KOROSI (CORROSION)
KOROSI (CORROSION) Definisi: adalah perusakan/penghancuran material karena adanya reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya. Korosi terdiri dari : 1. Korosi kering (dry corrosion) 2. Korosi basah (wet corrosion)
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan korosi suatu material adalah: Elektro kimia Kimia fisika Metalurgi KETAHANAN KOROSI Thermodinamika
Penggolongan Korosi: 1. Uniform/general attack (korosi umum) 2. Galvanic corrosion (korosi galvanis) 3. Crevice corrosion (korosi celah) 4. Pitting corrosion (korosi sumur) 5. Intergranular corrosion (korosi batas butir) 6. Selective leaching (korosi selectif) 7. Erosion corrosion (korosi erosi) 8. Stress corrosion (korosi tegangan)
1. Uniform/general attack (korosi umum) Korosi yang umum terjadi pada baja. Akibat adanya reaksi kimia atau elektro kimia yang merata pada permukaan logam Pencegahannya : a. penggunaan material yang tepat dan pelapisan (coating), b. inhibitor (suatu zat yang ditambahkan dalam konsentrasi yang kecil ke lingkungan untuk menurunkan laju korosi), c. proteksi katodik.
2. Galvanic corrosion (korosi galvanis) Terjadi akibat adanya beda potensial antara dua benda yang terhubung secara elektrolit. Logam yang ketahanan korosinya kurang: anodik logam yang ketahanan korosinya tinggi : katodik
Proteksi katodik (cathodic protection) Contoh: galvanisasi (pelapisan) dengan Zn (seng) pada baja. Baja dilapisi Zn bukan karena Zn memiliki ketahanan korosi yang tinggi tetapi karena Zn diumpankan agar terkorosi terlebih dahulu. steel Tin (Sn) Zn terkorosi anoda katoda
Korosi galvanis dapat terjadi pada: 1. Sel elektroda yang tidak sama, contoh : pipa tembaga dan pipa baja. 2. Sel dengan temperatur yang berbeda (differential temperature). Hal ini terjadi pada : heat exchanger, boiler, immersion heater 3. Concentration sell (sel konsentrasi), yaitu material yang diletakkan pada konsentrasi larutan yang berbeda. 4. Differential aeration cell (sel konsentrasi oksigen), yaitu terjadi perbedaan konsentrasi oksigen.
3. Crevice corrosion (korosi celah) Daerah yang kemungkinan terkena korosi. Korosi lokal yang sering terjadi pada celah atau daerah yang dilindungi. Penyebabnya: adanya larutan yang terjebak pada lubang dari permukaan gasket, lap joint, atau kotoran yang terjebak dibawah baut atau pada kepala rivet. Pencegahannya: sangat sulit. Cara lain dengan mengkondisikan dalam kelembaban yan rendah (low humadity) Cara pencegahannya.
4. Pitting corrosion (korosi sumur) Serangan korosi mengakibatkan terjadinya lubang-lubang pada logam. Diameter lubang relatif kecil. Jenis korosi yang sangat berbahaya karena sulit untuk mendeteksi dan mengukurnya secara kuantitatif. Pencegahannya dengan memilih material yang tahan terhadap korosi sumur.
5. Intergranular corrosion (korosi batas butir) Korosi yang terjadi akibat adanya : ketidakmurnian di batas butir. bertambahnya salah satu dari elemen paduan di batas butir. pengurangan salah satu elemen paduan di batas butir. Contoh peristiwa sensitasi (sensitizing).
6. Selective leaching (korosi selectif) Penghilangan satu elemen dari suatu paduan padat melalui proses korosi. Contoh: 1. Penghilangan Zn pada paduan brass (kuningan) 2. Penghilangan Al, atau Co atau Fe atau Cr dari paduannya. Pencegahannya: mengurangi zat-zat yang agresif pada fluida kerja, proteksi katodik, mengurangi unsur yang terkorosi, misalnya red brass (15% Zn)
7. Erosion corrosion (korosi erosi) Proses korosi yang dipercepat dengan adanya gesekan antara fluida korosif dengan permukaan logam. Pencegahannya: Pelapisan (coating) dengan permukaan yang keras. Proteksi katodik.
8. Stress corrosion (korosi tegangan) Sering juga disebut stress corrosion cracking, yaitu retak (crack) yang disebabkan oleh tegangan tarik (tensile stress) dan korosi yang spesifik. Contoh : hydrogen embrittlement Pencegahannya: proteksi katodik, menurunkan beban/tegangan yang bekerja, menghilangkan zat-zat yang korosif, pelapisan (coating), shot-peening atau shot-blasting untuk menghasilkan tegangan sisa tekan.
Kontrol terhadap korosi PENCEGAHAN KOROSI Korosi dapat dikontrol dengan berbagai cara. Pertimbangan utama adalah masalah ekonomi, terutama akibat yang ditimbulkannya . Kontrol terhadap korosi Pemilihan material: Logam Non logam Coating (pelapisan): Organik Non organik Disain: menghindari konsentrasi tegangan menghindari kontak dengan logam tidak sejenis menghindari adanya jebakan air Proteksi kotodik dan anodik Kontrol lingkungan. (temperatur, konsentrasi oksigen dll).