PERENCANAAN DAN PENGOPERASIAN SISTEM PRODUKSI PADA AGRIBISNIS Minggu 5 PERENCANAAN DAN PENGOPERASIAN SISTEM PRODUKSI PADA AGRIBISNIS Tri Anggraeni Kusumastuti Lab. Agrobisnis Fak Peternakan UGM
Output Mahasiswa dapat menjelaskan: Tipe proses pada sistem produksi Aktivitas pengoperasian produksi pada agribisnis Texbook : Widiati R dan T A Kusumastuti. Manajemen Agribisnis . Aplikasi Pada Industri Peternakan (p : 87- 131)
hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa. Penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa. Cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada. PRODUKSI PRODUK PROSES PRODUKSI
Tipe Sistem Produksi : (p. 90) Berkesinambungan Terputus-putus Jenis Proses Produksi : (p. 91) Penguraian Peramuan Usaha ekstraktif Pengolahan
1. Penguraian / analisis Pengadaan berbagai macam produksi dari 1 jenis bahan baku Contoh : jagung menjadi minyak goreng,tepung maizena, jagung oseng, dll Sosis dendeng daging sapi abon
Menciptakan satu jenis produk dari banyak jenis bahan 2. Peramuan : Menciptakan satu jenis produk dari banyak jenis bahan Jagung Bekatul Industri pakan ternak Tepung ikan
Memindahkan produk dari lingkungan alamnya 3. Usaha ekstraktif : Memindahkan produk dari lingkungan alamnya Rumput lapangan rumput dipindah untuk pakan ternak 4. Pengolahan : Mengubah bentuk bahan agar lebih mudah dipasarkan Ayam potong nugget
Manajemen Produksi Merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi. Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau sumber daya seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.
PERENCANAAN PRODUKSI 1. Merancang produk. Karakteristik atau ciri-ciri produk yang dirancang akan mempengaruhi rancangan (design) sistem produksi dan sistem operasi. Material yang digunakan di dalam memproduksi suatu produk tertentu akan berpengaruh terhadap tipe mesin, peralatan yang sesuai dengan bentuk produk, bagaimana mengatur tenaga kerja sehingga dapat merangkai produk dengan baik.
Ayam probiotik ASUH komersial. Ayam broiler adalah ayam potong yang disukai, harganya relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pengamatan di pasar tradisional (wet market) maupun di swalayan sangat banyak tersedia daging ayam potong (broiler, ayam petelur afkir, ayam kampung) dengan harga amat kompetitif. Oleh karena itu perlu dimunculkan diferensiasi produk dalam rangka menunjukkan aspek unik dari produk dan menciptakan rasa nilai sehingga dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif pada produk tersebut.
Teknologi tepat guna atau inovasi yang akan dilakukan adalah produksi ayam dengan sistem Green Farm yaitu ayam disuplementasi dengan probiotik bakteri asam laktat sehingga ayam dijamin tidak mengandung residu antibiotik maupun bahan kimia apapun, dan masuk katagori ASUH yaitu aman, sehat, utuh (artinya murni tidak dicampur ayam dari katagori lainnya), serta halal. Produk yang akan dihasilkan berupa ayam probiotik ASUH komersial masih hidup (sesuai pesanan konsumen), berbentuk karkas segar, frozen carcass, dan frozen carcass yang sudah dipotong per bagian-bagian seperti dada, kepala, sayap, paha, dan bagian lainnya
Tujuan pemilihan produk : Agribisnis ayam probiotik ini akan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, mulai dari subsistem hulu yaitu peluang pasar untuk memproduksi bahan pakan ternak yang berkualitas antara lain jagung, bekatul dan lain-lain sehingga mereka mendapatkan insentif harga yang memadai, selanjutnya pada sub sistem on farm dimungkinkan adanya kerjasama kemitraan budidaya ayam probiotik ini melalui alih teknologi kepada masyarakat peternak, Penciptaan lapangan kerja pada subsistem prosesing yaitu membuat daging olahan organik dari produk ayam dan penciptaan kesempatan kerja jasa pemasaran Diharapkan ada kecenderungan masyarakat untuk mengkonsmsi daging ayam ASUH yang semakin meningkat sehingga mengurangi impor daging .
2. Perencanaan kapasitas dan merancang proses. Para manajer operasi harus memikirkan berapa besar akan memproduksi barang/jasa dan bagaimana cara memproduksinya. Perencanaan kapasitas sangat tergantung pada sumberdaya yang dimiliki, skala ekonomi dan pasar yang dikuasai.
Perencanaan pengadaan input : input tetap (kandang, pemanas, tempat pakan minum, pendingin, frezer dll.) input variable (DOC, bahan baku pakan, vaksin, probiotik dan tenaga kerja). Perencanaan kebutuhan input disesuaikan dengan jumlah pemeliharaan ayam dan khusus untuk input pakan disamping jumlah juga mempertimbangkan masa kadaluwarsa dari setiap bahan pakan penyusun ransum.
3. Perencanaan prosesing pasca panen : 2. Perencanaan pemeliharaan di farm , setiap tahun ada penambahan jumlah skala usaha yaitu dari tahun pertama sejumlah 200 ekor setiap 20 hari menjadi 300 ekor pada tahun ke 2 dan 400 ekor pada tahun ketiga. 3. Perencanaan prosesing pasca panen : tahun pertama output berupa karkas dalam bentuk segar dan beku. tahun ke 2 dan ke 3 terdapat deferensiasi produk dalam bentuk ayam goreng.
3. Pemilihan lokasi. Suatu perusahaan dalam menentukan lokasi pabrik paling tidak harus mengacu pada beberapa faktor yaitu: sumber bahan baku, ketersediaaan tenaga kerja, lokasi pasar, dan insentif khusus yang tersedia, sebagai contoh tersedianya fasilitas umum jalan TOL dan sebagainya.
Penentuan lokasi Kandang untuk pemeliharaan ayam broiler akan menggunakan oleh Laboratorium Ilmu Ternak Unggas untuk kapasitas 200 ekor, Disamping juga menumpang gudang pakan sebagai tempat menyimpan stok bahan pakan dan tempat membuat ransum ayam. RPA dan Plaza Agro Mini Market (milik Fakultas)
2. Perencanaan keuangan model accounting-bookkeeping untuk mengetahui posisi keuangan selama usaha berjalan dalam bentuk neraca keuangan dan laporan rugi laba (R/L). Laporan keuangan dibuat setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut sehingga dapat diketahui perubahan posisi keuangan tiap tahunnya.
Tabel 1. Model neraca keuangan usaha ayam probiotik ASUH komersial Aktiva (asset) jumlah (Rp) passiva (kewajiban) aktiva lancar : kas piutang usaha persediaan lain-lain kewajiban lancar pembelian DOC pakan vaksin tenaga kerja jumlah aktiva lancar jumlah kewajiban lancar aktiva tetap : tanah bangunan kandang gudang pakan peralatan kewajiban jangka panjang investasi untuk perluasan usaha ayam probiotik jumlah aktiva tetap jml kewajiban jangka panjang kekayaan bersih penanaman modal jml kekayaan bersih jumlah aktiva jml kekayaan bersih dan kewajiban
Tabel 2. Model perhitungan rugi-laba (R/L) usaha ayam probiotik ASUH komersial Komponen jumlah (Rp) Penjualan (a) karkas segar, frozen carcass Fried chicken Harga pokok penjualan (b) Marjin kotor (c = a-b) Beban operasi *) jumlah beban operasi (d) Laba operasi bersih (e =c-d) Beban bunga (f) Pendapatan di luar operasi (g) laba bersih sebelum pajak (h = e-f-g) Manajemen fee (i) **) Laba bersih setelah pajak (j = h-i)
4. Perencanaan tata letak/Lay out dan fasilitasnya Perencanaan tata letak pabrik pada dasarnya berguna untuk mempermudah dalam hal penanganan bahan baku/sumberdaya dan proses produksi. Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam sistem produksi, antara lain : Meningkatkan output produksi per satuan unit input Mengurangi waktu tunggu Mengurangi proses pemindahan bahan Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dan sebagainya) Peningkatan pendaya gunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi Mengurangi kemacetan dan kesimpang siuran aktivitas dalam proses produksi.
Lay-out peralatan untuk proses produksi produk adalah perkandangan ayam lengkap dengan tempat pakan, tempat minum, alat pemanas pada masa starter, gudang bahan pakan dan pakan ayam, ruang untuk mencampur (menyiapkan ransum), ruangan untuk peletakan freezer, wadah penampung ayam untuk dibawa ke RPA, freezer untuk menyimpan ayam hasil prosesing (karkas utuh, atau cutting) setelah dari RPA dan sumber air bersih, pompa air, slang air dan alat pendukung lainnya termasuk alat kebersihan kandang dan lingkungannya. Idealnya dalam jangka panjang proses produksi harus berlangsung difarm yang jauh dari pemukiman ataupun kegiatan belajar mengajar (kampus).
5. Menyusun tugas dan mengorganisasikan tugas. Pemilihan proses produksi secara langsung mempengaruhi jumlah dan tingkat kemampuan personel yang dibutuhkan. Beberapa masalah utama yang dihadapi manajer di bagian ini adalah membangun dan menggunakan standard kerja, mengorganisasi pekerjaan, peranan masing-masing personel agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Ketua Tim bertugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol seluruh kegiatan. Administrasi dan Keuangan Agribisnis bertugas mencatat semua pembukuan kegiatan yang telah berjalan
Bagian produksi bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan proses produksi baik di bagian Farm maupun di bagian Pasca Panen. Bagian Farm dijabat oleh seorang pelaksana lapangan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan ayam broiler Bagian Pasca Panen bertanggung jawab mengembangkan proses produksi pasca panen, mulai dari pemotongan yaitu berupa ayam segar dan ayam froozen sampai produksi lanjutan, baik berupa ayam olahan siap masak, sampai olahan siap konsumsi, yaitu berupa ayam goreng Bagian pemasaran bertanggungjawab memasarkan hasil dari Farm maupun Pasca Panen.
6. Koordinasi sumberdaya produksi dan permintaan. Manajer dapat mengambil langkah operasi jangka pendek yang efisien dibanding perencanaan jangka menengah yang telah dibuat sebelumnya untuk mengantisipasi penyesuaian sumberdaya produksi dengan adanya perubahan permintaan produk. Sebagai contoh, dengan cara mengkoordinasi kembali personel yang ada, atau dengan menyewa/menambah tenaga kerja, pelatihan, lembur, penjadwalan kembali proses produksi dan sub kontrak pekerjaan yang disesuaikan dengan permintaan konsumen.
7.Perencanaan penjaminan mutu produk. Dalam rangka menjamin mutu produk dengan biaya yang dapat dihemat harus mempertimbangkan design produk, tipe peralatan yang digunakan, cara merawat peralatan, kualitas dan pelatihan para pekerja, kualitas dan penanganan bahan baku, dan prosedur pengujian dan evaluasi mutu produk.
Contoh Penjaminan mutu produk Menjaga kualitas bahan pakan penyusun ransum dengan cara secara periodik uji laboratorium bahan pakan (contoh, rapid test terhadap kandungan aflatoksin jagung). Secara periodik melihat proses penanaman padi organik dan prosesingnya. Menjalin hubungan baik dengan rekanan pemasok bahan baku pakan penyusun ransum ayam. Mengatur peremajaan probiotik bakteri asam laktat secara kontinyu, agar tidak terjadi pencemaran oleh bakteri lain serta menjaga viabilitas probiotik. Melaksanakan biosekuritas farm ayam broiler agar tetap layak sebagai “Green Farm”. Mempertahankan kualitas karkas ayam setelah dipotong dengan healthy protection standard. Menjaga agar semua anggota sadar terhadap kesatuan, kebersamaan dan mempertahankan “rasa memiliki dan bertanggung jawab”
8.Mengelola material dan penyimpanan. Dalam jangka pendek manajer operasi harus selalu memikirkan pengelolaan material dan penyimpanan, penjadwalan operasi dan personelnya. perencanaan tentang material apa yang harus dibeli, dari mana suplai nya/penjualnya, kapan membelinya, dan bagaimana cara membelinya.
9. Penjadwalan personel, peralatan dan pekerjaan. Kegiatan manajemen meliputi : - penjadwalan personel - penggunaan mesin-mesin - tugas-tugas dalam proses produksi - Perencanaan penjadwalan personel
5 Thank You…. See you on lecture number