PROSES BIOFARMASETIKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Perilaku dan Transportasi Polutan di Lingkungan Laut
CARA PEMBERIAN OBAT.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
Kristalisasi.
TABLET By : Dewi Rashati, M. Farm., Apt AKADEMI FARMASI JEMBER.
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
KONSEP LARUTAN.
DEWI RASHATI, M.FARM., APT AKADEMI FARMASI JEMBER BAGIAN FARMASETIKA
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
edited by : ESTI DYAH UTAMI, M.Sc., Apt.
FARMAKOLOGI.
ASPEK KIMIA MEDISINAL NASIB OBAT DALAM TUBUH
Biofarmasi sediaan obat yang diberikan secara optalmik (melalui mata)
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
BIOAVAILABILITAS OBAT. REZA REZIANA ENDAH H. U. LAPOTULO WAHYU PORMAN N. SIAHAAN UMI KALSUM KEL.
Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171.
PEMBENTUKAN LARUTAN dan KONSENTRASI LARUTAN
MUDUL6 KOLOID DAN LARUTAN
Larutan.
Kuliah FTS CSP tanggal 5 Februari 2012
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Larutan.
Kristalisasi.
RUTE-RUTE PEMBERIAN OBAT
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
PENGANTAR FARMAKOLOGI
Dr. M. Yulis Hamidy, MKes, MPdKed
FTS CSP (absorbsi percutan dan transdermal)
EKSTRAKSI PELARUT (herbal extraction)
SEDIAAN TETES MATA STERIL atropine
RUTE-RUTE PEMBERIAN OBAT
STOIKIOMETRI Disusun Oleh Kelompok 2 Nama: Rizkiah Surahman
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Formulasi SNEDDS formula 7
Laju Reaksi Marselina woen, S.Si.
BIOAVAILABILITAS OBAT “KETERSEDIAAN HAYATI OBAT”
Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
Pembuatan Sediaan Obat Semi Padat
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Pembuatan Sediaan Obat Cair
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Penyimpanan Obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan peruraian, terhindar pengaruh udara, kelembaban, panas dan cahaya. Obat yang mudah menguap.
Oleh: Siti Hajar Nur Safita
SEDIAAN PADAT TABLET : - Tablet Inti, Tablet Salut, Tablet Effervescent, Tablet Kunyah, Tablet Hypodermik, KAPSUL: - Kapsul Keras, Kapsul Lunak (Gelatin,
Ahmad Farih Azmi, S.Kep., Ns, M.Si. Pengantar Kimia Farmasi.
MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORBSI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI OBAT
Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT
Kimia Dasar (Eva/Zulfah/Yasser)
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
PENDAHULUAN Tujuan pemberian sediaan parenteral : 1. Pemberian obat pada keadaan mendesak 2. Zat aktif tidak dapat diserap oleh saluran cerna 3.Obat yang.
Sediaan Larutan Teknologi Sediaan Liquid & Semisolid.
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
ABSORBSI DARI GASTROINTESTINAL
FORMULASI SEDIAAN LARUTAN
PREFORMULASI SEDIAAN LIQUID & SEMISOLID
BIOFARMASETIKA By : Agus Winarso Nama: NIM :.
LARUTAN Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau serba sama (homogen) disebut dengan Larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari.
Applied Biopharmacetic
Mekanisme Absorbsi.
BIOFARMASETIKA Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA.
MATA KULIAH TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID DOSEN PENANGGUNG JAWAB YUSNITA USMAN, S.Si., M.Si., Apt. BOBOT (JUMLAH SKS) 1 T, 3 P ( 4 SKS) LARUTAN.
SALEP LUKA BAKAR. LATAR BELAKANG Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Ratna Permana Sari, MSc., Apt.
Transcript presentasi:

PROSES BIOFARMASETIKA MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA PROSES BIOFARMASETIKA Awal. P. Kusumadewi., M.Sc., Apt B2P2TOOT awalmadewa@gmail.com

Bagaimana Obat Diberikan ? Obat tidak diberikan sebagai bahan kimia obat murni, tetapi diformulasi dalam bentuk sediaan (produk obat) Produk obat meliputi bahan obat aktif dan bahan tambahan pilihan (excipient) Produk obat dirancang untuk menyampaikan obat pada efek lokal ataupun sistemik. Rancangan dan formulasi produk obat memerlukan pemahaman menyeluruh tentang prinsip biofarmasetika pelepasan obat

Biofarmasetika dan Bioavailabilitas Biofarmasetika meliputi studi pengaruh in vitro sifat fisikokimia obat dan produk obat terhadap pelepasan obat ke dalam tubuh di bawah kondisi normal maupun patologik Perhatian utama dalam biofarmasetika adalah bioavailabilitas obat Bioavailabilitas = ukuran laju dan jumlah obat aktif yang tersedia pada tempat kerjanya

Biofarmasetika dan Bioavailabilitas perubahan bioavailabilitas mempengaruhi perubahan farmakodinamika dan toksisitas obat Biofarmasetika mengatur pelepasan obat dari produk obat dalam suatu cara sedemikian rupa sehingga memberikan aktivitas terapetik optimal dan keamanan bagi pasien

Hal yang dipertimbangkan Sifat fisika dan kimia substansi obat Rute pemberian obat, termasuk sifat anatomik dan fisiologik dari tempat pemberian (oral, topikal, injeksi, implan, transdermal, dan lain-lain) Efek farmakodinamik yang diinginkan (aktivitas cepat atau jangka panjang) Sifat toksikologik obat Keamanan bahan penambah Pengaruh bahan penambah dan bentuk sediaan terhadap pelepasan obat.

Rute pemberian obat Lullman, et al. Color Atlas of Pharmacology, 2nd ed., Thieme Stuttgart, NY, 2000, avalable as pdf file

Liberasi/disintegrasi Tahapan absorbsi obat Obat dalam produk obat Partikel obat padat Liberasi/disintegrasi Dissolusi Obat dalam larutan Obat dalam tubuh Absorbsi

TAHAP PEMBATAS LAJU DALAM ABSORBSI Dalam proses disintegrasi, dissolusi, dan absorbsi obat, laju obat mencapai sirkulasi sistemik ditentukan oleh tahap yang paling lambat dalam urutan proses tersebut. Tahap yang paling lambat disebut tahap pembatas laju (rate-limiting step) Kecuali untuk produk lepas terkendali, disintegrasi biasanya lebih cepat daripada dissolusi dan absorbsi obat. Untuk obat dengan kelarutan air yang sangat rendah, laju dissolusi sering menjadi tahap paling lambat Untuk obat dengan kelarutan air yang tinggi, laju dissolusi cepat dan laju obat melintasi atau mempermeasi membran sel menjadi tahap paling lambat.

Pertimbangan untuk bioavailabilitas yang dikehendaki Jenis produk obat (larutan, suspensi, suppositoria) Sifat eksipien dalam produk obat Sifat fisikokimia molekul obat Rute pemberian obat

Dissolusi dan Solubilitas Dissolusi (pelarutan) = proses terlarutnya substansi obat padat (solute) di dalam pelarut (solvent) Kelarutan = massa (solut) yang larut dalam sejumlah tertentu massa atau volume solvent pada suhu tertentu misalnya, 1 g NaCl larut dalam 2,786 mL air pada suhu 25C SIFAT DINAMIS SIFAT STATIS

KELARUTAN Istilah Kelarutan Jumlah Bagian Pelarut Yang Diperlukan Untuk Melarutkan 1 Bagian Zat Sangat mudah larut Kurang dari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1.000 Sangat sukar larut 1.000 sampai 10.000 Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Persamaan NOYES-WHITNEY Dissolusi berawal dari dissolusi obat pada permukaan partikel padat, Terbentuk larutan jenuh di sekitar partikel tersebut. Obat yang terlarut dalam larutan jenuh itu, yang dikenal sebagai lapisan stagnan, Difusi ke dalam sejumlah besar solven dari konsentrasi obat yang tinggi ke yang konsentrasi rendah. D = tetapan laju difusi, A = luas permukaan partikel, Cs = konsentrasi obat (setara dengan kelarutan obat) di dalam larutan stagnan, C = konsentrasi obat di dalam pelarut, h = kekentalan lapisan stagnan

Faktor-2 yg pengaruhi dissolusi obat dari sediaan oral padat Sifat fisikokimia substansi obat aktif Sifat eksipien Metode pembuatan

Sifat Fisikokimia yang Diperhatikan dalam Perancangan Produk Obat Profil pKa dan pH Perlu untuk kestabilan dan kelarutan optimum produk akhir Ukuran partikel Dapat mempengaruhi kelarutan obat sehingga mempengaruhi laju dissolusi produk Polimorfisme Kemampuan obat untuk berada dalam berbagai bentuk kristal dapat mengubah kelarutan obat. Demikian juga, kestabilan dari masing-masing bentuk adalah penting, karena polimorfisme dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Higroskopisitas Absorbsi kelembaban dapat mempengaruhi struktur fisik dan kestabilan produk Koefisien partisi Dapat memberikan petunjuk afinitas relatif obat terhadap minyak dan air. Obat yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap minyak akan mengalami peleasan yang kurang dan dissolusi dari produk obat. Interaksi eksipien Kecocokan eksipien dengan obat dan unsur-unsur yang dalam jumlah kecil dalam eksipien dapat mempengaruhi kestabilan produk. Penting untuk mengetahui spesifikasi semua bahan baku. Profil kestabilan pH Kestabilan larutan sering dipengaruhi oleh pH pembawa. Lebih dari itu, karena pH dalam lambung dan usus berbeda, maka pengetahuan tentang profil kestabilan dapat membantu menghindari atau mencegah degradasi produk selama penyimpanan dan setelah pemberian.

Polimorfisme, Solvat, dan Absorbsi Obat Polimorfisme = susunan substansi obat dalam berbagai bentuk kristal atau polimorf. Deskripsikan bentuk-bentuk polimorf, solvat, dan amorf, serta solvat yang terdesolvasi. Bentuk amorf adalah bentuk nonkristal, Solvat adalah bentuk yang mengandung pelarut (solvat) atau air (hidrat), Solvat terdesolvasi adalah bentuk yang dibuat dengan menghilangkan pelarut dari solvat.

Polimorfisme Kloramfenikol Polimorf memiliki struktur kimia yang sama tetapi sifat fisikanya berbeda, seperti kelarutan, kerapatan, kekerasan, dan karakteristik kompressinya Kloramfenikol, memiliki beberapa bentuk kristal, dan bila diberikan secara oral dalam sediaan suspensi, maka konsentrasi obat di dalam tubuh diketahui tergantung pada persen polimorf  dalam suspensi. Bentuk  lebih mudah larut dan terabsorbsi lebih baik

Perbandingan rata-rata kadar serum darah yang diperoleh dari pemberian suspensi kloramfenikol palmitat yang mengandung variasi rasio polimorf  dan , dari pemberian dosis oral tunggal yang setara dengan 1,5 g kloramfenikol. Persentase yang tercantum pada setiap kurva adalah persen polimorf  dalam suspensi