Sosialisasi SE Dikti No 153/2012 Serta

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN
Advertisements

HARMONISASI PENILAIAN ANGAKNKREDIT JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK DOSEN
PLAGIARISME ditinjau dari aspek hukum dan latar belakangnya
Pembebasan Sementara dan Pengaktifan PNS Dosen
DRAFT PETUNJUK TEKNIS PERMENDIKBUD JABATAN AKADEMIK DOSEN
PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DOSEN
JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA
• Status kepegawaian • Studi Lanjut • Promosi • Kenaikan Pangkat dan jabatan fungsional • Tugas Tambahan dlm Jabatan Struktural • Sertifikasi • Kepatuhan.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 1 UNSUR DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT UNTUK USULAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL.
• Pencapaian sasaran kinerja
Plagiarime dalam aspek Hukum Oleh Yudha Cahya Kumala, S.H., M.Kn.
EMO PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
RAKOR PIMPINAN PTS KESEHATAN KOPERTIS WILAYAH VI, 11 SEPTEMBER 2013.
Sosialisasi SE Dikti No 153/2012 Serta
ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
PERTEMUAN: 13 PLAGIATISME.
PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI (PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA)
Peraturan Penilaian Karya Ilmiah Jabatan Guru Besar Marsetyawan HNE Soesatyo Workshop Sosialisasi Peraturan Kenaikan Jabatan Fungsional FK UGM - 24 Juni.
Plagiasi.
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT
ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
PENYAMAAN PERSEPSI UNSUR DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT UNTUK USULAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN KE LEKTOR KEPALA DAN GURU BESAR OLEH :
STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Dr.Didin Fatihudin,SE.,M.Si
INTEGRITAS AKADEMIK A. Ridwan Siregar.
PLAGIARISM & TURNITIN.
PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN PLAGIAT di PERGURUAN TINGGI
ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI
Pascasarjana Universitas Terbuka
Sistem Kepangkatan Tenaga Dosen (SIPATEN)
PERANAN MENULIS BUKU DALAM KARIR DOSEN
Rancangan Undang-Undang Tentang Perguruan Tinggi
PLAGIARISME (Pelatihan Menulis di SPs UGM)
KOMPETENSI DOSEN AIK PTM
MENGHINDARI PLAGIARISME DALAM KARYA TULIS ILMIAH
PELAKSANAAN KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR) (Universitas Terbuka, Doc., 2009)
STATUTA PERGURUAN TINGGI
Pembebasan Sementara dan Pengaktifan PNS Dosen
Administrasi Kenaikan Pangkat/Jabatan Dosen
PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN PLAGIAT di PERGURUAN TINGGI
Etika dan Plagiarisme dalam Karya Ilmiah
PENELITIAN, PUBLIKASI ILMIAH DAN PLAGIASI
TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Kebijakan terkait Dosen
ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
Kelompok 2 “Payung Hukum” Publikasi Ilmiah
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Universitas Negeri Jakarta
SOSIALISASI MEKANISME DAN PERSYARATAN USULAN JABATAN AKADEMIK DOSEN BAGI DOSEN UNIVERSITAS MEDAN AREA Medan, 03 Januari 2017.
Peran Strategis dan Etika Penulisan Karya Ilmiah
Etika Penulisan ilmiah
KELOMPOK X 1.RESTU MUJI RAHAYU ( ) 2.NINIK SURYANI ( ) 3.LINTANG FATHA S ( ) 4.EKA ERMAWATI ( )
PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI (PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA)
DOSEN Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah
SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL KEMDIKNAS NOMOR 71936/A4/KP/2011 TANGGAL 26 AGUSTUS 2011 SISTEM INFORMASI PENETAPAN ANGKA KREDIT (SIMPAK) DOSEN Dalam.
PEMBINAAN PNS DOSEN YANG DIPERBANTUKAN DI LUAR INSTANSI INDUK
Pembebasan Sementara dan Pengaktifan PNS Dosen
Outline Peningkatan Karir Dosen Landasan Hukum Tujuan Syarat Dosen
Tahapan & Kelengkapan Berkas
ETIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Disampaikan Oleh: Jaka Sriyana Disampaikan pada “Workshop Penulisan Artikel Ilmiah,”, Oktober 2014.
KODE ETIK & ETIKA PENULISAN
Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A
Bagi yang belum pernah mengajukan
Badan Kepegawaian Negara Balikpapan, 21 Februari 2019
PENGERTIAN PLAGIARISME
Transcript presentasi:

Sosialisasi SE Dikti No 153/2012 Serta PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PLAGIASI DI PERGURUAN TINGGI Berdasarkan (PERMENDIKNAS NOMOR 17 TAHUN 2010)

SE DIKTI NO 153/E/2012 Ttg PUBLIKASI ILMIAH Terhitung setelah Agustus 2012 semua lulusan PT wajib menerbitkan karya tulis ilmiah dengan ketentuan sbb: Bagi Mahasiswa S-1 menghasilkan makalah atau publikasi Ilmiah yang terbit pada Jurnal Ilmiah. Bagi Mahasiswa S-2 menghasilkan makalah atau publikasi Ilmiah yang terbit pada Jurnal Ilmiah Nasional, dan diutamakan yang terakreditasi oleh Dikti. Bagi Mahasiswa S-3 menghasilkan makalah atau publikasi Ilmiah yang diterima untuk terbit terbit pada Jurnal Ilmiah Internasional

A. PENULISAN KARYA ILIMIAH Menurut KEPMENDIKNAS No. 17/2010 karya ilmiah meliputi; □ Karya adalah hasil karya akademik atau non akademik oleh orang perorangan, kelompok, atau badan di luar perguruan tinggi, baik yang diterbitkan, dipresentasikan, maupun dibuat dalam bentuk tertulis; □ Karya ilmiah adalah hasil karya akademik mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi yang dibuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan; □ Gaya selingkung adalah pedoman tentang tata cara penulisan atau pembuatan karya ilmiah yang dianut oleh setiap bidang ilmu, teknologi dan seni;

A. KONSIDERAN Setiap perguruan tinggi mengemban misi untuk mencari, menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran Untuk memenuhi misi setiap perguruan tinggi tersebut, mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan yang berkarya di bidang akademik di perguruan tinggi bersangkutan, memiliki otonomi keilmuan dan kebebasan akademik Dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan akademik, mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan wajib menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, sehingga dilarangan untuk melakukan plagiat dalam menghasilkan karya ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat tumbuh dan berkembang

You are Stealing Intellectual Property from other’s people to: PENGERTIAN PLAGIASI You are Stealing Intellectual Property from other’s people to: Presenting another’s original thoughts or ideas as your own Using another’s exact words without proper citation

B. KETENTUAN UMUM □ Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai; □ Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan; □ Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya; □ Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan;

KLASIFIKASI PLAGIARISME Menurut MLA handbook for writers of research papers. (7th ed.). The Modern Language Association of America. New York: 2009. Print, bahwa plagiarisme dapat diklasifikasi menjadi dua golongan besar yang diistilahkan sebagai: Unintentional Plagiarism (Plagiarisme yang tidak disengaja) Paraphrasing poorly ( merubah beberapa kata tetapi struktur kalimatnya tetap) Quoting poorly (mencantumkan kutipan yang tidak lengkap) Citing poorly (pencatuman kutipan yang salah/lupa mencantumkan kutipan) Intentional Plagiarism (Plagiarisme yang disengaja) Menggunakan ide hasil tulisan orang lain dari internet/sumber lain tanpa ijin Mengkopi essay atau artikel dari internet atau lebih dari satu sumber tanpa menyebutkan sumbernya Meminjam/menggunakan istilah atau ide orang lain tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas

ANALISIS KALIMAT Contoh : 1. Mungkinkah 20 atau 30 tahun kedepan nati akan terwujud? Barangkali, ini memang mimpi di siang bolong! Sama dengan mimpi besarnya PSSI merencanakan menggelar Piala Dunia 2022 di Indonesia. Wah, tentu ini mimpi besar. Tetapi apakah lembaga kita yang sudah berumur 28 tahun dan baru 8 tahun sebagai PTN perlu bermimpi ke mana arah ke depan. 2. Mungkinkah di tahun 2025 nanti? Barangkali, ini memang mimpi di siang bolong! Sama dengan mimpi besarnya PSSI merencanakan menggelar Piala Dunia 2022 di Indonesia. Wah, tentu ini mimpi besar. Tetapi bukankah Instansi kita sudah berumur 28 tahun dan perlu ber “mimpi” ke mana arah Instansi ini akan dibawa ke depan. Bagaimana tanggapan suudara terhadap dua kalimat tersebut? Apakah salah satunya mengandung Plagiasi ataukah tidak?

ANALISIS KALIMAT Contoh : 1. Hal yang wajar jika semua warga kita memiliki mimpi besar, mulai dari para pemimpinnya dan seluruh sivitas akademikanya. Walaupun mimpi kita sebagai World Class University kemungkinan besar akan jadi nostalgia bagi para sivitas akademika, tetapi akan menjadi catatan dan prasasti sejarah besar untuk para pemimpin yang sekarang. Pasalnya, mereka mulai merintis walaupun tidak ikut menikmati langsung. Terinspirasi dengan istilah yang dipopulerkan oleh seorang aktivis pergerakan di Amerika Serikat, Martin Luther King, yang sangat terkenal yaitu “I have a dream”. 2. Wajar rasanya semua warga kita disini rindu akan mimpi besar nan indah dari para pemimpinnya dan seluruh civitas akademikanya. Walaupun mimpi kita sebagai World Class University kemungkinan besar akan jadi nostalgia bagi para civitas akademika kita, tetapi akan menjadi catatan dan prasasti sejarah besar buat para pemimpin yang ada sekarang dan telah mulai merintisnya walaupun bakal hanya akan dinikmati oleh para cucu kita semua nantinya. Saya memang selalu teringat dengan istilah yang dipopulerkan oleh seorang aktivis pergerakan di Amerika Serikat, Martin Luther King, yang sangat terkenal “ I have a dream”.

C. Lingkup dan Pelaku Dalam Bab II Pasal 2 menyebutkan bahwa : Lingkup Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada : mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai; menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai

SUMBER yang dimaksud dengan sumber terdiri atas : Orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalan bentuk tertulis baik cetak mapun elektronik; yang dimaksud dengan yang dibuat dapat berupa: 1. komposisi misik; 2. perangkat lunak komputer; 3. fotografi; 4. lukisan; 5. sketsa; 6. patung; atau 7. karya dan atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk kategori angka 1 s.d 6.

PENGERTIAN DITERBITKAN Yang dimaksud dengan diterbitkan menurut PERMENDIKNAS 17/2010 dapat berupa : buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi; artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar; kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi tertentu; isi laman elektronik; atau hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak termasuk pada angka 1 s.d 4. Yang dimaksud dengan dipresentasikan PERMENDIKNAS 17/2010 dapat berupa : 1. presentasi di depan khalayak umum atau terbatas; 2. presentasi melalui radio/televisi/video/cakram padat/ cakram video digital; atau 3. bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada angka 1 dan 2.

Menurut Kepmendiknas No 17/2010; Yang dimaksud dengan dimuat dalam bentuk tertulis dapat berupa : cetakan dan/atau elektronik; Pernyataan sumber dianggap memadai apabila dilakukan dengan tata cara pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni; Pelaku Plagiator adalah: Semua pihak baik secara perorangan/Individu maupun kelompok mahasiswa, dosen, peneliti maupun tenaga kependidikan yang melakukan penulisan karya ilmiah dengan menggunakan ide-ide atau pemikiran orang lain tanpa mencantumkan sumber resminya secara memadai sebagaimana ditentukan dalam Kepmendiknas No 17/2010.

D. Tempat dan Waktu Tempat terjadinya plagiat □ di dalam lingkungan perguruan tinggi, Suatu Plagiasi antar karya ilmiah mahasiswa, dosen/peneliti/ tenaga kependidikan, dan dosen terhadap mahasiwa atau sebaliknya; □ dari dalam lingkungan perguruan tinggi Suatu Plagiasi terhadap karya ilmiah mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain, karya dan/atau karya ilmiah orang perseorangan dan/atau kelompok orang yang bukan dari kalangan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri; □ di luar perguruan tinggi ketika mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi yang bersangkutan sedang mengerjakan atau menjalankan tugas yang diberikan oleh perguruan tinggi atau pejabat yang berwenang;

Saat Terjadinya Plagiasi selama mahasiswa menjalani proses pembelajaran; sebelum dan setelah dosen mengemban jabatan akademik asisten ahli, lektor, lektor kepala atau guru besar/profesor; sebelum dan setelah peneliti/tenaga kependidikan mengemban jabatan fungsional jenjang pertama, muda, madya dan utama

E. Tindakan Pencegahan Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat; □ Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi; □ Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/pene-liti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat;

□ Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusun bahwa : 1. karya ilmiah tersebut bebas plagiat; 2. apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; □ Pimpinan perguruan tinggi wajib mengunggah secara elektronik semua karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/ tenaga kependidikan yang telah dilampiri pernyataan melalui portal Garuda (garba rujukan digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah mahasiswa/dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan Indonesia, atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi;

□ Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi ketentuan (membuat surat pernyataan dan diunggah ke portal garuda) juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang dosen yang memiliki jabatan akademik dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan akademik dan kualifikasi akademik dosen yang diusulkan; □ Penilaian sejawat sebidang dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik tersebut diproses pada : 1. tingkat jurusan/departemen/bagian, untuk jabatan akademik asisten ahli dan lektor; 2. tingkat jurusan/departemen/bagian, senat akademik pada aras fakultas dan/atau aras perguruan tinggi untuk jabatan akademik lektor kepala dan guru besar/profesor.

□ Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan selain harus memenuhi ketentuan (membuat pernyataan dan diunggah ke portal garuda) juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan; □ Penilaian sejawat sebidang untuk jabatan fungsional peneliti/tenaga kependidikan, dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional tersebut diproses pada perguruan tinggi yang bersangkutan;

F. Penanggulangan Mahasiswa : □ Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, Ketua jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa; □ Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga dilakukan oleh mahasiswa; □ Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan di hadapan ketua jurusan/departemen/ bagian; □ Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator; □ Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.

G. SANKSI No Pelaku Ketentuan yang Dilanggar Urutan Sanksi Sanksi Tambahan Sanksi Lain Menurut Peraturan Per-UU-an 1 Mahasiswa Pasal 10 ayat (4) Teguran Peringatan tertulis Penundaan pemberian sebahagian hak mahasiswa Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa Pemberhentian dgn hormat dari status sbg mahasiswa Pemberhentian tdk dengan hormat Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus UU Sisdiknas : Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta DRS. Rudyn K. Nababan N, M.Si. Kepala Bagian Mutasi Dosen BIRO KEPEGAWAIAN, SETJEN KEMDIKNAS, 2011

Bagi Mahasiswa : □ Sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/ penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja. □ Sanksi berupa pembatalan nilai/pemberhentian dengan hormat/pemberhentian dengan tidak hormat/pembatalan ijazah kepada mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang

□ Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi, Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagitor; □ Sanksi yang diberikan kepada pemimpin perguruan tinggi berupa, bisa berupa : 1. teguran 2. peringatan tertulis 3. pernyataan pemerintah bahwa perguruan tinggi yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik

TERIMA KASI SAMPAI JUMPA