ASKEP PD NY. M DG POST ORIF FRAKTUR ANTEBRACHI 1/3 DISTAL SIN ASKEP PD NY. M DG POST ORIF FRAKTUR ANTEBRACHI 1/3 DISTAL SIN. HR KE-1 di Ruang Jlamprang RSUD Bendan Kota Pekalongan 2017
1.Pengertian 2.Pengertian direct trauma indirect trauma Fraktur Ante brachi adalah terputusnya kontiunitas tulang radius ulna yang dibagi menjadi 3 bagian proksimal, medial, distal 2.Pengertian direct trauma indirect trauma
Con’t… Berdasarkan pada patahnya integritas kulit, lokasi, bentuk patahan dan status kelurusan, fraktur dibagi menjadi: Closed fracture (simple fraktur). Open fracture (compound fraktur). Complete fracture. Incomplete fracture.
Con’t… Berdasarkan tipe fraktur yang berat, fraktur dibagi menjadi : Oblique. Spiral. Transverse. Segmental. Comminuted.
Con’t… Berbagai jenis fraktur yang lain antara lain: Fraktur kompresi. Fraktur avulsi. Fraktur impaksi. Fraktur epifiseal.
1. 3. Etiologi Fraktur dapat disebabkan karena benturan tubuh, jatuh dan cidera Fraktur pathologis ialah kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis. Patah tulang karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi
Con’t… Patah tulang dapat terjadi pada semua umur, yang beresiko tinggi untuk patah tulang adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang membutuhkan keseimbangan, masalah gerakan, pekerja-pekerja yang beresiko tinggi (tukang besi, sopir, pembalap mobil, orang dengan penyakit degeneratif atau neoplasma).
1.4. Pathofisiologi dan Penyembuhan Fraktur Tingkatan pertumbuhan tulang (Long, 1989) adalah sebagai berikut: Hematoma formation (pembentukan hematom) Fibrin meskwork (pembentukan fibrin) 3. Inflasi osteoblast 4. Callus formation (pembentukan callus) 5. Remodeling
Con’t… Dari sumber lain, dikatakan tingkat penyembuhan tulang adalah sebagai berikut: Fase Hematom Fase Inflamasi Fase pembentukan kallus Fase Konsolidasi Fase Remodelling
1. 5. Manifestasi Klinis Nyeri yang terjadi adalah nyeri tekan disertai pembengkakan dan deformitas pada daerah extremitas. Krepitasi antara ujung – ujung tulang yang patah adalah patognomonik bagi fraktur. Bila terjadi union maka tak ada perasaan tak enak dan tulang terasa kaku.
1. 6. Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan fraktur dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Pre terapi/rekognisi. Rekognisi menyangkut diagnosis fraktur pada tempat kejadian kecelakaan sampai di rumah sakit. Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan, dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri menentukan apakah ada kemungkinan fraktur, dan apakah perlu dilakukan pemeriksaan spesifik untuk mencari adanya fraktur.
Con’t… 2. Intra terapi Panatalaksanaan intra terapi diarahkan pada pelurusan kembali fragmen tulang (reduksi/reposisi) dan immobilisasi untuk mempertahankan pelurusan kembali dengan benar (retensi)
Con’t… Reduksi / Reposisi a) Reduksi / reposisi tertutup b) Reduksi / reposisi terbuka Immobilisasi / Retensi Pembidaian Eksterna : (a) Gips 1. Gips Plester. 2. Gips Sintetis
Con’t… B. Traksi 1. Traksi Kulit, macamnya : v Traksi kulit Buck v Traksi kulit Bryant v Traksi Halter leher-kepala v Traksi Russel 2. Traksi Tulang, macamnya : v Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner v Traksi kepala atau tengkorak v Perangkat halo (lingkaran)
Con’t… Pembidaian interna/fiksasi interna Dalam penggunaannya ada dua bentuk dasar fiksasi interna. Pertama, yang pegangannya dicapai dengan sekrup yang melintang pada korteks tulang. Kedua, fiksasi dicapai dengan pembidaian interna yang melintang pada cavum medularis tulang.
3. Post terapi (Rehabilitasi) Tujuan rehabilitasi yakni untuk mengembalikan bagian fungsi normal yang cedera atau jika ini gagal , untuk membantu pasien agar hidup dengan disabilitas yang masih tertinggal.
1.7. Komplikasi 1. Komplikasi intra terapi q Rasa tidak enak pada tubuh, bisa disebabkan karena tekanan kulit atau pakaian, gips yang ketat q Iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan q Thrombophlebitis q Emboli pulmonari q Hipotensi postural, biasanya disebabkan kurangnya aktivitas q Hilangnya otot
2. Komplikasi post terapi q Malunion Keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut atau miring. q Delayed union dan non union Sambungan tulang yang terlambat dan tulang yang patah yang tidak menyambung kembali.
Dari sumber lain dikatakan komplikasi dari fraktur dibagi menjadi awal dan lambat: Komplikasi awal a. Syok b. Sindrome emboli lemak c. Sindrome kompartemen d. Tromboemboli e. Infeksi f. CID
2. Komplikasi lambat a. penyatuan lambat atau tidak ada penyatuan b. Nekrosis avaskuler tulang c. Reaksi terhadap alat fiksasi interna
ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian ` Data dasar Terdiri dari nama klien, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,sll ` keluhan utama saat pengkajian :nyeri, pusing dll ` riwayat penyakit dahulu ` riwayat penyakit sekarang ` pemeriksaa fisik
Con’t… ` Pemeriksaan penunjang atau diagnostik - pemeriksaan rontgen; - Scan tulang , tomogram, scan CT/ MRI - Arteriogram - Hitung darah lengkap - Kreatinin - Profil koagulasi
Pohon masalah ada di transparansi…. Yeah……………..
Analisa data 1 No DATA ETIOLOGI MASALAH S: klien mengatkan nyeri pada daerah yang fraktur O: -ada fraktur pada jaringan atau anggota tubuh ada krepitasi - ada deformitas lokal - verbal klien menahan sakit, meringis. - terfokus pada area yang sakit atau luka. - respon klien menyempit -takikardia, RR meningkat,TD mungkin meningkat atau turun - perilaku berhati-hati Cidera pada tulang atau jaringan lunak Nyeri (akut )
Con’t… 2 S: klien mengatakan sakit dan malas jika bergerak O: `ada fraktur ` ada terapi resteriktif / imobilisasi ` menurunnya kekuatan atau kontrol otot ` klien menolak untuk bergerak ` adanya keterbatasan rentang gerak Keruasakan rangka neuro muskular; nyeri Kerusakan mobilitas fisik 3 S: klien mengatakan suhu badanya terasa panas, dan terasa gatal -klien mengatakan permukaan kulitnya tampak pucat. Fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan traksi Kerusakan integritas kulit atau jaringan
Con’t… 4 O: adanya frakturterbuka ` adanya akumulasu\i sekret ` destruksi lapisan kulit atau jaringan ` takikardia kulit tampak pucat padaarea luka ` pembengkakan lokal `suhu tubuh meningkat klien bed rest adanya pemasangan traksi pen/ kawat/ sekrup 4 S; -- O: ` LAB: Hb rendah atau kurang dari normal; leukositosis; Ht menurun ` takikardia, RR meningkat ` adanya prosedur infasif Tidak ade kuatnya pertahanan primer; terpajan pada lingkungan Resti terhadap infeksi
Con’t… 5 S: -- O: kulit ,bibir,membran mukosa tampak pucat `adanya trauma pada vaskular `Hb rendah ` perdarahan `nadi lemah atau tak teraba Penurunan aliran darah (cidera vaskular ,edema berlebihan, pembentukan trombus; hipovolemia). Resti disfungsi neuro vaskuler perifer 6 O: ` warna kulit pucat ` bibir dan kuku cianosis `takikardia ` Hb rendah atau kurang dari normal. `RR meningkat ` adanya perdarahan Penurunan aliran darah; hipovolemia Resti kerusakan pertukaran gas
B. Diagnosa keperawatan yang muncul bardasarkan prioritas masalah 1. nyeri ( akut) berhubungan dengan cidera pada tulang atau jaringan lunak 2. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuro muskular; nyeri. 3. kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka; bedah perbaikan; pemasangan traksi. 4. resti kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah; emboli lemak. 5. resti infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer; terpajan pada lingkungan. 6. resti disfungsi neuro vaskular perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah ( cidera vaskular; edema berlebihan; pembentukan trombus; hipovolemia)
C. Planning diagnosa 1 kriteria hasil : - menyatakan nyeri hilang - menunjukkan tindakan santai; mampu berpartisipasi dalam aktivitas/ tidur/ istirahat dengan tepat. - Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksai dan aktivitasterapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual. 2 diagnosa 2 kriteria hasil; - meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingakt paling sesuai yang mungkin - mempertahankan posisi fungsional - meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakiy dan mengkopensasi bagian tubuh - menunjukkan teknik yang memmapukan melakukan aktivitas
Con’t… 3.diagnosa 3 kriteria hasil: - menyatakan ketidaknyamanan hilang - menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit atau memudahkan penyembuhan sesuai indikasi - mencapai pemye,buhan luka sesuai waktu /penyenbuhan lesi terjadi 4. diagnosa 4 kriteria hasil : - mempertahankan fungsi pernapasan adekuat, dibuktikan oelh tidak adanya dispnea/sianosis; ferekuensi pernapasan dan GDA dalam batas normal 5. diagnosa 5 -mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebasdrainase purulae atau eritema, dan demam.
6. diagnosa 6 kriteria hasil : - mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya nadi, kulit hangat atau kering, sensasi normal, sensori biasa , TTV stabil, dan haluaran urine ade kuat untuk sesuai individu.
D. Intervensi 1. Diagnosa 1 1 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat, traksi. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang atau njaringan yang cidera . 2 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena Meningkatkan aliran balik vena , menurunklan edema dan menurunkan nyeri. 3 Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik di bawah ekstremitas dalam gips Dapat meningkatkan ketidaknyamanan kerena peningkayan produksi panas dalam gips yamg kering 4 Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen terbuka pada ibu jari Mempertahankan kehangatan tubuh tanpa ketidaknyamanan karena tekanan slimut pada bagian yang sakit
E. Evaluasi 1. Rasa nyeri klien berkurang 2. Penyembuhan tercapai 3. Komplikasi tidak timbul 4. Klien memperlihatkan kemampuan aktivitas kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kemampuan