Patient Safety dan Perilaku pemberi layanan untuk mencapai pelayanan yang paripurna Dr. Anas Makhfud, Sp.An
Adakah sudah fokus patient safety? Identifikasi pasien tidak sesuai standar Malas melakukan komunikasi efektif Bekerja tidak sesuai standar Lalai dalam cuci tangan Abaikam budaya “perfect” dalam prinsip steril Kurang fokus dalam program IKP khususnya upaya pencegahan insiden, recording dan reporting Memandang aman pelayanan sedasi moderat/dalam. Tidak konsisten dalam gerakan code blue. Pelayanan seragam ICU yang tidak intens dan belum terbangun Early Warning System Tidak solid baik dengan semua PPA maupun dengan manajemen
Bekerja tidak sesuai standar UU 29 Th Tentang Praktik Kedokteran. Pasal 44 ayat 1: “Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.” Hak pasien, a.l.: – Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai denga n standar profesikedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi. – Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi k eperawatan Solusi: – Setiap RS ada karyawan purna waktu yang menangani legal hospital dan mengawal regulasi. – Program review kepatuhan staf atas standar yang telah ditetapkan.
Lalai dalam cuci tangan Bahaya peyebaran kuman oleh tangan nakespeyebaran WHO resmi menerbitkan “Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” pada 2 Mei Beberapa contoh yang ditekankan oleh WHO dalam tindakan riil ini adalah: – Meningkatkan kebersihan tangan di tempat kerja. – Pengurangan risiko salah Nama Obat Rupa atau Ucapan Mirip (NORUM); kesalahan pemberian obat yang banyak terjadi di dunia. ….SKP 3 – Mengurangi kesalahan identifikasi pasien (misal nama yang sama)…SKP 1 – menghindari kesalahan pemberian obat atau pelaksanaan prosedur. – Memperbaiki kesenjangan komunikasi antar unit pelayanan, khususnya saat serah terima pasien….SKP 2 – Mencegah terjadinya prosedur (pembedahan) yang keliru pada sisi tubuh….SKP 4 – Akurasi pemberian obat pada saat transisi atau pengalihan pasien. – Mencegah salah penggunaan cairan elektrolit pekat yang spesifik+Menghindari salah sambung slang, kateter, atau spuit (syringe). – Penggunaan alat injeksi sekali pakai untuk menghindari risiko terjadinya penyebaran penyakit berbahaya….SKP 5
Abaikan budaya “perfect” dalam prinsip steril Proses injeksikan obat: banyak prinsip steril diabaikan Anggapan “doek pembungkus instrumen steril” bisa menjadi pelindung kuman. Tidak disiplin dalam penulisan waktu instrumentasi dan memonitonya. Menggunakan syringe lebih dari sekali, menggunakan obat sisa untuk pasien lain. Manajemen pemakaian darah tranfusi yang tidak patuhi prinsip steril.
Malas melakukan komunikasi efektif
Tidak solid baik dengan semua PPA maupun dengan manajemen
Resume 1. Program Keselamatan rumah sakit dan keselamatan pasien merupakan suatu kebutuhan dan keharusan untuk melindungi pasien dan karyawan. 2. Keterlibatan /pemberdayaan pasien dalam proses asuhan pelayanan kesehatan harus menjadi prioritas utama. 3. Keterlibatan seluruh unsur yang ada dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan, termasuk pihak manajemen, unit terkait serta mengoptimalkan peran champion 4. Sosialisasi Program keselamatan rumah sakit dan keselamatan pasien harus dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga pelaksanaan program tetap konsisten dan berkesinambungan.