Oleh : Ahmad Sayuti Sistem Informasi UIN SUSKA Riau 11453105301 * Pengertian dan tugas pemimpin * Tipe, teknik, dan proses pengambilan keputusan Oleh : Ahmad Sayuti Sistem Informasi UIN SUSKA Riau 11453105301
Pengertian dan tugas pemimpin Pengertian pemimpin Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mau bekerja sama sehingga membentuk jalinan kerja yang harmonis sehingga efisiensi dan efektivitas guna mencapai tingkat produktivitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Tugas Pemimpin Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Tipe, teknik, dan proses pengambilan keputusan Tipe Kepemimpinan (G.R Terry-1960) Kepemimpinan pribadi (personal leadership) Tipe kepemimpinan ini dianut oleh perusahaan kecil karena kompleksitas maupun bawahan sangat kecil. Kepemimpinan nonpribadi (nonpersonal leadership) Peraturan dan kebijakan berlaku pada perusahaan melalui bawahannya. Kepemimpinan otoriter (authoritorian leadership) Manejer bekerja menurut peraturan dan ketentuan yang berlaku dan memberlakukan aturan tersebut dengan ketat untuk bawahannya. Manejer ini bertanggung jawab atas kompleksitas organisasi, sehingga bawahan tidak berhak mengomentarinya.
Kepemimpinan demokratis (democrative leadership) Manejer demokratis menganggap bahwa bawahan turut bertanggung jawab dalam organisasi, sehingga setiap elemen organisasi harus berpartisipasi dalam setiap aktivitas perencanaan, evaluasi, dan penyeliaan. Kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership) Kepemimpinan paternalistik dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan antar manejer dengan perusahaan. Tujuannya adalah untuk melindungi dan memberikan arah, tindakan, dan prilaku ibarat peran seorang bapak kepada anaknya.
Kepemimpinan menurut bakat (indigenous leadership) Tipe kepemimpinan menurut bakat biasanya muncul dari kelompok informal yang didapatkan dari pelatihan meskipun tidak langsung. Dengan adanya sistem persaingan, dapat menimbulkan perbedaan pendapat yang seru dari kelompok yang bersangkutan. Biasanya akan muncul pemimpin yang memiliki kelemahan diantara mereka yang ada dalam kelompok tersebut menurut keahliannya dimana ia terlibat didalamnya. Pada situasi ini peran bakat sangat menonjol, sebagai dampak pembawaan sejak lahir dan mungkin disebabkan adanya faktor keturunan.
Teknik Kepemimpinan (S. Pamuji, 1995) Teknik pematangan dan penyiapan pengikut Pemimpin dalam pelaksanaan kepemimpinan harus berusaha melakukan pematangan dan penyiapan pengikut, agar para bawahan dapat mengikuti keinginan pemimpin di dalam proses tujuan organisasi. Pada dasarnya pematangan dan penyiapan pengikut dapat dilaksanakan melalui teknik penerangan maupun propaganda. Dalam teknik penerangan seorang pemimpin harus berusaha menerangkan maksudnya secara jelas dan benar kepada bawahan, sehingga mereka dapat memahami keinginan pemimpin dalam pencapaian tujuan organisasi. Agar berhasil dalam melaksanakan teknik penerangan, seorang pemimpin harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti baik lisan maupun tulisan. Kemudian materi yang digunakan harus obyektif dan menunjukan fakta yang sebenarnya.
Teknik human relation Yang dimaksud dengan teknik human relation adalah rangkaian atau proses kegiatan memotivasi bawahan, melalui pemberian motivasi atau dorongan agar mau bergerak ke arah yang dikehendaki. Pada dasarnya setiap manusia apabila memasuki suatu organisasi, baik yang bersifat formal maupun non formal akan mempunyai motivasi yang baik terlepas bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan hidup yang beraneka ragam baik kebutuhan yang bersifat material maupun kebutuhan psikologis. Teknik menjadi teladan Teknik menjadi teladan merupakan teknik yang digunakan oleh pemimpin dalam menggerakan dan mempengaruhi bawahan. Dalam teknik ini seorang pemimpin berusaha menjadikan dirinya panutan atau teladan bagi orang lain, sehingga bawahan akan mengikuti keteladanan tersebut. Penteladanan atau pemberian contoh bagi seorang pemimpin merupakan suatu yang mutlak harus dilakukan, yaitu melalui aspek positif dalam bentuk anjuran dan aspek negatif dalam bentuk larangan. Apabila hal ini telah dilakukan maka para bawahan akan terpengaruh untuk mengikuti contoh yang diberikan oleh pemimpin.
Teknik persuasi dan pemberian perintah Untuk mempengaruhi atau menggerakan para bawahan, seorang pemimpin harus mampu melakukan persuasi dan pemberian perintah dengan baik. Persuasi bertujuan bukan untuk memaksa, akan tetapi mempengaruhi sikap orang lain dengan cara halus tidak kasar atau dengan paksaan, sehingga dalam keadaan tertentu orang-orang akan bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki oleh orang yang melakukan persuasi, namun sesuai pula dengan keinginannya. Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok Kegiatan seorang pemimpin dalam mengarahkan, membimbing, mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku bawahan di dalam pencapaian tujuan organisasi tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi. Dengan demikian seorang pemimpin harus menguasai teknik komunikasi yang baik, sehingga setiap informasi atau pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan sebaliknya setiap informasi dari bawahan akan mudah diterima oleh pemimpin.
Teknik penyediaan fasilitas Untuk meningkatkan kemapuan pegawai di dalam melaksanakan tugasnya, maka seorang pemimpin harus memperhatikan kebutuhan akan fasilitas kerja yang diperlukan oleh para pegawai, sehingga akan tercapai hasil kerja yang optimal. Adapun fasilitas-fasilitas yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut: Pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan agar terwujud adanya kecakapan serta peningkatan dari kemampuan pegawai. Penyediaan barang atau alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tempat kerja yang memadai. Pemberian waktu yang cukup dalam pelaksanaan pekerjaan dan Uang untuk keperluan pekerjaan
Proses pengambilan keputusan Penelitian, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Desain, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Aktivitas ini meliputi proses untuk memahami permasalahan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan masalah tersebut. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari keseluruhan yang ada.
Kertelibatan bawahan dalam pengambilan keputusan Gaya dalam pembuatan keputusan
Kertelibatan bawahan dalam pengambilan keputusan Berdasarkan teori perilaku manajemen, dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku: a. konsiderasi dan struktur inisiasi Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Kertelibatan bawahan dalam pengambilan keputusan b. berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
Kertelibatan bawahan dalam pengambilan keputusan b. berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
Gaya dalam pembuatan keputusan Manajer mengambil masukan sendiri dengan menggunakan informasi yang tersedia pada waktu tertentu Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah lebih, dalam hal informasi yang diperlukan kepada daripada rumusan atau penilaian alternatif.
(Cont..)Gaya dalam pembuatan keputusan Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan secara individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan para bawahan sebagai suatu kelompok. Kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat atau tidak dapat mencerminkan masukan atau instuisi maupun aspirasi para bawahan. Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok mengumpulkan gagasan dan saran para bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan kelompok. Keputusan yang diambil dapat atau tidak mencerminkan masukan intuasi dan aspirasi para bawahan.
(Cont..)Gaya dalam pembuatan keputusan Manajer membicarakan situasi keputusan dengan bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun serta menilai alternatif. Manajer tidak bermaksud untuk memengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta merealisasi setiap keputuan hasil musyawarah bersama.
SEKIAN SILAHKAN BERTANYA