TRANSPORTASI KERETA API

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TINGGINYA RESIKO KECELAKAAN BAGI PERKERETAAPIAN DI INDONESIA “TERUTAMA PADA PERSIMPANGAN ANTARA JALAN RAYA DENGAN JALUR JALAN REL KERETA API” Di susun.
Advertisements

NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERBAGAI JENIS TRANSPORTASI
Sasaran Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional
Pertemuan 4 Perencanaan Pelabuhan
Nama Kelompok : 1. Aji Susanto 2. Ipma Wati 3. Wulan Silviana Wati 4. Andi Wahyudi Kelas : XII IPS-1.
PERENCANAAN PELABUHAN
LATAR BELAKANG SISTEM TRANSPORTASI
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL
FASILITAS PELABUHAN.
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI
08 DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
05 CIRI PRASARANA TRANSPORTASI
10 TENAGA GERAK DAN KENDARAAN
06 PERANAN MANUSIA DALAM TRANSPORTASI
01 KONTRAK KULIAH PESERTA
11 JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI SISTEM PENGENDALIAN:
Jalan Rel By : Leo Sentosa.
TRANSPORTASI By : Tia Nurjanah.
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
LINGKUNGAN BUATAN.
PERSYARATAN TEKNIS JALAN
PERENCANAAN TRANSPORTASI
10. Biaya, Tarif Angkutan dan
Sistem Transportasi Pertemuan 5 Transportasi Darat 04 –
PENDAHULUAN Pertemuan 1
DAMPAK YANG MENGUNTUNGKAN
REKAYASA TRANSPORTASI
KELOMPOK 8 NIKO D HERNAWAN EDY WAHONO RAHMAT HIDAYAT
TATA GUNA LAHAN & TRANSPORTASI
KDK TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL FT. UNDA
PENGANTAR SISTEM LOGISTIK
03 JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL
PERANAN MANUSIA DALAM TRANSPORTASI
DRAINASE.
WESEL JALAN REL.
Teknik Pengemasan Limbah B3
ASPEK TEKNIK & TEKNOLOGI
Kuliah 13 Terminal.
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
Perkembangan Transportasi di Indonesia
PRINSIP DASAR OPERASI KERETA API PENGOPERASIAN KERETA API
Pengangkutan Dengan Kereta Api (Aspek Hukum)
Transportasi dalam Bangunan
Kuliah 3 Transportasi Darat.
Fredy Jhon Philip.S,ST,MT
Pengantar Perencanaan Transportasi
Presentasi Kegiatan Belajar 1 klasifikasi pembangkit tenaga listrik
Perencanaan Transportasi
SISTEM TENAGA LISTRIK.
KERETA API DI INDONESIA ZION SOPHOS PATUAN NIM : UNIVERSITAS MEDAN AREA.
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
Manajemen Pejalan Kaki
Fredy Jhon Philip.S,ST,MT
PENGERTIAN ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN. Hukum dalam proyek Hukum kontrak konstruksi merupakan hukum perikatan yang diatur dalam Buku III KUH Perdata.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan yang khusus dipergunakan untuk angkutan penyeberangan dengan menggunakan Kapal Ro-Ro. Memuat atau membongkar.
Ruang Lingkup dan Simbol K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja
MODUL 10 : Stasiun dan Emplasemen
K O N S T R U K S I J A L A N D A N J E M B A T A N JENIS BAHAN PEKERASAN JALAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN KLASIFIKASI JALAN Pendidikan Teknik Sipil.
Berwisata di Hongkong dengan Trem
PROSES PRODUK LOGISTIK Biaya Angkutan Dalam Tranportasi
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN ASEP ARYADI, ST SMK NEGERI 2 CIAMIS.
KELOMPOK 3  FAJAR SATRIA  HABIB NUR ALFI  IFTHITANIA APRICILIA  ILHAM ANGGIE P  LEONARDUS YOGA  MONTRY.
Transcript presentasi:

TRANSPORTASI KERETA API SISTEM TRANSPORTASI TRANSPORTASI KERETA API

Sistem Kereta Api

Definisi Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).

Sejarah Transportasi Kereta Api Perkembangan berikutnya roda diganti seluruhnya dengan besi. Untuk menghindari melesetnya roda tersebut maka roda-roda diberi flens (flange), ini terjadi pada tahun 1789. Akibat dari penggunaan flens pada roda ini mengakibatkan kendaraannya tidak dapat digunakan di jalan raya biasa, sejak itulah terjadi perbedaan antara jalan raya dan jalan yang menggunakan batang besi atau jalan rel. Bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Dengan rangkaian kereta yang ditarik kuda berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi dan dinamakan sepur.

Sejarah Transportasi Kereta Api (2) Pada awal abad XIX kereta di atas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang dijalankan dengan mesin (lokomotif) uap. Lokomotif diesel-listrik mulai digunakan di New Jersey tahun 1925, kereta diesel-listrik untuk penumpang bentuk streamline mulai meluncur di Amerika tahun 1934. Perkembangan selanjutnya : kereta api super cepat, kereta api monorail (dengan satu rel), kereta api levitasi magnetik (maglev), teknologi persinyalan mekanis tetapi juga sinyal elektris

Sejarah Kereta Api Indonesia (1) Dapat dikatakan bahwa secara de-facto hadirnya kereta api di Indonesia ialah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan untuk kepentingan pertahanan. Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17 Juni 1864, dengan lebar sepur 1435 mm. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875.

Sejarah Kereta Api Indonesia (2) Selain di Jawa, pembangunan kereta api juga dilakukan di Sumatera Selatan (1914), Sumatera Barat (1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874), dan Sulawesi Selatan (1922). Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak – Sambas (220 km) sudah diselesaikan. Demikian juga Pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api. Sampai tahun 1939, panjang rel kereta api di Indonesia mencapai 6.881 km. Tetapi pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, yang diperkirakan dibongkar pada masa pendudukan Jepang dan diangkut dan dipasang di Burma (Myanmar). Bahkan pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan dialihkannya sejumlah tenaga kereta api Indonesia ke Myanmar. Data tahun 1999 memberikan informasi bahwa panjang jalan rel di Indonesia ialah 4.615,918 km, terdiri atas Lintas Raya 4.292,322 km dan Lintas Cabang 323,596.

Sejarah Kereta Api Indonesia (3) Perkembangan dalam dunia kereta api di Indonesia terus berlangsung, begitu pula dengan teknologinya. Tanggal 31 Juli 1995 diluncurkan KA Argo Bromo (dikenal juga sebagai KA JS 950) Jakarta-Surabaya dan KA Argo Gede (JB 250) Jakarta-Bandung. Peluncuran kedua kereta api tersebut mendandai apresiasi perkembangan teknologi kereta api di Indonesia dan sekaligus banyak dikenal sebagai embrio teknologi nasional. Saat ini selain kedua KA “Argo” tersebut di atas, telah beroperasi pula KA Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, KA Argo Wilis, KA Argo Muria, dll. Kemampuan dalam teknologi perkereta-apian di Indonesia juga terus berkembang baik dalam prasarana jalan rel maupun sarana kereta apinya. Dalam rancang bangun, peningkatan dan perawatan kereta api, perkembangan kemampuan tersebut dapat dilihat di PT. Inka (Industri Kereta Api) di Madiun, dan balai Yasa yang terdapat di beberapa daerah.

Sejarah PT. KAI Periode Status Dasar Hukum 1864 Pertama kali dibangun jalan rel sepanjang 26 km antara Kemijen - Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda   1864 s.d. 1945 Staat Spoorwegen (SS) 1BW Veningde Spoorwegen (VS) Deli Spoorwegen Maatschppij (DSM) 1945 s.d. 1950 Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) 1950 s.d. 1963 Djawatan Kereta Api (DKA) 1963 s.d. 1971 Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) PP. No. 22 Tahun 1963 1971 s.d. 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) PP. No. 61 Tahun 1971 1991 s.d. 1998 Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) PP. No. 57 Tahun 1990 1998 s.d. 2010 PT. Kereta Api (Persero) PP. No. 19 Tahun 1998 Keppres No. 39 Tahun 1999 Akte Notaris Imas Fatimah Mei 2010 s.d. sekarang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Instruksi Direksi No. 16/ OT.203/ KA 2010

Latar Belakang Jalur kereta api pertama di Indonesia selesai pada 1867, menghubungkan Semarang dan Tanggung (+ 25 kilometer) dibangun oleh NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij)

Latar Belakang Tiga perusahaan kereta api yang melayani Semarang Nederlandsch-Indische Spoorweg Mij (NIS) Samarang-Joana Stoomtram Mij (SJS) Semarang_Cheribon Stoomtram Mij (SCS)

Latar Belakang Nama-nama itu juga yang tertulis di jadwal perjalanan yang pertama (1 Agustus 1867)

SEJARAH KERETA API

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Propulsi (Tenaga Penggerak) Kereta Api Uap Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin kemudian disalurkan ke roda. Kereta Diesel Mekanis Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang digunakan karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya. Kereta Diesel Elektrik Merupakan lokomotif yang paling banyak populasinya. Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Propulsi (Tenaga Penggerak) (2) Kereta Diesel Hidrolik Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem sangat tinggi. Kereta Rel Listrik Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Menggunakan tenaga listrik dengan sistem DC. Memiliki daya mesin 206 kW dengan kecepatan maksimum 90 km/jam. Kereta Api Daya Magnit Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan infrastuktur. Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi.

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Rel Kereta Api Rel Konvensional Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakkan di bantalan. Pada daerah tertentu yang memiliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah-tengah rel dengan menggunakan lokomotif khusus. Kereta Api Monorel Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota- kota metropolitan dunia.

Rel Konvensional Monorel

Rel Konvensional Monorel Kecepatan Operasi Terdapat konflik dengan lalu lintas kendaraan, kecepatan rata2 30- 50 km/jam Terletak di atas lalu lintas kendaraan, kecepatan rata2 50- 70 km/jam Kebutuhan Lahan Membutuhkan lebar lahan yang cukup untuk dua arah rel dengan drainase Pilar monorel dapat ditempatkan pada lahan sempit seperti median jalan Kebisingan Roda besi pada kereta menimbulkan kebisingan yang cukup mengganggu Roda karet pada monorel dapat mengurangi polusi kebisingan Keamanan Setiap tahun tercatat kecelakaan baik itu melibatkan kendaraan maupun manusia Menjadi alternatif peningkatan keamanan karena tidak bersinggungan langsung dengan lalu lintas Biaya Membutuhkan biaya tinggi untuk pengerjaan terowongan dan pembebasan lahan Tidak membutuhkan terowongan dan hanya sedikit untuk pembebasan lahan

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Posisi/ Letak Kereta Api Permukaan (surface) Kereta api permukaan berjalan di atas permukaan tanah. Biaya pembangunan kereta permukaan adalah yang termurah dan umum digunakan di berbagai negara. Kereta Api Layang (elevated) Kereta api layang berjalan di atas tanah pada ketinggian tertentu dengan bantuan tiang/pilar. Hal ini untuk menghindari persilangan sebidang agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Kereta Api Bawah Tanah (subway) Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20 m di bawah permukaan tanah, sungai, bangunan maupun jalan.

Surface Railway Elevated Railway Subway Railway

Kapasitas Muat Kapasitas Muat menunjukkan daya angkut maksimum dalam satuan Ton. Kapasitas Muat berkaitan dengan faktor kekuatan konstruksi kendaraan, kekuatan jalan, dan keselamatan; Kapasitas muat pada gerbong barang, di samping dituliskan dalam bentuk angka, juga ditunjukkan dengan simbol; Simbol yang dipakai adalah bentuk lingkaran; Bentuk dan jumlah lingkaran memiliki arti kapasitas muat tertentu.

Simbol Satu Lingkaran Penuh, Menyatakan Kapasitas Muat Sebesar 15 Ton Simbol Kapasitas Muat Simbol Satu Lingkaran Dengan Garis Tengah, Menunjukkan Kapasitas Muat Sebesar 10 Ton Simbol Satu Lingkaran Penuh, Menyatakan Kapasitas Muat Sebesar 15 Ton Untuk Gerbong Dengan Simbol Dua Lingkaran Bergaris Tengah Berselingkup, Artinya Memiliki Kapasitas Muat Sebesar 20 Ton

Simbol Tiga Lingkaran Penuh, Menunjukkan Kapasitas Muat Sebesar 45 Ton Simbol Kapasitas Muat Simbol Dua Lingkaran Penuh Berselingkup, Menunjukkan Kapasitas Muat Sebesar 30 Ton Simbol Tiga Lingkaran Penuh, Menunjukkan Kapasitas Muat Sebesar 45 Ton

GERBONG Gerbong adalah wagon ke ndaraan yang digunakan untuk mengangkut barang

Karakteristik Pengangkutan dengan Gerbong Tidak terlalu menuntut kecepatan dan kenyamanan, tapi untuk menjaga agar barang yang diangkut utuh dan tidak rusak sampai di tujuan, serta mendapatkan berat muat yang optimal. Untuk dapat melayani berbagai jenis barang, perusahaan jalan rel harus menyediakan beberapa tipe gerbong yang dapat digunakan pada berbagai kemungkinan. Jumlah armada yang dibutuhkan untuk angkutan barang lebih sulit untuk dirumuskan dibanding untuk angkutan penumpang karena melayani angkutan barang yang sangat beragam dan dari lokasi yang tersebar. Gerbong akan berjalan isi dan kembalinya berjalan kosong.

Muatan Barang yang diangkut dengan gerbong barang dikelompokkan atas: Barang umum; Barang khusus; Bahan berbahaya dan beracun (B3); dan Limbah bahan berbahaya dan beracun.

Jenis Gerbong Gerbong Datar, gerbong yang tidak berdinding dan tidak beratap untuk mengangkut barang-barang yang berukuran panjang dan peti kemas; Gerbong Terbuka, adalah gerbong yang mempunyai dinding dan tidak beratap untuk mengangkut barang-barang curah kering. Gerbong Tertutup, adalah gerbong yang mempunyai dinding dan beratap untuk mengangkat barang yang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, seperti angkutan paket/ parcel, peralatan elektronik atau barang-barang lainnya Gerbong Tangki/Ketel, adalah gerbong yang digunakan untuk mengangkut barang curah cair seperti bahan bakar minyak, minyak kelapa sawit yang langsung dicurahkan kedalam tangki yang terikat pada gerbong

Jenis Gerbong Datar PPCW PPCW PPCW PPCW

Jenis Gerbong Terbuka YW ZZOW KKBW

Jenis Gerbong Tertutup GGW TTW GGR

Jenis Gerbong Tangki/Ketel KKW KKRU KR

Kode/Penamaan Jenis Gerbong Format Penomoran Baru Untuk Gerbong Menurut KM No. 45 Tahun 2010, adalah aa bb cc dd dengan: aa merupakan jenis gerbong: 'GD : gerbong datar 'GB : gerbong terbuka 'GT : gerbong tertutup 'GK : gerbong ketel. bb merupakan kapasitas muatan yang dapat diangkut; cc merupakan angka tahun beroperasi; dd merupakan nomor urut gerbong tersebut; mulai dari 01 dan seterusnya. Contoh: GD 40 78 08

Komponen Jalan Rel Rel Bantalan Balas Sub Balas Penambat Wesel Sambungan Rel Sinyal

Rel

Bantalan, Penambat, dan Balas

Wesel Wesel adalah konstruksi rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan jurusan jalan kereta api, untuk mengalihkan kereta api dari satu sepur ke sepur lainnya.

Komponen Wesel Rel Lantak Lidah Rel paksa Sayap Jarum Lidah Pusat Wesel Rel Paksa

Sambungan Rel Sumber : http://faesalputra.blogspot.com/2010/07/konstruksi-rel-kereta-api-di-indonesia.html

Sinyal Sinyal Mekanik Sinyal Elektrik

HEADWAY Sinyal warna kuning untuk blok 1 menunjukkan bahwa kereta dapat masuk blok 1 tetapi sinyal berikutnya untuk blok 2 merah berarti sedang terisi. Blok 3 dan blok berikutnya kosong sehingga warna sinyal hijau. Umumnya panjang suatu blok sekitar 2 km, tetapi untuk perencanaan operasi menggunakan headway.

STASIUN Stasiun didefinisikan sebagai: Tempat persinggahan kereta; Tempat diadakannya segala aktifitas yang berhubungan dengan jasa angkutan sebelum dan sesudah perjalanan.

Klasifikasi stasiun Menurut Posisi Ground level station, bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform/ peron di atas tanah; Over track station, letak bangunan stasiunnya di atas platform/ peron; Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron

Klasifikasi Stasiun Menurut Bentuk (Geometri) Stasiun Terusan (Paralel), gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan. Stasiun Pulau, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur. Stasiun Jazirah (Semenanjung), letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan. Stasiun Kepala (Siku, Buntu), letak gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.

Klasifikasi Stasiun Menurut kegiatan (fungsi) Stasiun penumpang, stasiun yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan penumpang. Stasiun ini memiliki gedung stasiun, peron-peron dan kelengkapan lain untuk mengangkut orang. Stasiun barang, stasiun yang digunakan untuk keperluan bongkar muat. Terdiri dari beberapa fasilitas seperti Gudang Barang, Kontainer, Tempat bongkar muat, dan kelengkapan lain untuk mengangkut barang. Stasiun operasi, stasiun kereta api untuk keperluan pengoperasian kereta api. Menurut operasional Stasiun akhir, stasiun tempat kereta api mulai atau mengakhiri perjalanannya. Tempat menginap lokomotif, memeriksa, membersihkan kereta (Depo Lokomotif); Stasiun antara, stasiun persinggahan rangkaian kereta api di sepanjang perjalanannya; Stasiun pertemuan, stasiun yang terletak pada pertemuan (persilangan) ruas jalan rel yang menghubungkan dua jalan rel yang berlainan arah seperti ruas jalur rel Jakarta-Surabaya bertemu dan bersilang di stasiun Cikampek dengan ruas jalan rel Bandung-Jakarta; Stasiun silang, stasiun yang terdapat pada dua jalur terusan. Menurut jangkauan pelayanan Stasiun jarak dekat (Commuter Station); Stasiun jarak sedang (Medium Distance Station); Stasiun jarak Jauh (Long Distance Station).

Pengelompokan Kelas Stasiun Stasiun kelas besar; Stasiun kelas sedang; Stasiun kelas kecil;

Stasiun kecil, hanya melayani perjalanan kereta api dalam lokal atau jarak dekat (kereta api dalam kota) seperti kereta api Jabodetabek dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Cikini. Di sini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh atau regional (kereta api antar kota dalam provinsi) seperti stasiun Simpang Haru (Padang, Sumatera Barat) ke stasiun Solok (Sumatera Barat) . Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks.

EMPLASEMEN Emplasemen didefinisikan sebagai tempat yang diperuntukkan bangunan utilitas, yaitu sekelompok sepur dengan wesel dan perlengkapannya. Emplasemen terdiri atas: Jalan rel; Fasilitas pengoperasian kereta api; Drainase. Wilayah wesel adalah tempat dimana kumpulan wesel berada untuk memencarkan satu sepur menjadi beberapa sepur atau menyatukan beberapa sepur menjadi satu sepur. Wilayah wesel (ww) Wilayah wesel (ww) Emplasemen

Tipe Emplasemen Emplasemen Stasiun/ Penumpang Emplasemen penumpang digunakan untuk memberi kesempatan kepada penumpang untuk membeli karcis, menunggu datangnya kereta api sampai naik ke kereta api melalui peron. Emplasemen Barang (stasiun kereta api barang) Emplasemen barang khusus melayani pengiriman atau penerimaan barang (bongkar muat kereta api barang). Biasanya letaknya dekat dengan daerah industri, perniagaan, dan lalu lintas umum. Misalnya stasiun Cilincing (Jakarta). Emplasemen Langsir Kereta Api barang dari semua jurusan yang menuju ke emplasemen langsir gerbong-gerbongnya dipisah-pisahkan dalam kelompok-kelompok menurut jurusan dan tempat tujuannya. Letak emplasemen harus jauh dari pemukiman agar pekerjaan melangsir gerbong tidak mengganggu ketertiban umum. Emplasemen Penyusun/ Depo Kereta Tempat untuk membersihkan, memeriksa, memperbaiki kerusakan kecil pada gerbong dan melengkapi kereta-kereta kembali menjadi rangkaian kereta api untuk disiapkan berangkat dari stasiun penumpang.

Skema Bentuk Global Emplasemen

Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) GAPEKA adalah jadwal perjalanan kereta api yang memuat jadwal berhenti yang sudah ditentukan sejak awal, baik itu berhenti untuk naik/turun penumpang di stasiun kereta api, atau berhenti karena silangan atau disusul. Dasar penentuan: Jumlah kereta api yang beroperasi; Kecepatan yang diizinkan; Relasi asal tujuan; dan Rencana persilangan dan penyusulan.

Perubahan GAPEKA Prasarana perkeretaapian yang sedang diperbaiki/ diubah; Jumlah sarana perkeretaapian; Kecepatan kereta api; Kebutuhan angkutan yang berubah dari biasanya seperti pada saat lebaran; dan Keadaan memaksa terjadi karena hal-hal tertentu seperti terjadi anjlokan, kecelakaan, banjir dengan istilah: BLB : Berhenti Luar Biasa, KLB : Kereta Luar Biasa PL : Peristiwa Luar Biasa PLH : Peristiwa Luar Biasa Hebat

Contoh GAPEKA 150 km C B 100 km 00.00 02.00 03.00 04.45 06.45 Waktu (jam) KA 2 KA 1 Jarak (km) A

Single Track Bi-directional Running Meet delay Show example on board REES Module 6

Double Track Directional Running Show example on board REES Module 6

Sistem Transportasi Jaman Penjajahan

Sistem Transportasi KA Pulau Jawa 1925

Sistem Transportasi Pulau Jawa

TUGAS INDIVIDU SEBELUM UAS Buatlah ringkasan mengenai : Sistem Transportasi Nasional (KM 49 Tahun 2005) Sistem Logistik Nasional (Perpres No 26 Tahun 2012) Paling banyak 4 halaman cukup intinya saja. Dikumpulkan pada saat UAS (dalam cd 1 kelas) “KALAU HASIL RINGKASAN SAMA BERARTI COPY PASTE”