GLIKOSIDA ANTRAKUINON
Apa Itu Glikosida Antrakuinon? Glikosida yang aglikonnya sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C9 (antron) dan C9 ada gugus hidroksil (antranol). Zat ini berkhasiat sebagai laksativum. Adapun strukturnya adalah sebagai berikut: 9,10-Antracendion-9,10-antrakinon
Di alam, terdapat sekitar 40 turunan antrakuinon yang berbeda Di alam, terdapat sekitar 40 turunan antrakuinon yang berbeda. Umumnya antrakinon ditemukan pada Lichenes dan Fungi tertentu.
Pada tumbuhan monokotil, antrakuinon ditemukan pada tumbuhan famili Liliaceae Pada tumbuhan dikotil, ditemukan pada famili Rubiaceae, Leguminosae, Rhamnaceae, Ericaceae, Euphorbiaceae, Lythraceae, Saxifragaceae, Scrophulariaceae, dan Verbenaceae
Struktur Glikosida antrakinon bersifat mudah terhidrolisis seperti glikosida lainnya. Glikosida ini jika terhidrolisis menghasilkan aglikon di-, tri-, atau tetrahidroksi antrakuinon atau modifikasinya, . Sementara bagian gulanya tidak menentu. Contohnya jika frangulin dihidrolisis maka akan mengasilkan emodin (1,6,8-trihidroksi-3-metil antrakuinon) dan rhamnosa. Antrakuinon bebas hanya memiliki sedikit aktivitas terapeutik. Residu gula memfasilitasi absorpsi dan translokasi aglikon pada situs kerjanya
Turunan Antrakuinon Turunan antrakuinon mumnya berwarna merah oranye dan dapat dilihat langsung serta terdapat dalam bahan-bahan purgativum (laksativum atau pencahar) Turunan antrakuinon berbentuk dihidroksi fenol seperti krisofanol, berbentuk trihidroksi fenol seperti emodin, atau tetrahidroksi fenol seperti asam karminat. Seringkali terdapat gugus-gugus lain seperti metil dalam krisofanol, hidroksimetil pada aloe-emodin, serta karboksil dalam resin dan asam karminat.
A. Antranol dan Antron Antron bewarna kuning pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam alkali Terdapat bebas di alam Antron adalah bentuk kurangteroksigenasi dari antrakinon Antranol bewarna kuning kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar (berfluoresensi) kuat Larut dalam air panas dan alkohol encer Berkhasiat memperkuat peristaltik usus besar
Oksantron merupakan zat antara antara antrakinon dan antranol B. Oksantron Oksantron merupakan zat antara antara antrakinon dan antranol Senyawa ini terdapat dalam Frangulae cortex Frangulae Cortex Frangulae Tree
C. Diantron senyawa dimer tunggal atau campuran dari molekul antron hasil oksidasi antron (misalnya larutan dalam aseton yang diaerasi dengan udara) Diantron merupakan aglikon penting dalam Cassia, Rheum, dan Rhamnus
Sifat-sifat antrakuinon Daya pencahar yang cukup tinggi (kadar dan aktivitasnya tidak sesuai) Mengandung campuran yang menyebabkan daya kerja sinergis Daya kerja antranol jauh lebih tinggi daripada antrakuinon dengan jumlah yang sama Aktivitas simplisia yang mengandung antrakuinon tergantung sifat antrakuinon dan glikosida Jumlah dalam suatu simplisia tidak menggambarkan aktivitasnya Pada daun kering kadar antranol lebih sedikit daripada antrakuinon
Contoh Tanaman Aloe vera (lidah buaya) Dikenal lebih 180 spesies aloe, herba, dan semak yang bunganya berbentuk mayang, bewarna putih, kuning, atau merah. Daun aloe bardaging, diliputi kutikula yang kuat, dan umumnya berduri di bagian tepinya. Apabila daun aloe diiris malintang maka susunan strukturnya terdiri dari epidermis dengan kutikula kuat dan banyak mengandung stomata, parnkim dengan banyak klorofil, dan daerah pusat yang terdiri dari sel parenkim berisi lendir. Bila daun dipotong, getah aloe akan mengalir keluar.
Aloe (lidah buaya) Varietas: Cape dari Aloe ferox, Curaçao dari Aloe barbadensis, Socotrine dan Zanzibar dari Aloe perryi kandungan C-glikosida dan resin (aloin, barbaloin, dan isobarbaloin) sebagian barbaloin →β-barbaloin (amorf, C-glikosida turunan 10-glukopiranosil aloe-emodin-antron). C-glikosida ini tidak mempan dihidrolisis oleh asam, alkali atau panas, diuraikan dengan cara hidrolisis oksidatif (FeCl3) dan akan menghasilkan glukosa, aloe-emodin antron Aloe-emodin
Rhei Radix Rhei radix (kelembak) adalah akar tanaman Rheum officinale Baill, famili Poligonaceae yang telah dikeringkan dan bebas dari kulitnya. Kelembak diperoleh dari tanaman liar atau budi daya dari kawasan dataran tinggi Asia, mulai dari tibet sampai Asia Tenggara. Nama rheum berasal dari bahasa latin rha, yaitu suatu tempat berupa sungai yang sekarang disebut sebagai sungai Volga. Ditempat tersebut banyak tubuh tanaman rheum. Palmatum menunjukan daun-daun yang tersebar dan besar menjari, sedangkan officinale menunjukan tanaman yang official, artinya resmi atau betul-betul rheum.
Farmakologi Daerah kerja Antrakuinon bebas → dinding usus besar Efek lambat, 10-15 jam Glikosida antrakuinon → diserap di usus halus Masuk ke darah, dibuang oleh usus besar Tingkat keaktifan Rhein < krisofanol < emodin <antranol Antranol menyebabkan mules dan pendarahan saat haid Antrakuinon → antranol (reduksi oleh flora usus)
Kegunaan purgativum (pencahar), aktivitas bertambah dengan sedikit garam alkali efek karminatifnya (mengeluarkan angin perut): mengurangi kecenderungan mulas. Tradisional: (getahnya) untuk mengobati luka baru, luka terbakar, lecet, dan iritasi pada kulit luka bakar akibat akibat pengaruh sinar-x dan radiasi nuklir. Sediaan farmasinya: Aloe-OintmentAloe dan juga merupakan salah satu komponen Compound Benzoin Tincture.
Kegunaan -stomakhikum pahit -dalam pengobatan diare -efek astrigensia (setelah efek urus-urus hilang muncul efek sembelit) Kelembak cocok untuk pencahar yang sifatnya sesekali dan tidak baik untuk mengobati konstipasi kronis.
Kandungan kimia Rheum mengandung antrakuinon: Tanpa gugus karboksil, ex: krisofanol, aloe-emodi, emodin, dan fision dengan bentuk glokusida, krisofanein dan gluko-aloe-emodin Antrakuinon dengan gugus karboksil, ex: Rhein dengan bentuk glukosida, glukorhein Antron atau diantron dari krisofanol atau emodiin atau fision Heterodiantron yang berasal dari dua molekul antron yang berbeda, ex: palmidin A dari aloe-emodin antron dan emodin antron; palmidin B dari aloe-emodin antron dan krisofanol antron; dan palmidin C dari emodin antron dan krisofanol antron. Diantron-diantron tersebut dapat dioksidasikan ke dalam kedua komponennya masing2 dengan pertolongan besok klorida
Kegunaan Kelembak digunakan sebagai stomakhikum pahit dan dalam pengobatan diare Daya pencaharnya diikuti dengan efek astringensia (setelah efek urus-urus hilang muncul efek sembelit) Kelembak cocok digunakan sebagai pencahar bila pemakaian sekali-kali dan tidak baik digunakan untuk mengobati konstipasi kronis
Sennae Folium Daun sennae adalah daun kering dari tanaman Cassia senna Linn atau Cassia angustifolia Vahl ( famili Leguminosae) Tanaman ini berupa semak kecil setinggi antara 1 m dan daun majemuk menyirip ganda. C. senna berasal dari Afrika sedangkan C. angustifolia berasal dari Arab
Con’d Ciri makroskopi: anak daun bertangkai kuat, bagian tepai helaian daun rata, pucuk lancip, pangkal daun asimetris, permukaan daun berbulu, bau lemah tapi khas, rasa berlendir serta agak pahit, dan tidak enak Ciri mikroskopi: memiliki struktur bilateral dengan sel epidermis yang dinding tersebar mengandung banyak lendir, kedua permukaan berambut kasar, stomata memiliki dua sel tetangga dengan poros bujurnya sejajar pori dan kadang terdapat sel tetangga ketiga atau keempat, mesofil terdiri dari lapisan palisade atas bawah serta sel-sel bunga karang yang berisi kristal kluster bergaris tengah 15-20 mm
Kandungan kimia Daun sena mengandung turunan antrakuinon, aloe emodin, dan rhein Terdapat pula dua glikosida lain yang aktif, yaitu senosida A dan senosida B yang mana bila dihidrolisis akan memberikan dua molekul glukosa dan aglikon senidin A dan B. Senidin A memutar ke kanan dan senidin B merupakan bentuk meso yang terjadi karena kompensasi intramolekuler Daun sena juga mengandung zat warna flavanol kuning kaempferol (3,4,5,7-trihidroksi flavon) dengan bentuk glukosida kaempferin dan isoramnetin. Ditemukan juga sterol, glukosida sterol, musilago, kalsium oksalat dan resin Dalam kecambah sena yang muda krisofanol merupakan senyawa yang pertama kali di bentuk, selanjutnnya aloe-emodin dan rhein dengan adanya cahaya maka akan terjadi glikosilasi dan kemudian glikosida diangkut ke daun dan bunga Selama perkembangan buah glikosia aloe-emodin dan rhein akan menurun dengan nyata dan senosida akan tertimbun di perikarp
Kegunaan Kegunaan utama daun sena adalah sebagai purgativum dalam kasus konstipasi. Sena tidak memiliki efek ikutan astrigensia seperti pada kelembak
Kaskara sagrada adalah kulit kayu kering dari tanaman Rhamnus purshiana, familia Rhamnaceae, yang telah disimpan dalam waktu sedikitnya 1 tahun sebelum digunakan . Kulit dikumpulkan dari pohon yang tingginya sudah mencapai 6-18 m
Kandungan kimia Kaskara mengandung 6-9% turunan antrasenna yang terdapat, baik sebagai O-glikosida yang normal maupun sebagai C-glikosida sebagai berikut: Empat glikosida primer atau kaskarosida A,B,C, dan D. Semuanya memiliki kedua bentuk hubungan O-glikosida yang maupun C-glikosida. Strukturnya merupakan C-10-isomer dari 8-O--D-glukopiranosida serta dari aloein dan krisofanol Dua aloin, barbaloin yang berasal dari aloe-emodin antron dan krisalioin yang berasal dari krisofanol antron. C-glikosida ini mungkin hasil pemecahan dari glikosida Sejumlah O-glikosida yang berasal dari emodin, emodin oksantron, aloe-emodin, da krisofanol Bermacam-macam diantrin meliputi heterodiantrin serta palmidin A, B, dan C Aloe-emodin, krisofanol, dan emodin dalam keadaan bebas
Kegunaan Glukosida primer lebih aktif daripada aloin Sementara antrakuinon bebas mempunyai aktivitas pencahar yang kecil Kaskarosida memiliki rasa manis dan lebih enak dibandingkan dengan aloin. Disarankan untuk mengevaluasi kulit kaskara agar kaskarosida dan aloin diektraksi secara terpisah Antrakuinon bebas terbetuk dan disimpan di dalam kulit kayu, terutama dalam bentuk C-glikosida. Kulit kayu yang lebih tua mengandung C-glikosida lebih banyak Hidrolisis dari glukosida total akan menghasilkan rhamnosa dan glukosa dalam perbandingan yang hampir sama
Frangula merupakan kulit kayu dari tanaman Rhamnus frangula Linn (famili Rhamnaceae) yang telah dikeringkan. Rhamnus frangula Linn merupakan tanaman semak yang tingginya 3-5 meter dan tumbuh di Eropa
Kandungan kimia Frangula mengandung 2-4% turunan antrakuinon, terutama berbentuk glikosida, yaitu Rhamnosida frangulosida atau frangulin Saat ini diketahui bahwa glikosida tersebut terdiri dari dua isomer frangulosida A dan B yang terbentuk dari hidrolisis sebagian dari Rhamnoglukosida A dan B. Kulit yang segar juga mengandung antranol dan antron yang tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi bentuk antrakuinonnya masing-masing
Kegunaan Kaskara adalah purgativum dengan daya kerja yang kira-kira setara dengan sena Banyak digunakan dalam bentuk ekstrak encer atau eliksir atau tablet yang dibuat dari ekstrak kering Dapat digunakan pula sebagai obat hewan Rasa pahit dan efeknya akan banyak berkurang apabila ekstraksinya direaksikan dengan logam-logam alkali tanah atau magnesium oksida