MK :Manajemen Agrobisnis SKS : 2/1 Dosen : Dr. Ir. Rini Widiati, MS
Kuliah dan Praktikum Praktikum : ke perusahaan2 Peternakan Penilaian : UTS (bahan Kul 7 mgu pertama) : 30 % UAS (Bahan Kul 7 minggu terakhir) : 30 % Praktikum : 30 % Keaktifan/tugas/kuis : 10 % 100%
Topik : Minggu Ke 1 Tahap-tahap perkembangan pertanian menuju terbentuknya agrobisnis Pemahaman dan keterkaitan subsistem dalam kegiatan agrobisnis Efek Multiplier agrobisnis peternakan terhadap perekonomian nasional
Keluaran : Mahasiswa diharapkan mampu : Memahami dan menjelaskan konsep Agrobisnis Memahami dan menjelaskan keterkaitan subsistem pada industri peternakan Memahami dan menjelaskan peran agrobisnis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
Tahap-tahap perkembangan pertanian menuju terbentuknya agrobisnis Menurut sejarah : pada jaman dahulu orang bertani/ berternak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri, dalam perkembangan semakin meningkatnya jumlah penduduk orang mulai meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan mayarakat luas dan didistribusikan melalui pasar .
Penduduk bertambah banyak…… pangan yang dibutuhkan juga bertambah banyak Untuk memenuhi pangan yang terus bertambah …….. Membutuhkan produk dengan jumlah yang banyak Untuk memproduksi produk/pangan dalam jumlah banyak membutuhkan tambahan sarana produksi/input…… maka muncululah para pemasok sarana produksi
Selanjutnya dalam perkembangan maka pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian/peternakan menjadi semakin jelas, yaitu: kegiatan pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu, kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian-peternakan dalam arti sempit, kegitan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir dan pemasaran hasil – hasilnya. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian yang meliputi seluruh kegiatan usaha dan berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian yang saling terkait dan mendukung , keseluruhannya disebut sistem “Agribisnis”
Gambar : Sejarah Perkembangan Pertanian Menuju Agribisnis DALAM NEGERI EKSPOR PEMASARAN PENGOLAHAN (Sederhana) MENGUMPUL / BERBURU / MENANGKAP BUDIDAYA Tanaman Hewan Ikan PENGADAAN SAPROTAN II III IV Fase : I Menghasilkan Macam – Macam Kebutuhan KEBUTUHAN SENDIRI Tidak pakai saprotan Saprotan dari dalam pertanian Spesialisasi Komoditi KEBUTUHAN SENDIRI DAN PASAR Saprotan masih dari dalam pertanian Spesialisasi Komoditi dan Fungsi dalam Sistem Agribisnis UNTUK PASAR (DIJUAL) Saprotan dari luar pertanian Gambar : Sejarah Perkembangan Pertanian Menuju Agribisnis
Pemahaman dan keterkaitan subsistem dalam kegiatan agrobisnis Ruang lingkup Agribisnis dapat diringkas sebagai berikut : Pembuatan dan penyaluran dari berbagai sarana produksi (farm supplies) yang diperlukan untuk kegiatan budidaya pertanian. Kegiatan budidaya atau produksi komoditi pertanian dalam usahatani (production on the farm), dan Penyimpanan dan pengolahan berbagai komoditi pertanian dan produk – produk yang memakai komoditi pertanian sebagai bahan baku. Pemasaran atau penyampaian produk – produk pertanian kepada konsumen akhir.
Gambar . Sistem Agribisnis Subsistem : SARANA PRODUKSI BUDIDAYA PENGOLAHAN PEMASARAN KONSUMEN Sub sistem pendukung (Penyedia jasa agribisnis) : Perkreditan Transportasi Pergudangan Litbang Pendidikan SDM Kebijakan ekonomi dll Gambar . Sistem Agribisnis
Agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu : (1) Sub-sistem hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri yang menghasilkan barang – barang modal bagi pertanian, seperti industri perbenihan/pembibitan tanaman dan ternak industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak), industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); (2) Sub-sistem budidaya pertanian-peternakan (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan); (3) Sub-sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan./minuman, industri pakan, industri barang – barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi dan pemasaran ; serta (4) Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi.
Efek Multiplier agrobisnis peternakan terhadap perekonomian nasional Peranan sektor pertanian terhadap perokonomian Indonesia antara lain dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB), disamping dalam menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Agribisnis akan mampu memberikan multiplier dalam menyediakan lapangan pekerjaan, yakni dari berbagai sub sistem dalam sistem agribisnis secara keseluruhan
Tabel 1.1. Gambaran Kontribusi Pertanian, Peternakan Terhadap Perekonomian Nasional Tahun Kontribusi PDB pertanian terhadap PDB nasional (%) Kontribusi PDB peternakan terhadap pertanian (%) Penyerapan TK pertanian (juta jiwa) Konstribusi PDB industri terhadap PDB Nasional (%) 1969 37,6 na 24,9 9,2 1975 8,82 1985 10,59 1992 21 1994 17,3 36,5 2008 13,7 15,94 41,3 26,8 Keterangan : na (data tidak tersedia) Sumber : Sinaga, 1997; Syam dan Dermorejo, 2000; Statistik Peternakan, 2010
Sejarah ekonomi Indonesia menunjukkan struktur perekonomian mengalami perubahan yang cukup mengesankan. Jika pada tahun 1969 (awal Pelita I) kontribusi sektor pertanian pada PDB sebesar 37,6% dan menyerap tenaga kerja sebesar 24,9 juta jiwa, maka pada tahun 1994 (akhir Pelita V) kontribusi sektor pertanian telah turun menjadi 17,3% namun ada peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu menjadi 36,5 juta jiwa. Sementara kontribusi sektor Industri tumbuh dengan pesat, yaitu 9,2% pada tahun 1969 menjadi 21% pada tahun 1992. Sub sektor peternakan pada tahun – tahun tersebut mempunyai peranan yang meningkat kontribusinya terhadap PDB pertanian. Apabila pada tahun 1975 sub sektor peternakan mempunyai kontribusi terhadap PDB pertanian sebesar 8,82% maka pada tahun 1985 meningkat menjadi 10,59%. Namun demikian, pada tahun 1998 kontribusinya menurun disebabkan pada waktu itu Indonesia dilanda krisis moneter Selanjutnya pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia terus menurun dan tinggal menjadi 13,7% namun menyerap tenaga kerja yang semakin meningkat, yaitu menjadi sebesar 41,3 juta jiwa. Kontribusi PDB sub sektor peternakan terhadap sektor pertanian meningkat menjadi 15,94%, sementara sektor Industri pengolahan mempunyai kontribusi 26,8%.
Tujuan pembangunan industri di Indonesia pada umumnya, dan agroindustri khususnya antara lain adalah: meningkatkan nilai tambah produk – produk pertanian-peternakan, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan meningkatkan pertumbuhan industri itu sendiri. Oleh karena itu agribisnis secara menyeluruh sangat berperan dalam perekonomian nasional dan menjadi tumpuhan kerja yang terus meningkat bagi masyarakat. Dengan demikian setiap aktivitas agribisnis perlu di kelola agar secara kolektif memberikan peran yang nyata terhadap perekonomian nasional khususnya sektor pertanian secara luas.
Konsep Manajemen Agribisnis Tugas : pelajari konsep Manajemen Agrobisnis dalam buku Manajemen Agribisnis : Rini Widiati dan Tri AK, 2013
Soal latihan Mengapa dalam dunia usaha pertanian/peternakan berkembang sistem agribisnis. Dalam sistem usaha agribisnis secara menyeluruh mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian nasional dan menjadi tumpuhan kerja yang terus meningkat bagi masyarakat. Jelaskan mengapa demikian ! Jelaskan konsep dalam manajemen/mengelola agribisnis.