PERILAKU BERBAHAYA & DETERMINAN PERILAKU BERBAHAYA Kelompok 5 Risti Dirni A. 12-018 Dinar Rizki W. 12-061 Eriga Agustiningsasi 12-097 Artma Nur P. A. 12-139 Eva Nuril A. 12-195 Psikologi Industri kelas D FKM-UJ
PERILAKU BERBAHAYA Unsafe condition ( menurut Silalahi) Contoh : kegiatan yang tidak sah, kegiatan dengan kecepatan yang berbahaya dan mengambil posisi kerja atau sikap tidak selamat. Accident behavior (Mc Cormick & Tiffin) Contoh : memakai perlengkapan keselamatan kerja dengan tidak tepat, kurangnya keterampilan dan kegagalan dalam mendeteksi waktu. Hazardous behavior Tidak adanya perhatian ketika bekerja, bekerja dengan cara yang kasar atau sambil berkelakar.
PERILAKU BERBAHAYA Kegagalan (human failure) dalam mengikuti persyaratan dan prosedur-prossedur kerja yang benar sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja (Kavinian ,1990) Suatu kesalahan dalam tahap-tahap mempersepsi, mengenali, memutuskan, menghindari dan kemampuan menghindari bahaya (Ramsey)
Pelanggaran (violations) Perilaku Berbahaya Kesalahan (errors) Pelanggaran (violations)
Kesalahan (errors) Slips dan lapses Mistakes
SLIPS dan LAPSES PERSAMAAN : Keduanya merupakan kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan (failure in execution) slips adalah tindakan-tindakan salah yang tak direncanakan yang dapat diamati, lapses adalah kesalahan yang melibatkan ingatan dimana yang tahu adalah orang yang mengalaminya sendiri
SLIPS dan LAPSES Slips adalah suatu kesalahan dimana maksud yang benar dilaksanakan secara tidak benar. Jenis umum dari slips adalah kesalahan penangkapan / capture error yang terjadi ketika alur perilaku yang dimaksudkan ditangkap secara sama, sebagai pola perilaku yang benar
SLIPS dan LAPSES Penangkapan seperti ini terjadi karena : tindakan yang diharapkan atau urutan tindakan melibatkan pengabaian pada sesuatu yang rutin beberapa ciri dari stimulus lingkungan atau urutan tindakan itu sendiri berhubungan dengan tindakan-tindakan tidak tepat yang terjadi pada saat sekarang urutan tindakan secara relatif otomatis dan tidak ada perhatian untuk memonitornya
SLIPS dan LAPSES Slips menggambarkan kesalahan urutan-urutan tindakan Lapses menggambarkan kegagalan dalam melakukan tindakan yang secara langsung dapat dihubungkan dengan kegagalan memori atau disebabkan oleh kelupaan (forgetfulness) Gangguan atau interupsi di dalam pekerjaan sering menjadi penyebab bagi terhentinya suatu urutan aktivitas yang menyebabkan lupa dan hilangnya tahap tindakan yang harus dilakukannya
MISTAKES Kegagalan dalam memformulasikan maksud-maksud yang benar, dimana dapat dihasilkan dari kelemahan atau kekurangan dalam persepsi, memori dan kognisi. Mistakes disebabkan oleh maksud yang salah maka kejadian ini dapat dicegah melaui pelatihan dan instruksi yang lebih baik.
terjadi jika operator berada pada kondisi yang tidak meyakinkan Knowledge based mistakes Rule based mistakes terjadi jika operator berada pada kondisi yang tidak meyakinkan dilaksanakan dengan penuh percaya diri dalam situasi dimana aturan atau prosedur tidak diperhatikan
Knowledge-based-mistakes ada keterbatasan sumber daya operator pengetahuan yang tidak benar tau komplit salah mengiterpretasikan komunikasi keterbatasan kerja memorinya overloaded gagal mempertimbangkan semua alternatif
Rule-based-mistakes salah persepsi pada tuntutan situasional ingatan salah pada prosedur kerja sering terjadi ketika operator merasa lebih yakin pada latar belakang kemampuannya, merasa memahami situasi sehingga mengehendaki aturan atau rencana tindakan harus disesuaikan dengan pengetahuannya
Pelanggaran (violations) “Kesalahan yang terjadi karena seseorang mengetahui apa yang harus dikerjakan tetapi memutusakan untuk tidak melakukan seperti yang diketahuinya itu” (Bockley, 1992)
Contoh perilaku berbahaya Tindakan tanpa kualifikasi dan otoritas Kurang / tidak menggunakan APD Kegagalan dalam menyelamatkan peralatan Bekerja dengan kecepatan yang berbahaya Kegagalan dalam peringatan Menghindari atau memindahkan peralatan keselamatan kerja Menggunakan peralatan yang tidak layak
Contoh perilaku berbahaya Menggunakan peralatan tertentu untuk tujuan menyimpang Bekerja di tempat berbahaya tanpa perlindungan dan peringatan yang tepat Memperbaiki peralatan secara salah Bekerja dengan kasar Menggunakan pakaian yang tidak aman saat bekerja Mengambil posisi kerja yang tidak selamat
5% 12% 22% 60%
DETERMINAN PERILAKU BERBAHAYA Menurut Sanders (CFAC Model) Perilaku berbahaya melalui 3 tiga fase , yaitu : Fase 1 : Manajemen Fase 2 : Lingkungan kerja Fase 3 : Pekerja
Fase 1 : Manajemen Akar kecelakaan kerja ada pada manajemen Pentingnya kebijakan K3 pada tiap industri Kebijakan perusahaan terkait program K3, sistem produksi, struktur organisasi, iklim organisasi, pengembangan karyawan, style manajemen, staffing, dsb diarahkan pada upaya pencegahan, dan promosi K3 di perusahaan
Fase 1 : Manajemen Poin utama yang bisa dilakukan oleh manajemen adalah melakukan program perawatan peralatan kerja secara sistematis dan kontinyu sehingga peralatan aman untuk dioperasikan Model perawatan : feeling based maintenance time based maintenance condition based maintenance
Fase 2 : Lingkungan kerja Merupakan implikasi dari kegagalan fase 1 Meliputi aspek : Lingkungan fisik Lingkungan psikologis Lingkungan sosiologis
Lingkungan psikologis & sosiologis Lingkungan fisik kebisingan suhu polusi iluminasi kelembaban tata letak ruang desain alat kerja shift kerja physical & mental workload Lingkungan psikologis & sosiologis norma kelompok semangat kerja serikat pekerja komunikasi pekerja
Fase 3 : Pekerja Lebih berkenaan dengan individu yaitu pada pekerja Unsur-unsur : taraf kemampuan kesadaran pengalaman training kepribadian kemampuan fisik usia motivasi kecanduan kecerdasan illness kepuasan kerja
Menurut Schultz Faktor manusia berperan penting dalam setiap kali terjadi kecelakaan. contoh : emosi, sikap, karakteristik tingkah laku Namun, lingkungan kerja dan sifat pekerjaan itu sendiri dapat juga menyumbang terjadinya kecelakaan
KONDISI TEMPAT KERJA FAKTOR PERSONAL Kemampuan kognitif kesehatan Kelelahan Pengalaman kerja Karakteristik kepribadian Lingkungan fisik Jenis industri Jam kerja Pencahayaan Temperatur Desain peralatan