PPG Teknik Elektro Universitas Negeri Medan 2017 PENGUKURAN FAKTOR DAYA Oleh : Nisrina (Cos phi meter)
Faktor Daya (Cos phi ( ) ) Definisi : cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus Tujuan Pengukuran Cos phi : penunjukan langsung dari selisih phasa yang timbul antara arus dan tegangan
Mengapa Faktor Daya perlu diukur ? Untuk sistem arus AC tiga fasa, ada 3 jenis daya : 1.Daya nyata/Apparent Power (dilambangkan S), satuan nya VA, kVA (volt-ampere) Perkalian Arus dan tegangan 2.Daya Aktif (dilambangkan P), satuan nya Watt, kW Mengalir ke beban 3.Daya Reaktif (dilambangkan Q), satuan nya VAR, kVAR (volt-ampere reaktif) Daya yang tidak termanfaatkan S = V*I P = V*I*cos phi
Mengapa Faktor Daya perlu diukur ? (2) Tidak semua gaya yang diberikan oleh si orang terpakai untuk menggerakkan kereta Apabila dia menurunkan tangannya hingga tali mendatar maka semua gaya yang dia berikan akan termanfaatkan untuk menggerakan kereta Analogi :
Mengapa Faktor Daya perlu diukur ? (3) Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang diberikan oleh sumber tidak semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai daya aktif, Terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian yang tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber inilah yang disebut sebagai faktor daya.
Mengapa Faktor Daya perlu diukur ? (4) Rasio antara P dengan S adalah nilai cosinus dari sudut Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. Pada kasus ekstrim dimana = 0°, cos =1, artinya semua daya tampak yang diberikan sumber dapat kita manfaatkan sebagai daya aktif sebaliknya = 90°, cos = 0, artinya semua daya tampak yang diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja.
Rangkaian Cos Phi Meter Hampir sama seperti watt meter Fixed Coil untuk menghantar arus Kumparan yang berputar terdiri dari 2 kumparan yang dipasang secara tegak lurus
Rangkaian Cos Phi Meter (2) Salah satu dari kumparan yang berputar dihubungkan dengan R dan salah satu dengan L Torsi diakibatkan oleh ke dua kumparan yang bersilangan tersebut, induktansi dan kumparan stasioner
Dianggap bahwa power-faktor (p.f) sama dengan satu, yaitu I (arus) sefasa dengan V (tegangan). Kemudian I1 sefasa dengan I sedangkan I2 lagging 90° terhadap I. Akibatnya timbul sebuah kopel yang bekerja pada C1, menimbulkan gaya gerak mengarah bidang tegak lurus terhadap sumbu magnit kumparan F1 dan F2. Secara bersamaan dengan posisi penunjuk pada p.f sama dengan 1. Sedangkan pada C2 tidak ada kopel.
Rangkaian Cos Phi Meter (3) Sekarang anggap bahwa p.f = 0, yaitu I lagging 90° terhadap V. Dalam hal ini I2 dibuat sefasa dengan I sedangkan I1 berbeda fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ada kopel pada C1 tetapi akan timbul kopel pada C2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap sumbu megnetis F1 dan F2. Pada harga p.f pertengahan, simpangan penunjuk akan bersesuaian dengan simpangan sudut p.f, yaitu F, atau cos F. Jika instrumen ini dikalibrasi langsung menunjukkan besarnya p.f.
Kesimpulan Cosphi meter (Cos φ). digunakan untuk mengetahui, besarnya factor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah tidak berbeda dengan watt meter Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada : Panel pengukuran mesin pembangkit Panel gardu hubung gardu induk Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.