KONSEP INDEKS DAYA SAING DI DAERAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kajian Implementasi Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud Jenjang S2 dan S3 Dalam dan Luar Negeri.
Advertisements

Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Pokja. Program ini dimaksudkan dapat bersentuhan langsung dengan kebutuhan minimal masyarakat maupun stake holders dalam rangka meningkatkan kepercayaan.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bab 2 Model, Strategi, dan Roadmap e-Government
PEMBANGUNAN INOVASI INKLUSIF
Innovation in Service Journal Review Nanotechnology for enhancing food security in India Nanoteknologi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di India Oleh.
ANALYSIS of NATIONAL INNOVATION SYSTEMS
PROGRAM UNDIKSHA (BIDANG AKADEMIK) 2018
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
Struktur Ekonomi Jawa Timur, 2016
Analisis Eksternal Perusahaan
Mekanisme Penilaian ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2017
KONTRAK DAN INDIKATOR KINERJA 2018 KONTRAK KINERJA UPI DAN IKU/IKK
RENSTRA DAN RENOP BERDASARKAN EVALUASI DIRI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI
Kebijakan Pendidikan Tinggi Prof. Munawar Ketua LP3M-UB
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
Mekanisme Penilaian ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2016
Kapita Selekta IKA UNS 21 November 2015.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PENYUSUNAN MODEL PENGUKURAN INDEKS INOVASI DAERAH
INFORMASI TEKNIS SEKRETARIS DITJEN BELMAWA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DISAMPAIKAN DALAM RAPAT KOORDINASI NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL.
HIBAH PENELITIAN PASCA SARJANA (PPS)
HIBAH PENELITIAN KERJA SAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI)
Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat
KESIMPULAN SINGKAT RAKERNAS 2017
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
PENGUATAN GOOD GOVERNANCE AND GREEN UNIVERSITY UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DAN REKOGNISI INTERNASIONAL RAPAT DINAS KELEMBAGAAN Gedung Ahmad Sanusi 13.
POLICY FOCUS AREAS.
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN
OLEH: Dr. Faizul Ishom, M.Eng
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL : KEUNGGULAN KOMPETITIF
KONSEP ILMU EKONOMI RO’I SATIN JANNAH A / H FKIP AKUNTANSI.
TIPS AND TRICK Imas Soemaryani
POTENSI DAN KENDALA IMPLEMENTASI INOVASI DAERAH
INOVASI PELAYANAN PUBLIK
Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia tahun 2017
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Penyusunan Kegiatan dan Anggaran Tahun 2019
RE-BRANDING DAN PENGUATAN MUTU PT
Sasaran, Indikator & Program Program Studi Magister Keperawatan
BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN.
PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
Kebijakan Umum RKAT UPI 2019
KEBIJAKAN UMUM PENYUSUNAN RKAT UPI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Direktorat Kelautan dan Perikanan
PENYUSUNAN EVALUASI DIRI, RENSTRA, DAN RENOP
Kebijakan Umum RKAT UPI 2019
PROGRAM KERJA PENGAWASAN BPKP DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Sumitro Direktur PLP Bidang Kesejahteraan Rakyat, Deputi Polhukam dan.
PROGRAM PENSIUN MENJELANG
Departemen Keperawatan Anak dan Maternitas
Dr.rer.nat Senam Wakil Rektor IV
Departemen Gizi Kesehatan FK UGM
Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
EVALUASI KINERJA PENELITIAN
Perkembangan Perubahan Regulasi Riset
Akreditasi Institusi.
TEMA DAN PROGRAM PRIORITAS
Pembentukan Sentra HKI Kota Prabumulih Rapat Pembahasan Rencana Kerja Kegiatan Tim Sentra HKI Kota Prabumulih Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan.
Transcript presentasi:

KONSEP INDEKS DAYA SAING DI DAERAH KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA KONSEP INDEKS DAYA SAING DI DAERAH Disampaikan pada Workshop Sistem Inovasi Daerah dengan Tema “Mendorong Daya Saing Melalui Peningkatan Inovasi Teknologi” Dr. Ir. Ophirtus Sumule, DEA Direktur Sistem Inovasi Jakarta, 23 November 2016

TUGAS, FUNGSI DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TUSI KEMENRISTEKDIKTI (Kepmen No. 333/M/KPT/2016 tentang Indikator Kinerja Utama 2015-2019 antara lain : a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran, lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendidikan tinggi, dan keterjangkauan layanan pendidikan tinggi; b) perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian, sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan riset dan teknologi; c) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya, penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi; LEMBAGA YANG BERKUALITAS (1) PT masuk top 500 dunia, (2) PT terakreditasi A, (3) Jumlah STP mature, (4) Jumlah PUI INOVASI Jumlah produk inovasi SUMBERDAYA BERKUALITAS (1) Dosen berkualitas S3, (2) SDM litbang kualifikasi S3, (3) Jumlah SDM yang meningkat komptensinya, (4) Jumlah revitalisasi sarprasPTN dan litbang. TENAGA KERJA TERAMPIL (1) APK PT ; (2) Wirausaha, (3) Komptensi Lulusan, (4) Akreditasi Prodi, (5) Lulusan Bekerja, (6) PT SNDIKTI, (7) Mahasiswa Berprestasi, (8) LPTK yang bermutu. PENELITIAN DAN PENEMBANGAN (1) Jumlah publikasi internasional, (2) Jumlah HKI, (3) Jumlah prototype RnD, (4) Jumlah prototype industri. DAYA SAING Produktivitas Nilai Tambah Ekonomi, Sosial & Budaya Indikator Kinerja utama program kemenristekdikti: Indeks Inovasi Indeks Perguruan Tinggi Indeks Reformasi Birokrasi

MENGAPA INDEKS DAYA SAING ? (STATE OF THE ART) Inovasi merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan daya saing. Ketertinggalan dalam hal inovasi atau faktor terkaitnya lainnya bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat menjadi tertinggal. Pentingnya indeks Daya Saing di daerah sebagai alat (tools) untuk menilai keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian/lembaga; Indeks daya saing di daerah (komposit) merupakan cerminan tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah; Daya saing diartikan sebagai kemampuan kabupaten/kota untuk mengembangkan kemampuan ekonomi-sosial wilayahnya guna meningkatkan kesejahteraannya. Berbagai indikator menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam persaingan global, yang terlihat Global Competitiveness Index, ICT Development Index, E-Readiness, Network Readiness Index, dan Human Development Index yang merupakan indikator yang sering digunakan untuk mengukur sejauh mana posisi sebuah negara dalam lingkungan dan persaingan global. Fenomena tersebut menjadi tantangan besar bagi Indonesia di masa yang akan datang, terutama dikaitkan dengan strategi, baik di tingkat nasional mapupun di tingkat daerah kabupaten/Kota, untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan rakyatnya. Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah diharapkan menjadi kebijakan nasional yang mendorong sinergi program antarsektor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kepemipinan daerah yang inovatif;

BENCHMARKING BERBAGAI MODEL INDEKS Global Competitiveness Index (GCI) Global Innovation Index (GII) Peraturan Bersama antara Menristek dengan Mendagri tentang SIDa Indeks Inovasi LAN, Indeks Government Award Kemendagri Dan lain-lain Untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan (agenda nawacita), penguatan inovasi adalah solusi yang dapat ditempuh.

FRAMEWORK GCI http://www3.weforum.org/docs/gcr/2015-2016/Global_Competitiveness_Report_2015-2016.pdf

GLOBAL INNOVATION INDEX (GII)

PERATURAN BERSAMA TENTANG SIDa

Indeks Inovasi LAN

PILAR IGA KEMENDAGRI

INDEKS DAYA SAING GCI VS DSD Topik Daya Saing Global (WEF) Daya Saing Daerah (Kemenristekdikti) Kelompok Pilar Tiga kelompok Pilar: 1. kelompok persyaratan dasar, 2. kelompok pendukung efisiensi, dan 3. kelompok inovasi dan kecanggihan bisnis Tiga kelompok Pilar: 1. kelompok persyaratan dasar, (factor -driven) 2. kelompok pendukung efisiensi (Effciency-driven) 3. kelompok inovasi dan kecanggihan bisnis (Innovation Driven) Sumber data Data-data untuk mengukur peringkat daya-saing besar berasal dari survei opini kalangan pebisnis di setiap negara, hanya sepertiganya yang berdasar pada angka-angka statistik, yang umumnya diolah dari World Economic Outlook (WEO) dari IMF. Data WEO tentunya berasal dari lembaga statistik setiap negara. BPS, laporan tahunan K/L terkait, survey kuesioner, expert judgment dari FGD/ wawancara, Nama Pilar Kelembagaan Infrastruktur Makroekonomi Kesehatan dan Pendidikan Dasar Pendidikan Lanjutan dan Pelatihan Efisiensi Pemasaran Produk Efisiensi Pasar Tenaga Kerja Pengembangan Pasar Finansial Tingkat Kesiapan Teknologi Ukuran Pasar Kecanggihan Bisnis Inovasi 1 Kelembagaan 2 Infrastruktur 3 Ekonomi dan Regulasi 4 Kesehatan 5 SDM, Pendidikan dan Pelatihan 6 Efisiensi Pemasaran Produk 7 Ketenagakerjaan 8 Akses Finansial 9 Tingkat Kesiapan Teknologi 10 Ukuran Pasar 11 Kecanggihan Bisnis 12 Inovasi

PILAR INOVASI & KECANGGIHAN BISNIS PILAR PENOPANG EFISIENSI INDEKS DAYA SAING DAERAH PILAR KEBUTUHAN DASAR 1. Kelembagaan 2. Infrastruktur 3. Ekonomi dan Regulasi 4. Kesehatan PILAR INOVASI & KECANGGIHAN BISNIS 1. Kecanggihan Bisnis 2. Inovasi PILAR PENOPANG EFISIENSI 1. SDM, Pendidikan dan Pelatihan 2. Efisiensi Pemasaran Produk 3. Ketenagakerjaan 4. Akses Finansial 5. Tingkat Kesiapan Teknologi 6. Ukuran Pasar

TUJUAN, SASARAN DAN KELUARAN 1. Mengidentifikasi dan Menyusun Model Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 2. Menyusun Panduan Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 3. Menyusun Regulasi (Nu/Rperpres) Tentang Indeks Daya Saing Daerah 4. Menyusun Database dan Program Aplikasi Indeks Daya Saing Daerah SASARAN 1. Tersusunnya Model Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 2. Tersusunnya Panduan Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 3. Tersusunnya Regulasi (NU/RPerpres) Tentang Indeks Daya Saing Daerah 4. Tersusunnya Database dan Program Aplikasi Indeks Daya Saing Daerah KELUARAN 1. Model Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 2. Panduan Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah 3. Regulasi (NU/RPerpres) Tentang Indeks Daya Saing Daerah 4. Database dan Program Aplikasi Indeks Daya Saing Daerah .

METODE Metode yang digunakan dalam penyusunan model pengukuran indeks daya saing di daerah adalah studi literature (desk study) dan telaah terhadap model-model pengukuran indeks inovasi (pilar, indikator dan atributnya). Menyusun kuesioner on-line untuk pengisian data yang diperlukan, dan melakukan uji verifikasi di beberapa daerah terpilih. Kajian ini terdiri dari empat komponen kegiatan yakni Penentuan Pilar dan Indikator indeks daya saing daerah Perhitungan Indeks daya saing daerah Penyusunan Kuesioner Penyusunan Regulasi (Naskah Urgensi; RPerpres; Panduan) dan Database

TEKNIK PENYUSUNAN INDEKS Penyusunan Indeks ditujukan untuk dapat memberikan perbandingan suatu “indikator”, baik antar waktu maupun antar entitas. Contoh: Indeks Harga Konsumen  membandingkan tingkat perubahan harga waktu  digunakan untuk mengukur inflasi Indeks Pembangunan Manusia  membandingkan tingkat pembangunan manusia antar wilayah, sekaligus perkembangan tingkat pembangunan manusia sepanjang waktu pada suatu wilayah Dengan demikian, salah satu manfaat penyusunan indeks adalah untuk mengevaluasi proses pembangunan yang sudah dan sedang berjalan bahkan dapat digunakan untuk memprediksi kemajuan pembangunan pada tahun-tahun berikutnya. Referensi dari benchmark dengan penyesuaian tertentu dapat membantu perumusan indikator-indikator untuk mengukur setiap komponen utama.

TAHAPAN PENYUSUNAN INDEKS Menentukan komponen-komponen (atau pilar-pilar) utama pembentuk Indeks. Menentukan indikator-indikator pembentuk setiap komponen (pilar) utama. Menentukan atribut-atribut pembentuk setiap komponen (pilar) indikator. Karena umumnya indeks diukur dengan menggunakan skala numerik, maka pengukuran setiap komponen utama beserta indikator-indikator pembentuknya juga umumnya diukur dengan menggunakan skala numerik Jika atribut setiap indikator telah dirumuskan dan atribut pengukurannya telah tersedia, tahap selanjutnya adalah: Bagaimana melakukan agregasi dari seluruh atribut menjadi suatu indikator pembentuk komponen utama? Bagaimana melakukan agregasi dari seluruh indikator menjadi suatu komponen utama? Bagaimana melakukan agregasi dari seluruh komponen utama menjadi Indeks komposit?

KERANGKA PENYUSUNAN INDEKS DAYA SAING DAERAH PILAR 12 Sumber Data Teknik Pengambilan Data -Survey Langsung - Web

INDIKATOR MASING-MASING PILAR HASIL KONSOLIDASI BERBAGAI BENCMARK YANG DIGUNAKAN (12 PILAR, 51 INDIKATOR DAN 768 ATRIBUT) Pilar Indikator Jumlah Atribut Kelembagaan   Kualitas 67 Kinerja 15 Efisiensi 7 Dukungan Anggaran 18 Penataan 25 Infrastruktur Ketersediaan 64 103 Akses 6 Investasi Bisnis dan Ekonomi Tingkat Pendapatan Daerah 4 Kemudahan Proses Layanan Dana Lainnya Inflasi 2 Kesehatan Jumlah Kasus Epidemi 3 Pengaruh Kasus Epidemi Penyebaran Kasus Tingkat Kematian Bayi 1 Tingkat Harapan Hidup Indeks Kesehatan

SDM, Pendidikan dan Pelatihan Efisiensi Pemasaran Produk INDIKATOR MASING-MASING PILAR HASIL KONSOLIDASI BERBAGAI BENCMARK YANG DIGUNAKAN (12 PILAR, 51 INDIKATOR DAN 768 ATRIBUT) LANJUTAN 1 Pilar Indikator Jumlah Atribut SDM, Pendidikan dan Pelatihan   Jumlah Partisipasi Pendidikan 73 Kualitas dan Kelengkapan sarana pendidikan 18 Jumlah Peneliti 6 Pengembangan dan Pelatihan 19 Jumlah Pengeluaran 7 Rata-rata nilai 9 Efisiensi Pemasaran Produk Aksessibilitas 13 Tarif % Pajak 3 Daya Beli 2 Ketenagakerjaan Jumlah Tenaga Kerja Tingkat Upah Manajemen 4 Akses Finansial Ketersediaan Layanan dan Perlindungan 12 Kemudahan Akses Pinjaman Total nilai

Tingkat Kesiapan Teknologi INDIKATOR MASING-MASING PILAR HASIL KONSOLIDASI BERBAGAI BENCMARK YANG DIGUNAKAN (12 PILAR, 51 INDIKATOR DAN 768 ATRIBUT) LANJUTAN 2 Pilar Indikator Jumlah Atribut Tingkat Kesiapan Teknologi Jumlah Ketersediaan Teknologi 92 Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi 20 Penyerapan Teknologi 3 Kapasitas dalam kreativitas 5 Ukuran Pasar Kondisi Pasar Domestik 16 Kondisi Pasar Asing 2 Pertumbuhan Pasar Kecanggihan Bisnis Kuantitas Pemasok 1 Jumlah Investasi 15 Kecanggihan proses dan produk 12 Kemudahan Aksess 6 Dukungan berbagai stakeholder Inovasi Kapasitas Inovasi baik dari hak paten maupun jumlah R&D 9 Kualitas Inovasi Besarnya Pengeluaran terkait R&D Kolaborasi University-industri di R & D pengadaan produk teknologi canggih

I.1 ≤ I.2 ≤ I.3 TAHAPAN PERHITUNGAN DAN KLASIFIKASI INDEKS DAYA SAING Expert Adjustmen Bobot Key For Bobot Pilar Klasifikasi Kabupaten/Kota Input Data Sekunder Kuesioner Online Kelembagaan Infrastruktur Bisnis dan Ekonomi Kesehatan Indeks-1 (I.1) Faktor-Driven I.1 ≤ I.2 ≤ I.3 SDM, Pendidikan dan Pelatihan Efisiensi Pemasaran Produk Ketenagakerjaan Akses Finansial Ukuran Pasar Bank Data (Database) Efficiency-driven Indeks-2 (I.2) F-D Kab 1 Kab 2 ..... Kab -n E-D Kab 1 Kab 2 ..... Kab -n I-D Kab 1 Kab 2 ..... Kab -n Tingkat Kesiapan Teknologi Kecanggihan Bisnis Inovasi Innovation-driven Indeks-3 (I.3) Indeks Total

HASIL UJICOBA PERHITUNGAN INDEKS DAYA SAING Key For Pilar Bobot Skor Kabupaten/Kota KAB.A KAB.B Factor-Driven Kelembagaan 0.25 0.8167 0.8955 Infrastruktur 0.7240 0.9631 Bisnis dan Ekonomi 0.7714 0.9143 Kesehatan 0.7667 0.9167 Bobot Key 0.20   Indeks Group 76.97% 92.24% Efficiency-driven SDM, Pendidikan dan Pelatihan 0.3727 0.9591 Efisiensi Pemasaran Produk 0.4000 0.9667 Ketenagakerjaan 0.9647 Akses Finansial 0.3852 0.9630 Ukuran Pasar 0.9391 0.30 39.2% 95.9% Innovation-driven Tingkat Kesiapan Teknologi 0.33 0.4400 0.9567 Kecanggihan Bisnis 0.3676 0.9568 Inovasi 0.3182 0.9545 0.50 37.5% 95.6% Total Bobot 1.00 Indeks Total 45.90% 95.00% Group

PILIHAN REGULASI (Mengapa Harus Perpres?) dan IMPLIKASI Perlunya penyatuan semua indikator dan atribut dalam sebuah database memungkinkan efisiensi dalam pengumpulan informasi. Kesepahaman tersebut berimplikasi pada penataan ulang tentang Kuisioner dalam setiap Indeks yang dipahami oleh semua stakeholder Perlu penetapan dan pembobotan dari setiap atribut Penataan dan penetapan dalam pembobotan atribut harus memungkinkan proses pengambilan data dari database untuk di analisis oleh masing masing stakeholder sesuai kebutuhannya berlangsung secara mudah Perlu regulasi yang mengatur kesepahaman dari para penanggungjawab Indeks Perlu regulasi mengenai panduan dan mekanisme pengisian atribut dan penanggungjawab data base Regulasi tersebut diatur dalam sebuah ketetapan yang mengikat berbagai pihak (kementerian dan lembaga), misalnya dalam bentuk Perpres. MENGAPA HARUS PERPRES ? Terdapat 9 Pilar Daya Saing yang bersesuaian dengan Indikator Kinerja Utama yang tersebar di berbagai unit kerja utama/eseleon 1 Kemenristekdikti; Karakteristik Indeks Daya Saing Daerah yang mengadopsi konsep 12 Pilar GCI-WEF dan diperkaya oleh indikator-indikator indeks yang dimiliki berbagai kementerian/lembaga sehingga memuat indikator yang lebih holistik; Indeks Daya Saing Daerah merupakan fungsi agregat (consolidated) yang menjadi dasar penyusunan indeks daya saing nasional (Indonesia).

MODEL SINERGI INDEKS DAYA SAING DAERAH DAN INDEKS LAINNYA Beberapa Indeks: Indeks Pembangunan Manusia Indeks Kinerja Logistik Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Kemudahan Bisnis Indeks Persepsi Korupsi Indeks Demokrasi Indonesia Indeks Pembangunan Gender Indeks Pembangunan Desa Innovative Government Award (IGA) Global Innovation Index Competitiveness Global Index Indeks LAN Dan Lain Lain BANK DATA Pilar, Indikator, dan Atribut Dst 3 7 8 5 9 6 1 2 4 10 HARMONISASI DAN SINKRONISASI Dst 10 3 4 7 8 5 9 6 1 2 INDEKS DAYA SAING DI DAERAH : INDEKS 1, 2, 3, 4, …, Dst. (Pilar, Indikator, dan Atribut)