Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Etika Penulisan ilmiah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Etika Penulisan ilmiah"— Transcript presentasi:

1 Etika Penulisan ilmiah
IRMA YUNAWATI

2 Kode etik penulis dan etika kepenulisan
Etika  Konsep yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas. Terkait dengan moralitas, pranata, norma, baik kemanusiaan maupun agama (Setiawan, 2011). Kode Etik Penulisan  Berbeda dengan tulisan populer atau lainnya mengikuti tata aturan ilmiah

3 Kode Etik Penulis: 1. Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan 2. Menjunjung tinggi posisinya sbg orang terpelajar, menjaga kebenaran dan manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan 3. Menulis secara cermat, teliti, dan tepat 4. Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya 5. Memberi manfaat kepada masyarakat 6. Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain 7. Menyadari bahwa pelanggaran kode etik berakibat pada hilangnya integritas penulis.

4 pelanggaran dalam penulisan ilmiah
Fabrikasi data (“mempabrik data”)  Membuat data yang sebenarnya tidak ada (membuat data fiktif). Falsifikasi data  Mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan simpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian. Plagiarisme  Mengambil kalimat milik orang lain tanpa memberikan penjelasan.

5 plagiarisme Plagiarisme  Bentuk disintegritas (ketidakjujuran) akademik. Bagian tulisan yang di-copy dari orang lain namun disebut seolah-olah itu adalah hasil anda sendiri (Princeton University, 2012). Integritas akademik  Perilaku etis, jujur dan menghargai ide orang lain dengan cara melakukan pengutipan referensi secara benar.

6 Peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi 1. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai;

7 Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok
orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan; Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya; Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan;

8 Lingkup plagiarisme Plagiat meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; 2. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai;

9 3. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; 4. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

10 PENGERTIAN LAIN DARI plagiarisme
Bahan di-copy kata demi kata tanpa quotation marks (“..”) dan tanpa menyebutkan sumber. Bahan di-paraphrase (menulis ulang intisari dari sumber lain), tapi sumber tdk disebutkan. Gambar, desain, hasil eksperimen, kode /program komputer, dsb digunakan tanpa menyebutkan sumber.

11 Penulis Bayangan  Tugas dibuat oleh org lain tapi diganti nama seolah-olah dikerjakan sendiri oleh mahasiswa pelaku Kolusi  Bahan di-copy dari mahasiswa lain dgn sepengetahuan dan seizin pemilik Pencurian  Bahan di-copy dari mahasiswa lain tanpa sepengetahuan dan seizin pemilik

12 CONTOH plagiarisme Plagiarisme Kata Demi Kata
Paragraf asli : Kamran Abbasi & Iona Heath (BMJ 2005;330: 431-2): Although correspondence with authors, ethics committees, university departments, and hospitals can be a painstaking and thankless battle with bureaucracy—just like seeking ethics committee approval—we believe that editors have a duty to take on issues of unethical audit or research. Our motivation is not to seek punishment for the authors but to prevent future unethical clinical practice and to protect patients.

13 Tidak Ada Rujukan Although correspondence with authors, ethics committees, university departments, and hospitals can be a painstaking and thankless battle with bureaucracy—just like seeking ethics committee approval—we believe that editors have a duty to take on issues of unethical audit or research. Our motivation is not to seek punishment for the authors but to prevent future unethical clinical practice and to protect patients.

14 Ada Rujukan Namun Isi Paragraf Sama Kata Demi Kata
Although correspondence with authors, ethics committees, university departments, and hospitals can be a painstaking and thankless battle with bureaucracy—just like seeking ethics committee approval—we believe that editors have a duty to take on issues of unethical audit or research. Our motivation is not to seek punishment for the authors but to prevent future unethical clinical practice and to protect patients (Abbasi and Heath, 2005)

15 Bagaimana cara yang benar menggunakan gagasan orang lain??
Kita boleh “menggunakan” kata-kata atau gagasan orang lain selama kita memberikan pengakuan yang sesuai, yaitu dengan mencantumkan sumber penulisan.

16 CONTOH Bukan plagiarisme
Menggunakan Kalimat yang Dikutip dengan Tanpa Kutip (“…”) Abbasi and Heath (2005) believe that “Although correspondence with authors, ethics committees, university departments, and hospitals can be a painstaking and thankless battle with bureaucracy—just like seeking ethics committee approval—we believe that editors have a duty to take on issues of unethical audit or research. Our motivation is not to seek punishment for the authors but to prevent future unethical clinical practice and to protect patients”.

17 Ada Rujukan dan Telah Dilakukan Parafrase
Correspondence with authors and other relevant sources (including ethics committees, university departments, and hospitals) to make sure that unethical audit on research is uncorrect, editors shoud be try their best despite many obstacles may prevent them from getting them easily. The primary aim is to prevent future unethical clinical practice and to protect patients (Abbasi and Heath, 2005).

18 jenis plagiarisme Self-plagiarism/Autoplagiarism Bila makalah sudah pernah diajukan sebelumnya harus dinyatakan bahwa makalah sudah diajukan atau dipublikasi sebelumnya; bila tidak, maka dapat dianggap sebagai auto-plagiarism atau self-plagiarism. Plagiarisme antar bahasa  penerjemahan tanpa izin lebih sulit diketahui Contoh: seorang plagiarius, Bartholow melakukan penerjemahan karya Topinard, tanpa menyatakan dg jelas gagasan & uraian mana yang merupakan karyanya pribadi & bagian mana yg merupakan terjemahan dari karya Topinard. Penerjemah boleh mendapat hak sbg penerjemah namun tidak sebagai penulis/penggagas

19 Bukan Hak, AMORAL, Merugikan Orang lain
PLAGIARISME Bukan Hak, AMORAL, Merugikan Orang lain ADA SANKSI (Bab VI, Permendiknas 17/2010 ttg Pencegahan & Penanggulangan Plagiat di PT)

20 Strategi menghindari Plagiarisme?
1. Tuliskan referensi untuk setiap informasi yang bukan hasil riset anda atau pengetahuan yang sudah umum. 2. Gunakan tanda kutip (quotation marks) setiap kali anda menggunakan kata-kata dari penulis lain. Untuk kutipan yang sangat panjang (beberapa kalimat), gunakan teks yang menjorok ke dalam (indent). 3. Pada awal kalimat yang anda kutip, paraphrase, atau kesimpulan, jelaskan bahwa hal ini adalah ide seseorang. 4. Pada akhir kalimat yang berisi materi kutipan, paraphrase, atau kesimpulan, tuliskan referensi dalam tanda kurung untuk menunjukkan darimana materi tersebut berasal. 5. Gunakan kata-kata dan ide anda sendiri. Lakukan latihan terus menerus.

21 Kapan ‘sesuatu’ boleh dianggap sebagai pengetahuan umum (common knowledge)?
Pengetahuan/info yang lazim diketahui secara umum dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Anda menemukan informasi yang sama tersebut tanpa menyebutkan sumbernya (pada paling kurang 5 (lima) tulisan lainnya) Anda pikir ini adalah informasi yang sudah diketahui pembaca Anda pikir bahwa seseorang dapat menemukan informasi tersebut dalam sumber referensi umum dgn mudah

22 Misalnya: “mencuci tangan dapat menghindarkan diri dari penyakit infeksi”  pengetahuan umum utk masyarakat umum. “aorta mengalirkan darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh”  pengetahuan umum utk dokter.

23


Download ppt "Etika Penulisan ilmiah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google