Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada suhu yang sama jumlah total senyawa phenolic yang terekstrak dari empulur sagu meningkat dengan meningkatnya tekanan begitu paula pada Tabel 1. Dengan meningkatnya densitas dari CO2 menyebabkan kemampuan berdifusi dari gas karbon dioksida ini ke dalam pori‐pori dari padatan juga meningkat, sehingga kontak antara senyawa senyawa phenolic yang terdapat dalam pori‐pori padatan dengan karbon dioksida juga meningkat, menyebabkan meningkatnya jumlah senyawa phenolic yang terlarut dalam CO2 superkritis. Di samping itu dengan meningkatnya tekanan CO2 kemampuan melarutkan suatu senyawa juga meningkat.
Jumlah total senyawa phenolic yang terekstrak turun dengan meningkatnya suhu. Pada tekanan yang sama, densitas CO2 turun dengan naiknya suhu. Daya melarutkan dari CO2 pada kondisi superkritis akan naik dengan meningkatnya densitas, dan turun dengan turunnya densitas. Di atas tekanan crossover, pengaruh tekanan uap lebih dominan daripada pengaruh densitas, hal ini ditandai dengan naiknya jumlah total senyawa phenolic yang terekstrak dengan naiknya suhu seperti terlihat pada gambar 2. Daerah tekanan crossover ini juga banyak dijumpai pada berbagai macam ekstraksi senyawa‐senyawa lain dengan menggunakan fluida superkritis