Industrialisasi Dunia Ketiga Ahmad Rivaldi Ardianto( ) Desi Annisa Rahayu ( ) Firliantita Saskia( ) Ahmad Rivaldi Ardianto( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Negara Maju dan Negara Berkembang
Advertisements

Negara Maju dan Negara Berkembang
Negara Maju dan Negara Berkembang
Oleh : Yanuarius Esti K., S. Pd.
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
TEORI LIMA TAHAP PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN PENGANTAR
Negara Maju dan Berkembang
Keragaman dan Karakteristik Negara Berkembang
OLEH CES (CAK EKO SUPENO)
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB I
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
BAB I NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
TUGAS IPS HUDA HELDIRIN NUSA 12 9F
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU.
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang Ekonomi Pembangunan.
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
ASPEK PEMBANGUNAN MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
Tahap-Tahap Pertumbuhan Pembangunan
PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Indikator Keberhasilan Pembangunan
Pertemuan ke-11 TERAPAN DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU.
Negara Maju Negara Berkembang
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Nama : Nanik Sugiyarti Nim : A Kelas : H
“Dampak Perubahan Sosial Akibat Modernisasi”
TUGAS IPS NAMA : ERWIN BANGKIT PRASETYO NOMOR : 16 KELAS : 9D
Pembangunan Ekonomi Raya Sulistyowati
EKONOMI PEMBANGUNAN.
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
XI SOSIAL KETENAGAKERJAAN.
EKONOMI PEMBANGUNAN.
Indikator dan Masalah Pembangunan
PROSES PEMBANGUNAN DALAM PEREKONOMIAN DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA
BAB I NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Pembangunan Ekonomi.
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
TIM PENGAMPU IPS SMPN 1 BANGSRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
KETENAGAKERJAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Lingkungan Pemasaran Global
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
“ NEGARA MAJU & BERKEMBANG “
TUGAS IPS NAMA : SIGIT ANDI PRASETYO NOMOR : 26 KELAS : 9D
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
Pembangunan Ekonomi.
BAB II PEMBANGUNAN EKONOMI.
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
TIM PENGAMPU IPS SMPN 1 BANGSRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
PERTEMUAN 4.
NEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANG.
Teori Tahap Linear.
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Negara Maju dan Negara Berkembang
KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN. 1. KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN 11. HUBUNGAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN OVERVIEW.
Materi Kuliah SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
Negara Maju dan Berkembang
Transcript presentasi:

Industrialisasi Dunia Ketiga Ahmad Rivaldi Ardianto( ) Desi Annisa Rahayu ( ) Firliantita Saskia( ) Ahmad Rivaldi Ardianto( ) Desi Annisa Rahayu ( ) Firliantita Saskia( )

Sekilas Tentang Negara Dunia ke-3 Dunia Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada 1952 oleh seorang demografer Perancis Alfred Sauvy untuk membedakan negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok Barat ataupun Blok Soviet pada masa Perang Dingin. Namun sekarang ini istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk negara-negara yang mempunyai Indeks Pengembangan Manusia PBB (IPM), terlepas dari status politik mereka (artinya bahwa Republik Rakyat Cina, Rusia dan Brasil, yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin, seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap lazim. Sebagian orang di lingkungan akademis menganggap istilah ini sudah kuno, kolonialis, diskriminatif dan tidak akurat. Namun ternyata istilah ini tetap dipergunakan. Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah negara-negara industri atau yang maju dari segi teknologi, dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih tepat secara politis, yaitu "negara berkembang" Dunia Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada 1952 oleh seorang demografer Perancis Alfred Sauvy untuk membedakan negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok Barat ataupun Blok Soviet pada masa Perang Dingin. Namun sekarang ini istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk negara-negara yang mempunyai Indeks Pengembangan Manusia PBB (IPM), terlepas dari status politik mereka (artinya bahwa Republik Rakyat Cina, Rusia dan Brasil, yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin, seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap lazim. Sebagian orang di lingkungan akademis menganggap istilah ini sudah kuno, kolonialis, diskriminatif dan tidak akurat. Namun ternyata istilah ini tetap dipergunakan. Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah negara-negara industri atau yang maju dari segi teknologi, dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih tepat secara politis, yaitu "negara berkembang"

Negara berkembang (Negara dunia ke-3) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif rendah, sektor industri yang kurang berkembang, skor Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) berada pada tingkat menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita. Dengan kata lain, negara berkembang berada di antara negara maju (tingkat teratas) dengan negara gagal (tingkat terendah). Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut negara industri baru. Pada pembahasan teori dan konsep negara di negara berkembang sebenarnya terletak pada bagaimana negara menjelmakan dirinya dalam sebuah keadaan atau kondisi yang spesifik, yakni keadaan dunia ketiga, yang karena kondisinya yang spesifik menghasilkan juga sifat-sifat spesifik. Jadi yang dibahas bukanlah sebuah teori baru tentang negara di Dunia Ketiga karena pada dasarnya tidak ada teori tersendiri tentang Dunia Ketiga. Negara berkembang (Negara dunia ke-3) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif rendah, sektor industri yang kurang berkembang, skor Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) berada pada tingkat menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita. Dengan kata lain, negara berkembang berada di antara negara maju (tingkat teratas) dengan negara gagal (tingkat terendah). Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut negara industri baru. Pada pembahasan teori dan konsep negara di negara berkembang sebenarnya terletak pada bagaimana negara menjelmakan dirinya dalam sebuah keadaan atau kondisi yang spesifik, yakni keadaan dunia ketiga, yang karena kondisinya yang spesifik menghasilkan juga sifat-sifat spesifik. Jadi yang dibahas bukanlah sebuah teori baru tentang negara di Dunia Ketiga karena pada dasarnya tidak ada teori tersendiri tentang Dunia Ketiga.

Teori Perubahan Struktural Teori yang lebih langsung menanggapi masalah pembangunan ekonomi negara- negara berkembang berpangkal dari pengertian perubahan struktural. Teori perubahan struktural memusatkan perhatiannya pada mekanisme atau cara bagaimana negara “terbelakang” dapat mentransformasikan struktur perekonomiannya dari pertanian tradisional untuk mencukupi kebutuhan sendiri menjadi perekonomian yang lebih modern. Tokoh teori ini adalah W.Arthur Lewis (model dua sektor) yang dikembangkan lebih lanjut oleh John Fei dan Gustav Ranis.

Model W. Arthur Lewis Dalam model Lewis perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor. yaitu sektor tradisional di pedesaan dan sektor industri modern perkotaan yang lebih produktif dan dapat sedikit demi sedikit menampung kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian.ekonomi Perhatian utama model ini adalah pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja dari desa ke kota serta pertumbuhan produksi dan kesempatan kerja di sektor modern. Perkembangan sektor modem ditentukan oleh tingkat investasi di hidang industri, sedangkan tingkat upah di perkotaan cukup lebih tinggi untuk menarik tenaga kerja dan desa ke kota tetapi tidak naik dengan terlalu cepat.produksisektor modern Yang disyaratkan agar proses ini berjalan dengan balk ialah hahwa keuntungan yang diperoleh di sektor modern ditanam kembali dalam sektor modern (dan tidak dilarikan ke bank di luar negeri), dan dieunakan untuk perluasan usaha (hukan untuk membeli barang modal yang lebih canggih yang justru menghemat tenaga kerja). Juga diandaikan bahwa tenaga kerja yang tidak terampil yang mengalir dari desa ke kota semuanya bisa ditampung di sektor modern. Jelaslah kiranya bahwa syarat-syarat dan anggapan-anggapan ini kenyataannya sulit terpenuhi. Dalam model Lewis perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor. yaitu sektor tradisional di pedesaan dan sektor industri modern perkotaan yang lebih produktif dan dapat sedikit demi sedikit menampung kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian.ekonomi Perhatian utama model ini adalah pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja dari desa ke kota serta pertumbuhan produksi dan kesempatan kerja di sektor modern. Perkembangan sektor modem ditentukan oleh tingkat investasi di hidang industri, sedangkan tingkat upah di perkotaan cukup lebih tinggi untuk menarik tenaga kerja dan desa ke kota tetapi tidak naik dengan terlalu cepat.produksisektor modern Yang disyaratkan agar proses ini berjalan dengan balk ialah hahwa keuntungan yang diperoleh di sektor modern ditanam kembali dalam sektor modern (dan tidak dilarikan ke bank di luar negeri), dan dieunakan untuk perluasan usaha (hukan untuk membeli barang modal yang lebih canggih yang justru menghemat tenaga kerja). Juga diandaikan bahwa tenaga kerja yang tidak terampil yang mengalir dari desa ke kota semuanya bisa ditampung di sektor modern. Jelaslah kiranya bahwa syarat-syarat dan anggapan-anggapan ini kenyataannya sulit terpenuhi.

Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu: 1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society) 2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff) 3. Tahap tinggal landas (the take-off) 4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity) 5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-consumption) Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu: 1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society) 2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff) 3. Tahap tinggal landas (the take-off) 4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity) 5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-consumption)

Indikator Penilaian Sebuah Negara Berikut beberapa hal yang dijadikan indikator atau ukuran penilaian untuk menggolongkan suatu negara sebagai negara maju atau berkembang: 1. Tingkat pertumbuhan penduduk. 2. Kualitas penduduk (tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan tingkat kesehatan). 3. Kemajuan teknologi dan penggunaannya. 4. Kemajuan industri dan penggunaannya. 5. Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA). Berikut beberapa hal yang dijadikan indikator atau ukuran penilaian untuk menggolongkan suatu negara sebagai negara maju atau berkembang: 1. Tingkat pertumbuhan penduduk. 2. Kualitas penduduk (tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan tingkat kesehatan). 3. Kemajuan teknologi dan penggunaannya. 4. Kemajuan industri dan penggunaannya. 5. Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA).

1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Menurut Carl Hub, 98% peningkatan jumlah penduduk dunia terjadi di negara- negara berkembang. Tingkat kelahiran di negara berkembang umumnya masih tinggi. Sebaliknya, sejumlah negara maju justru mengalami penyusutan atau penurunan jumlah penduduk. Di negara-negara berkembang dan kurang maju peningkatan jumlah penduduk cukup dramatis. Population Reference Bureau menyebutkan bahwa wanita di wilayah subsahara Afrika memiliki Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) tertinggi, yaitu 6 anak per wanita. Angka Kelahiran Total paling rendah tercatat di Eropa Selatan, yaitu ratarata 1,3 anak per wanita. Di negara-negara berkembang pertumbuhan penduduk tergolong lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju, Pertumbuhan penduduk Afrika termasuk paling tinggi yaitu 3 % per tahun. Amerika Latin, Asia, dan Oceania pertumbuhan penduduknya yaitu 2,1%; 1,9% dan 1,5% per tahun. Pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di wilayah Eropa yaitu 0,2% per tahun. Menurut Carl Hub, 98% peningkatan jumlah penduduk dunia terjadi di negara- negara berkembang. Tingkat kelahiran di negara berkembang umumnya masih tinggi. Sebaliknya, sejumlah negara maju justru mengalami penyusutan atau penurunan jumlah penduduk. Di negara-negara berkembang dan kurang maju peningkatan jumlah penduduk cukup dramatis. Population Reference Bureau menyebutkan bahwa wanita di wilayah subsahara Afrika memiliki Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) tertinggi, yaitu 6 anak per wanita. Angka Kelahiran Total paling rendah tercatat di Eropa Selatan, yaitu ratarata 1,3 anak per wanita. Di negara-negara berkembang pertumbuhan penduduk tergolong lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju, Pertumbuhan penduduk Afrika termasuk paling tinggi yaitu 3 % per tahun. Amerika Latin, Asia, dan Oceania pertumbuhan penduduknya yaitu 2,1%; 1,9% dan 1,5% per tahun. Pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di wilayah Eropa yaitu 0,2% per tahun.

2. Kualitas Penduduk a.Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan suatu negara diukur dari: Banyak sedikitnya jumlah penduduk buta huruf, tingkat pendidikan yang ditamatkan, dan status usia sekolah. Suatu negara dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, apabila: - Sebagian besar penduduknya telah bebas buta huruf; - Tingkat pendidikan rata-rata penduduknya cukup tinggi; - Semua penduduk usia sekolah menempuh pendidikan. a.Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan suatu negara diukur dari: Banyak sedikitnya jumlah penduduk buta huruf, tingkat pendidikan yang ditamatkan, dan status usia sekolah. Suatu negara dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, apabila: - Sebagian besar penduduknya telah bebas buta huruf; - Tingkat pendidikan rata-rata penduduknya cukup tinggi; - Semua penduduk usia sekolah menempuh pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk suatu negara dipengaruhi oleh banyak hal. Di antaranya adalah beberapa hal berikut: - Rendahnya pendapatan penduduk. Akibatnya, orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. - Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. - Sarana dan prasarana pendidikan masih kurang memadai. - Tidak seimbangnya jumlah sarana pendidikan dengan jumlah penduduk usia sekolah. Jika dibandingkan kelompok negara berkembang, negara-negara maju memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi.

b. Tingkat Pendapatan (Potensi Ekonomi) Potensi ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan per kapita penduduk. Selain itu, juga terlihat dari jenis tenaga kerja serta daya beli penduduk terhadap suatu produk. Pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu negara dalam satu tahun. Pendapatan per kapita diperoleh dari hasil bagi Produk Nasional Bruto (Gross National Product/ GNP) dengan jumlah penduduk. Jadi, makin tinggi GNP dan makin sedikit jumlah penduduk suatu negara, maka pendapatan per kapitanya akan makin besar. Tenaga kerja terbagi atas tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Dari keduanya, tenaga kerja terdidik lebih potensial untuk bidang ekonomi karena mampu mendayagunakan potensi alam dengan lebih baik. Sebagian besar penduduk negara maju adalah tenaga kerja terdidik yang bekerja di bidang nonagraris (industri, perdagangan, dan jasa). Potensi ekonomi penduduk semakin rendah sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga tidak mampu menyediakan sandang, pangan, dan papan sesuai jumlah penduduk. Potensi ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan per kapita penduduk. Selain itu, juga terlihat dari jenis tenaga kerja serta daya beli penduduk terhadap suatu produk. Pendapatan per kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu negara dalam satu tahun. Pendapatan per kapita diperoleh dari hasil bagi Produk Nasional Bruto (Gross National Product/ GNP) dengan jumlah penduduk. Jadi, makin tinggi GNP dan makin sedikit jumlah penduduk suatu negara, maka pendapatan per kapitanya akan makin besar. Tenaga kerja terbagi atas tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Dari keduanya, tenaga kerja terdidik lebih potensial untuk bidang ekonomi karena mampu mendayagunakan potensi alam dengan lebih baik. Sebagian besar penduduk negara maju adalah tenaga kerja terdidik yang bekerja di bidang nonagraris (industri, perdagangan, dan jasa). Potensi ekonomi penduduk semakin rendah sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga tidak mampu menyediakan sandang, pangan, dan papan sesuai jumlah penduduk.

c. Tingkat Kesehatan Suatu negara memiliki kualitas kesehatan yang baik, jika ditandai dengan tingginya angka harapan hidup masyarakat, dan rendahnya angka kematian bayi. Angka harapan hidup adalah angka yang menunjukkan batas usia seseorang memiliki harapan hidup sejak lahir sampai meninggal dunia. Angka kematian bayi adalah jumlah bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per jumlah bayi lahir hidup. Di negara maju fasilitas kesehatan berkembang cepat, peralatan kedokteran lebih canggih, jumlah tenaga medis sebanding dengan jumlah penduduk, dan tingkat gizi masyarakat tinggi. Di negara berkembang hal yang terjadi adalah kebalikan dari kondisi tersebut. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta petugas medis belum sebanding dengan jumlah penduduk. Suatu negara memiliki kualitas kesehatan yang baik, jika ditandai dengan tingginya angka harapan hidup masyarakat, dan rendahnya angka kematian bayi. Angka harapan hidup adalah angka yang menunjukkan batas usia seseorang memiliki harapan hidup sejak lahir sampai meninggal dunia. Angka kematian bayi adalah jumlah bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per jumlah bayi lahir hidup. Di negara maju fasilitas kesehatan berkembang cepat, peralatan kedokteran lebih canggih, jumlah tenaga medis sebanding dengan jumlah penduduk, dan tingkat gizi masyarakat tinggi. Di negara berkembang hal yang terjadi adalah kebalikan dari kondisi tersebut. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta petugas medis belum sebanding dengan jumlah penduduk.

3. Kemajuan dan Penggunaan Teknologi Tingkat pendidikan yang tinggi di negara maju berdampak pada perkembangan teknologi. Makin tinggi tingkat pendidikan, makin pesat perkembangan teknologi. Para ahli di negara maju mampu menghasilkan berbagai teknologi baru yang semakin modern dan sangat berfaedah. Teknologi mencakup banyak bidang, misalnya: -Teknologi Pangan -Teknologi Komunikasi -Teknologi Kedokteran -Teknologi Informasi -Kemajuan dan Penggunaan Industri -Pengolahan Sumber Daya Alam Tingkat pendidikan yang tinggi di negara maju berdampak pada perkembangan teknologi. Makin tinggi tingkat pendidikan, makin pesat perkembangan teknologi. Para ahli di negara maju mampu menghasilkan berbagai teknologi baru yang semakin modern dan sangat berfaedah. Teknologi mencakup banyak bidang, misalnya: -Teknologi Pangan -Teknologi Komunikasi -Teknologi Kedokteran -Teknologi Informasi -Kemajuan dan Penggunaan Industri -Pengolahan Sumber Daya Alam

Ciri-ciri Negara Dunia ke Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk besar serta penyebaran kurang merata. 2. Kualitas penduduk masih kurang atau rendah, ditandai dengan: rendah atau kurangnya tingkat pendidikan penduduk; 3. Rendahnya tingkat pendapatan penduduk ditandai dengan rendahnya GNP dan pendapatan per kapita. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor agraris. Distribusi pendapatan juga belum merata. 4. Rendah atau kurangnya tingkat kesehatan penduduk ditandai dengan rendahnya angka harapan hidup dan tingginya angka kematian bayi. 5. Teknologi masih kurang atau belum berkembang dengan baik. Pengoperasian teknologi impor dari negara maju masih mengandalkan tenaga ahli dari Negara bersangkutan. Dalam hal ini negara berkembang masih tergantung pada negara maju. 6.Industri belum berkembang. Perekonomian negara masih didominasi oleh sektor agraris. 7. Pengolahan sumber daya alam masih kurang maksimal. Penyebab utama adalah kurangnya tenaga kerja terdidik/ahli dan belum adanya penggunaan teknologi modern. 1. Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk besar serta penyebaran kurang merata. 2. Kualitas penduduk masih kurang atau rendah, ditandai dengan: rendah atau kurangnya tingkat pendidikan penduduk; 3. Rendahnya tingkat pendapatan penduduk ditandai dengan rendahnya GNP dan pendapatan per kapita. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor agraris. Distribusi pendapatan juga belum merata. 4. Rendah atau kurangnya tingkat kesehatan penduduk ditandai dengan rendahnya angka harapan hidup dan tingginya angka kematian bayi. 5. Teknologi masih kurang atau belum berkembang dengan baik. Pengoperasian teknologi impor dari negara maju masih mengandalkan tenaga ahli dari Negara bersangkutan. Dalam hal ini negara berkembang masih tergantung pada negara maju. 6.Industri belum berkembang. Perekonomian negara masih didominasi oleh sektor agraris. 7. Pengolahan sumber daya alam masih kurang maksimal. Penyebab utama adalah kurangnya tenaga kerja terdidik/ahli dan belum adanya penggunaan teknologi modern.

Contoh Negara Dunia ke Taiwan 2. Vietnam 3. Colombia 4. Malaysia 5. Indonesia 6. Thailand 7. Peru 8. Venezuela 1. Taiwan 2. Vietnam 3. Colombia 4. Malaysia 5. Indonesia 6. Thailand 7. Peru 8. Venezuela