B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

Pilar Komunitas Ekonomi ASEAN
Peran RZWP3K dalam Perencanaan Pembangunan Bidang Kelautan
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
PENGUATAN DAYA SAING DENGAN KLASTER INDUSTRI UNTUK MEMASUKI EKONOMI MODERN Kristiana ( )
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
FGD #5 22 Oktober 2014 Bappeda Jabar
KEBIJAKAN STRATEGI PERKOTAAN NASIONAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
KEWIRAUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PENGUSAHA USAHA KECIL
KOPERASI DI ERA GLOBAL.
Hubungan internasional Tema : Organisasi internasional
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
Konsep Pengembangan Wilayah
& Globalisasi Pendidikan Pancasila.
EKONOMI KREATIF DI BIDANG PARIWISATA TERHADAP MEA
Disampaikan pada Kuliah Umum di Universitas Muria Kudus, 16 Mei 2016
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
EKONOMI KREATIF BERBASIS BUDAYA LOKAL: SOLUSI DALAM ERA MEA
Inti dan Hakikat Kewirausahaan
BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA ALAM SETDA DIY
Deputi Bidang Pengembangan Regional
MEMBANGUN UMKM yang UNGGUL dengan ‘e-Commerce”
PELUANG BISNIS BERBASIS POTENSI LOKAL JAWA BARAT UNTUK PASAR GLOBAL
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Peran Dewan Komisaris Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean 2015
Seminar Nasional MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MELALUI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER   H.M. Tauchid Noor Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang.
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
PERANCANGAN SISTEM KERJA SDM DALAM ORGANISASI
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
STRATEGI PENUMBUHAN DAYA SAING DAERAH JAWA BARAT
untuk Memperkuat Daya Saing SDM di Pasar Global
STRATEGI PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT
Forum SKPD Sekretariat Parampara Praja
Kota yang berkelanjutan
PERKEBUNAN DAN MASALAHNYA
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DIY
PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Industrialisasi Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
GLOBALISASI dan DAMPAKNYA
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
MELALUI KERIS JATENG MEMACU KEMUDAHAN BERUSAHA
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL : KEUNGGULAN KOMPETITIF
MEWUJUDKAN PRODUK OLAHAN PERIKANAN YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
PENGEMBANGAN INDUSTRI & STRATEGI INDUSTRIALISASI
ANALISIS EKONOMI POLITIK TERHADAP MEA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
AKUNTABILITAS KINERJA
(sudut pandang kewirausahaan) Indonesian Entepreneur Society (IES)
Mempercepat Transformasi Industri Manufaktur Untuk Mewujudkan Industrialisasi Indonesia Yang Berdaya Saing Global Presented by :
Oleh : Setiawan Wakil Ketua DPD KNPI Kota Palangka Raya
MSDM Indonesia dalam MEA
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS
KESIAPAN UMKM BABEL MENJALANKAN MEA
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK UKM BERBASIS AGRIBINSIS
PEMBANGUNAN PERIKANAN
Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
KEWIRAUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PENGUSAHA USAHA KECIL
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
DONGKRAK KARIR LULUSAN PERSPEKTIF SERTIFIKASI
PERAN AGRIBISNIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
Transcript presentasi:

B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi Pengantar Diskusi tentang Perumusan Rencana Pembangunan dan Peningkatan Ekonomi Metropolitan Cirebon B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi

Perspektif Pembangunan Ekonomi (Perda Provinsi Jawa Barat 12/2014) Wilayah metropolitan merupakan wilayah cepat tumbuh penuh persaingan yang mempunyai peran penting dalam membangun ekonomi, mensejahterakan masyarakat, modernisasi, dan keberlanjutan pembangunan sehingga perlu dikelola dengan baik dan dikembangkan sebagai penggerak percepatan pembangunan di seluruh wilayah di Jawa Barat. Interpretasi: Daya saing ekonomi dan aktivitas ekonomi unggulan Peluang keekonomian yang dapat mensejahterakan masyarakat serta kebutuhan akselerasi pembangunan ekonomi. Modernisasi untuk pembangunan ekonomi dalam konteks pembangunan berkelanjutan Tata kelola pembangunan ekonomi yang dapat menimbulkan sinergi regional.

Perspektif Pembangunan Ekonomi (Perda Provinsi Jawa Barat 12/2014) Tujuan pengelolaan pembangunan dan pembangunan metropolitan dan pusat pertumbuhan di Jawa Barat ini tidak terlepas dari tiga tujuan berikut ini yang tidak terlepas dari pertimbangan pembangunan keekonomian wilayah: Mewujudkan keterpaduan dalam pengelolaan pembangunan dan pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Daerah. Menghela pembangunan ekonomi, kesejahteraan, modernitas, dan keberlanjutan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat. Meningkatkan daya saing Daerah dalam menghadapi dinamika perubahan regional dan global yang berlangsung secara cepat. Interpretasi: Daya saing ekonomi dan aktivitas ekonomi unggulan Peluang keekonomian yang dapat mensejahterakan masyarakat serta kebutuhan akselerasi pembangunan ekonomi. Modernisasi untuk pembangunan ekonomi dalam konteks pembangunan berkelanjutan Tata kelola pembangunan ekonomi yang dapat menimbulkan sinergi regional.

Perspektif Pembangunan Ekonomi (Perda Provinsi Jawa Barat 12/2014) Secara lebih spesifik disebutkan bahwa Rencana Pembangunan dan Peningkatan di bidang ekonomi meliputi: Kawasan destinasi wisata dunia. Kawasan industri strategis, dan Kawasan strategis ekonomi lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota yang diatur melalui Peraturan Gubernur. Interpretasi: Daya saing ekonomi dan aktivitas ekonomi unggulan berbasis wisata dunia serta industry strategis. Mendorong terciptanya peluang ekonomi lainnya guna meningkatkan daya saing regional (termasuk menyikapi/merespons pembangunan ekonomi berbasis maritime yang menjadi wacana pembanguna nasional lima tahun ke depan)

Perspektif Pembangunan Ekonomi (Perda Provinsi Jawa Barat 12/2014) Investasi yang dilakukan di kawasan metropolitan dan pusat pertumbuhan didorong secara optimal agar daerah dan/atau Kabupaten/Kota mendapat penerimaan pendapatan yang bersumber dari kinerja pembangunan. Interpretasi: Menciptakan peluang investasi melalui koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat yang dapat memberikan nilai tambah dan iklim investasi regional yang kompetitif. Mengidentifikasi kerjasama saling menguntungkan antar pemerintah, swasta, dan masyarakat (konsep triple helix, Ecowitz) dalam pembangunan ekonomi regional.

Reposisi Pembangunan Ekonomi dalam konteks Pembangunan Berkelanjutan (Fisk, Peter (2010). People, Planet, Profit. How to Embrace Sustainability for Innovation and Business Growth, Kogan Page, London, UK) Interpretasi Dekade kebangkitan ekonomi: pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak luas kepada masyarakat Dekade penataan regulasi: pertumbuhan ekonomi berdaya saing global melalui peningkatan SDM Dekade kontribusi ekonomi: dukungan investasi global dengan dukungan teknologi digital Dekade transformasi ekonomi: terciptanya jejaring global dan pasar yang berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi semua

Reposisi Pembangunan Ekonomi dalam konteks Pembangunan Berkelanjutan (Kourtit, Karima; Nijkamp, Peter; Stough, Roger R. (2011). Drivers of Innovation, Entrepreneurship and Regional Dynamics, Springer, London) Interpretasi Apakah akan langsung pembangunan ekonomi mengarah kepada keuntungan kolaboratif sesuai dengan kecenderungan global? Ataukah mereposisi dari keuntungan komparatif terlebih dahulu kemudian kompetitifnya? Apa konsekuensi dan dampaknya (factor-factor yang harus dipersiapkan/ diperhatikan/diantisipasi: GCI?)

Mengupayakan Sinergi antar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Ekonomi Metropolitan (Fisk, Peter (2010). People, Planet, Profit. How to Embrace Sustainability for Innovation and Business Growth, Kogan Page, London, UK) Interpretasi: Menciptakan peluang bisnis yang berkelanjutan Menciptakan konsep pembangunan kota yang livable (salah satu scenario nasional pembangunan kota) dengan mempertimbangkan keterbatasan lingkungan (pembangunan bernuansa hijau, juga merupakan scenario nasional pembangunan kota). Menciptakan hubungan serta jejaring harmonis antar pembangku kepentingan.

Mengembangkan Skenario Pembangunan Ekonomi Metropolitan (Fisk, Peter (2010). People, Planet, Profit. How to Embrace Sustainability for Innovation and Business Growth, Kogan Page, London, UK) Interpretasi: Merumuskan tema Cirebon sebagai metropolitan budaya dan sejarah ke dalam 4 kuadran pembangunan ekonomi Merumuskan kadar tema metropolitan Cirebon ke dalam masing-masing kuadran: tema pusat seni dan budaya; keratin, industry batik dan rotan; industry makanan dan minuman; industry agro dan bahari. Merumuskan kadar dan karakteristik tata kelola pemerintahan sera pola kerjasama serta jejaring berkelanjutan yang saling menguntungkan antar pemangku kepentingan.

Menciptakan Branding Metro Cirebon (Fisk, Peter (2010) Menciptakan Branding Metro Cirebon (Fisk, Peter (2010). People, Planet, Profit. How to Embrace Sustainability for Innovation and Business Growth, Kogan Page, London, UK) Interpretasi: Apa jargon metro Cirebon (apakah dikembangkan dari Cirebon kota udang, sebagai symbol ekonomi bahari) Penambahan branding dengan adanya airport dan seaport, serta budaya Cirebon. Adakah inovasi lainnya? Ekonomi maritime, regional connectivity (MP3EI), dan sebagainya.

Pertumbuhan Metropolitan yang Berkelanjutan Fisk, Peter (2010) Pertumbuhan Metropolitan yang Berkelanjutan Fisk, Peter (2010). People, Planet, Profit. How to Embrace Sustainability for Innovation and Business Growth, Kogan Page, London, UK Interpretasi Dimanakah sesungguhnya potensi pasar potensial dari produk saat ini? Apakah inovasi serta jejaring yang dapat dikembangkan/diciptakan? Bagaimanakah merumuskan quick win dan quick yielding strategies?

Menuju ke Arah Pembangunan Ekonomi yang Inovatif (Kourtit, Karima; Nijkamp, Peter; Stough, Roger R. (2011). Drivers of Innovation, Entrepreneurship and Regional Dynamics, Springer, London) Interpretasi Apa sajakah modal produksi yang ada (productive capital)? Seperti pertimbangan keunggulan tenaga kerja dan keuntungan lokasi Apa sajakah modal sumberdaya saat ini (human capital)? Seperti tingkat pendidikan, keahlian, dan keterampilan masyarakat Apa sajakah modal sosial saat ini (social capital)? Seperti pola, tingkat, dan karakteristik interaksi antar para pemangku kepentingan yang dapat meningkatkan jejaring bisnis dibalut dengan kearifan budaya lokal Apa sajakah modal kreatif saat ini (creative capital)? Seperti kemauan untuk menciptakan peluang keekonomian baru dalam era globalisasi dan keterbukaan informasi Apa sajakah modal ekologis saat ini (ecological capital)? Seperti meningkatkan pola kehidupan masyarakat dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan, konservasi air dan ruang terbuka perkotaan merupakan komponennya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KESIAPAN BIDANG PERIKANAN TANGKAP MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Jakarta, 7 Oktober 2014 Oleh: Direktur Jenderal Perikanan Tangkap

4 PILAR MEA ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional.  Aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi.  Regulasi kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi merata.  Pengembangan UMKM dan prakarsa untuk pengembangan negara Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi penuh dengan perekonomian global.  Pendekatan koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. 14

SEKTOR PRIORITAS MEA 2015 Pertanian Otomotif E-ASEAN Elektronik PERIKANAN Layanan Kesehatan Karet Tekstil Kayu Perhubungan udara Pariwisata 15

LOKUS STRATEGI NASIONAL MENGHADAPI MEA 2015 AREA PENGEMBANGAN FOKUS TERKAIT KELAUTAN DAN PERIKANAN Pengembangan Industri Nasional Pengembangan Pertanian Pengembangan Kelautan dan Perikanan Pengembangan Energi Pengembangan Infrastruktur Pengembangan Sistem Logistik Nasional Pengembangan Perbankan Pengembangan Investasi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengembangan Tenaga Kerja Pengembangan Perdagangan Pengembangan Kepariwisataan Pengembangan Kewirausahaan Penguatan Kelembagaan dan Posisi Kelautan dan Perikanan; Peningkatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan; Penguatan Pasar Dalam Negeri; Penguatan dan Peningkatan Pasar Ekspor; BIDANG PERIKANAN TANGKAP Mendukung: Peningkatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan 16

TANTANGAN PENERAPAN MEA DI BIDANG PERIKANAN Peningkatan persaingan (barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja) di bidang perikanan Keterbatasan infrastruktur dan konektivitasnya Tekanan terhadap pemanfaatan SDI Tuntutan pengelolaan SDI berkelanjutan Pengamanan pasar dalam negeri (pasar produk & tenaga kerja) Keterbatasan tenaga kerja terampil perikanan Berbagai regulasi yang perlu diharmonisasi Peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha perikanan Standar keamanan dan jaminan mutu produk perikanan Integrasi penanganan IUU fishing di ASEAN Market intellegence yang perlu ditingkatkan Suku bunga perbankan yang masih tinggi 17

PELUANG DI BIDANG PERIKANAN Terbukanya pasar untuk produk-produk perikanan (+ 600 juta penduduk ASEAN) Terbukanya peluang tenaga kerja antar negara ASEAN Hilangnya hambatan tarif  pasar lebih kompetitif Keunggulan di bidang perikanan (potensi, luas perairan, komoditas unggulan, dll) Membaiknya iklim investasi  peningkatan investasi di bidang perikanan Terbukanya peluang kerja sama teknologi di bidang perikanan 18

PENDUDUK ASEAN Total = + 600 juta Brunei 247 juta 5,2 juta Philippines Thailand Laos Malaysia Indonesia Singapore 49 juta 14 juta 89 juta Myanmar Vietnam Cambodia Total = + 600 juta 19

PERBANDINGAN PRODUKSI PERIKANAN NEGARA-NEGARA ASEAN 20

NEGARA TUJUAN DAN NILAI EKSPOR PERIKANAN INDONESIA Nilai Ekspor (2012): USD 3.853.658 Ekspor ke Asia (53%) : 48% ke Jepang 16% ke Cina 26% ke ASEAN 21