Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171."— Transcript presentasi:

1 Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171

2 Faktor-faktor Stabilitas Suspensi 1. Laju sedimentasi Laju sedimentasi partikel bentuk bulat pada suspensi dinyatakan menurut hukum Stokes 5/30/20172

3 Dari rumus disamping bermakna bahwa : a.Semakin kecil ukuran partikel laju pengendapan suspense akan semakin lambat b.Semakin tinggi viskositas maka kecepatan pengendapan akan semakin berkurang c.Selisih massa jenis yang semakin kecil menyebabkan kecepatan pengendapan juga semakin lambat HUKUM STOKES 5/30/20173

4 Suspensi yang mengendap harus dapat menghasilkan endapan yang mampu rata kembali bila dikocok, hal ini merupakan suatu persyaratan dari sediaan suspensi yang ideal. Pengendapan terjadi akibat adanya tegangan antar permukaan zat padat dengan zat cair. Jika tegangan antar permukaan zat padat > tegangan permukaan zat cair maka  mengendap 5/30/20174

5 2. Viskositas Jika pada suspensi proses sedimentasi tidak dapat dicegah, maka dipilih suatu bahan pendispersi dengan sifat rheologis tertentu, yang tidak memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi. Diupayakan agar proses sedimentasi ataupun proses lain yang dapat mempengaruhi homogenitas sediaan seperti flokulasi, dapat dihambat. Hal itu dapat diatasi dengan penambahan stabilisator yang mempertinggi viskositas sediaan. Akan tetapi daya alir suspensi (terutama pada suspensi peroral) tetap dipertahankan. Untuk meningkatkan viskositas digunakan bahan lendir makromolekuler, seperti metilselulosa, hidroksi etilselulosa, natrium karboksi metilselulosa 5/30/20175

6 3. Volume sedimentasi Volume sedimentasi yaitu mempertimbangkan rasio tinggi akhir endapan(Hu) terhadap tinggi awal (Ho) pada waktu suspensi mengendap dalam suatu kondisi standar. F = Hu/Ho Makin besar fraksi ini, makin baik kemampuan suspensinya 3. Volume sedimentasi Volume sedimentasi yaitu mempertimbangkan rasio tinggi akhir endapan(Hu) terhadap tinggi awal (Ho) pada waktu suspensi mengendap dalam suatu kondisi standar. F = Hu/Ho Makin besar fraksi ini, makin baik kemampuan suspensinya 5/30/20176

7 7

8 8

9 6. Ukuran partikel Availabilitas fisiologis dan efek terapi dari zat aktif mungkin dipengaruhi oleh perubahan dalam ukuran partikel. Ukuran partikel ditentukan secara mikroskopis. Metode ini menggunakan suspensi encer yang dihitung dengan bantuan kisi lensa okuler 5/30/20179

10 Dalam proses pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tidak larut di dalam cairan pembawa adalah langkah yang paling penting, Sering terjadi sukarnya mendispersi serbuk karena adanya udara, lemak dan kantaminan lainnya, serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi walaupun BJ-nya besar mereka mengambang/terapung pada permukaan cairan 5/30/201710

11 Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan. 5/30/201711

12 Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat. Fungsinya menurunkan tegangan permukaan zat padat dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi. Contoh : gliserin, propilenglikol, sirop simplek, PEG,dll Konsentrasi surfaktan yang digunakan sebaiknya rendah karena bila terlalu tinggi dapat terjadi solubilisasi, busa dan memberikan rasa yang tidak enak Selain itu, fungsi humektan adalah untuk menekan laju Pertumbuhan kristal Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan/humektan. 5/30/201712

13 Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi : Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit Pilih bentuk kristal obat yang stabil Cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan ukuran partikel Gunakan pembasah Gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gom, dan lain-lain yang akan membentuk lapisan pelindung pada partikel Viskositas ditingkatkan Cegah perubahan suhu yang ekstrim 5/30/201713

14 PENGAWET Pengawet sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk pemakaian berulang (multiple dose). Pengawet yang sering digunakan antara lain : Metil / propil paraben ( 2 : 1 ad 0,1 – 0,2 % total) Asam benzoat / Na- benzoat Chlorbutanol / chlorekresol (untuk obat luar / mengiritasi) Senyawa amonium(amonium klorida kuarterner) → OTT dengan metil selulosa 5/30/201714

15 PENDAPAR Fungsi : 1. Mengatur pH2. Memperbesar potensial pengawet3. Meningkatkan kelarutan 4. Dapar yang dibuat harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan pH. 5. Pemilihan pendapar yaitu dengan pendapar yang pKa-nya berdekatan dengan pH yang diinginkan 6. Pemilihan pendapar harus mempertimbangkan inkompatibilitas dan toksisitas. Dapar yang biasa digunakan antara lain dapar sitrat, dapar posfat, dapar asetat. 5/30/201715

16 ACIDIFER Fungsi : Mengatur pH Meningkatkan kestabilan suspensi Memperbesar potensial pengawet Meningkatkan kelarutan Acidifier yang biasa digunakan pada suspensi adalah asam sitrat. 5/30/201716

17 Prosedur Pembuatan Suspensi : 1.Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup. 2.Bahan aktif dan eksipien ditimbang. 3.Bahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam formula contoh adalah Na CMC) dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na terbasahi, lalu aduk dengan cepat. 4.Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks yang dibuat dengan jalan (FI III hal 567) melarutkan 65 bagian sukrosa dalam larutan metil paraben 0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis. 5/30/201717

18 5.Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan. 6.Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer 7.Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen. 8.Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan adkan dengan air sampai dengan (1760 + 110A) mL (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran bahan dalam matkan). 9.Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara 100 mL. 5/30/201718

19 Evaluasi Sediaan Suspensi Evaluasi Fisika 1.Distribusi ukuran partikel 2.Homogenitas 3.Volume sedimentasi dan kemampuan redispersi 4.Bj sediaan dengan piknometer 5.Sifat aliran dan viskositas dengan Viskosimeter Brookfield 6.Volume terpindahkan 7.Penetapan pH 8.Kadar air (hanya untuk suspensi kering) : 9.Penetapan waktu rekonstitusi (hanya untuk suspensi kering ) 5/30/201719

20 Evaluasi Kimia 1.Keseragaman sediaan (FI IV, hal 999) 2.Penetapan kadar (sesuai monografi masing- masing) 3.Identifikasi (sesuai monografi masing-masing) 4.Penetapan kapasitas penetralan asam (KPA) hanya untuk sediaan suspensi antasida 5/30/201720

21 Evaluasi Biologi 1.Uji potensi (untuk antibiotik) (FI IV, hal 891- 899) 2.Uji batas mikroba (untuk suspensi antasida) (FI IV, hal 847-854) 3.Uji efektivitas pengawet (FI IV, hal 854-855) 5/30/201721

22 Pengemasan dan Penandaan Sediaan Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin' distribusi zat padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan seragam. Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu". 5/30/201722


Download ppt "Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google