Kelompok 2 Olivia Riesta Raniah Iswynanda Claudia PERSONALITY Kelompok 2 Olivia Riesta Raniah Iswynanda Claudia
APA ITU KEPRIBADIAN? Kepribadian adalah sifat, emosi, dan perilaku yang menjadi ciri dari cara seseorang untuk beradaptasi dengan dunia.
Mengapa setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang sama????
Teori Psikoanalitik Freud Perspektif Psikodinamik Reviosionis Psikodinamik Mengevaluasi Perspektif Psikodinamik
1. Teori Psikoanalistik Freud Teori ini beranggapan bahwa konflik, masalah-masalah kehidupan, ketegangan, hal-hal yang menyakitkan akan terbawa dalam mimpi dan alam bawah sadar. Menurut Freud, kepribadian itu terdiri dari 3 struktur yaitu: Id Kepribadian yang terdiri dari naluri. Tidak sadar Ego Struktur kepribadian yang berhubungan dengan tuntutan kenyataan Superego Struktur kepribadian yang berhubungan dengan moralitas
Perkembangan Kepribadian Freud mengelompokkan 5 tahap perkembangan manusia, yaitu: Tahap Oral : (18 bulan pertama) Tahap Anal : (18 – 36 bulan) Tahap Phallic : (3-6 tahun) Tahap Perhatian : (6 tahun – pubertas) Tahap Genital : (masa remaja dan dewasa)
2. Revisionis Psikodinamik Beberapa psikoanalisis mengumpulkan inti dari ide Freud tentang kepribadian. Mereka mempermasalahkan ide-ide Freud tentang seksualitas, pengalaman awal, factor social, dan pikiran bawah sadar. Kritikan mereka menekankan pada poin-poin berikut: Seksualitas tidak menjadi masalah dibalik kepribadian seseorang. 5 tahun pertama tidak sekuat dalam membentuk kepribadian orang dewasa. Ego dan alam bawah sadar mempunyai peran penting dalam kepribadian kita. Faktor sosial budaya jauh lebih penting dari apa yang diyakini Frued. Freud menekankan bahwa faktor biologikal adalah dasar dari kepribadian.
3. Mengevaluasi Perspektif Psikodinamik Kepribadian ditentukan oleh pengalaman kita pada awal kehidupan. Kepribadian berkembang melalui serangkaian tahap. Pikiran kita tidak semua adalah kesadaran, motif tak sadar kita berada dibalik kepribadian kita. Batin kita selalu bertentangan dengan realitas, sehingga munculah kecemasan yang sulit diatasi.
BEHAVIORAL AND SOCIAL COGNITIVE PERSPECTIVE Titik Fokus : Lingkungan Pengalaman Perilaku yang bisa diamati Menganalisa bagaimana manusia belajar untuk bersikap. 3 Tipe Pembelajaran Observational Learning Operant Conditioning Classical Conditioning
Classical Conditioning Ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang fisiolog dari Rusia. Ia menemukan cara ini saat ia mempelajari respon anjing terhadap suara bel sebelum anjing itu diberikan makan. Pengkondisian klasik adalah suatu proses pembelajaran dimana stimulus netral dipasangkan dengan stimulus bermakna dan memperoleh kapasitas untuk menghasilkan respon yang mirip dengan respon terhadap stimulus bermakna.
Komponen dalam Classical Conditioning Unconditioned Stimulus (UCS) / Stimulus tidak terkondisi suatu stimulus yang menghasilkan respon tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. Unconditioned Response (UCR) / Respons tidak terkondisi suatu respon yang secara otomatis ditimbulkan oleh UCS. Conditioned Stimulus (CS) / Stimulus terkondisi stimulus yang sebelumnya netral yang kemudian menghasilkan respon tertentu. Conditioned Response (CR) / Respon terkondisi Respon yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS-UCS .
Skinner’s Behaviorism B.F Skinner Operant Conditioning Operant Conditioning adalah suatu bentuk pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku merubah kemungkinan terjadinya perilaku tersebut. Reinforcement and Extinction Penguatan dan Pelenyapan Penguatan adalah proses dimana rangsangan atau kejadian mengikuti suatu perilaku yang meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut muncul kembali. Pelenyapan terjadi ketika penguatan perilaku sebelumnya tidak lagi diperkuat dan kecenderungan untuk melakukan perilaku tersebut berkurang.
Positive Reinforcement Negative Reinforcement Hukuman mengacu kepada konsekuensi suatu hal yang akan menurunkan kecenderungan suatu perilaku akan terjadi kembali. Hukuman akan melemahkan perilaku seseorang. Punishment / Hukuman Positive Punishment Negative Punishment
Behavior : Mengumpulkan pr tepat waktu + reinforcement : Guru memuji kamu Efek : Kamu mengumpulkan pr tepat waktu lagi. Behavior : Kamu pusing sehingga minum obat. - Reinforcement : Pusingnya hilang. Efek : Minum obat lagi jika nanti kamu mengalami pusing. Behavior : Kamu tidak membersihkan kamarmu. + punishment : Orangtuamu marah kepadamu Efek : Kamu segera membersihkan kamarmu. Behavior : Pulang telat 2 jam dari jam malam. - Punishment : Dihukum selama 2 minggu Efek : Tidak pulang terlambat lagi
Aplikasi Metode Skinner Menurut Skinner, kepribadian adalah perilaku eksternal seseorang, dan perilaku ditentukan oleh lingkungan luar kita. Menurut para ahli, kita tidak bisa menentukan mana kepribadian atau bagaiman kepribadian itu ditentukan, kita hanya bisa mengobservasi apa yang orang lakukan. Pemalu Perilaku ini adalah kepribadiannya Skinner Sabar Penyayang
Social Cognitive Theory Teori kognitif sosial menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan faktor kognitif, seperti pikiran, memori, dan ekspektasi itu penting dalam memahami kepribadian. Teori kognitif sosial tidak hanya berfokus kepada perilaku yang dapat diamati, tetapi juga berfokus kepada faktor kognitif yang mempengaruhi diri kita sebagai manusia. TOKOH : Albert Bandura Walter Mischel Observational Learning Observational learning adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan mengikuti perilaku orang lain. Melalui observational learning, kita memiliki pemikiran tentang perilaku orang lain dan kemungkinan untuk mengikuti perilaku tersebut.
Reinforcement / Penguatan 4 Proses Utama Attention / Perhatian Retention / Ingatan Production / Produksi Reinforcement / Penguatan Reciprocal determinism Bandura Perilaku, lingkungan, dan faktor kognitif setiap orang saling mempengaruhi untuk memproduksi atau menghasilkan kepribadian.
Personal Control Terdapat 3 aspek dalam kontrol diri : Delay of gratification / Penundaan kepuasan Kemampuan untuk mengontrol tindakan dan mengendalikan perilaku dengan harapan untuk mendapatkan hasil masa depan yang diinginkan. Self efficacy / Kemampuan diri Adalah kepercayaan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil yang positif. 3. Locus of Control / Pusat pengendalian Mengacu pada kepercayaan individu mengenai apakah hasil dari tindakan mereka tergantung pada apa yang mereka lakukan atau pada peristiwa diluar kontrol diri mereka.
Meningkatkan Kemampuan Diri Memilih sesuatu yang kamu harapkan bisa kamu lakukan, bukan sesuatu yang kamu harapkan akan gagal saat kita berusaha mencapainya. Membedakan antara tindakan lama dan proyek kamu kedepannya. Memberikan perhatian lebih untuk kesuksesanmu. Menulis catatan sehingga kamu bisa lebih yakin dalam kesuksesan kamu. Membuat daftar spesifik situasi yang mana yang paling menyulitkan dan yang tidak menyulitkan.
Strategi untuk membantu seseorang menjadi lebih baik dalam menyesuaikan diri Menyadari sampai manakah penguatan dan hukuman mempengaruhi tingkah laku kita. Menguji jangkauan dimana kamu bisa menggunakan penguatan dan hukuman ketika berinteraksi dengan seseorang. Menggunakan kemampuanmu untuk belajar melalui observasi. Jika kamu tidak memiliki mentor, pertimbangkanlah untuk memiliki mentor. Evaluasi jangkauan dimana kamu mampu menunda kepuasan. Menguji apakah kamu memiliki pusat pengendalian internal atau eksternal.
Evaluating the Behavioral and Social Cognitive Perspective Menyoroti pentingnya menganalisis pengamalan lingkungan seseorang untuk penyesuaian diri mereka, dan juga membantu perkembangan kondisi ilmiah untuk memahami penyesuaian. Kelebihan Mengabaikan pentingnya kesadaran dalam penyesuaian dan terlalu mementingkan pengalaman dilingkungan kita. Kelemahan Terlalu mempermasalahkan perubahan dan pengaruh situasi pada penyesuaian dan tidak menghargai penahanan kualitas dari kepribadian. Kedua pandangan mengatakan untuk membiarkan peran biologis ikut serta dalam kepribadian dan penyesuaian diri. Keduanya diberi label menyederhanakan, yang berarti mereka mencoba menjelaskan rumitnya kepribadian dan penyesuaian dalam satu atau dua faktor. Terlalu mekanis, melewatkan hal yang paling menyenangkan, kekayaan dimensi dari kepribadian dan penyesuaian.
Humanistic Perspective Menitikberatkan kapasitas seseorang untuk berkembang, kebebasan memilih takdir, dan kualitas diri. Naluri biologis Alam bawah sadar Pengalaman masa kecil
Carl Rogers Objek pendekatan yang diselidiki Roger ialah sifat asli manusia dengan seseorang yang sedang dalam masalah. Real self & Ideal self Roger menekankan pentingnya untuk menjadi orang yang berguna.
Percaya dengan kapasitas diri untuk perkembangan yang positif. Terbuka terhadap pengalaman. Tidak terlalu defensif. Mengembangkan diri ke arah yang lebih positif. Mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain.
Penghargaan positif tanpa syarat, Empati, dan Kebenaran Penghargaan positif tanpa syarat, tidak menghendaki adanya bentuk pengekangan. Empati, menjadi pendengar yang lebih sensitif dan mengerti perasaan yang sebenarnya terjadi. Kebenaran, bersikap terbuka terhadap apa yang kita rasakan.
Hierarki Kebutuhan Maslow
Aktualisasi Diri Termotivasi untuk berubah Bertanggung jawab Ketahui kembali pengalaman emosional positif yang pernah dialami. Misi hidup Memantau proses
Evaluasi Humanistic Perspectives Sulit untuk diteliti. Terlalu optimis terhadap sifat asli manusia. Terlalu mencintai dirinya sendiri.
TRAIT PERSPECTIVES Perspektif pada kepribadian dibahas untuk mengidentifikasi faktor yang dapat menentukan kepribadian dan menjelaskan mengapa satu orang berbeda dari yang lain. Sifat merupakan ciri abadi yang cenderung mengarah pada perilaku tertentu. Demikian pula, banyak psikolog fokus pada sifat karena mereka berusaha untuk memahami kepribadian.
Trait Theories (Teori Sifat) Dengan kata lain, orang dapat digambarkan dalam hal cara dasar mereka berperilaku, seperti apakah mereka keluar dan ramah atau apakah mereka dominan dan tegas. Gordon Allport (1937), percaya bahwa setiap individu memiliki keunikan kepribadian masing-masing. Meskipun teori sifat tidak setuju tentang yang sifat membuat kepribadian. Mereka semua setuju bahwa sifat adalah dasar dari kepribadian.
Eysenck’s Dimensions of Personality (Dimensi Eysenck tentang Kepribadian) Hans Eysenck (1967) menentukan sifat dasar kepribadian. Dia memberi tes kepribadian untuk sejumlah orang dan menganalisis tanggapan. Ia mengatakan bahwa ada tiga dimensi utama yang diperlukan untuk menjelaskan kepribadian, yaitu: • introversi-extraversion • Stabil-stabil • psychoticism.
The Big Five Personality Factors (lima faktor kepribadian) OPENNESS (Keterbukaan) CONSCIENTIOUSNESS (Sifat berhati-hati) EXTRA VERSION (Extravision) AGREEABLENESS (Keramahan) NEUROTICISM (Emosi yang stabil)
Traits,Situations, amd Culture (Sifat, Situasi, dan Budaya Melihat) Mischel menyimpulkan bahwa banyak tindakan sifat sendiri melakukan pekerjaan yang buruk memprediksi perilaku aktual. Sebagai contoh, sifat internal yang konsisten di seluruh situasi. terdiri dari, sifat internal yang konsisten di seluruh situasi dan waktu. Mischel berpendapat, kepribadian sering berubah dengan situasi. Biasanya ia menyebutnya Situasionisme, yang berarti bahwa kepribadian sering bervariasi dari satu konteks ke konteks lainnya.
Trait-Situation Interaction Menurut pandangan ini, kepribadian tergantung pada sifat dan situasi. Para peneliti mengklarifikasi hubungan antara sifat-sifat dan situasi. Contoh-contoh yang ditemukan para peneliti adalah: Sempit dan lebih terbatas sifat adalah, semakin besar kemungkinan akan memprediksi perilaku. Beberapa orang konsisten pada suatu sifat dan beberapa orang lain juga konsisten pada sifat lainnya.
Culture and Personality (Kebudayaan dan Kepribadian) Salah satu kemungkinan bahwa pengaruh budaya menciptakan perbedaan dalam sifat-sifat dasar. Penelitian lintas budaya baru-baru ini difokuskan pada sifat dari psikolog yang menggambarkan budaya di banyak negara Timur seperti Cina, Jepang, dan India sebagai lebih kolektif dari individualis, dan mereka menggambarkan banyak negara barat seperti Amerika Serikat sebagai lebih individualis dari kolektivis.
Penyesuaian Strategis Untuk Berinteraksi dengan Orang-orang dari Individualist dan CollectvistBudaya. Jika Anda datang dari budaya kolektivis dan Anda akan berinteraksi dengan seseorang dari budaya individualis dan, bagaimana Anda dapat berkomunikasi dengan orang yang lebih efektif? Beberapa strategi yang baik adalah sebagai berikut (Triandis, Brislin, & Hui 1988): 1. Pujian individu lebih dari digunakan untuk di budaya kolektivis Anda. Seseorang dari budaya individualis cenderung menjadi sangat bangga dengan prestasi nya. 2. Mengharapkan orang untuk menjadi lebih kompetitif daripada orang di budaya kolektivis Anda. Jangan merasa terancam jika individualis bertindak kompetitif. 3. Jangan ragu untuk berbicara tentang prestasi Anda. Anda tidak harus menjadi sederhana, tapi jangan membanggakan. 4. Mengharapkan bahwa orang dari budaya individualis tidak akan menjadi seperti yang melekat pada keluarganya dan keluarga besar seperti Anda. 5. Jangan berharap orang untuk memberikan prioritas tinggi untuk konsensus. Upaya untuk mengubah pandangan individualis dengan menghindari konfrontasi dan menekankan kerjasama yang tidak mungkin untuk bekerja karena mereka dalam budaya kolektivis Anda.
Jika anda datang dari seorang individualis dan Anda akan berinteraksi dengan seseorang dari budaya kolektivis, bagaimana Anda dapat berkomunikasi dengan lebih efektif? Berikut strategi efektif nya adalah; 1. Perhatikan keanggotaan kelompok orang tersebut. Seseorang dalam budaya kolektivis cenderung memiliki loyalitas kuat untuk kelompok ini dari yang Anda lakukan. Menghabiskan waktu mencari tahu tentang kelompok yang paling penting untuk kolektivis tersebut. 2. Jangan memprovokasi situasi kompetitif. Sebuah kolektivis cenderung merasa kurang nyaman dalam situasi kompetitif dari yang Anda lakukan. Jadilah sensitif tentang hal ini. 3. Jika Anda memiliki mengkritik kolektivis, melakukannya hanya secara pribadi, tidak di depan orang lain. 4. Memupuk hubungan jangka panjang. Sabar. Nilai kolektivis berurusan dengan "teman-teman lama"
Evaluating Trait Perspectives (Mengevaluasi Sifat Perspektif) sebagian besar psikolog di bidang kepribadian yang interaksionis. Mereka percaya bahwa kedua sifat dan situasi perlu diperhitungkan untuk memahami kepribadian (Mischel, 2004). Mereka juga setuju bahwa konsistensi dalam kepribadian tergantung pada jenis orang, situasi, dan perilaku sampel (Mischel, 2004; Pervin 2000; Swartz-Kulstad & Marti n, 2000). Misalkan Anda ingin menilai kebahagiaan Bob, seorang introvert, dan Jane, seorang extravert. Menurut sifat-situasi teori interaksi, Anda tidak bisa memprediksi siapa yang akan lebih bahagia kecuali Anda tahu sesuatu tentang situasi mereka. Bayangkan bahwa Anda mengamati mereka di dua situasi, di sebuah pesta dan di perpustakaan. Apakah Anda berpikir Bob atau Jane akan merasa lebih nyaman di pesta itu? Mana yang akan lebih banyak konten di perpustakaan? Jane, lebih mungkin untuk menikmati pesta; dan pendiam, Bob, adalah lebih mungkin untuk menikmati perpustakaan.
Personality Assessment Types of Assessment Projective Assessment Teknik asesmen yang berusaha mempelajari kepribadian melalui penggunaan stimulus, tugas, atau situasi yang relatif tidak terstruktur
Rorschach Inkblot Test Untuk mendeteksi masalah masalah psikologis. Gangguan pikiran Subjek diberikan materi kemudian diminta untuk merespon dengan cara mengeluarkan / menyampaikan apa yang pertama kali muncul dalam pikirannya atas stimulus tersebut.
Thematic Apperception Test ( TAT ) Morgan dan Murray mengetahui kognitif atau gambaran kepribadian secara umum dari seseorang. Subjek diminta untuk menyusun materi yang belum berbentuk menjadi suatu cerita/gambar . fokusnya adalah pada hasil subjek.
2. Self-Report Test Untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih.
Minnesota Muthiphasic Personality Inventory (MMPI) (Hathaway dan McKinley, 1942) Proses diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater Gangguan Anti sosial, gangguan seksual, depres,kebohongan dan sebagainya
Assessment of the Big Five Factors Paul Costa dan Robert McCrae Big Five digunakan untuk menggambarkan kepribadian seorang individu yang di deskripsikan dengan 5 kata atau label besar yaitu : 1. Neuroticism (N) 2. Extraversion (E) 3. Openness (O) 4. Agreeableness (A) 5. Conscientiousness (C) Kelima dimensi ini dapat diterapkan pada berbagai teknik penilaian tingkat kepribadian seseorang, tes objektif, dan observasi. Kelima faktor diatas adalah hasil dari perpaduan faktor – faktor trait dari tokoh – tokoh sebelumnya.
Behavioral and Cognitive Assessment Penilaian perilaku berdasarkan pengamatan perilkau individu secara langsung. Penilaian perilaku kepribadian memainkan peran penting dalam beberapa perawatan untuk gangguan psikologis.