Perencanaan Transportasi
Kaitan Perencanaan Transportasi dengan Rencana Kota Rencana kota tanpa memperhatikan perencanaan transportasi menghasilkan kesemrawutan lalu lintas Akibat selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, turunnya sopan santun dalam lalu lintas Selain itu perkembangan kota akan terhambat atau tidak terkendali tanpa ada perencanaan transportasi
Perencanaan Kota dan Perencanaan Transportasi Tata guna lahan kota adalah kegiatan yang ditempatkan di atas lahan kota. Terdapat hubungan antara satu guna lahan dengan guna lahan yang lain Secara fisik hubungan itu berupa jalur lalu lintas dan telekomunikasi Penentuan guna lahan melahirkan perangkutan Pembangunan jalur angkutan dapat mengubah tata guna lahan yang ada
Tujuan Pokok Perencanaan Transportasi dan Tata Guna Lahan Kota Meningkatkan daya guna sistem yang sudah ada Merencanakan perkembangan dan pertumbuhan di masa yang akan datang
Perencanaan Transportasi dibutuhkan sebagai konsekuensi dari: Pertumbuhan Kota, jika diketahui penduduk akan bertambah dan berkembang secara pesat Keadaan lalu lintas, jika kemacetan dan kesesakan jalan meningkat dan sistem pemindahan massa tidak ekonomis lagi Perluasan Kota, bila dikehendaki perencanaan transportasi mempengaruhi perluasan kota
Persoalan lalu lintas timbul sebagai usaha menyatukan sejumlah tujuan yang berbeda-beda Penduduk ingin bergerak dalam wilayahnya dengan cepat, aman, murah dan nyaman Keinginan yang terjadi pada saat yang sama dalam ikatan waktu seperti ke tempat kerja, berbelanja, ke sekolah dsb Sejumlah keinginan untuk pergi dari dan/atau ke tempat yang sama, karena ikatan kebutuhan
Titik Perhatian Perencanaan Tranportasi Manusia dan Barang Bagaimana (dengan cara apa) manusia dan barang bergerak Dengan tujuan apa manusia dan barang bergerak
Inti persoalan lalu lintas dalam kota dapat dilihat dari berbagai faktor yang menyebabkan persoalan itu sendiri yaitu: (1) Warisan sistem jalan, jaringan jalan dari jaman kendaraan tak bermotor terbukti tidak mampu menampung kebutuhan gerak kendaraan bermotor. Penyebabnya: jaringan jalan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan akibat kemajuan dan perkembangan kendaraan bermotor kebanyakan jalan tidak cukup lebar dan kuat untuk menampung sekian banyak kendaraan yang berjalan di atasnya dibangunnya gedung besar-besar dengan berbagai kegiatan di dalamnya tanpa memperhitungkan bahwa hal ini akan menyebabkan meningkatnya lalu lintas kebanyakan bangunan di butir c memilih lokasi di pinggir jalan raya (karena faktor daya hubung), sehingga lalu lintas di jalan tersebut sering terganggu oleh arus lalu lintas yang dibangkitkan oleh kegiatan dalam bangunan itu.
Inti persoalan lalu lintas dalam kota dapat dilihat dari berbagai faktor yang menyebabkan persoalan itu sendiri yaitu: (2) Daya hubung (Akses): tingkat kemudahan berhubungan dari satu tempat ke tempat lain. Dua tuntutan utama agar tercipta akses yang baik: Pemakai jalan mudah bergerak dari satu bagian kota ke bagian lainnya, atau sebaliknya, dengan aman, cepat, dan nyaman; Dalam mencapai tujuan tidak dialami hambatan dan di sepanjang lintasan orang dapat berhenti dengan aman. Akses juga dapat digunakan sebagai ukuran atau pertanda keadaan transportasi dalam kota
Inti persoalan lalu lintas dalam kota dapat dilihat dari berbagai faktor yang menyebabkan persoalan itu sendiri yaitu: (3) Lingkungan Kendaraan bermotor telah menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas, kecemasan dan kekhawatiran oleh besar dan cepatnya kendaraan yang tidak seimbang dengan ukuran lingkungan, gangguan suara motor, asap kendaraan, getaran, dan debu yang sudah melampaui batas. Di satu pihak manusia makin ingin cepat dan makin sering bergerak akibat kemajuan teknologi. Di pihak lain, manusia ingin tetap hidup dengan rasa aman dan nyaman, bebas dari bahaya dan gangguan suara lalu lintas kendaraan bermotor.
Inti persoalan lalu lintas dalam kota dapat dilihat dari berbagai faktor yang menyebabkan persoalan itu sendiri yaitu: (4) Lalu lintas pejalan Kebebasan gerak para pejalan sangat erat berkaitan dengan mutu lingkungan. Lalu lalang para pejalan di trotoar tidak boleh terhalang atau terganggu oleh pedagang kaki lima
Inti persoalan lalu lintas dalam kota dapat dilihat dari berbagai faktor yang menyebabkan persoalan itu sendiri yaitu: (5) Benturan Kepentingan. Kita harus merumuskan secara lebih tepat masalah perancangan, yaitu: Mencari cara agar terjadi penyaluran lalu lintas yang efisien Meningkatkan akses ke sejumlah besar bangunan tanpa merusak lingkungan. Kesulitan sejak dahulu adalah bahwa daya hubung dan lingkungan cenderung berbenturan kepentingannya. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang tidak terganggu oleh lalu lintas di malam hari. Persoalan daya hubung tidak akan terpecahkan tanpa mengorbankan lingkungan.
Tujuan Perencanaan Transportasi: Mengatasi masalah yang ada Melayani kebutuhan secara optimum Mencegah persoalan yang diduga akan timbul Mempersiapkan tindakan untuk tanggapan pada keadaan di masa depan Mengoptimumkan daya dan dana yang dapat digunakan sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang tinggi.
Transportasi dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu Sosial: masyarakat yang membutuhkan, menggunakan dan mengelola transportasi dan juga melakukan pergerakan. Fisik: prasarana dan sarana transportasi memerlukan ruang bagi pergerakan. Ekonomi: pembangunan prasarana perhubungan suatu daerah dapat dipastikan akan sangat mempengaruhi perekonomian daerah yang bersangkutan, sedangkan pembangunan itu sendiri didasarkan atas potensi yang ada di daerah tersebut. Kenyataan juga menunjukkan bahwa perubahan ongkos angkutan mempengaruhi sektor ekonomi daerah.
Proses Perencanaan Transportasi