MATERIALITAS, RESIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT Dr. Hardiwinoto, SE., M.Si.
MATERIALITAS ” besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut ”. (SPAP-IAI)
Auditor mempertimbangkan materialitas digunakan untuk perencanaan audit dan pengevaluasian akhir laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan Keuangan mengandung salah saji material dapat dilihat dari beberapa: Penerapan yang keliru PABU Penyimpangan Fakta Penghilangan Informasi
Pertimbangan Materialitas auditor dapat dilihat dari: Ukuran & Karakteristik Kondisi Kebutuhan informasi Materialitas dalam perencanaan audit: Materialitas tingkat laporan keuangan Materialitas tingkat saldo akun
Materialitas Tingkat Laporan Keuangan Laba Rugi: Total pendapatan Laba operasional Laba bersih Neraca : Total aktiva Aktiva lancar Modal kerja Ekuitas pemegang saham
Pertimbangan Materialitas Materialitas dalam Laporan Keuangan menjadi penting diperhatikan oleh auditor disebabkan: Laporan keuangan saling terkait. Prosedur auditing dipergunakan lebih dari satu laporan yang ada dalam laporan keuangan, dimana saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Pertimbangan Materialitas Kuantitatif Kualitatif Salah saji yang secara kuantitaif tidak material, mungkin secara kualitatif akan menjadi material.
Materialitas Tingkat Saldo Akun “salah saji yang bisa ada dalam suatu saldo rekening (akun) yang dipandang sebagai salah saji material” Over/under statement Akun VS Materialitas Akun
Cara pengalokasian materialitas “Akun yang secara individu tidak material, bila diakumulasikan dapat menjadi material secara kumulatif pada tingkat laporan keuangan.” Pengalokasian materialitas pada akun-akun dalam laporan keuangan ditekankan pada akun neraca. Cara pengalokasian materialitas Besar relatif akun Besar variable akun Pertimbangan profesional “Materialitas akun berhubungan terbalik dengan bukti”
Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit Hal-hal yang dapat mempengaruhi auditor dalam menentukan besarnya materialitas: Faktor individu auditor Faktor eksternal perusahaan Tingkat pengaruh suatu akun Faktor kondisi KAP Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit Materialitas menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan (kuantitas) bukti audit. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik).
“Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya , tidak memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.” Auditor mempertimbangkan resiko audit dalam: Perencanaan audit Pengevaluasian akhir “Semakin kecil resiko audit, semakin banyak dan semakin intensif prosedur audit yang akan diterapkan”
Tipe Resiko Audit: Tipe I Tipe II Resiko Bawaan Resiko Pengendalian Tipe II Resiko Deteksi Tidak Dapat Dikendalikan Oleh Auditor Dapat Dikendalikan Auditor
Resiko Bawaan Faktor Penentu Resiko Bawaan secara umum Profitabilitas Jenis usaha & sensitifitas operasi Masalah kelangsungan usaha Sifat, penyebab dan jumlah salah saji tahun sebelumnya Integritas, reputasoi & pengetahuan tentang akuntansi dari manajemen
Faktor Penentu Resiko Bawaan pada suatu akun: Akuntabilitas akun atau transaksi Kerumitan masalah akuntansi yang terkait Sifat, penyebab dan jumlah salah saji yang dideteksi pada tahun sblmnya
Resiko Pengendalian Terkait dengan efektifitas Struktur Pengendalian Interen 2 macam resiko pengendalian : Actual level of control risk Assessed level of control risk Auditor dapat mengkontrol resiko pengendalian dengan cara memodifikasi: Prosedur yang akan membantu memahami SPI Prosedur-prosedur yang digunakan untuk pengujian pengendalian
Controlable by Auditor Resiko Deteksi “Tergantung atas penetapan auditor terhadap resiko audit, resiko bawaan, resiko pengendalian” RA RD RB/RP RD Resiko Deteksi Controlable by Auditor
Perbedaan mendasar Resiko Bawaan & Pengendalian dengan Resiko Deteksi ? Jenis Resiko Deteksi : Analitis Review Risk Substantif Test Risk
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN RESIKO AUDIT HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN RESIKO AUDIT. AR = IR X CR X DR AR : Resiko Audit ( Audit Risk ) IR : Resiko Bawaan ( Inherent Risk ) CR : Resiko Pengendalian( Control Risk ) DR : Resiko Deteksi ( Detection Risk ) Resiko deteksi merupakan resiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Oleh karena itu , sudut pandang model tersebut dialihkan ke resiko deteksi menjadi : DR = AR : ( IR x CR )
HUBUNGAN TINGKAT KEYAKINAN DENGAN KOMPONEN RESIKO. Resiko audit mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat keinginan kepastian / keyakinan. Semakin besar / tinggi tingkat keinginan kepastian ( contidence level ) maka semakin kecil / rendah resiko audit. Dari tiga komponen tersebut antara resiko bawaan dan resiko pengendalian dengan resiko deteksi berhubungan terbalik. Semakin tinggi resiko bawaan dan atau resiko pengendalian semakin rendah resiko deteksi. Dengan demikian hubungan searah terjadi antara tingkat keinginan kepastian dengan tingkat resiko bawaan dan resiko pengendalian. Hal yang sama antara tingkat resiko deteksi dengan tingkat resiko audit keseluruhan.
Tingkat Keinginan Kepastian ( kualitatif ) Prosentase Resiko ( kuantitatif ) Resiko Bawaan Resiko Pengendalian Rendah 0,8 0,3 Sedang 0,9 0,6 Tinggi 1
Hub. Materialitas, Resiko Audit & Bukti Audit Tingkat Materialitas
STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN Primarily substantive approach. Lower assessed level of control risk approach Pemilihan strategi didasarkan atas pertimbangan : Planned assessed level of control risk Pemahaman auditor atas SPI Test of control dalam menentukan resiko pengendalian Planned assessed level of substantif test