SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
Advertisements

Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
Keterampilan Dasar Mengajar
KONSEP DIRI.
Dinamika Kelompok.
Komunikasi Kelompok.
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK (1)
PSIKOLOGI KOMUNIKASI KELOMPOK
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK (2)
KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM.
By kelompok 10 : Ryan Giantara Elia Yohanes Fendi Muhamad Effendi
Pertemuan 5.
PERILAKU KELOMPOK Pertemuan ke-6
STKIP-PGRI Banjarmasin
DISKUSI.
Pengertian Microteaching
KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL DAN TIM (Chapter 1)
Sistem komunikasi kelompok
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
PERILAKU KELOMPOK PERTEMUAN 6.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9 Komunikasi Interpersonal
KELOMPOK.
Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme
KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM.
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Bentuk – Bentuk Komunikasi Kelompok
PROSES KOMUNIKASI PERTEMUAN 11.
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Pertemuan 5.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PERANAN-PERANAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
KOMUNIKASI KELOMPOK Rama A. Kertamukti, M.Sn.
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Kecakapan Antarpribadi
KLASIFIKASI KELOMPOK DAN PENGARUH KELOMPOK
ETIKA KOMUNIKASI KELOMPOK
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
Komunikasi Antarpribadi 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN KELOMPOK
Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
BLOK I PROSES BELAJAR & HUMANIORA
KEGIATAN KELOMPOK ..
Bentuk Komunikasi.
DASAR-DASAR PRILAKU KELOMPOK
PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAPORGANISASI
Komunikasi Kelompok Kelompok 7 : Ridho Azlam Indah Fitri Yani
MENCIPTAKAN KEKOHESIVAN KELOMPOK
KOMPETENSI KOMUNIKASI PENYULUH
FORMAT INTERAKSI KOMUNIKASI ORGANISASI
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Keterampilan Dasar Mengajar
FIKOM UBL Komunikasi Kelompok.
Oleh : REZA PRADITYA YUDHA, M.I.KOM
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
Pertemuan 9 Konsep Berubah
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Keterampilan Dasar Mengajar
STIKES ABI SURABAYA KONSEP BERUBAH.
Pertemuan 9 Konsep Berubah
DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PROSES PEMBENTUKAN KESAN
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
Teori Persepsi dalam Komunikasi Antar Pribadi
Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar.
Transcript presentasi:

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Sebab individu masuk dalam suatu kelompok Menurut Gerald S. Wilson dan Michael S. Hanna, tiga sebab individu masuk dalam suatu kelompok : Daya tarik anggota kelompok Daya tarik kegiatan dan tujuan kelompok Daya tarik menjadi anggota kelompok

Klasifikasi Kelompok, sekumpulan orang disebut kelompok, jika : Adanya kesadaran dari anggota-anggota akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka atau adanya rasa saling memiliki (sense of belonging) Memiliki tujuan dan organisasi dan melibatkan interaksi diantara anggotanya. Pada umumnya kelompok terbentuk dengan tujuan : Produktivitas : penyelesaian tujuan Morale : tujuan pribadi dan sosial

KLASIFIKASI KELOMPOK Menurut Charles Horton Cooley Kelompok Primer : akrab, pribadi, menyentuh hati Kelompok Sekunder : tidak akrab, impersonal, tidak menyentuh hati Menurut Theodore Newcomb Kelompok Keanggotaan Kelompok Rujukan : kelompok yang dijadikan standar/alat ukur untuk meilai diri dan membentuk sikap. Terdapat fungsi kompratif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

Menurut JF Cragan dan David Wright Kelompok Deskriptif : proses pembentukan yang alamiah, misalnya kelompok belajar, katarsis, sepintas, aksi, dll Kelompok Prespektif : proses/langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya, misalnya diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium,prosedur parlementer. Ingroup dan Outgroup Ingroup : kelompok kita, diungkapkan dengan solidaritas, kesetiaan, kesenangan, kerja sama, terdapat semangat kekitaan (we-ness) atau kohesi kelompok (cohesiveness) Outgroup : kelompok mereka

Diskusi meja bundar adalah format berdiskusi dengan cara melingkar dimana tidak ada seorang moderator yang ditunjuk secara khusus. Diskusi panel adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui seorang mediator, di antara mereka sendiri dan dengan hadirin, tentang masalah yang controversial. Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang controversial, dalam format diskusi yang sudah direncanakan sebelumnya. Forum ceramah adalah format diskusi yang dilakukan terutama sekali untuk saling berbagi informasi. Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan pada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa orang ahli). Prosedur parlementer adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat.

PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KOMUNIKASI KONFORMITAS Menurut Kiesler dan Kiesler (1969), konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok baik yang real atau yang dibayangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah faktor-faktor situasional dan personal. Faktor-faktor situasional yang menentukan konformitas adalah : kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakan kelompok. Di samping faktor-faktor situasional, beberapa faktor personal erat kaitannya dengan konformitas, meliputi : usia, jenis kelamin, stabilitas emosional, kecerdasan, motivasi, dan harga diri. Wanita lebih cenderung melakukan konformitas daripada pria. Orang yang emosinya kurang stabil lebih mudah mengikuti kelompok daripada orang yang emosinya stabil. Makin tinggi kecerdasan, makin kurang kecendrungan kearah konformitas. Motif afiliasi mendorong konformitas. Motif berprestasi, motif aktualiasi diri, dan konsep diri yang positif menghambat konformitas. Makin tinggi hasrat berprestasi seseorang, makin tinggi kepercayaan dirinya, makin sukar ia dipengaruhi oleh tekanan kelompok.

FASILITAS SOSIAL Prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok disebut Allport sebagai fasilitas sosial. Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih mudah. Pada tahun 1924, Floyd Allport menemukan bahwa fasilitas sosial tidak selalu memudahkan pekerjaan. Kehadiran kelompok bersifat fasilitatif bila pekerjaan yang dilakukan berupa pekerjaan keterampilan yang sederhana, sebaliknya, kelompok mempersukar pekerjaan bila pekerjaan itu berkenaan dengan nalar dan penilaian.

POLARISASI Polarisasi menurut sebagian ahli boleh jadi disebabkan pada dua porsi argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan tertentu. Bila proporsi terpisah mendukung sikap konservatif, keputusan kelompokpun akan lebih konservatif. Dan begitu sebaliknya (Ebbesen dan Bowers, 1974) . polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negatif. (Pertama) kecendrungan kearah ekstrimisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan. Produktifitas kelompok menjadi menurun dan gejala ini disebut Irving Janis sebagai Groupthink. Groupthink yaitu proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif di mana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsesus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi

POLARISASI (2) (Kedua) polarisasi akan mendorong ekstrimisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggota yang memiliki pandangan yang sama. Ketika mereka berdiskusi, pandangan yang sama ini makin dipertegas sehingga makin yakin akan kebenarannya. Keyakinan ini disusul dengan merasa benar sendiri (self-righteousness) dan menyalahkan kelompok lain. Proses yang sama terjadi pada kelompok saingannya. Terjadilah polarisasi yang menakutkan di antara berbagai kelompok dan di dalam masing-masing kelompok (Myers dan Bishop,1970).

Budaya Kelompok, berfungsi : Membentuk identitas kelompok Memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok yang akan membangun kekohesifan

TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK 1.Orientasi : pada tahapan ini seorang individu akan berusaha untuk saling mengenal, saling menangkap perasaan anggota kelompoknya, dan mencoba menemukan peranan dan status. Dalam tahapan ini akan ada kecenderungan perbedaan pendapat. 2.Konflik : tahapan ini merupakan tindak lanjut dari adanya perbedaan pendapat pada tahap pertama. Dalam situasi ini terdapat peningkatan perbedaan antara satu individu dengan anggota kelompok lainnya, setiap individu berusaha mempertahankan apa yang ia inginkan. 3.Pemunculan, : pada tahap ini setiap individu berusaha untuk mengurangi tingkat perbedaan pendapat. Tujuannya untuk mengurangi konflik, namun yang terjadi adalah individu sudah tidak lagi memiliki kejelasan dalam menentukkan sikap. 4.Peneguhan : tahap akhir yang dilakukan seseorang dalam kelompoknya yaitu bagaimana para anggota memperteguh konsensus kelompok. Dalam hal ini akan ada saran bagaimana penyelesaian yang baik dan akan ada keputusan dari perbedaan yang ada pada para anggota.

PROSES INTERAKSI DALAM KELOMPOK EFEKTIVITAS KELOMPOK Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu: ukuran kelompok. jaringan komunikasi. kohesi kelompok. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994). PROSES INTERAKSI DALAM KELOMPOK Hubungan sosial – emosional, baik positif maupun negatif Hubungan Tugas, baik positif maupun negatif