Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Model IS-LM 20/09/2018 Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Model IS-LM Danang Wijayanto, SE., MM. 20/09/2018 Danang Wijayanto Danang Wijayanto
Kebijakan fiskal dan Moneter untuk mengelola sisi permintaan barang dan jasa dalam perekonomian dengan tujuan mempertahankan produksi nasional suatu negara yg mendekati tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) dan mempertahankan tingkat harga barang & jasa. Jika kelebihan permintaan diatas penawaran maka akan inflasi, sedang kelebihan penawaran terjadi deflasi & pengangguran. Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan menggunakan kebijakan fiskal yaitu dengan meniningkatkan / mengurangi pengeluaran pemerintah dan subsidi, meningkatkan / mengurangi pajak. Kebijakan moneter pemerintah dapat mengurangi / menambah JUB, atau dengan campuran 2 kebijakan itu yaitu dengan mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun JUB secara bersama-sama. 20/09/2018 Danang Wijayanto
kebijakan Ekonomi Makro terdiri dari : Kebijakan Ekspansi : memperbesar kegiatan ekonomi dalam perekonomian. perekonomian menghadapi banyak pengangguran, kapasitas produksi nasional harus dimanfaatkan secara penuh. Kebijakan Konstraksi : menurunkan kegiatan ekonomi dalam perekonomian. terjadinya over employment, inflasi tinggi, defisit neraca pembayaran. 20/09/2018 Danang Wijayanto
KEBIJAKAN MONETER Kebijakan moneter adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan/ mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan ( lebih baik) dan mengatur jumlah uang beredar. Instrumen kebijakan moneter : Operasi Pasar Terbuka Fasilitas Diskonto Rasio Cadangan Wajib Himbauan Moral dari Pemerintah Tujuan Kebijakan moneter untuk : mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. 20/09/2018 Danang Wijayanto
Kebijakan fiskal Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaan atas pajak, pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) dan transfer pemerintah (goverment transfer) 20/09/2018 Danang Wijayanto
Instrumen kebijakan fiskal : 1. Menaikan/-turun- pajak rumah tangga 2 Instrumen kebijakan fiskal : 1.Menaikan/-turun- pajak rumah tangga 2.Mengatur pengeluaran pemerintah untuk pengusaha tertentu 3.Memberikan rangsangan fiskal (insentif atau subsidi) pada pengusaha tertentu Tujuan Kebijakan Fiskal : 1.Mendorong laju investasi 2.Mendorong investasi sosial 3. Menstabilisasikan inflasi 20/09/2018 Danang Wijayanto
pengaruh penerapan kebijakan fiskal adalah pada pendapatan nasional Pada sistem perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G). Dirumuskan : Dimana konsumsi (C) sebagai fungsi dirumuskan sebagai : Y = C + I + G C = aY + b 20/09/2018 Danang Wijayanto
Pendapatan siap dibelanjakan Pendapatan siap dibelanjakan diformulasikan menjadi Defisit anggaran adalah perbedaan antara apa yang dikeluarkan pemerintah (G) dan apa yang dikumpulkan dalam pajak (T) pada satu periode tertentu. Yd = C + S Atau YD = Y – Tx + Tr Defisit anggaran = G -T 20/09/2018 Danang Wijayanto
Kebijakan fiskal dan moneter dalam kurva is-lm 20/09/2018 Danang Wijayanto
Keterangan kurva pada kondisi awal di titik A dengan tingkat suku bunga domestik (r) sama dengan tingkat suku bunga luar negeri (rf). Kenaikan government spending (G) akan mengakibatkan kurva IS bergerak ke kanan menuju IS1 sehingga ada dorongan bagi perekonomian untuk bergeser menuju titik B sebagai titik keseimbangan baru. Pergeseran dari titik A menuju B tersebut akan menyebabkan kenaikan pada tingkat suku bunga domestik menjadi r1. Kenaikan tingkat suku bunga ke r1 menyebabkan terjadinya aliran modal masuk bertambah (capital inflow) yang mengindikasikan adanya kenaikan permintaan terhadap Rupiah 20/09/2018 Danang Wijayanto
kasus soal 1. Jumlah Uang Beredar Uang kartal Rp 14.431 miliar Diketahui data perkembangan jumlah uang sebagai berikut : Uang kartal Rp 14.431 miliar Uang giral Rp 22.605 miliar Deposito berjangka Rp 108.563 miliar Ditanya: a. Berapa narrow money b. Berapa broad money 20/09/2018 Danang Wijayanto
Jawab a. Narrow money = uang kartal + uang giral = Rp 14.431 miliar + Rp 22.605 = Rp 37.036 miliar b. Broad money = narrow money + deposito berjangka = Rp 37.036 miliar + Rp 108.563 miliar = Rp 145.599 miliar 20/09/2018 Danang Wijayanto
2. Model keseimbangan perekonomian tertutup Diketahui fungsi C = 100 + 0,70 Y dan fungsi I = 200 Ditanya : a). Bagaimana fungsi pengeluaran agregat b). Berapa unitkah output keseimbangannya c). Berapa konsumsi keseimbangannya 20/09/2018 Danang Wijayanto
jawab a). Pengeluaran agregat AE = C + I = (100 + 0,70 Y) + 200 AE = 300 + 0,70 Y b). Output keseimbangan Y = AE Y = 300 + 0,70 Y Y – 0,70 Y = 300 Y = 1000 c). Konsumsi keseimbangan C = a + cY = 100 + 0,70 Y (1000) C = 800 20/09/2018 Danang Wijayanto
3. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan ekonomi Diketahui fungsi konsumsi C = 100+ 0,70 Yd , I = 150 , G = 250 , T =100 Ditanya : a). Bandingkan kondisi sebelum dan setelah pengenaan pajak proporsional . Bagaimana pendapatan nasional keseimbangan . b). Berapa jumlah konsumsi setelah pajak c). Berapa jumlah saving setelah ada pajak 20/09/2018 Danang Wijayanto
jawab C = 100 + 0,70 Yd sebelum pajak a). Sesudah pajak C2 = a + c ( Y – T ) = 100 + 0,70 ( Y – 100 ) = 100 + 0,70 Y – 70 C2= 30 + 0,70 Y Y = C2 + I + G Y = (30+0,70Y) + 150 + 250 0,30 Y = 430 Y = 1.433 Sebelum pajak Y1= C + I Y = 100 + 0,70 Y + 400 Y1 = 500/0,30 Y1 = 1.666 20/09/2018 Danang Wijayanto
b). Konsumsi setelah pajak C2 = 30 + 0,70 Y = 30 + 0,70 ( 1 b). Konsumsi setelah pajak C2 = 30 + 0,70 Y = 30 + 0,70 ( 1.433 ) C2 = 1033 c). Saving setelah pajak S2 = Y – C = 1.433 – 1.033 S2 = 400 20/09/2018 Danang Wijayanto
Kesimpulan Kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal adalah dua kebijaksanaan yang merupakan alat utama bagi perencana ekonomi nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya. Keduanya sangat erat berkaitan satu sama lain, sehingga dalam praktek yang sering dijumpai adalah kebijaksanaan fiskal yang juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijaksanaan moneter dengan konsekuensi-konsekuensi fiscal. 20/09/2018 Danang Wijayanto