PEMANFAATAN DAUR ULANG LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT Member kami: Robby Fiqry Maulana 140407019 ghali m. Qastary 140407020 Abraham Ibnu Huslen Rao 140407022 Desy Natalya Panjaitan 140407023 Utari Asmara Fitri 140407026 Indri Hardiyanti Ningrum 140407029
Mau tau Limbah Yang Dihasilkan dan pengolahannya ?????
Karakteristik Limbah Cair PKS No Parameter Lingkungan Satuan Limbah Cair Baku Mutu MENLH Kisaran Rata-Rata 1 BOD mg/l 8200-35000 21280 250 2 COD 15103-65100 34720 500 3 TSS 1330-50700 31170 300 4 Nitrogen Total 12-126 41 20 5 Minyak dan Lemak 190-14720 3075 30 6 pH 3,3-4,6 6-9
Skema Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit
Fit fat Proses limbah yang datang dari proses produksi bercampur dengan minyak kelapa sawit menuju fat fit yang berfungsi sebagai penyaring dan penangkap minyak, dimana suhu limbah masih sangat tinggi bila dilihat dilapangan masih beruap muncul dari atas permukaan limbah. Limbah yang pada umumnya berwarna kuning dan bercampur dengan warna coklat memasuki alat penangkap lemak (FAT FIT) dan kandungan minyak yang berada diatas permukaan air akan tertahan oleh fat fit yang kemudian akan dipompakan kembali kebagian proses produksi. Selanjutnya limbah dilewatkan lagi melalui kolam-kolam (bak-bak) yang dipasang secara seri dimana limbah masuk dari bak yang satu ke bak berikutnya dengan aliran secara over flow
Pendinginan Proses pendinginan bertujuan untuk mengurangi kadar minyak masuk kedalam kolam pengasaman, kelebihan konsentarsi minyak dapat membuat kesulitan dalam pengoperasian selanjutnya. Pendinginan penting dalam mempersiapkan kondisi kehidupan bakteri mesofilik. Dengan temperatur sekitar 380C maka bakteri akan berkembang dengan baik. Dengan lama penahan limbah ± 5 hari, bagian minyak yang terapung diatas permukaan dikembalikan ke bagian produksi untuk diolah lanjut, kolam ini biasanya berukuran lebar dan dangkal.
Pengasaman Pada umumnya limbah mempunyai PH yang sangat rendah berkisar 4,2-4,9 dimana mikroba bakteri tidak dapat hidup dan berkembang biak. untuk itu perlunya dilakukan suatu suasana yang netral dengan PH 6,5 sampai PH 7,5 peningkatan suasana keasaman ini disebabkan oleh dua hal. Yaitu bekerjanya bakteri pembentuk asam dalam upaya merombak bahan padatan organik dan kedua adanya recycle/penambahan limbah dari kolam anaerobik dimana PH mengalami peningkatan.
Anaerobik Kondisi anaerobik sangat dibutuhkan dikolam ini, tingginya konsentrasi padatan memasuki kolam pengasaman, suasana aerobik yang sudah tercipta sebelumnya, maka kedalaman kolam akan menambah membantu suasana tersebut. Dengan kedalaman kolam yang mencapai 5,5 meter menjaga agar suasana anaerobik dapat merombak bahan-bahan organik semaksimal mungkin melalui proses ini dan lintasan bertahap serta berbeda-beda. Pada limbah ini ada tiga komponen besar yaitu karbohidrat, protein dan lemak yang akan dirombak melalui enzyme kemudian dilanjutkan dengan proses hidrolisa dan terakhir perombakan oleh bakteri metanogen. Kolam anaerobik dibuat biasanya terdiri dari dua unit dan dinstalasi secara seri agar proses dapat dilanjutkan pada kolam berkitnya sehingga padatan organik menjadi lebih rendah bila memasuki kolam aerobik.
FAKULTATIF Kolam fakultatif pada umumnya mempunyai kedalaman 2,5 meter dengan masa penahanan 16 hari atau lebih, lapisan bawah biasanya masih bersuasana anaerobik karena adanya padatan organik yang tinggi sukar ditembus cahaya matahari. Pada lapisan ini tengah terdapat suasana intermediate dimana terdapat bakteri yang dapat hidup dalam kondisi dan situasi aerobik maupun anaerobik. Pada sebagian lapisan permukaan atas mulai ditumbuhi algae yang menunjukan bahwa proses aerobik mulai berlangsung. Kondisi limbah yang mulai menunjukan kejernihan dan dalam kondisi semacam itu sangat baik menunjang kehidupan ganggang.
AEROBIK Biasanya kolam aerobik teridiri dari 2 buah kolam yang dibuat paralel dan dioperasikan secara seri, biasanya BOD yang masuk kekolam ini sekitar 400 mg/lt. Dalam kolam ini oksigen sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk mempertahankan hidupnya dimana oksigen yang didapat dari oksigen terlarut dimana terdapat keseimbangan antara atmosferdengan air secara alami. Oksigen disini sangat dipengaruhi oleh PH dan komposisi oksigen dalam udara, Dengan adanya cahaya matahari yang menjadi sumber energi bagi ganggang selanjutnya akan membentuk ganggang yang baru dan memproduksi oksigen, Kolam aerobik biasanya sering disebut kolam stabilisasi dimana terdapat pula proses aerobik didalamnya.
Gak selamanya limbah gak bisa dimanfaatkan
Land aplication Metode atau cara penerapan land aplication yang pada umumnya dengan dapat mempertimbangkan kondisi spesifik lapangan yang terdiri dari 8 faktor utama seperti : Jenis dan quantity dari limbah yang tersedia Bentuk permukaan tanah pada areal objek Jenis tanah dan kedalaman air tanah Luas areal yang tersedia dan jarak dari instalasi pengolahan air limbah Jarak areal dengan sumber-sumber air yang ada Biaya investasi, operasional dan pemeliharaan Jarak dengan pemukiman penduduk
Metode pemanfaatan Sedangan metode yang paling umum digunakan pada perkebunan kelapa sawit adalah Flat bed atau long bed sistem Furrow sistem Springkler sistem Traktor/tanker sistem
Inilah penjelasannya !!!
Flat bed atau long bed sistem Sistem ini biasanya digunakan untuk lahan yang relatif landai/datar dengan slope ± 100, kolam yang digunakan disebut flat bed dengan ukuran lebar 3m-3,5m, kedalaman 15cm-20cm dan panjang 4,5- 6m dan kolam long bed dengan ukuran 3m-3,5m, kedalaman 15cm-20cm dan panjang kolam sepanjang mengkin tergantung dari kondisi permukaan tanah Keuntungan : Memiliki kapasitas yang lebih tinggi dibanding dengan sistem furrow sistem Sesuai digunakan pada daerah yang berbukit landai/relatif datar Distribusi limbah pada tanaman kelapa sawit lebih merata dan penyerapan unsur hara pada tanah lebih bagus Pengaruh erosi tanah lebih sedikit Jarang tersumbat Biaya investasi lebih rendah di banding springkler Kekurangan: Biaya investasi dan operasional lebih mahal dibandingkan dengan furrow sistem Dapat merusak pokok kelapa sawit apabila over feeding Lebih mempersulit kerja pemanen dibanding dengan furrow Bau lebih menyengat
FURROW SISTEM Sistem aplikasi ini mengunaka parit (furrow) dengan lebar 40cm, kedalaman 30cm dengan panjang tergantung kondisi lahan dilapangan. Sistem ini dibuat pada pusat (center) setiap 2 gawangan pokok kelapa sawit. Kelebihan : Pada volume yang sama, areal yang diperlukan lebih kecil Biaya investasi lebih murah dibandingkan dengan sistem springkler maupun flat bed/long bed sistem Potensi merusak pokok kelapa sawit relatif kecil dibanding dengan flat bed/ long bed sistem Cocok digunakan pada daerah dengan jenis tanah clay atau lempung Lebih mudah perawatannya Kerugian : Dipengaruhi oleh erosi tanah Mudah tersumbat dan mudah meluap Perlu pengontorolan selama pengairan limbah cair Biaya operasional lebih tinggi di banding flat bed/long bed sistem ataupun tractor sistem
Splinker sistem Sistem ini mengunakan rangkaian jaringan pipa yang berfungsi untuk mengaliri/mendistribusikan limbah cair ke lahan yang akan diaplikasikan seperti pada areal yang landai dan areal yang rata. Keuntungan : Kapasitas pengiriman limbah cukup tinggi Dapat mendistribusikan limbah cair pada areal yang luas Tidak dipengaruhi oleh kontur tanah Tidak dipengaruhi oleh erosi tanah Kerugian : Biaya investasi dan operasional lebih tinggi Membutuhkan perawatan yang lebih Pipa dapat tersumbat dan pecah Sprinkler dapat macet karena tersumbat
TRAKTOR/TANKER SISTEM Sistem aplikasi limbah cair dengan mengunakan alat angkut traktor atau tanker Keuntungan: Biaya investasi dan operasional paling murah ibanding dengan ketiga sistem lainnya. Dapat mengaplikasikan limbah cair pada areal yang jauh dari IPAL Kerugian : Potensi pencemaran diluar areal relatif tinggi Kapasitas aplikasi limbah cair lebih rendah Dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur jalan maupun jembatan di areal aplikasi Di pengaruhi musim Dipengaruhi kondisi traktor/tanker Aplikasi limbah cair sewaktu-waktu dapat terhenti total Mudah tersumbat dan mudah meluap Perlu pengontrolan selama pengairan limbah