Penjadwalan Jangka Pendek

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perancangan Sistem Produksi
Advertisements

PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN
P E N J A D W A L A N Pertemuan 10.
MENYEIMBANGKAN PERMINTAAN DENGAN KAPAITAS PRODUKSI
MODEL TRANSPORTASI & MODEL PENUGASAN
Riset Operasional - dewiyani
BAB III KELOMPOK PROSES MANAJEMEN PROYEK
PERTEMUAN 14 Pengendalian
PENJADWALAN JANGKA PENDEK
Sistem Informasi Manufaktur
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
Siklus Produksi.
Pertemuan 6 dan 7 MODEL TRANSPORTASI & MODEL PENUGASAN.
Pusat Pusat Tanggung Tanggung Jawab Pendapatan dan Beban Jawab Pendapatan dan Beban KELOMPOK 6: TAUFIANI ISTI IDAYANTI( ) NABILAH MAULIDIYAH( )
MANAJEMEN PERSEDIAAN.
PENJADWALAN Pengelolaan Sistem Informasi.
Arta Rusidarma Putra, ST., MM
Pertemuan 5 Manajemen Operasi
PENJADWALAN PROYEK Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta.
Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan.
Materi – 03 Sistem Kantor.
Strategi proses Desi harsanti pinuji.
MODEL TRANSPORTASI.
PRODUCTION MANAGEMENT
MODUL 13 – 1/ 20 MODUL 13 SHORT-TERM SCHEDULING (1/2)
PENUGASAN.
SISTEM BIAYA STANDAR Rosy Zandra | unira.
Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas
BAB 8 PENJADWALAN.
PENJADWALAN Bab 9.
SCHEDULING (PENJADWALAN)
MODEL TRANSPORTASI.
MODEL TRANSPORTASI.
ALGORITMA PENJADWALAN PROSES
Manajemen Proyek Pertemuan XIII
SCHEDULING (PENJADWALAN)
Konsep Dasar Analisis Produksi
PERTEMUAN 14 Pengendalian
P E N J A D W A L A N.
PENJADWALAN.
Pertemuan XII Penjadualan Operasi dan Pemeliharaan
MODEL TRANSPORTASI.
SIKLUS PENGELUARAN.
MANAJEMEN PERSEDIAAN INVENTORY MANAGEMENT.
Mrp , jit , penjadwalan jangka pendek dan menengah
MODEL TRANSPORTASI MATERI 10.
Strategi proses Desi harsanti pinuji.
Mata Kuliah : Analisa Disain Sistem Pertemuan VIII Manajemen Proyek
PENJADWALAN.
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas
PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2
Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-2
SCHEDULING (PENJADWALAN)
Pembelajaran Bilangan Bulat
SCHEDULING (PENJADWALAN)
Penjadwalan Proses M. Ghofar Rohman.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
PERENCANAAN AGREGAT.
Penjadwalan Tenaga Kerja
Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan.
PENGENDALIAN LANTAI PABRIK (SHOP FLOOR CONTROL-SFC)
MODEL TRANSPORTASI.
BAB 1O.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2
DASAR-DASAR MANAJEMEN YANG EFEKTIF
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
Pengembangan Sistem Informasi Erliyan Redy Susanto.
Transcript presentasi:

Penjadwalan Jangka Pendek Somadi, SE., MM., MT

Kepentingan strategis penjadwalan jangka pendek Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas menjadi lebih cepat. Hal ini berarti perusahaan menggunakan asset secara lebih efektif sehingga menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk setiap uang yang ditanamankan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih rendah. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat dan fleksibelitas terkait menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik. Penjadwalan yang lebih baik juga berperah pada komitmen yang realistis sehingga menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.

Penjadwalan maju dan mundur Memulai jadwal setelah persyaratan suatu pekerjaan diketahui. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya minta dikirim segera mungkin. Penjadwalan maju menyebabkan menumpuknya barang setengah jadi karena terbatasnya waktu. Penjadwalan Maju (Forward Schedulling) Dimulai dari batas waktu dan menajdwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu. Urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu dalam susunan terbalik. Penjadwalan Mundur (Backward Schedulling)

Kriteria penjadwalan Meminimalkan waktu penyesuaian Memindahkan persediaan barang setengah jadi (work in process/WTP) Memaksimalkan Utilisasi Meminimalkan waktu tunggu pelanggan

Hal-Hal yang dilakukan manajer untuk melakukan perencanaan dan pengendalian produksi Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasan kapasitas pusat kerja masing-masing. Memerika ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatu departemen. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.

Pembebanan pekerjaan Pembebanan (loading) adalah penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan.

Pengujian Pembebanan pekerjaan Pengendalian Input-Output adalah sebuah sistem yang menjadikan karyawan operasi dapat mengelola fasilitas aliran kerja dengan menelusuri pekerjaan yang ditambahkan pada sebuah pusat kerja dan pekerjaan yang telah diselesaikan. Diagram Gantt adalah diagram perencanaan yang digunakan untuk menjadwalkan sumber daya dan mengalokasikan waktu. Diagram ini memiliki keterbatasan utama yakni tidak memperhitungkan varibilitas produksi, seperti gangguan mesin, kesalahan manusia sehingga diagram harus diperbaharui secara berkala untuk memperhitungkan pekerjaan baru dan perkiraan waktu baru yang diperbaiki. Diagram ini juga sering digunakan untuk mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Metode Penugasan (assignment method) adalah sebuah model pemrograman linear khusus yang mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya. Model ini bertujuan untuk meminimalkan biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. Contoh penugasan pada mesin, kontrak pemberi penawaran, karyawan pada proyek dan pemasaran, dll.

Langkah-Langkah Metode Penugasan/Pembebanan pekerjaan Kurangi semua angka pada setiap baris dengan angka terkecil yang terdapat pada baris tersebut. Kemudian, dari matriks yang dihasilkan, kurangi semua angka dalam setiap kolom dengan angka terkecil pada kolom tersebut. Langkah ini menyebabkan pengurangan angka pada tabel sehingga timbul serangkaian angka nol yang berarti biaya peluang sama dengan nol. Walaupun angka-angkanya berubah, soal pengurangan ini sama dengan soal pengurangan sebelumnya, dan solusi yang sama tersebut akan optimal. Gambarkan garis lurus secara vertikal dan horizontal dengan jumlah seminimal mungkin untuk mencoret semua angka nol pada tabel. Jika semua garis sama dengan jumlah baris atau jumlah kolom yang dimiliki oleh tabel, maka penugasan yang optimal telah ditemukan (lihat langkah 4). Jika jumlah garis kurang dari jumlah baris atau kolom, maka lanjutkanlah pada langkah 3. Kurangi setiap angka yang tidak tercoret pada tabel dengan angka terkecil yang ditemukan yang juga tidak tercoret oleh garis. Tambahkan angka yang sama pada angka yang ditutupi oleh dua garis. Jangan mengubah nilai angka yang hanya tercoret oleh satu garis. Kembali ke langkah 2 dan teruskan hingga penugasan yang optimal ditemukan. Penugasan yang optimal akan selalu berada pada nilai nol pada tabel. Salah satu cara yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang benar adalah memilih sebuah baris atau kolom yang hanya berisi satu kotak nol. Penugasan dapat dilakukan pada kotak tersebut, kemudian gambarkan garis melalui baris dan kolom tersebut. Dari baris dan kolom yang tidak tercoret, dipilih baris atau kolom lain dimana hanya terdapat satu kotak yang berisi angka nol. Penugasan telah dibuat dan lanjutkan prosedur hingga setiap orang atau mesin sudah ditugaskna pada satu pekerjaan.

Contoh 1 Pengendalian Input DNC Machining, Inc. membuat pagar dan pintu gerbang untuk pengamanan jalan mobil dari ukuran kecil hingga besar. Perusahaan tersebut ingin mengembangkan laporan pengendalian input-output untuk pusat kerja mesin aluminium selama 5 minggu (minggu 6/6 hingga 7/4). Input yang direncanakan adalah 280 jam standar per minggu. Input yang sesungguhnya mendekati angka ini, bervariasi diantara 250 dan 285. Output dijadwalkan pada 320 jam standar yang merupakan kapasitas yang diasumsikan. Terdapat sebuah backlog selama 300 jam dalam pusat kerja. DNC menggunakan informasi jadwal yang memantau hubungan kapasotas beban kerja pada pusat kerja. Penyimpangan antara input yang dijadwalkan dan output sebenarnya ditunjukan pada tabel berikut. Output sebenarnya (270 jam) sangat kurang dari yang direncanakan. Oleh karena itu, baik input maupun output yang direncanakan tidak tercapai. Dengan demikian, Backlog dalam pusat kerja ini benar-benar meningkat sebanyak 5 jam pada minggu 27/6. Hal ini meningkatkan persediaan barang setengah jadi (WIP), membuat tugas penjadwalan menjadi semakin rumit, dan mengindikasikan kebutuhan akan tindakan manajer. Pusat Kerja DNC (dalam jam standar) Akhir Minggu 6/6 6/13 6/20 6/27 7/4 7/11 Input yang direncanakan 280   Input yang sebenarnya 270 250 285 Penyimpangan Kumulatif -10 -40 -35 Planned Output 320 Actual Output -50 -100 -150 -200 Perubahan Kumulatif dalam Backlog* -20 +5 *Jumlah input sebenarnya dikurangi jumlah output sebenarnya = perubahan kumulatif dalam backlog Warna kuning = input 270, output 270, menyebabkan perubahan 0 Warna merah = input 250, output 270, menyebabkan perubahan -20 (bekerja dengan lebih ringan selama 20 jam standar dalam pusat kerja)

Contoh 2 Diagram Pembebanan Gantt Sebuah produsen mesin cuci di New Orleans menerima pesanan khusus untuk mesin yang digunakan pada fasilitas yang unik, seperti kapal selam, rumah sakit, dan industri binatu yang besar. Produksi setiap mesin membutuhkan tugas dan jangka waktu yang berbeda-beda. Perusahaan itu ingin membangun sebuah diagram pembebanan untuk minggu pada 8 Maret. Diagram Gantt dipilih sebagai Gantt yang lengkap. Dengan demikian, empat pusat kerja yang memproses beberapa pekerjaan sepanjang minggu. Diagram khusus ini menunjukkan pekerjaan logam dan pengecetan sepenuhnya terisi sepanjang minggu. Pusat mekanik dan elektonik memiliki sejumlah waktu luang yang tersebar di sepanjang minggu. Dapat diperhatikan bahwa pusat pengerjaan logam tidak beroperasi pada hari Selasa dan pusat pengecekan tidak beroperasi pada hari Kamis, mungkin untuk perawatan pencegahan kerusakan.   Hari Pusat Pengerjaan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Pengerjaan Logam Pekerjaan 349 <----Pekerjaan 350----> Mekanik   <---Pekerjaan 349---> Pekerjaan 408 Elektronik Pengecatan <---Pekerjaan 295---> Ket : Pemrosesan Tidak terjadwal Pusat tidak tersedia (Contoh, waktu pemeliharaan, perbaikan dan kekurangan)

Contoh 3 Diagram Penjadwalan Gantt First printing di Winter Park, Florida menggunakan sebuah diagram Gantt untuk menunjukkan penjadwalan tiga pesanan yaitu pekerjaa A, B dan C. Pada gambar dibawah ini setiap pasangan tanda kurung pada sumbu waktu menandakan perkiraan waktu untuk memulai dan mengakhiri pekerjaan. Batangan padat menggambarkan status nyata atau kemampuan pekerjaan. Hari 5 baru diakhiri. Ket : Awal aktivitas Akhir Aktivitas Penyediaan waktu aktivitas yang terjadwal Kemajuan pekerjaan yang aktual Waktu tidak ada produksi Titik saat diagram ditinjau ulang Pekerjaan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 A   B C Pemeliharaan Sekarang Berdasarkan gambar diatas, bahwa pekerjaan A kurang lebih terlambat sekitar setengah hari pada akhir hari ke-5. Pekerjaan B telah diselesaikan sesudah melakukan pemeliharaan peralatan. Pekerjaan C selesai sebelum waktunya.

Contoh 4 Metode Penugasan First printing dan copy center ingin menemukan pembebanan biaya total minimal 3 pekerjaan pada 3 typesetter. Tabel biaya yang telah ditunjukkan sebelumnya pada bagian ini diulangi lagi disini dan langka 1 hingga 4 diterapkan. Solusi : Langkah 1a : Dengan menggunakan tabel sebelumnya, kurangi semua angka dalam setiap baris dnegan angka terkecil yang terdapat dalam baris tersebut. Hasilnya ditunjukkan pada tabel di sebelah kiri. Langkah 1b : Dengan menggunakan tabel kiri diatas, kurangi semua angka dalam setiap kolom dengan angka terkecil yang terdapat pada kolom tersebut. Hasilnya ditunjukkan pada tabel disebelah kanan. Pekerjaan Typesetter A B C R-34 $11 $14 $6 R-66 $8 $10 R-50 $9 $12 $7 Pekerjaan Typesetter A B C R-34 5 8 R-66 2 3 R-50 Pekerjaan Typesetter A B C R-34 5 6 R-66 3 R-50 2

Contoh 4 Metode Penugasan Langkah 2 : Gambarkan garis lurus vertical dan horizontal seminimal mungkin yang diperlukan untuk mencoret semua angka nol. Karena dua garis sudah cukup untuk mencoret semua angka nol yang ada, solusinya belum optimal. Langah 3 : Kurangi semua angka pada tabel yang tidak tercoret dengan angka terkecil dari angka yang juga tidak tercoret garis (pada tabel ini bernilai 2) dan tambahkan angka tersebut ke angka yang dicoret oleh dua garis. Pekerjaan Typesetter A B C R-34 5 6 R-66 3 R-50 2 Pekerjaan Typesetter A B C R-34 3 4 R-66 5 R-50 1

Contoh 4 Metode Penugasan Kembali ke langkah 2. Coret lagi nol dengan garis lurus. Karena dibutuhkan tiga garis, penugasan yang optimal telah ditemukan (lihat langkah 4). Tugaskan R-34 ke C, S-66 ke B, dan T-50 ke A. Dengan mengacu pada tabel biaya awal, terlihat bahwa : Biaya minimal = $6 + $10 + $9 = $25 Dengan demikian, Jika S-66 telah ditugaskan ke-A, T-50 tidak dapat ditugaskan lagi pada kotak yang berisi angka nol. Pekerjaan Typesetter A B C R-34 3 4 R-66 5 R-50 1

Pengurutan Pekerjaan Pengurutan adalah menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja. Sedangkan pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah pemberian bahan yang terlalu berat dan ringan.

Aturan Prioritas Pekerjaan Aturan Prioritas untuk pembagina tugas adalah aturan yang digunakan untuk mementukan urutan pekerjaan dalam fasilitas yang berorientasi pada proses. Aturan Prioritas FCFS (first come, first served) yaitu pekerjaan diproses berdasarkan urutan kedatangannya. Artinya yang petama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan pertama yang datang disebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu SPT (shortest processing time) yaitu pekerjaan dengan waktu pemesanan terpendek dikerjakan terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu EDD (earliest due date) yaitu pekerjaan dengan batas waktu paling awal dikerjakan terlebih dahulu. Artinya pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu LPT (longest processing time) yaitu pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpanjang diselesaikan terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Lima pekerjaan yang berkaitan dengan tugas aristektur menunggu untuk ditugaskan pada Avanti Sethi Architects. Waktu pengerjaan (pemrosesan) dan batas waktunya diberikan pada tabel berikut. Perusahaan ingin menentukan ururtan pengerjaan berdasarkan aturan (1) FCFS, (2) SPT, (3) EDD, dan (4) LPT. Pekerjaan ditandai dengan sebuah huruf sesuai dengan urutan kedatangan mereka. Pendekatan : Keempat aturan prioritas dipelajari secara bergilir. Keempat ukuran efektivitas dapat dapat digunakan untuk menghitung setiap aturan, kemudian dibandingkan untuk menentukan aturan yang terbaik bagi perusahaan. Pekerjaan Waktu pengerjaan (pemrosesan) (hari) Batas Waktu Pekerjaan (hari) A 6 8 B 2 C 18 D 3 15 E 9 23

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Dengan FCFS Solusi : 1. Urutkan FCFS diperlihatkan pada tabel berikut secara sederhana yaitu A-B-C-D-E. Aliran waktu dalam sistem untuk urutan ini menghitung waktu yang dihabiskan oleh setiap pekerjaan untuk menunggu ditambah dengan waktu pengerjaannya. Sebagai contoh, pekerjaan B menunggu selama 6 hari selagi peerkaan A sedang diproses, kemudian membuthkan waktu dua hari lagi sebagai waktu pemrosesannya. Dengan demikian, pekerjaan B akan selesai dalam 8 hari. Terlambat 2 hari setelah batas waktunya. Urutan Pekerjaan Waktu Pengerjaan (pemrosesan) Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan A 6 8 B 2 C 16 18 D 3 19 15 4 E 9 28 23 5   77 11 Aturan FCFS menghasilkan ukuran efektivitas berikut : Waktu penyelesaian rata-rata = Jumlah aliran waktu total/jumlah pekerjaan = 77/5 = 15,4 hari Utilisasi = Jumlah waktu pengerjaan (pemrosesan)/Jumlah aliran waktu total = 28/77 = 36,4% Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = Jumlah aliran waktu total/Jumlah waktu pengerjaan (pemrosesan) = 77 hari/28 hari = 2,75 pekerjaan Keterlambatan pekerjaan rata-rata = Jumlah hari keterlambatan/Jumlah pekerjaan = 11/5 = 2,2 hari

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Dengan SPT Solusi : 2. Aturan SPT yang diperlihatkan pada tabel berikut mneghasilkan urutan B-D-A-C-E. Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan dengan prioritas tertinggi diberikan pada pekerjaan dengan waktu pemrosesan yang paling pendek. Urutan Pekerjaan Waktu Pengerjaan (pemrosesan) Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan B 2 6 D 3 5 15 A 11 8 C 19 18 1 E 9 28 23   65 Aturan SPT menghasilkan ukuran efektivitas berikut : Waktu penyelesaian rata-rata = 65/5 = 13 hari Utilisasi = 28/65 = 43,1 % Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = 65/28 = 2,32 pekerjaan Keterlambatan pekerjaan rata-rata = 9/5 = 1,8 hari.

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Dengan EDD Solusi : 3. Aturan EDD yang ditunjukan pada tabel berikut memberi urutan B-A-D-C-E. Perhatikan bahwa pekerjaan diurutkan berdasarkan batas waktu yang paling awal terlebih dahulu. Urutan Pekerjaan Waktu Pengerjaan (pemrosesan) Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan B 2 6 A 8 D 3 11 15 C 19 18 1 E 9 28 23 5   68 Aturan EDD menghasilkan ukuran efektivitas berikut : Waktu penyelesaian rata-rata = 68/5 = 13,6 hari Utilisasi = 28/68 = 41,2 % Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = 68/28 = 2,43 pekerjaan Keterlambatan pekerjaan rata-rata = 6/5 = 1,2 hari.

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Dengan LPT Solusi : 4. Aturan LPT yang diperlihatkan pada tabel berikut menghasilkan E-C-A-D-B. Urutan Pekerjaan Waktu Pengerjaan (pemrosesan) Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan E 9 23 C 8 17 18 A 6 15 D 3 26 11 B 2 28 22   103 48 Aturan SPT menghasilkan ukuran efektivitas berikut : Waktu penyelesaian rata-rata = 103/5 = 20,6 hari Utilisasi = 28/103 = 27,2 % Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = 103/28 = 3,68 pekerjaan Keterlambatan pekerjaan rata-rata = 48/5 = 9,6 hari.

Contoh 5 Aturan Prioritas Untuk Pembagian Kerja Solusi : Hasil dari keempat aturan ini diringkas pada tabel berikut ini. Aturan Waktu penyelesaian rata-rata (hari) Utilisasi (%) Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem Keterlambatan rata-rata (hari) FCFS 15,4 36,4 2,75 2,2 SPT 13,0 43,1 2,32 1,8 EDD 13,6 41,2 2,43 1,2 LPT 20,6 27,2 3,68 9,6 Bagi Avanti Sethi, LPT adalah ukuran yang paling tidak efektif untuk menentukan urutan pekerjaan. SPT unggul dalam tiga pengukuran, dan EDD unggul dalam ukuran keempat (rata-rata keterlambatan)

Rasio Kritis Rasio kritis (critical ratio/CR) adalah aturan pengurutan yang merupakan angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berbeda dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbaharui. CR cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD, atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata. Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah (kurang dari 1,0) berarti terlambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0 berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang lebih besar dari 1,0, berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang. Rumus rasio kritis CR = Waktu yang tersisa / Hari kerja yang tersisa = Batas waktu pekerjaan – Tanggal Sekarang / Waktu pekerjaan yang tersisa

Manfaat Perhitungan Rasio Kritis Menentukan status pekerjaan tertentu Menerapkan prioritas relative di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan Menghubungkan persediaan dan pekerjaan berdasarkan pesanan dengan dasar kesamaan Menyesuaikan prioritas dan memperbaiki jadwal secara otomatis terhadap adanya perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan pekerjaan Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis

Hari Kerja yang tersisa Contoh 6 Rasio Kritis Hari ini adalah hari ke 25 pada jadwal produksi Zyco Medical Testing Laboratories. Tiga pekerjaan berada pada urutan berikut : Zyco ingin menghitung CR dengan menggunakan rumus untuk CR. Dengan demikian, maka pekerjaan B memiliki CR yang kurang dari 1, artinya pekerjaan B akan terlambat jika tidak dipercepat. Jadi, pekerjaan B memiliki prioritas tertinggi. Pekerjaan C tepat waktu dan pekerjaan A memiliki waktu luang. Saat pekerjaan B selesai dikerjakan, CR untuk pekerjaan A dan C akan dihitung kembali untuk menentukan apakah prioritas mereka berubah. Pekerjaan Batas Waktu Hari Kerja yang tersisa A 30 4 B 28 5 C 27 2 Pekerjaan CR Urutan Prioritas A (30-25)/4 = 1,25 3 B (28-25)/5 = 0,60 1 C (27-25)/2 = 1,00 2

Mengurutkan sejumlah pekerjaan pada dua mesin : Aturan Johnson Aturan Johnson adalah sebuah pendekatan yang meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja dan meminimalkan waktu luang total dalam pasar kerja. Aturan Johnson meliputi 4 langkah yakni : Semua pekerjaan dimasukan dalam sebuah daftar, berikut waktu yang dibutuhkan pada setiap mesin. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada waktu mesin pertama, maka pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama kali. Jika waktu terpendek berada pada mesin kedua, maka jadwalkan pekerjaan tersebut terakhir. Jika terdapat waktu aktivitas seri, maka dapat dipilih salah satunya. Setelah sebuah pekerjaan dijadwalkan, hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan selesaikan sampai ke pertengahan urutan jadwal.

Contoh 7 Aturan Johnson Terdapat lima pekerjaan khusus di sebuah took perkakas di La Crosse, Wisconsin, yang harus diproses melalui duat pusat kerja (mesin bor dan mesin bubut). Berikut waktu pemrosesan untuk setiap pekerjaan. Pemilik perusahaan, Niranjan Pati ingin menetapkan urutan pekerjaan untuk meminimalkan waktu pemrosesan total untuk kelima pekerjaan tersebut. Pekerjaan Pusat Kerja 1 (Mesin Bor) Pusat Kerja 2 =(Mesin Bubut) A 5 2 B 3 6 C 8 4 D 10 7 E 12

Contoh 7 Aturan Johnson Pati menerapakan empat langkah aturan Johnson. 1. Pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek adalah A, ada pada pusat kerja 2 (dengan waktu pemrosesan 2 jam). Karena pekerjaan tersebut ada pada pusat kerja kedua, jadwalkan A sebagai pekerjan yang terakhir. Hapus pekerjaan tersebut dari pertimbangan kita. 2. Pekerjan B adalah pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek berikutnya (3 jam). Karena waktu terpendek tersebut ada pada pusat kerja pertama, pekerjaan B dijadwalakan petama kali dan dihapuskan dari pertimbangan kita. 3. Waktu terpendek berikutnya adalah pekerjaan C (4 jam) pada mesin kedua. Oleh karena itu, pekerjaan C ditempatkan seakhir mungkin. 4. Terdapat seri (7 jam) pada pekerjaan dengan waktu terpendek yang tersisa. Pekerjaan E dapat ditempatkan pada pusat kerja pertama terlebih dahulu. Kemudian, D ditempatkan pada posisi urutan yang tersisa. Waktu urutannya adalah : A B A B C A B E D C A

Contoh 7 Aturan Johnson Pusat Kerja 1 3 7 10 8 5 Pusat Kerja 2 6 12 4 Waktu urutannya adalah : Aliran waktu dari urutan pekerjaan ini digambarkan secara grafis sebagai berikut : Waktu 0 3 10 20 28 33 Waktu  0 1 3 5 7 9 10 11 12 13 17 19 21 22 23 25 27 29 31 33 35 B E D C A = Waktu luang = Pekerjaan selesai Dengan demikian, kelima pekerjaan ini diselesaikan dalam waktu 35 jam. Pusat kerja kedua akan menunggu selama 3 jam untuk pekerjaan pertamanya, dan akan menunggu selama 1 jam setelah pekerjaan B selesai. Pusat Kerja 1 3 7 10 8 5 Pusat Kerja 2 6 12 4 2 Pusat Kerja 1 B E D C A   Pusat Kerja 2

Penjadwalan Berkala Terdapat sejumlah teknik dan algoritma untuk menjadwalkan karyawan di sektor jasa, seperti polisi, perawat, kasir, karyawan restoran, dan lainnya. Para manajer mencoba untuk menetapkan sebuah jadwal yang tepat waktu dan efisien yang menjaga karyawan tetap senang, dan dapat menghabiskan banyak waktu setiap bulannya untuk membuat jadwal pegawai. Sejumlah jadwal sering membutuhkan periode waktu yang cukup panjang. Pendekatan yang cocok dalam permasalahan tersebut adalah penjadwalan berkala (cyclical schedulling). Tujuan terfokus pada penetapan penjadwalan dengan jumlah pekerja yang minimal. Pada kasus-kasus ini setiap pegawai ditugaskan pada sebuah giliran kerja, dan mendapatkan waktu libur.

Contoh 8 Penjadwalan Berkala Seorang pengelola rumah sakit, Doris Laughlin tidak hanya ingin mempekerjakan karyawan bagian onkologi dengan menggunakan standar 5 hari kerja seminggu dengan dua hari libur berturut-turut, tetapi juga ingin mengurangi jumlah karyawan. Bagaimanapun juga, seperti pada kebanyakan rumah sakit, Doris menghadapi permintaan yang tidak tetap. Permintaan rendah pada akhir waktu. Para dokter cenderung bekerja pada awal minggu, dan jumlah pasien mencapai puncak pada hari rabu, kemudian berangsur-angsur berkurang. Solusi : Pertama, Doris harus membuat kebutuhan pegawai. Kemudian proses lima langkah diterapkan. 1. Tentukan kebutuhan pegawai perhari. Doris telah membuat jadwal sebagai berikut. 2. Identifikasi dua hari berurutan yang mempunyai kebutuhan total pegawai yang terendah dan lingkari hari- hari tersebut. Tugaskan pegawai pertama pada dua hari tersebut. Dalam kasus ini, pegawai pertama mempunyai dua hari libur yaitu sabtu dan minggu karena 3 ditambah 3 adalah jumlah terendah diantara dua hari yang lainnya. Jika ada jumlah yang seri, pilihlah hari dengan kebutuhan terendah yang berdekatan. Jika ada lebih dari satu pilihan, buatlah keputusan sembarang. Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Kebutuhan Pegawai 5 6 4 3

Contoh 8 Penjadwalan Berkala 3. Sekarang, kita mendapatkan seorang pegawai yang bekerja pada hari-hari yang tidak dilingkari, oleh karena itu buatlah sebuah baris untuk pegawai selanjutnya dengan mengurangi sebesar 1 dari angka pada baris pertama (karena satu hari sudah ada yang bekerja), kecuali untuk hari-hari yang dilingkari (yang mewakili hari-hari dimana tidak ada yang bekerja), dan semua hari yang angka semulanya nol. Jadi jangan mengurangi satu hari yang dilingkari atau satu hari yang nilainya nol. 4. Pada baris baru, tentukan dua hari berurutan yang mempunyai kebutuhan total terendah dan lingkari hari-hari tersebut. Tugaskan pegawai selanjutnya pada hari-hari yang tidak dilingkari. 5. Ulangi proses diatas (langkah 3 dan 4) hingga semua kebutuhan pegawai terpenuhi.   Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Pegawai 1 5 6 4 3 Pegawai 2 Pegawai 3 2 Pegawai 4 Pegawai 5 1 Pegawai 6 Pegawai 7 Kapasitas (Diukur dengan jumlah pegawai) Kelebihan kapasitas

Contoh 8 Penjadwalan Berkala Dengan demikian, Doris membutuhkan 6 pegawai penuh waktu untuk memenuhi kebutuhan pegawai dan satu pegawai untuk bekerja pada hari sabtu. Perhatikan bahwa kapasitas (jumlah pegawai) yang sama dengan kebutuhan menjadikan seorang pegawai bekerja lembur pada hari Sabtu, atau seorang pegawai paruh waktu dipekerjakan pada hari Sabtu. Doris telah menjalankan sistem penjadwalan efisien yang mengakomodasikan 2 hari libur berurutan bagi setiap pegawai.

TERIMA KASIH