Epidemiologi KVA (Besaran Masalah, Penyebab dan Dampak KVA) FITRI NIA
Outline 1.Gambaran Masalah Gizi 2.Sejarah KVA 3.Pengertian KVA 4.Penyebaran KVA Di dunia 5.Peyebaran KVA Di indonesia 6.Penyebab Terjadinya KVA 7.Faktor Risiko KVA 8.Dampak KVA 9.Program Penanggulangan KVA
1. Permasalahan Gizi
2. Sejarah Penemuan Vit. A Dikenal sejak 100 th SM, dokter di Cina dan Mesir melakukan penyembuhan rabun senja dengan mengoleskan hati sapi pada mata - Th 1912, di AS Osborn dan Mendel menemukan bahwa tikus dapat tumbuh dengan normal bila diberikkan makanan yang mengandung lemak susu. - Th 1912, Mc Column dan Davis menyatakan pertumbuhan tikus leih baik jika diberikan ekstrak mentega, minyak ikan, dan kuning telur dari pada lemak hewan Th 1918, ditemukan pigmen bewarna uning berasal dari sayuran dengan sifat mengatur pertumbuhan Th 1928, ditemukan karoten sebagai prekursor Vit.A th dan 1984 Sommer dan Tadwodjo serta dkk, melakukan penelitian di Aceh dan Jabar bahwa anak-anak yang mengalami xerophtalmia ringan mempunyai risiko lebih tinggi sebesar 2-3 X untuk menderita penyakit ISPA dan diare, serta 3-6 X untuk mati. Diperkenalkan oleh dokter Romawi pada 25 th SM Penyakit defisiensi zat gizi pertama yang diteliti oleh Magendic th 1816 memberikan gluten gandum, pati, gula, dan minyak zaitun pada anjing
3. Pengertian KVA Kurang Vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi yang masih dihadapi oleh negara- negara berkembang termasuk Indonesia. KVA adalah suatu keadaan yang ditandai dengan rendahnya kadar Vitamin A & melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap sebagai akibat dari rendahnya konsumsi/masukkan karoten dari Vitamin A (WHO, 1976) Sering disebut dengan Istilah Hidden Hunger. Tidak menyadari kalau mengalami defisiensi, dan baru diketahui setelah ada gejala yang dirasakan.
Batasan dan Interprestasi Pemeriksaan Kadar Vit.A Dalam Darah UmurDefisiensiCukup Semua Umur <10µg/dl>20µg/dl
4. Penyebaran KVA Di Dunia Dilihat dari tanda- tanda kelainan pada mata Pemeriksaan kadar vit.A dalam darah
Besaran Masalah KVA di Dunia
Setiap tahunnya ±6-7 juta anak menderita xeropthal mia Hidup % namun dalam keadaan ½ buta Hidup % namun dalam keadaan ½ buta 10% mende rita kornea Meninggal Sebesar 60% dalam 1 tahun Meninggal Sebesar 60% dalam 1 tahun 25% buta Diperkirakan pada satu waktu sebanyak 3 juta anak-anak mengalami kebutaan disebabkan KVA, dan sebanyak juta menderita KVA tingkat ringan Anak yang tmbuh dengan status gizi baik serta tidak mengalami KVA, sebesar 30% terhindar dari resiko infeksi seperti diare dan campak. Kondisi Xerophtalmia merusak kekebalan tubuh, usus, dan paru-paru
10 % dari wanita yang sedang mengandung cenderung mengalami rabun senja (night blindness), pada periode kedua kehamilan.
Penyebab Night Blindness Woman
5. KVA di Indonesia
Program KVA di indonesia dirintis sejak tahun 1970-an, dimana pada tahun tersebut ditemukan kasus Xerophtalmia sebesar 1,3%. Melalui program gizi seperti distribusi vitamin A dengan dosis tinggi (Februari dan Agustus) serta fortifikasi vit. A pada makanan dan pendidikan gizi pada masyarakat Mampu menurunkan angka KVA menjadi 0,35% (1992)dan diikuti dengan masih tingginya angka % retinol <20µg/dl sebesar 54% (lebih tinggi dari angka yang ditetapkan IVACG sebesar 15%) Indonesia menerima Trophy Helen Keller (1992) Angka %retinol <20µg/dl menurun menjadi 0,8% (2011)
Riskesdas 2013 Cakupan pemberian kapsul Vit.A secara nasional pada anak umur 6-59 bulan adalah 75.5% Persentase anak yang menerima kapsul Vit.A selama bulan terakhir tertinggi di NTB (89.2%) dan terendah di Sumatera Utara (52.3%) Terjadinya kecenderungan yaitu meningkatnya pemberian Vit.A dari 71.5% (2007) menjadi 75.5% (2013) Untuk provinsi Sumatera Barat, Kabupaten /kota dengan persentase keberhasilan Vit. A tertinggi di Kota Sawahlunto (91.3%) dan terendah Kabupaten Solok Selatan (57.7%) Dengan cakupan kapsul Vit.A di daerah kota (77.6%) lebih tinggi daripada di desa (71.5%)
Sasaran Suplementasi Kapsul Vitamin A SASARANJENISFREKUENSI BAYI 6-11 BULANKAPSUL BIRU 1 KALI (FEBRUARI ATAU AGUSTUS) ANAK BALITA BULAN KAPSUL MERAH 2 KALI (FEBRUARI DAN AGUSTUS)
6. Penyebab Terjadinya KVA
7. Faktor Resiko KVA
8. Dampak KVA 1 diantara 2 (48,1%) dari balita yg menderita KVA menderita anemia kurang zat besi (SKRT, 2001) Anak yang mengalami KVA pada derajat sedang, berisiko tinggi untuk mengalami gangguan pertumbuhan (Hadi et. al., 2000) Di samping itu menderita beberapa penyakit infeksi seperti campak & diare. KVA bertanggung-jawab terhadap 23% kematian anak balita di seluruh dunia (Beaton, 1997)
9. Program Penanggulangan KVA Penyuluhan Dan Fortifikasi Pangan Penyuluhan Dan Fortifikasi Pangan
Daftar Kepustakaan 1. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Profil Kesehatan Indonesia Tahun Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi Herman, S. dkk. Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia: Perhatian Khusus pada Kurang Vitamin A (KVA), Anemia, GAKY dan Seng.