Kebudayaan sebagai suatu sistem simbol yang merupakan kreasi akal kumulatif dan disalurkan melalui mitos, seni, hubungan kekeluargaan dan bahasa. Carol R Ember dan Melvin Ember : Sifat khas yang membedakan Antropologi dengan ilmu lainnya bahwa ilmu ini memliki perhatian terhadap manusia yang mendiami tempat manapun dari bumi ini dan hidup pada jam manapun. . Alfred Kroeber memberi penghargaan atas ruang lingkup yang sangat luas pada Antropologi. Meliputi manusia sebagai makhluk fisik, dalam masa pra sejarah dan dalam sistem kebudayaan, yaitu sistem yang kompleks, yang terdiri dari adat istiadat, sikap dan perilaku.